Anda di halaman 1dari 38

NYERI DADA SAAT

MENONTON PERTANDINGAN
SEPAK BOLA
Kelompok A-3
Ketua

: Desha akbar hosen

Sekertaris : Chita annisha


Anggota

(1102015054)
(1102015049)

: Afiffah faizah dinillah (1102015009)


Balqish tristania rahma

(1102015045)

Dadi satrio wibisono

(1102013067)

Daffa arkananta p.y.

(1102015050)

Dian ayu lestari

(1102015059)

Fika rizkiah

(1102014105)

Firza oktaviani

(1102015081)

Nyeri dada saat menonton


pertandingan bola
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan nyeri
dada retrosternal yang menjalar ke ekstremitas atas kiri pada saat
menonton pertandingan sepak bola. Nyeri dada disertai rasa sulit bernafas,
dada terasa berat, badan lemas dan berdebar-debar. Dari anamnesis
diketahui beliau merokok kretek 3 bungkus/hari dan jarang berolahraga.
Pada pemeriksaan fisik didapati Indeks Massa Tubuh (IMT) 24kg/m2.
Pemeriksaan EKG terdapat irama sinus 100x/menit, dijumpai ST elevasi
pada sadapan precordial. Pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan
kadar enzim jantung. Dokter segera memberikan obat agregasi trombosit
dan antiangina serta menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan
angiogafi pada pembuluh darah koroner.

Kata kata sulit


1. Retrosternal

: Bagian posterior dari sternum.

2. Indeks Massa Tubuh (IMT) : BB (kg)/Tinggi (m2), digunakan sebaagai indikasi


status nutrisi seseorang serta menilai risiko penyakit yang dapat
terjadi.
3. Angiografi : Pemeriksaan terhadap pembuluh darah untuk
melihat
lumen pembuluh darah dengan cara
menyuntikkan zat kontras ke
pembuluh lalu dilakukan x-ray.
4. ST Elevasi : Segmen ST berada diatas garis isoelektrik

1mm.

5. Irama Sinus: Irama EKG normal dimana gelombang QRS


gelombang P.

didahului oleh

6. Antiangina : Obat pereda rasa nyeri dada.


7. Sadapan Prekordial : Daerah permukaan anterior tubuh yang
menutupi
dada dan jantung bagian bawah,
ditandai dengan huruf V.
8. Obat Agregasi Trombosit

: Obat yang bekerja mengencerkan gumpalan.

Pertanyaan
1. Apa penyebab rasa nyeri pada dada?
2. Apa hubungan merokok dengan gejala pasien?
3. Mengapa nyeri menjalar ke ekstremitas?
4. Apa saja enzim-enzim jantung?
5. Mengapa dokter menyarankan pemeriksaan angiografi?
6. Mengapa dokter memberikan obat antiangina dan agregasi trombosit?
7. Mengapa dilakukan pemeriksaan EKG?
8. Apa hubungan IMT dengan penyakit pasien?
9. Apa yang menyebabkan kadar enzim jantung meningkat?

Jawaban
1. Karena adanya iskemi yang disebabkan oleh peningkatan adipose pada pembuluh
darah
2. Zat pada rokok (ketokolamin) menyebabkan pembuluh darah vasokonstriksi
penurunan elastisitas pembuluh darah dan plak
3. Karena adanya impuls pada ganglion cervicales inferior dan garnglion para
vertrebralis thoracal 1-5 medulla spinalis yang diproyeksikan pada daerah
sensible dermatome somatic yang sesuai (dari lengan atas arah ke bahu, lengan
bawah kiri sampai jari ke lima)
4. Troponin I, troponin T, keratin kinase, keratin tropokinase, myoglobin, CKMB
5. Untuk mengetahui lokasi dan persentase sumbatan pada pembuluh darah jantung
6. Antiangina untuk pereda nyeri, dan agregasi trombosit untuk menghancurkan
gumpalan
7. Untuk mengetahui kelistrikan dan, irama jantung yang normal atau tidak normal
8. <18,5: BB kurang, 18,5-22,9: normal, >23: overweight, dan >25: obesitas
9. karena kadar adipose meningkat

Hipotesis
Merokok, usia, dan kadar IMT yang tinggi dapat menyebabkan sumbatan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan iskemi hingga nekrosis, gejala
yang ditimbulkan berupa nyeri dada, sesak nafas, badan lemas dan
berdebar-debar untuk menegakan diagnosis dilakukan pemeriksaan EKG,
angiografi dan pemeriksaan enzim jantung serta dapat ditangani dengan
memberikan obat antiangina dan agregasi trombosit.

Sasaran belajar
1. Memahami dan menjelaskan vaskularisasi jantung
Makroskopik
Mikroskopik
Persyarafan jantung

2. Memahami dan menjelaskan penyakit jantung koroner


Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Klasifikasi
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Diagnosis dan diagnosis banding

Sasaran belajar
Tatalaksana
Pencegahan
Komplikasi
Prognosis

3. Memahami dan menjelaskan EKG

Vaskularisasi jantung
Makroskopis
1. Arteri yang memperdarahi jantung
A. Coronaria dekstra
posterior

: - ramus marginalis, ramus interventrilukaris

A. Coronari sinistra : - ramus interventrikularis anterior, ramus circumflexus


2. Vena yang memperdarahi jantung
V. Cardiaca magna
V. Cardiaca media
V. Cardiaca parva
V. Obliques atrii sinistri

Vaskularisasi jantung
Makroskopis
Anterior

Posterior

Vaskularisasi jantung
Mikroskopis
Dinding pembuluh darah jantung teridiri dari 3 lapisan :
1. Tunika intima
2. Tunika media
3. Tunika adventia

Vaskularisasi jantung
Mikroskopis
Perberdaan arteri dan vena

Vaskularisasi jantung
Mikroskopis

Arteri Besar

Tunika Intima
Tunika Media
Endotelium, jaringan ikat dengan Banyak lamel elastis
otot polos

Tunika Adventitia
Jaringan ikat, lebih tipis dari media,
dengan vasa vasorum

Arteri Sedang

Endotelium, jaringan ikat dengan Banyak lapisan otot polos, dengan Jaringan ikat, lebih tipis dari media,
otot polos, lamina elastika internal
sedikit material elastis
vasa vasorum mungkin ada

Arteri Kecil

Endotelium, jaringan ikat dengan 3-10 lapisan otot polos


sedikit otot polos

Jaringan ikat, lebih tipis dari media,


tidak ada vasa vasorum

Arteriol

Endotelium, tidak ada jaringan ikat 1-3 lapis otot polos


atau otot polos

Lapisan jaringan ikat yang sangat


tipis

Venula

Endotelium, tidak berkatup

Tidak ada

Vena Kecil

Endotelium, jaringan ikat dengan Tipis, 2-3 lapis sel otot polos
serabut otot polos tersebar

Jaringan ikat, lebih tebal dari media

Vena Sedang

Endotelium, jaringan ikat, dengan 3-5 lapisan berbeda dari otot polos
katup

Lebih tebal dari media, otot polos


longitudinal

Vena Besar

Endotelium, jaringan ikat, sel otot >5 lapisan otot


polos, katup menonjol
banyak kolagen

Sel otot polos tersebar

polos,

dengan Lapisan paling tebal, dan gabungan


otot polos longitudinal

Persarafan jantung
Saraf jantung terdiri dari :
1. Serat sensorik viseral
2. Serat simpatis
3. Serat parasimpatis

Penyakit jantung koroner


Definisi
Penyakit jantung koroner adalah gangguan yang terjadi pada jantung
akibat suplai darah ke Jantung yang melalui arteri koroner terhambat.

Penyakit jantung koroner


Epidemiologi
Di Amerika Serikat dilaporkan jumlah penderita SKA baru sebanyak 1,5 juta
orang setiap tahun (satu penderita setiap 20 detik). Prevalensi penyakit
kardiovaskular di Indonesia semakin hari semakin meningkat dari tahun
-ketahun. Survey Kesehatan Runah Tangga Departemen Kesehatan RI tahun
1992 menunjukkan bahwa penyakit tersebut telah menempati urutan
pertama dalam penyebab kematian di Indonesia.

Penyakit jantung koroner


Etiologi
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan
lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner),
dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan
jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya
akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut.
Faktor risiko

1. Mayor

Merokok

Darah tinggi

Kolesterol tinggi

Keturunan

Penyakit jantung koroner


Etiologi
2. Minor

Stress

Umur

Kurang olah raga

Penyakit jantung koroner


Klasifikasi
1. Iskemia
2. Angina pektoris stabil
3. Angina pektoris tidak stabil
4. Non ST elevasi miokard infark
5. ST elevasi miokard infark

Penyakit jantung koroner


Patofisiologi

Penyakit jantung koroner


Patofisiologi

Penyakit jantung koroner


Manifestasi klinis
1. Nyeri dada.
2. Sesak nafas.
3. Takikardi.
4. Palpitasi.
5. Cemas.
6. Gelisah.
7. Pusing kepala yang berkepanjangan.
8. Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas.
9. Keringat dingin.
10.Lemah.
11.Pingsan
12.Bertambah berat dengan aktivitas.

Penyakit jantung koroner


Diagnosis dan diagnosis banding
1. Anamnesis

Lokasi

Sifat nyeri

Penjalaran

Nyeri membaik saat istirahat atau diberi obat nitrat

Faktor pencetus

Gejala yang menyertai

2. Pemeriksaan fisik

Hipertensi

Tatikardi

Anemis

Stenosis aorta

Penyakit jantung koroner


Diagnosis dan diagnosis banding
3. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

: SGOT meningkat, anemia, enzim jantung meningkat

Foto thoraks : Kardiomegali, aortosklerosis, edema paru

EKG

Diagnosis banding :
4. Non iskemik

Miokarditis

Perikarditis

Kardiamyopati hipertropik

Sindrom brugada

Sindrom wolf parkinson white

Penyakit jantung koroner


Diagnosis dan diagnosis banding
2. Non kardiak

Nyeri bilier

Ulkus peptikum

Ulkus duodenum

Pleuritis

GERD

Nyeri otot dinding dada

Gangguan psikogenik

Penyakit jantung koroner


Tatalaksana
Terapi farmakologi
Antiangina
1. Nitrat organik
2. Penghambat adrenoseptor beta (beta blocker)
3. Penghambat kanal Ca
Antiagregrasi trombosit (anti trombotik)
4. Aspirin
5. Dipridamol
6. Tiklopidin
7. Klopidogrel
8. Penghambat glikoprotein IIB/IIIA

Penyakit jantung koroner


Tatalaksana
Trombolitik
1. Streptopkinase
2. Urokinase
3. Aktivator plasminogen
Terapi bedah
4. Cornary artery bypass grafting
5. Percunateus caridac intervention
6. PCI dengan stent
7. Drug eluting stent

Penyakit jantung koroner


Pencegahan
1. Primer : mencegah yang sehat agar tidak terkena penyakit jantung
koroner.
2. Sekunder

: upaya pencegahan bagi penderita PJK agar tidak


mengalami komplikasi.

3. Tersier : upaya pencegahan bagi penderita agar tidak terkena


komplikasi lebih lanjut/kecacatan.

Penyakit jantung koroner


Komplikasi
1. Angina
2. Serangan jantung
3. Gagal jantung
4. Aritmia

Penyakit jantung koroner


Prognosis
Semua orang bisa sembuh dengan berbeda cara. Beberapa orang dapat
mempertahankan kehidupan yang sehat dengan mengubah diet mereka,
berhenti merokok, dan minumobat persis seperti resep dokter. Orang lain
mungkin memerlukan prosedur medis seperti angioplasti atau operasi.
Meskipunsetiap orang berbeda, deteksi dini
PJK
umumnyamenghasilkan hasilyang lebih baik.

EKG
Definisi
Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes medis
untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi

Prinsip EKG
Memonitor perubahan voltase melalui 10 elektroda di bagian tubuh
tertentu.

EKG
Terdapat 2 jenis lead EKG
1. Lead bipolar

Lead I

Lead II

Lead III

: merekam beda potensial dari 2 elektrode

2. Lead unipolar : merekam beda potensia lebih dari 2 elektrode

Lead aVR

Lead aVL

Lead aVF

EKG
Jenis sadapan
1. Sadapan ekstremitas

Merah

: lengan kanan

Kuning

: lengan kiri

Hitam

: kaki kanan

Hijau

: kaki kiri

2. Sadapan prekordial
Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks
berpindah).
Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.

EKG
Sadapan prekordial

EKG
Gelombang dan
interval
- Titik P mempunyai arti
bahwa terjadinya
denyutan/kontraksi pada
atrium jantung (dextra &
sinistra)
- Titik Q, R dan S
mempunyai arti bahwa
terjadinya
denyutan/kontraksi (listrik)
pada ventrikel jantung
(dextra & sinistra)
Sedangkan titik T berarti
relaksasi pada ventikel
jantung.

EKG
Interpretasi EKG, tediri dari :
1. Menghitung frekuensi
2. Menilai ritme
3. Mengenali jenis irama jantung

Daftar pustaka

Dorland, Newman [et al.]. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Ed. 28. Jakarta: EGC.

Gunawan, Sulistia Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi. Ed 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Keluarga Jantung. (23 Agustus 2012). Available at http://familiamedika.net/group-keluargajantung/prognosis-penyakit-jantung-koroner.html#.UqseIluuan1

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia: dari sel ke system. Edisi 6. Jakarta: EGC. Hal 359-360.

American Heart Association (AHA). (2015). Coronary Artery Disease Coronary Heart Disease.
United States: The American Heart Association (www.heart.org )

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS 2013). Jakarta: Depkes RI

Cui, D., et al. (2011). Atlas of Histology with Functional and Clinical Correlations. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins

Dharma, S. (2014). Cara Mudah Membaca EKG. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Gilroy, A. M., et al. (2012). Atlas of Anatomy 2nd Edition. Stuttgart: Thieme

Mescher, A. L. (2013). Junqueiras Basic Histology: Text & Atlas 13 rd Edition. United States:
McGraw-Hill Education

Pierce, A., et al. (2006). At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga

Robbins, Stanley L dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Volume 2 Edisi 7. Jakarta : EGC.

Alhamdulillahirabbil alamin
Wassallamu allaikum wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai