FRAKTUR
R.TANTI WIJAYANTI
ANDRI DARMAWAN
GITA PARAMESWARA
SARAH ISTIQAMAH
KETERANGAN UMUM
Nama
: An. N
Umur
: 5 tahun
Jenis Kelanin
: Laki-laki
Alamat
: Bandung
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Pekerjan
: Pelajar
Tanggal pemeriksaan : 13 Mei 2009
KELUHAN UTAMA
BENJOLAN
PADA BAHU KANAN
ANAMNESA KHUSUS
Sejak + 14 hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien mengeluhkan adanya nyeri pada bahu
sebelah kanan semenjak pasien terjatuh dari
sepeda motor saat dibonceng.
Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan
disertai adanya rasa linu dan kesemutan. Nyeri
menyebar di sekitar bahu depan dan semakin
bertambah saat digerakkan ke atas. Nyeri sedikit
berkurang saat pasien meminum obat pereda rasa
sakit.
Sesaat setelah
kecelakaan
os
langsung di bawa ke dukun tulang dan
os dipijat. Sesudah beberapa hari os
dipijat oleh dukun tulang, os merasa ada
benjolan pada bahu kanannya, lalu os
berobat ke poliklinik bedah orthopaedi
RS Al Islam.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan umum
: Tampak Sakit Ringan
Gizi
: Cukup
BB/TB : 20 kg / 100 cm
Tensi
: 110/70 mmHg
Nadi
: 90 x/m
Suhu
: Afebris
Pernafasan
: 24x / menit
Kepala : Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
Leher
: JVP tidak meningkat
Status lokalis
a/r clavicula dextra :
Look
: Skin : abrasi (-), vulnus (-), hematome (-),
Shape: tumor (+), swelling (-)
Deformity: (+), benjolan di sepertiga tengah ke arah superior
Feel
: Skin : warm and dry,
Tenderness (+) point of maximal a/r 1/3
midclavicle
Pulsasi arteri brachialis (+)
Sensibilitas area distal (+) baik
Capillary refill < 2
Movement : Shoulder & grillder joint
- Abduksi : aktif 45 ; pasif 90 : terbatas karena nyeri. Adduksi, rotasi
- Fleksi
: terbatas karena nyeri
- Ekstensi : terbatas karena nyeri
RESUME
Seorang laki-laki usia 5 tahun datang ke poliklinik
bedah orthopaedi RS Al Islam dengan keluhan
benjolan pada bahu kanan. Sejak + 14 hari SMRS os
mengeluh nyeri pada bahu sebelah kanan semenjak os
terjatuh dari sepeda motor saat dibonceng. Nyeri
seperti ditusuk-tusuk, disertai rasa linu dan kesemutan.
Nyeri menyebar di sekitar bahu depan. Nyeri semakin
bertambah saat digerakkan ke atas dan sedikit
berkurang saat os meminum obat pereda rasa sakit.
Nyeri (+) jika bahu bagian depan di sentuh atau sedikit
di tekan. Luka (-) pada kulit di atas sekitar bahu.
Karena nyeri tersebut pasien mengeluh sulit untuk
makan sendiri dan memakai baju.
USULAN PEMERIKSAAN
X-ray : clavicle AP & cranial 45o / oblique
Lab lengkap
DIAGNOSIS KERJA
Neglected Fractur clavicle dextra 1/3
medial transverse superior angulation
RENCANA TERAPI
ORIF (Open reduction Internal Fixation)
Refracturisasi fiksasi internal n
eksternal
PROGNOSA
Quo ad vitam
Quo ad functionam
: ad bonam
: ad bonam
FRAKTUR
Definisi
Terputusnya kontinuitas tulang, lempeng epifisis atau
permukaan sendi kartilago, yang disebabkan adanya force
fisik atau kekerasan yang timbul secara mendadak.
Fracture is a break in the structural continuity of bone
(Apleys). Suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang
Terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya. (smeltzer S.C & Bare B.G,2001)
Setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. ( reeves
C.J,Roux G & Lockhart R,2001 )
E PIDEMIOLOGI
< 45 tahun
Laki-laki > perempuan
Olahraga
Pekerjaan
Kecelakaan
Usia lanjut
Perempuan > laki-laki
Adanya osteoporosis yang terkait dengan
perubahan hormon.
ETIOLOGI
1.Trauma Tunggal
2.Tekanan yang berulang-ulang
3.Kelemahan Abnormal
(Fraktur Patologis)
FRAKTUR KARENA
TRAUMA
Kekuatan Langsung
Patah pada tempat yang
terkena
Jaringan lunak rusak
Menyebabkan fraktur
melintang & fraktur
kominutif
Kekuatan Tidak
Langsung
Fraktur pada tempat
yang jauh dari tempat
yang terkena
Kerusakan jaringan
lunak di tempat fraktur
mungkin tidak ada
M EKANISME TRAUMA
Kekuatannya berupa:
Pemuntiran # spiral
Kompresi oblik pendek
Bending / penekukan
triangular butterfly
Tension melintang
Klasifikasi
1. Luas fraktur
Complete/Comminuted Incomplete
- Terpisah secara tak lengkap
- Patah menjadi 2
- Periosteum tetap menyatu
fragmen
- Melintang, Oblik, Spiral, - Greenstickbengkok/melengk
ung yang mengenai satu
kominutif
korteks dengan angulasi
- Umumnya disebabkan
korteks lainnya yang terjadi
karena injuri
pada tulang panjang terutama
berkekuatan tinggi
pd anak
- Garis patah tidak melalui
seluruh penampang tulang
(tulang tidak pecah menjadi
beberapa fragmen),
COMPLETE FRACTURE
INCOMPLETE FRACTURE
Greenstick fracture
Compression
fracture
2. Konfigurasi
Fraktur linier
Fraktur transversal
Fraktur oblik
Fraktur spiral
Fraktur comminutive
Butterfly
Comminuted
Klasifikasi fraktur
terbuka (Gustilo,1990)
Tipe I: Luka kecil, bersih, kerusakan
minimal pada jar. lunak, fraktur tdk
kominutif
KLASIFIKASI FRAKTUR
TERTUTUP (TSCHERNE, 1984)
GRADE 0 : Sedikit/tanpa cedera jaringan lunak
GRADE 1 : Abrasi dangkal atau memar
GRADE 2 : Kontusio jaringan lunak bagian dalam
dan pembengkakan
GRADE 3 : Kerusakan jaringan lunak yang nyata
dan ancaman sindrom kompartemen
BERDASARKAN KONDISI
TULANG
Fraktur patologi
Fraktur yang disebabkan karena kelemahan tulang,
Misalnya pada tumor tulang primer, metastasis ke
tulang, infeksi tulang, osteoporosis, dan metabolic
bone disease
Fraktur segmental
Fragmen tulang tengah dikelilingi oleh segmen
proksimal dan distal.
Fragmen tengah biasanya mengalami kegagalan
suplai darah
Fraktur stres
Ketika adanya beban berulang.
Fraktur kompresi (impacted),
Fraktur yang terjadi karena trauma
aksial fleksi yang mendorong tulang ke
arah permukaan lain
Fraktur avulasi,
Fraktur yang diakibatkan trauma tarikan
atau traksi otot pada insersinya pada
tulang.
Bagaimana Fraktur
Bergeser?
1. Kekuatan cedera
2. Gravitasi
3. Tarikan otot
PERGESERAN FRAKTUR
GENERAL SIGNS
Tulang yang patah penting untuk melihat
adanya
1.Shock atau perdarahan
2.Kerusakan otak, spinal cord atau viscera
3.Penyebab predisposisi
TANDA LOKAL
LOOK
Edema
Memar
Deformitas
SKIN IS
INTACT??
FEEL
Localized
tenderness
Pulse: pada
bagian distal dari
bag yg fraktur
Test sensasi
Vascular injury:
surgical
emergency
MOVE
Crepitus
Posisi abnormal
?? Apakah pasien
dapat
memindahkan
sendi distal ke
area yang injury
PROSES
PENYEMBUHAN
FRAKTUR TULANG
KOMPOSISI TULANG
>>tulang berupa matriks kolagen yang diisi
mineral dan sel-sel tulang.
Matriks >> kolagen tipe I :mucopolysacharida
<< protein non kolagen : proteoglikan,
osteonectin (bone spesific protein), osteocalsin
(Gla protein) yang dihasilkan oleh osteoblast.
matriks yang tak bermineralosteoid
normalnya sebagai lapisan tipis pada tempat
pembentukan tulang baru
SEL-SEL TULANG
Osteoblast,
Pembentukan tulang
>> alkaline phosphatase dapat merespon produksi maupun
mineralisasi matriks. Akhir siklus remodelling, osteoblast tetap
berada di permukaan tulang baru, atau masuk ke dalam matriks
sebagai osteosit
Osteosit
Osteosit berada di lakunare, F(x) belum jelas. Diduga di bawah
pengaruh (PTH) berperan pada resorbsi tulang (osteositik
osteolisis) dan transportasi ion kalsium. Sensitif terhadap stimulus
mekanik dan meneruskan rangsang ini kepada osteoblast
Osteoclast.
Mediator utama resorbsi tulang, dibentuk prekursor monosit
sumsum tulang stimulus kemotaksisbergerak ke permukaan
tulang. Dengan meresorbsi matriks organ, osteoclast akan
meninggalkan cekungan di permukaan tulang Lakuna Howship.
Remodelling Tulang
Tulang mengalami 2 proses remodelling
atau turn over (tulang diperbarui kembali dan
diperbaiki sepanjang hidup) :
Resorbsi
Pembentukan
RESPON TERHADAP
FRACTURE HEALING
PROSES FRACTURE
HEALING
1. Fraktur terjadi bila kekuatan cedera
trauma melampaui sifat kekuatan tulang
2. Tulang mempunyai kemampuan untuk
sembuh sendiri melalui regenerasi.
PENGATURAN TERHADAP
FRACTURE HEALING
Fracture healing melibatkan kompleks
interaksi dari banyak faktor pengaturan
lokal&sistemik.
Diantaranya :
Bone morphogenetic proteins (BMPs)
Transforming growth factor- (TGF-)
Platelet-derived growth factor (PDGF)
Fibroblast growth factor (PGF)
Pembentukan kalus
Fibroblas yang ada di jaringan granulasi mengalami
metaplasia dan berubah menjadi kolagenoblas
khondroblas, kemudian menjadi osteoblas.
Osteoblas dari jaringan tulang yang sehat juga ikut
partisipasi.
Timbunan jaringan tulang berada di sekitar jaringan
kolagen dan pulau-pulau kartilago woven bone
Kalus fragmen-fragmen bersatu
4. Konsolidasi
- Tulang rawan menjadi
tulang lamellar
- Osteoklas membersihkan
debris pada #
- Osteoblas mengisi celah
antar fragmen tulang baru
Wolff's law
Terjadi perubahan bentuk di luar dan
dalam tulang sebagai respon terhadap
stres.
Tulang mengalami remodeling sebagai
respon terhadap stres yang dialaminya
sehingga menghasilkan struktur minimal
yang dapat beradaptasi terhadap stres
tersebut.
Contoh:
Pada fraktur akibat beban berat pada tulang panjang yang sembuh
dengan angulasi, setiap langkah yang diambil pasien akan
menghasilkan tekanan pada bagian konveks dan konkaf dari
angulasi tersebut.
Hal ini tidak membuat struktur tulang menjadi lemah, tetapi stres
mekanik yang berulang itu akan menyebabkan terjadinya modeling
dan remodeling tulang dengan pertumbuhan tulang baru pada
bagian konkaf dan resorpsi tulang pada bagian konveks.
Pada orang yang masih muda, pada akhirnya tulang akan menjadi
lurus.
Displacement
Undisplace fragmen fracture lebih cepat
sembuh oleh karena periosteum utuh
sehingga periosteal lebih cepat
Vaskularisasi
Makin baik vaskularisasi, makin banyak
aliran darah, proses penyembuhan
makin cepat
Perkiraan penyembuhan
fraktur pada orang dewasa
Lokalisasi
Waktu penyembuhan
Falang/metakarpal/metatarsal/kosta
3-6 minggu
Distal radius
6 minggu
12 minggu
Humerus
10-12 minggu
Klavikula
6 minggu
Panggul
10-12 minggu
Femur
12-16 minggu
Kondilus femur/tibia
8-10 minggu
Tibia/fibula
12-16 minggu
Vertebra
12 minggu
Penilaian penyembuhan
fraktur
Klinis ; pemeriksaan pada daerah fraktur
dengan melakukan pembengkokan pada
daerah fraktur, pemutaran dan kompresi
untuk mengetahui adanya gerakan atau
perasaan nyeri pada penderita. Keadaan ini
dapat dirasakan oleh pemeriksa atau oleh
penderita sendiri. Apabila tidak ditemukan
adanya gerakan, maka secara klinis telah
terjadi union dari fraktur.
Non union
Adalah suatu kegagalan penyembuhan tulang,
terjadi pada masa lebih dari 8 bulan. Semua
proses reparatif sudah berhenti, tetapi
kesinambungan tulang belum atau tidak tercapai.
ditandai dengan nyeri
Penyebab karena imobilisasi maka untuk
mencegah bony ankylosis maka harus mobilisasi.
Mal union
Bila proses penyembuhan berjalan
normal, union terjadi dalam waktu
semestinya namun tidak tercapai bentuk
aslinya atau abnormal.
Terimakasih
TERAPI FRAKTUR
TERTUTUP
Terapi terdiri dari :
1. Manipulasi, memperbaiki posisi fragmen
2. Pembebatan, pertahankan sampai
menyatu
3. Gerakan sendi, harus dipertahankan
4. Weight-Bearing, membantu
penyembuhan
REDUKSI
Mencegah dysplacement
METODE :
1. Traksi yang terus-menerus
2. Pembebatan dengan gips
3. Pemakaian penahan fungsional
4. Fiksasi internal
5. Fiksasi eksternal
CONTINUOUS TRACTION
1. Traksi dengan gaya berat
- hanya tungkai atas
- Wrist sling
CONTNUOUS
TRACTION
2. Skin Traction
- Weight 4-5 Kg
CONTNUOUS
TRACTION
3. Skeletal Traction
- Wire/Pin insertion
at behind tibial
tubercle, lower tibia,
or calcaneum
KOMPLIKASI TRAKSI :
1. Menghambat sirkulasi
- Terutama pada anak2
2. Nerve Injury
- Older people predispose of peroneal
nerve injury
3. Compartement syndrome
- Oleh traksi yg berlebihan : kerusakan arteri
iskemi & cedera edema
SPLINTING
Tekan luka terbuka dengan menggunakan kasa
kering dan steril untuk mengontrol perdarahan dan
mencegah kontaminasi agar meminimalisir resiko
infeksi
Splint seharusnya mencakup sendi atas dan
bawah dari tulang yang fraktur
Saat memasang splint, harus tetap dimonitor
fungsi neurovaskular : capilary refill, pulse, gross
sensation dan fungsi motor
Splinting harus sudah dilakukan sebelum
memindahkan pasien
Jika fraktur mengakibatkan deformitas, maka
harus dilakukan traksi sebelumnya
Cast Splintage-Technique
FIKSASI INTERNAL:
- Fixed bone fragment with sekrup, plat logam,
paku intramedullar
- Risiko Infeksi bergantung pada
Pasien
Dokter
Fasilitas
EXTERNAL FIXATION
INDIKASI FIKSASI
EKSTERNAL
1.
2.
3.
4.
5.
FRAKTUR KLAVIKULA
Terima Kasih
TERAPI FRAKTUR
TERBUKA
TREATMENT FRAKTUR
TERBUKA
Penanganan dini
Debridemen
Penutupan luka
Stabilisasi fraktur
PENGANGANAN DINI
Tutup luka (sementara) mencegah
infeksi lebih lanjut
Profilaksis antibiotik
* kombinasi benzilpenicilin &
flukloksasilin tiap 6 jam selama 48 jam
(jika luka terkontaminasi >>>)
Antitetanus
Debridemen
Tujuan: membersihkan luka dari benda
asing dan jaringan mati, serta
memberikan vaskularisasi yang baik pada
daerah luka.
Dilakukan dalam anestesi umum
Irigasi dengan garam fisiologis
Eksisi luka: sesedikit mungkin, tepi
lukanya sehat
Debridemen
Ekstensi pada luka: lakukan dengan hatihati
Pembersihan luka: dicuci dengan saline,
jangan gunakan syringe memperburuk
kontaminasi
Pembuangan jaringan mati
Tendon dan saraf: secara umum dibiarkan
saja
Penutupan Luka
Luka Tipe I yang kecil dan tidak
terkontaminasi dapat ditutup, asal
dilakukan tanpa tegangan
Luka yang lain dibiarkan terbuka hingga
bahaya infeksi telah lewat, balut dengan
kasa steril, lihat setelah 2 hari, kalau
bersih dapat dijahit atau dilakukan
pencangkokan kulit
Stabilisasi Fraktur
Penting untuk mengurangi infeksi dan
membantu perbaikan jar. lunak.
Fiksasi tergantung dari: derajat
kontaminasi, jarak waktu dari kejadian
sampai operasi, dan banyaknya
kerusakan jaringan lunak.
Stabilisasi Fraktur
Bila kontaminasi minimal dan jarak waktu
<8jam, untuk fraktur sampai Tipe IIIA
dapat dilaku-kan: cast splintage,
intermedul-lary nailing dan fiksasi
eksterna.
Untuk luka yang lebih parah perlu
pertimbangan yang baik dari ahli ortopedi
dan bedah plastik
Stabilisasi Fraktur
Kebanyakan dapat dilakukan fiksasi
eksterna. Atau juga locked nailing dan
pemasangan plates and screws.
Perawatan Selanjutnya
Tungkai ditinggikan, perhatikan
sirkulasinya.
Pada luka yang dibiarkan terbuka, lihat
dalam 2-3 hari, dan lakukan delayed
primary suture atau pencangkokan kulit.
Bila terjadi toksemia atau septikemia (stlh
pemberian kemoterapi) lakukan drainase
KOMPLIKASI FRAKTUR
Komplikasi Umum
24 jam pertama setelah cedera :
Syok
Koagulopati difus
Fungsi pernafasan
Crush syndrome
Trombosis vena dan emboli paru-paru
Tetanus
Gas Gangren
Emboli lemak
Komplikasi Lokal
DINI:
Infeksi
Robekan serabut
otot
Cedera pembuluh
darah, saraf,
visceral, ligamen
LANJUT:
Nekrosis
avaskuler
Ulkus
dekubitus
Tendinitis,
ruptur tendon
Non-union
Malunion
Kekakuan
sendi
Sumsum Tulang
Setelah frakturkehilangan arsitektur normal unsur
sum2 tulang,hilangnya pembuluh darah diregio dgn
fracture callus clot & reorganisasi komplemen seluler
dari sum tulang kedalam regio yang mempunyai
kepadatan seluler tinggi dan rendah.
Regio kepadatan seluler tinggitransformasi sel
endotelsel polymorfiwaktu 24jam setelah fraktur
akan mengeluarkan osteoblastik fenotipmulai
membentuk tulang baru.
Aktivitas pada sumsum tulang selama terjadi fraktur
healing tidak tergantung pada pengaruh mekanis
Cortex
Penyembuhan primer/cortical healing upaya langsung yang
dilakukan cortex memantapkan kembali begitu terkoyak.
Proses berlangsung bila terdapat pemulihan anatomi dari fragmen
fraktur yang menggunakan fiksasi internal rigid.
sel peresorbsi tulang satu sisi fraktur mengalami tunnelling
resoptive response, dimana akan memantapkan kembali sistem
Haversi yang baru dengan jalan memberikan jalur (pathway)
untuk penetrasi pembuluh-pembuluh darah. Pembuluh darah
tersebut disertai sel endotel dan sel mesenkim perivaskuler yang
menjadi sel osteoprogenitor untuk osteoblast. Peristiwa tersebut
akan mengakibatkan pembentukan unit-unit remodelling yang
berlainan dan disebut sebagai cutting cones.
Penyembuhan sekunder menyangkut respon pada periosteum
dan jaringan lunak luar yang berakhir dengan pembentukan kalus.
Periosteum
Jaringan Lunak
Eksternal
Jaringan lunak eksternal memainkan peranan
penting pada reparasi tulang dengan timbulnya
jembatan kalus baru yang akan menstabilkan
fragmen-fragmen fraktur. Tipe jaringan yang
terbentuk dari jaringan lunak eksternal tersusun
melalui sebuah proses osifikasi endokondral
dimana sel-sel mesenkim undiferensiasi didapat,
dilekatkan, berproliferasi, dan akhirnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel pembentuk
kartilago.