Disusun oleh:
Prilavia Ramadhani
Andhika Yudhi Hartono
Nyimas Karina Hasanah
Preseptor:
Ami Rachmy, dr., Sp.RM
REHABILITASI MEDIK
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL IHSAN BANDUNG
2012
REHABILITASI IMOBILISASI
1. DEFINISI
Tirah baring lama atau immobilization adalah keterbatasan fisik atau
keterbatasan tubuh atau anggota geraknya. Tirah baring lama diakibatkan oleh
keadaan berikut :
1
Pengabaian pengobatan
1. Sistem muskuloskeletal
1
Kekuatan
Tirah baring akan mengurangi kekuatan otot secara bertahap sebanyak
0,7-1,5% per hari atau bisa berkurang sebanyak 25-40% secara
keseluruhan. Pengurangan muncul paling besar pada minggu pertama.
Selanjutnya berkurang secara bervariasi. Atrofi fiber otot akan mulai
muncul pada 24 jam selanjutnya. Atrofi otot bergantung pada derajat dan
penyebab ketidakaktifan tubuh. Pada gangguan fungsi lower motor neuron
dengan paralisis flacid kronis yang irreversible , sejumlah otot berkurang
90-95%. Pada upper motor neuron dengan spasme akan berkurang 30-35%
karena kontraksi otot mencegah atrofi.
Daya tahan
Berkurangnya kekuatan dan efek lanjutan dari tirah baring pada sistem
kardiovaskuler akan mengakibatkan berkurangnya daya tahan.
Sendi
Tirah baring berefek pada sendi. Hyalin kartilage pada sendi menerima
nutrisi melalui influks den efluks cairan sinovial yang disebabkan gerakan
sendi. Selama tirah baring, proses ini akan berhenti. Oleh karena itu nutrisi
untuk hyalin kartilage jadi tidak terpenuhi dan seiring berjalannya waktu,
artikular kartilage akan berubah.
Kontraktur adalah kehilangan lingkup gerak pada sendi. Hal ini karena
beberapa sebab, seperti kekakuan jaringan ikat, otot, dan kapsul sendi,
seperti pada penyakit sendi. Pada pasien tirah baring, faktor mekanik
sangat penting. Jika otot tidak bergerak dalam waktu lama, maka fiber otot
dan jaringan ikat akan memendek, menyebabkan kontraktur pada sendi
yang relaks. Pemendekan ini terjadi posisi menetap selama 5-7 hari karena
kontraksi serat kolagen dan penurunan sarkomer pada serat otot. Jika hal
ini berlangsung selama 3 minggu, maka jaringan ikat lunak akan
digantikan dengan jaringan ikat padat, menyebabkan kontraktur.
2. Sistem Saraf
Walaupun tirah baring tidak berpengaruh secara langsung pada sistem
saraf, penyakit koordinasi dan keseimbangan akan terpengaruh. Pada pasien
dengan lesi sistem saraf pusat karena inkoordinasi, efek tirah baring akan lebih
parah. Focal compression neuropathi merupakan komplikasi umum dan
komplikasi keduanya adalah foot drop karena kompresi saraf peroneal.
3. Sistem Kardiovaskuler
Efek tirah baring akan meningkatkan tonus simpatetis, meningkatkan detak
jantung,
menurunkan
efisiensi
jantung,
postural
hipotensi,
dan
4. Sistem Pernafasan
Pada posisi terlentang, pasien tirah baring biasanya tidak
mengkontraksikan otot interkostal, diafragma, atau abdomen untuk inspirasi
dan ekspirasi maksimal. Atrofi otot secara umum akan berpengaruh terhadap
fungsi dan efisiensi pernafasan. Selain itu tirah baring juga berpengaruh
terhadap mekanisme batuk karena efisiensi silia berkurang dan batuk menjadi
tidak maksimal.
Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai biaya tirah baring lama,
pentingnya latihan bertahap dan ambulasi dini, serta mencegah
ketergantungan pasien dengan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
sendiri, semampu pasien.
Usaha yamg dilakukan untuk mengatasi tirah baring lama adalah sebagai
berikut :
1. Latihan range of motion (ROM) aktif atau pasif
2. Pneumonia orthostatik
Latihan pernafasan
3. Hipotensi orthostatic
Pencegahan
6. Ulkus dekubitus
7. Melatih kemandirian pasien terutama untuk aktivitas kehidupan seharihari, seperti makan atau minum, berpakaian, mobilisasi di tempat tidur,
menyisir rambut dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA