Anda di halaman 1dari 50

143020280 Nurul Fadlilah

143020281 Diah Krisna


143020282 Vera Anggraeni
Nur.A
143020283 Elistina
Damayanti
143020284 Miranti Putri
Utami
143020285 Mutiara
Puspitasari
143020286 Deffy Indriyetti
143020287 Farras Wahyuni
143020288 Bugi Nur Kholik
143020289 Ernita Riski S
143020291 Saskia Sayidati F
143020293 Ocke Octavia

METABOLIS
ME LIPID

LIPID
Secara garis besar lipid dapat dibedakan menjadi 3
golongan, yaitu :
1. Lipid Sederhana

Adalah senyawa lipid yang merupakan ester dari asam lemak


dengan gliserol atau alkohol berantai panjang. Ester asam lemak
dengan gliserol disebut asilgliserol, sedangakan ester asam
lemak dengan alkohol berantai panjang disebut lilin atau malam
(wax). Kelompok asilgliserol yang paling banyak terdapat di alam
adalah triasilgliserol. Disamping itu dapat juga berupa
diasilgliserol atau monoasilgliserol.

R-COO-CH2
HO-CH
HO-CH2
Monoasil Gliserol

Struktur trilgliserida

Struktur Gliserol

2. Lipid Majemuk
Adalah senyawa lipid yang jika dihidrolisis paling
tidak akan menghasilkan 1molekul senyawa lain yang
bukan lipid. Senyawa senyawa lipid majemuk yang
banyak terdapat di alam antara lain, fosfolipid,
glikolipid, lipoprotein, aminolipid, sulfolipid.

3. Lipid Turunan
Adalah senyawa senyawa lipid yang merupakan
hasil penguraian senyawa senyaw lipid yang lain.
Misalnya asam lemak (hasil hidrolisis dari asilgliserol),
alkohol rantai panjang (hasil hidrolisis dari senyawa
senyawa lilin) dan kolestrol.

Struktur Asam Lemak

Asam Lemak
Asam lemak adalah asam karboksilat yang rantai C atau
karbonnya terdiri dari 4 atau lebih atom C.
Asam karboksilat dengan rantai C kurang dari 4 umumnyan
masih dapat larut dalam air, sehingga tidak tergolong dalam lipid
Asam lemak dibagi menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh
Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai
ikatan rangkap. Contohnya asam palmitat (C16), asam stearat
(C18), asam arakhidat(C20).
Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai
ikatan rangkap, ikatan rangkap tersebut dapat satu atau lebih.
Contohnya asam oleat (C18) yang mempunyai 1 ikatan rangkap
dua, asam linolenat (C18) yang mempunyai 3 ikatan rangkap dua

Triasil Gliserol
Triasil gliserol adalah senyawa lipid. Triasil gliserol terdapat
baik dalam tubuh manusia, hewan, tumbuhan, mau pun
dalam mikroorganisme. Sebagian senyawa lipid yang
terdapat dalam makanan merupakan senyawa triasil
gliserol.
R1-COO-CH2
R2-COO-CH
R3-COO-CH2
Triasil Gliserol
Triasil gliserol merupakan ester asam lemak dengan gliserol,
dimana ketiga atom H pada tiga gugus hidroksil gliserol
digfantikan oleh tiga residu asam lemak. Makin banyak
residu asam lemak tak jenuh dalam suatu senyawa, dan
makin tinggi tingkat kejenuhan dari asam lemak tersebut,
makin cair konsistensi dari senyawa tersebut

Lilin
Lilin atau malam adalah ester asam lemak
dengan alkohol alifatik berantai panjang(memiliki
16-22 atom C). Contoh mirisil palmitat(komponen
utama malam labah), stearilstearat, dll. Ditubuh
hewan maupun tumbuhan banyak ditemukan lilin
sebagai waterproof coating atau perlindungan selsel tubuh terhadap kerusakan mekanis, infeksi,
penyerapan air yang berlebih.

Fosfolipid
Fosfolipid adalah senyawa-senyawa lipid
yangmengandung gugus fosfat. Senyawa ini
merupakan lipid yang bersifat amfifatik, artinya
setiap molekulnya memiliki bagian hidrofobik dan
bagian hidrofilik sekaligus. Bagian hidrofobik dari
fosfolipid ini adalah rantai ataom karonnya yang
panjang sedangkan bagian hidrofiliknya adalah
bagian kepalanya yang mengandung gugus
fosfat.

Salah satu kelompok fosfolipid yang penting


adalah fosfoasilgliserol, yaitu asam fosfatidat dan
ester-esternya. Asamfosfatidat memiliki struktur
mirip dengan triasilgliserol. Asamfosfatidat adalah
ester gliserol yang mengandung dua residu asam
lemak dan satu residu fosfat. (foto 2-28)
Senyawa fosfoasilgliserol atau ester fosfatidil
adalah ester dari asam fosfatidat dengan sebuah
alkohol lain dimana residu alkohol tersebut terikat
pada gugus fosfat. Jadi jika dihidrolisis satu
molekul fosfoasilgliserol akan menghasilkan satu
molekul gliserol, 2 molekul asam lemak, satu
molekul asam fosfat, dan satu molekul alkohol
bukan gliserol (foto 2-29)

Sfingolipid
Sfingolifid tidak mengandung gliserol tetapi
mengandung sfingosin (suatu alkohol amino yang
memiliki rantai C yang panjang). Sennyawa
sfingolipid yang penting adalah sfingomielin (foto
2-32)(suatu fosfolipid yang banyak terdapat pada
otak dan jaringan saraf). Dalam molekul
sfingomielin, gugus alkohol primer dari sfingosin
teresterifikasi dengan asam fosfat dan
teresterifikasi lagi dengan alkohol amino yang lain
yaitu cholin.
jadi, jika dihidrolisis sfingomielin akan
menghasilkan sebuah asam lemak, asam fosfat,
cholin dan sebuah sfingosin.

Glikolipid
Glikolipid mengandung residu karbohidrat
disamping residu lipid. Residu karbohidrat terikat
pada gugus alkohol dari residu lipid melalui ikatan
glikosidik. Senyawa induk dari senyawa-senyawa
glikolipid adalah seramida (sejenis sfingolipid)
disebut juga glikosfingolipid atau yang lebih
populer serebrosida yang banyak ditemukan
dijaringan otak (serebral).
Umumnya residu karbohidrat pada
serebrosida berasal dari glukosa atau galaktosa.

LIPID
Lipid yang terdapat dalam makanan sebagian besar
adalah lemak.
Oleh karena itu, metabolisme yang akan dibahas
adalah metabolisme lemak.
Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas
yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai
fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas
dari tubuh. Makin banyak jumlah lemak, makin baik
fungsinya mempertahankan panas dalam tubuh.
Selain itu, lemak juga mempunya fungsi melindungi
organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat
benturan atau goncangan.
Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan
yang mengandung vitamin A, D, E, K.

Sumber

lemak berasal dari makanan,


biosintesis de novo dan simpanan dalam
tubuh di dalam sel lemak (adiposit).
Lemak tidak larut dalam air.
Lemak diemulsi oleh garam empedu lalu
disintesis oleh liver dan disimpan agar
mudah dicerna dan diserap.
Transportasi lemak dengan membentuk
kompleks dengan protein yang dikenal
dengan nama Lipoprotein.

Tahap Metabolisme
Lemak
Katabolisme
Metabolisme
Gliserol

Oksidasi Asam
Lemak

Anabolisme
Transportasi
Lipid

Sintesis
Kolesterol

Sintesis Asam
Lemak

Metabolisme Gliserol
Gliserol

merupakan hasil lipolisis lipid


(trigliserida)
Gliserol membentuk energi melalui
glikolisis
Tahapan Metabolisme Gliserol:
Gliserol + 1 gugus fosfat dari ATP
Gliserol 3-fosfat
Gliserol 3-fosfat
dihidroksi aseton fosfat
produksi glikolisis(glukosa)
membentuk piruvat
energi

Oksidasi Asam Lemak


Ada

beberapa jalur oksidasi asam lemak


antara lain jalur oksidasi alfa, beta dan
omega.
Akan tetapi yang paling dominan adalah
oksidasi beta.
Oksidasi alfa digunakan terutama apabila
struktur asam lemak sedemikian rupa
sehingga tidak mungkin untuk dioksidasi
dalam jalur oksidasi beta.

Oksidasi Beta Asam Lemak


Enzim-enzim

yang mekatalisis reaksi-reaksi dalam


jalur oksidasi beta berada dalam mitokondria. Oleh
karena itu asam lemak harus masuk ke dalam
mitokondria untuk dapat dioksidasi melalui jalur ini.
Asam lemak bebas maupun terikat sebagai
triasilgliserol tidak dapat menembus membran
mitokondria. Maka, ada sistem transport khusus
asam lemak melintasi membran sel yang
melibatkan suatu molekul yang dinamakan karnitin.
Karnitin akan mengikat asam lemak dalam bentuk
asilkarnitin. Dalam matriks mitokondria, asil
karnitin diubah kembali menjadi asil-koA yang siap
dioksidasi melalui jalur oksidasi beta.

Membran Luar
Mitokondria

Ruang Antar
Membran

Karnitin palmitoil
transferase 1

Karnitin

Asilkarnitin

Membran dalam
mitokondria

Sitoplasma

Gambar Transport Asam Lemak ke dalam


matriks mitokondria dengan bantuan karnitin

Transport

asam lemak ke dalam


mitokondria berlangsung melalui 3 tahap
reaksi.
Tahap 1 adalah aktivasi asam lemak
mejadi asil-KoA. Reaksi ini berlangsung di
sitolsol, dikatalisis oleh enzim asil-KoA
sintase yang berada di membran luar
mitokondria.
RCOOH + ATP + KoA-SH
Asam lemak asil-KoA

RCO-S-KoA + AMP + Ppi

Asil-KoA yang terbentuk ini dapat melintasi


membran luar mitokondria masuk ke dalam ruang
antar membran, namun tidak dapat melintasi
membran dalam mitokondria. Enzim karnitin-asil
transferase I akan mengubah asil-KoA menjadi
asil-karnitin yang dapat melintasi membran dalam
mitokondria. Enzim ini terdapat pada permukaan
dalm dari membran-luar mitokondria.

Asil-KoA + Karnitin

asil-karnitin + KoA-SH

Dengan bantuan karnitin-asilkarnitin translokase


yang terdapat di membran-dalam mitokondria,
asil-karnitin ditransportkan ke dalam matriks
mitokondria. Di dalam mitokondria, asil-karnitin
diubah kembali menjadi asil-KoA oleh enzim
karnitin asil transferase II yang terdapat di
permukaan dalam dari membran-dalam
mitokondria.
asil-karnitin + KoA-SH

Asil-KoA + Karnitin

Selanjutnya asil-KoA yang sudah berada dalam


matriks mitokondria akan mengalami oksidasi
beta. Oksidasi beta berlangsung dalam 4 tahap.

Gambar Rangkaian reaksi dalam jalur oksidasi


beta asam lemak

Tahap 1: Dehidrogenasi

Tahap pertama adalah dehidrogenasi asil-KoA


oleh enzim asil-KoA dehidrogenase. Enzim ini
mengandung FAD sebagai gugus prostetiknya
yang berperan sebagai akseptor proton.

Asil-KoA + E-FAD

trans-enoil-S-KoA + E-FADH

Tahap 2 : Hidratasi
Tahap

kedua adalah reaksi hidrasi yang


dikatalisir oleh enzim enoil-KoA
hidratase.

Trans-enoil-KoA + H2O

3-hidroksil-S-KoA

Tahap 3 : Dehidrogenasi
Tahap

ketiga dari jalur oksidasi beta


adalah reaksi dehidrogenasi 3hidroksiasil-S-KoA.

3-hidroksiasil-S-KoA+NADH+H+
KoA+NADH+ H +

3-ketoasil-S-

Tahap 4 : Thiolisis
Reaksi

tahap keempat sekaligus terakhir


dalam jalur oksidasi beta adalah
pengeluaran satu molekul asetil-KoA
dari 3-ketoasil-S-KoA. Raeaksi
pemecahan ini dikatalisir oleh enzim
asetil-KoA asetil tranferase atau yang
lebih umum dikenal sebagai enzim
Tiolase.

3-ketoasil-S-KoA+KoA-SH

asetil KoA+3-ketoasil-S-KoA

(3-ketoasil-S-KoA yang sudah berkurang 2 buah


atom C nya).
Dengan dilepaskannya 1 molekul asetil KoA ,maka
snyawa 3-Ketoasil-S-KoA yang dihasilkan dalam reaksi
tahap empat ini jumlah atom C nya sudah berkurang
dua buah dibandingkan senyawa 3-ketoasil-S-KoA
semula. Reaksi pemecahan ini disebut juga reaksi
tiolisis sebagai analogi terhadap reaksi hidrolisis.
Pada reaksi hidrolisis pemecahan terjadi karena
masuknya molekul air, sedangkan pada tiolisis karena
masuknya satu gugus tiol (yang terdapat pada KoASH).

Setelah

satu kali putaran yang terdiri dari


4 reaksi diatas, maka 3-ketoasil-S-KoA
yang baru terbentuk kembali akan
mengalami oksidasi dengan tahap-tahap
reaksi yang sama menghasilkan 1 molekul
asetil-KoA dan 1 molekul 3-ketoasil-S-KoA
yang sudah berkurang lagi atom C nya
sebanyak dua buah. Demikian seterusnya
reaksi oksidasi beta ini terjadi berulang
kali sesuai dengan panjang rantai atom C
dalaam asam lemak, sampai seluruh
rantai asil oksidasi menjadi asetil-KoA

Oksidasi Asam Lemak Selain Oksidasi Beta


Sebagian besar asam lemak merupakan
asam lemak jenuh dengan rantai karbon yang
rantai karbonnya berjumlah genap. Asam
asam lemak seperti ini umumnya dioksidasi
melalui jalur oksidasi beta.
Asam asam lemak tidak jenuh dan asam
asam lemak dengan atom karbon berjumlah
ganjil sebenarnya tidak dioksidasi melalui
jalur oksidasi beta, tetapi memerlukan
langkah langkah tambahan yang khas, dan
tentu saja memerlukan enzim enzim
diitambah diluar enzim enzim oksidasi beta.
Disamping itu, dikenal pula jalur oksidasi
asam lemak yang jarang terjadi, yaitu jalur
oksidasi alfa () dan oksidasi omega ().

Oksidasi Asam Lemak Tak Jenuh


Asam lemak tak jenuh umumnya
memiliki ikatan rangkap cis pada posisi 9
atau 12, misalnya asam linoleat (18 : 2 ;
9,12). Sebagaimana asam asam lemak
jenuh mula mula oksidasi pada asam
lemak tak jenuh ini berlangsung melalui
oksidasi beta sampai oksidasi mencapai
ikatan rangkap.

Oksidasi Asam Lemak dengan Atom C berjumlah


Ganjil
Asam lemak dengan atom C berjumlah ganjil
dioksidasi
melalui
jalur
oksidasi
beta
sebagaimana halnya asam lemak dengan atom C
berjumlah genap.
Pada putaran oksidasi beta terakhir, akan
terbentuk propinil koA. Propinil koA ini kemudian
mengalami karboksilase menjadi (S)-metilmalonil
koA, yang kemudian akan diisomerisasikan oleh
sebuah enzim mutase yang menjadi suksinil koA.
Kerja enzim propinil koA karboksilase memerlukan
biotin sebagai koenzim, sedangkan enzim mutase
memerlukan B12 (Deoksiadenosil Kobalamin)
sebagai koenzimnya.

Oksidasi Alfa
Dalam oksidasi alfa, molekul asam lemak akan
mengalami oksidasi pada C atau C2
menghasilkan 2-hidrokperoksi asam lemak.
Senyawa 2-hidroperoksi asam lemak ini
merupakan senyawa yag tidak stabi dan segera
mengalami dekarboksilasi menjadi aldehid
lemak dengan berkurang satu atom C nya, atau
menjadi 2-hidroperoksi asam lemak. Aldehida
lemak yang telah berkurang satu atom C nya
tersebut lalu teroksidasi lebih lanjut menjadi
asam lemak bebas, yang selanjutnya kembali
dapa mengalami oksidasi alfa

Pada manusia dan hewan, jalur oksidasi alfa penting


untuk mengkatabolis asam-asam lemak yang
memiliki cabang pada C beta, misalnya pada asam
fitanat. Asam lemak ini memiliki gugus metil pada C
beta, yang menyebabkannya tidak dapat langsung
dioksidasi melalui jalur oksidasi beta. Oleh sebab itu
asam fitanat mula-mula dioksidasi melalui jalur
oksdasi alfa menghasilkan asam pristanat, yang
kemudian dioksidasi melalui jalur oksidasi beta
mengkasilkan asetil koA, propionil koA, dan isobutiril
koA.
Bebrapa individu memiliki kelainan genetik tidak
memiliki memiliki enzim-enzim oksidasi alfa dalam
tubuhnya, sehingga tidak dapat mencerna dan
meanfaatkan asam fitanansebagi sumber energi.
Kelainan ini dinamakan penyakit Refsum.

Oksidasi Omega
Dalam jalur oksidasi omega, asam lemak
mengalami oksidasi pada atom C, yaitu
atom C yang terjauh dari gugus
karbksilat. Umumnya yang dapat
mengalami oksidasi omega adalah asamasam lemak dengan 10 sampe 12 atom C

Biosintesis Asam Lemak

Awalnya biosintesis asam lemak diperkirakan


sebagai kebalikan dari oksidasi beta. Namun
berdasarkan penelitian ternyata biosintesis
asam lemak bukan kebalikan oksidasi beta.
Biosintesi asam lemak berlangsung dengan
katalisator enzim-enzim yang jauh berbeda
dengan yang digunakan dalam jalur oksidasi
beta.
Biosintesis asam lemak berlangsung diluar
mitokondria (di sitosol dan di dalam mikrosom),
sedangkan oksidasi beta asam lemak
berlangsung didalam matriks mitokondria.
Biosistesis asam lemak dalam tubuh manusia
dapat berlangsung dalam berbagai jaringan
tubuh, antara lain hati, ginjal, paru-paru, otak,
kelenjar mammae, jaringan adiposa dll.

Biosintesis

asam
lemak
yang
berlangsung di sitosol lazim disebut
biosintesis asam lemak de novo,
menggunakan prekursor asetil KoA
dengan
hasil
akhir
asam
lemak
terpanjang adalah asam palmitat (C16).
Untuk biosintesis asam lemak yang
lebih panjang misalnya asam stearat
(C18) atau asam lemak arakhidat (C20)
diperlukan proses lain yang disebut
perpanjangan
rantai
asam
lemak
(berlangsung di mikrosom) dengan
prekursor asam palmitat.

Pada

hakikatnya sintesis asam lemak


berasal dari asetil-KoA. Enzim yang
bekerja sebagai katalis adalah enzimenzim kompleks yang berada pada
sitoplasma, sedangkan enzim pemecah
asam lemak terdapat pada mitokondria.
Reaksi awal adalah karboksilasi asetil-KoA
menjadi malonil-KoA. Reaksi ini
melibatkan HCO3 dan energi dari ATP.
Katalisnya adalah malonil-KoA
karboksilase
Reaksi pembentukan malonil-KoA
Biotin enzim + ATP + HCO3CO2 biotin enzim +ADP +
Pi
CO2 biotin enzim + Asetil-KoA
Malonil-KoA+biotin-enzim

Biosintesis asam lemak de novo

Dalam tubuh manusia, biosintesis asam


lemak de novo dikatalis oleh kompleks
enzim sintase asam lemak (fatty acid
synthase) dengan kofaktor NADPH, Mn2+,
biotin dan HC03- (bikarbonat) sebagai
sumber CO2. Mula-mula akan berlangsung
sintesis malonil KoA dari asetil KoA dan
HCO3-. Malonil KoA berperan sebagai
pembawa atom C untuk penambahan atau
perpanjangan rantai asam lemak pada
biosintesis asam lemak de novo ini.

Biosintesis

malonil KoA berlangsung


dalam 2 langkah reaksi yang dikatalisis
oleh enzim asetil KoA karboksilase yang
memerlukan biotin sebagai kofaktornya.

Reaksi

ini memerlukan ATP dan


berlangsung di sitosol. Secara
keseluruhan, persamaan reaksi
biosintesis malonil KoA dari asetil KoA
dapat dituliskan sebagai berikut:

Transport gugus asetil lintas


membran mitokondria
Dalam

sistem ini, asetil KoA yang berada


didalam mitokondria mula-mula bereaksi
dengan asam oksaloasetat membentuk asam
sitrat. Reaksi ini merupakan reaksi tahap
pertama dari siklus krebs. Enzim yang
mengkatalisis reaksi ini adalah sitrat sintase.
Asam sitrat yang terbentuk kemudian
diangkut ke luar mitokondria dengan sistem
trasnport khusus asam trikarboksilat. Di luar
mitokondria, asam sitrat akan diuraikan
kembali membentuk asetil-KoA oleh enzim
sitrat liase, reaksi ini memerlukan ATP dan
KoA-SH.

Oksaloasetat

yang terbentuk di luar


mitokondria tidak dapat begitu saja
kembali ke dalam mitokondria, sebab
asam oksaloasetat tidak dapat menembus
membran mitokondria. Enzim malat
dihidrogenase akan mereduksi
oksaloasetat menjadi asam malat. Lalu,
asam malat mengalami dekarboksilasi
oksidatif menjadi asam piruvat. Asam
piruvat dapat meintasi membran
mitokondria masuk ke dalam mitokondria
dan di dalam mirokondria asam piruvat
dikarboksilasi kembali menjadi asam
oksaloasetat degan katalisator enzim
piruvat karboksilase.

Biosintesis Kolesterol
Kolesterol

merupakan
penyusun
membran semua sel-sel tubuh, juga
merupakan prekursor berbagai senyawa
penting didalam tubuh termasuk hormonhormon seks dan asam-asam empedu.
Tubuh manusia yang sehat butuh lebih
kurang 1 gram kolesterol per hari.

Kebutuhan kolesterol sebenanya dapat


dipenuhi melalui biosintesis kolesterol
(kolesterol endogen) di dalam sel-sel tubuh
yang berlangsung di hati, usus, dan kulit.
Namun dengan pola makan umum yang
normal, kebutuhan kolesterol tsb sudah
dipenuhi separuhnya (kolesterol eksogen)
sehingga tubuh hanya mensintesis separuh
dari seluruh kolesterol dalam tubuh.
Biosintesis kolesterol de novo di hati
merupakan 10% dari seluruh biosintesis
kolesterol harian dalam tubuh, sedangkan
biosintesis di usus mencakup 15%.

Baik

kolesterol endogen dan eksogen


diangkut dalam aliran darah oleh
senyawa senyawa lipoprotein terutama
fraksi HDL (High Density Lipoprotein)
dan LDL (Low Density Lipoprotein).

Penumpukan

kolesterol berlebih di
dinding pembuluh darah, dikenal
sebagai aterosklerosis, merupakan
faktor risiko utama stroke dan penyakit
jantung koroner.

Biosintesis

kolesterol berlangsung
disitoplasma dan mikrosom dari
prekursornya yaitu asetil-KoA. Asetil-KoA
yang berlimpah di dalam mitokondria
diangkut ke sitosol melalui sistem
transport khusus yang disebut acetylgroup shuttle.
Biosintesis kolesterol berlangsung
melalui lebih dari 20 langkah reaksi yang
melibatkan lebih dari 20 enzim.

Biosintesis

kolesterol secara umum dapat


dibagi menjadi 6 tahap besar, yaitu:
1. Konversi Asetil-KoA menjadi 3-hidroksi-3metilglutaril-KoA (HMG-KoA)
2. Konversi HMG-KoA menjadi asam
mevalonat
3. Konversi asam mevalonat menjadi unit
penyusun(monomer) senyawa isopren,
yaitu isopentenil pirofosfat(IPP) disertai
pelepasan CO2.
4. Konversi IPP menjadi skualen
5. Konversi skualen menjadi lanosterol
6. Konversi lanosterol menjadi kolesterol

Gangguan Metabolisme Lemak

Kelebihan lemak (Obesitas) menyebabkan kalori didapat lebih besar dari


pada kalori yang dimetabolisme (hipometabolisme). Hal ini terjadi pada
hipopituitarisme dan hipotiroidisme. Kalori yg dibutuhkan menurun
sehinnga berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan.
Lemak dapat ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum,
peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas dapat
memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung.
Kelebihan lemak disebut Hiperlipemia yaitu jumlah lipid darah total dan
kolesterol meningkat hal ini dapat terjadi pada Diabetes melitus tidak
diobati, Hipotiroidisme, Nefrosis lupoid, Penyakit hati, Sirhrosis biliaris,
Xantomatosa, Hiperlipidemi, Hiperkholesterolemi. Penimbunan lemak
terjadi di dinding pembuluh darah dapat menyebabkan penyumbatan
pada arteri atau disebut arteriosklerosis.
Kekurangn lemak dapat terjadi pada orang yang kelaparan, atau karena
terjadi gangguan penyerapan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh
terpaksa mengambil kalori dari simpanannya karena intake kurang yang
mula-mula dimobilisasi : karbohidrat dan lemak, dan hanya pada
keadaan gizi buruk akhirnya protein diambil dari jaringan pada penyakit
Whipple selain difisiensi lemak, juga difisensi protein, karbohidrat dan
vitamin.

Anda mungkin juga menyukai