PENDAHULUAN
Radiasi pengion elektromagnetik digunakan untuk
RADIASI PENGION
Adalah pemancaran energi yang cukup besar dalam
bentuk
gelombang
atau
partikel
yang
dapat
menimbulkan ionisasi di sepanjang lintasannya.
Radiasi pengion meliputi sinar kosmis, sinar x, radiasi
yang yang dipancarkan oleh bahan radioaktif (alpha,
beta, neutron, dan sebagainya) serta sebagian dari
radiasi ultraviolet (panjang gelombangnya kurang dari
100 nm).
Dalam kedokteran meliputi sinar x dan elektron yang
dihasilkan oleh alat elektrik dan sinar alpha, beta,
gamma, dan neutron yang dipancarkan oleh zat
radioaktif.
Ada empat tipe radiasi pengion yang dapat berinteraksi
dengan sistem biologi, yaitu gamma, neutron, beta, dan
alpha.
design by wulnmaniez
PENYINARAN LUAR
Adalah penyinaran yang berasal dari sumber
design by wulnmaniez
PENYINARAN DALAM
Adalah penyinaran yang berasal dari sumber
design by wulnmaniez
MENPENGARUHI
EFEK BIOLOGI PENYINARAN
DALAM
A. Dosis serap, yang ditentukan oleh:
1. Aktivitas sumber radiasi
2. Jenis dan tenaga radiasi
3. Jarak dari sumber radiasi
4. Lama penyinaran
5. Media pelemah (attenuating media)
design by wulnmaniez
design by wulnmaniez
Melakukan
analisis
ekskreta
tubuh,
darah, urine, faeces,
lainnya.
design by wulnmaniez
terhadap
zat-zat
misalnya sample
atau cairan tubuh
INTERAKSI RADIASI
DENGAN BAHAN BIOLOGI
1. Tahap Fisik
Absorbsi radiasi pengion dengan hasil berupa eksitasi
dan
ionisasi pada molekul atau atom penyusun
bahan biologi.
2. Tahap Fisikokimia
Reaksi-reaksi yang dialami oleh atom atau molekul
yang
tereksitasi
atau
terionisasi
sampai
terbentuk
radikal bebas
yang tidak stabil.
Radiasi pengion akan menyebabkan molekul air
terpecah menjadi ion H+
dan OH-. Absorbsi energi
radiasi oleh air akan menghasilkan radikal bebas
yang sangat reaktif dan
toksis melalui radiolisis
air.
design by wulnmaniez
design by wulnmaniez
B. Radiosensitivitas
Bergonie dan Tribondeeu mendapatkan bahwa
radioaktivitas berbanding terbalik dengan
derajat diferensiasi dan berbanding lurus
dengan kapasitas reproduksi. Termasuk ke
golongan ini adalah sel-sel darah putih, sel-sel
pembentuk darah dalam sumsum tulang
merah, sel-sel epitel kulit dan selaput lendir,
serta sel-sel pembentuk sperma dan telur. Selsel yang mempunyai diferensiasi rendahpun
demikian halnya, misalnya sel-sel tubuh janin
dan sel-sel kanker tertentu.
design by wulnmaniez
design by wulnmaniez
radiasi
C.
Faktor
Yang
Mempengaruhi
Radiosensitivitas
Selain air terdapat faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi radiosensitivitas, seperti pengaruh
kadar oksigen menyebabkan organisme menjadi
kurang sensitif terhadap radiasi.
Senyawa yang mengandung ikatan S-H dapat
memberikan proteksi terhadap radiasi, misalnya
cystein.
Ambang tenaga untuk merubah ikatan S-H pada
cystein menjadi ikatan S-S pada cystein lebih
rendah daripada ambang tenaga untuk radiolisis
air.
design by wulnmaniez
design by wulnmaniez
design by wulnmaniez
2. Saluran Pencernaan
Memberikan gejala mual, muntah, gangguan
pencernaan dan penyerapan makanan serta diare.
Kematian dapat timbul karena dehidrasi akibat
muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang
dapat timbul adalah kanker pada epitel saluran
pencernaan.
3. Organ Reproduksi
Efek somatik non stokastik pada organ reproduksi
adalah sterilitas, sedangkan efek genetik terjadi
karena mutasi gen atau kromosom pada sel
reproduksi.
4. Sistem Syaraf
Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian
karena kerusakan sistem syaraf terjadi pada dosis
puluhan sievert.
design by wulnmaniez
5. Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan
efek somatik non stokastik yang masa tenangnya agak
lama dan tejadi pada dosis <1,5 Sv.
6. Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi
tergantung pada besarnya dosis, mulai dari kemerahan
sampai luka bakar dan kematian jaringan. Efek
stokastik pada kulit adalah kanker kulit.
7. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah
sumsum tulang dan selaput dalam serta luar dari
tulang. Kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena
penimbunan 90Sr atau 226Ra dalam tulang. Efek somatik
stokastik berupa kanker pada sel epitel selaput tulang.
design by wulnmaniez
8. Thyroid
Thyroid relatif tahan terhadap penyinaran
luar
namun
mudah
rusak
karena
kontaminasi internal oleh 131I.
9. Paru-paru
Paru-paru umumnya menderita kerusakan
akibat penyinaran gas uap atau partikel
dalam bentuk aerosol yang bersifat
radioaktif yang terhirup melalui pernafasan.
10. Hati dan Ginjal
Umumnya kedua organ ini relatif tahan
terhadap radiasi.
design by wulnmaniez
F. Efek Teratogenik
Adalah efek timbulnya cacat bawaan karena
penyinaran yang terjadi sewaktu janin berada
dalam kandungan. Efek ini dapat berupa
kematian dalam kandungan atau segera
sesudah lahir.
Apabila penyinaran terjadi pada usia kehamilan
15 sampai 50 hari maka pada umumnya terjadi
kelainan bawaan karena pada saat itu organorgan tubuh sedang dibentuk.
Sedangkan penyinaran pada usia kehamilan 50
hari akan berakibat gangguan pertumbuhan
janin dalam kandungan.
design by wulnmaniez
PENYAKIT AKIBAT
RADIASI
A.Radiodermatitis
Adalah peradangan pada kulit yang
terjadi akibat penyinaran lokal dengan
dosis tinggi.
B. Katarak
Penyinaran pada mata dengan dosis lebih dari 1,5 Gy.
C. Sterilitas
Efek berupa pengurangan kesuburan sampai kemandulan.
Sel sperma yang muda lebih peka daripada sel sperma tua.
D. Sindroma Radiasi Akut
Terjadi setelah penyinaran dalam tubuh manusia
dengan
dosis
<1 Gy yang diterima sekaligus
dengan laju
dosis yang cukup tinggi oleh radiasi yang
berdaya
tembus besar. Diawali dengan
gejala yang tidak khas
seperti mual dan muntah, demam, rasa lelah, sakit kepala
serta
diare, kemudian diikuti masa tenang
selama
2 sampai 3 minggu. Pada masa tenang gejala mereda.
Setelah masa tenang lewat akan timbul nyeri perut, diare,
perdarahan, anemia, infeksi bahkan kematian.
design by wulnmaniez
KESEHATAN PEKERJA
RADIASI
Pemeriksaan kesehatan sebelum masa kerja
PENUTUP
Efek dari radiasi pengion adalah mengubah fungsi