Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


FK UNPAD/RSHS

No

1
2
A

B
I
1

2
3
4

1
2

Prosedur
PERHATIAN
Pasien harus merasa nyaman
Jelaskan hal-hal yang akan dilakukan
pada pasien
PEMERIKSAAN
Amati keadaan umum pasien:
- Kesan sakit
- Tingkat kesadaran
(compos mentis, somnolen,
soporous, comatous)
- Ukur tinggi badan dan timbang
berat badan pasien
Tanda Vital
Pengukuran tekanan darah:
Persiapan
Pasien dalam keadaan rileks atau tidak
stres, dalam ruangan yang tenang,
tekanan darah diukur setelah pasien
beristirahat kira-kira 5 menit.
Pengukuran biasanya dilakukan pada
lengan yang dominan.
Lengan yang diukur tekanan darahnya
harus rileks dan tidak dilindungi
pakaian.
Dilakukan tiga kali pengukuran tekanan
darah serial, dan hanya rata-rata dari
dua pengukuran terakhir yang
digunakan sebagai hasil pengukuran.
CATATAN:
-Untuk pasien yang pertama kali
datang ke pemeriksa, pengukuran
tekanan darah dilakukan pada kedua
lengan pasien
Peralatan untuk mengukur tekanan
darah:
- Sebuah manset yang berisi kantung
yang dapat dikembangkan (bladder)
- Sebuah manometer
- Sebuah stetoskop (bagian-bagian
stetoskop: bell, diafragma,
pipa,earpieces)
Teknik:
Letakkan lengan pada posisi dimana
arteri brakialis berada setinggi jantung.
Letakkan manset di atas arteri brakialis

Skala penilaian
2
3

Komentar

4
5

Bagian bawah manset harus berada


pada lebih kurang 2,5 cm di atas
lipatan antekubiti dan ikatkan manset
pada lengan dengan pas.
Posisi siku agak fleksi
Tekanan sistolik diperkirakan dengan
cara palpasi untuk menentukan
seberapa tinggi menaikkan tekanan
manset. Raba arteri radialis dengan
jari2 salah satu lengan, lalu secara
cepat kembangkan manset sampai
denyut arteri radialis menghilang.
Baca ukuran tekanan ini pada
manometer dan naikkan tekanan
sampai 30 mmHg di atasnya.

Turunkan tekanan manset secara


perlahan, darah mengalir kembali melal
ui arteri: pada saat stetoskop menerima
suara bising, baca ukuran tekanan
darah ini pada manometer. Tekanan
darah yang diukur pada saat ini adalah
tekanan darah maksimal yaitu tekanan
darah sistolik.

Tekanan manset terus diturunkan


secara perlahan. Makin kempis
manset, suara bising makin kurang
terdengar dengan stetoskop, sampai
suara tersebut menghilang sama
sekali: tekanan darah yang terbaca
pada manometer saat itu disebut
tekanan darah minimal yaitu tekanan
darah diastolik.
Denyut nadi
Persiapan
Periksa denyut nadi pasien pada arteri
radialis
Tentukan kecepatannya, regularitas
iramanya, kualitas, ada tidaknya pulsus
defisit.
Teknik :
Letakkan jari telunjuk dan jari tengah di
atas pergelangan tangan yang
berlawanan, dan ibu jari di bawahnya.
Dengan bagian yang rata dari jari,
tekan pergelangan tangan sampai
terasa denyut pada arteri radialis.
Hitung jumlah denyutan selama 15
detik dan kalikan 4 untuk mendapatkan
denyut permenit.
Jika iramanya ireguler, hitung denyut
selama 60 detik dan kecepatannya
harus dievaluasi dengan auskultasi
jantung.

II
1
2

1
2
3
4

III
1.

Kecepatan dan pola pernafasan


Perhatikan dinding dada pasien.
Dengan cermat perhatikan kecepatan,
kedalaman, simetri dan pola
pergerakan nafas pasien.

2.

Hitung pergerakan nafas pasien


selama 15 detik dan kalikan 4 untuk
mendapatkan kecepatan pernafasan
permenit.

IV
1.
2.
C
I
1
II
2
III
3
4
5
6
IV
7
8

9
10
11

Suhu Tubuh
Letakkan termometer pada ketiak
pasien
Baca suhu tubuh pasien pada
termometer setelah 5 menit.
Kepala
Rambut
Perhatikan kuantitas, distribusi, tekstur,
pola rontoknya rambut jika ada.
Tengkorak
Perhatikan jika ada deformitas,
benjolan atau nyeri.
Wajah
Perhatikan simetri atau tidak
Amati jika ada pergerakan involunter
Perhatikan jika ada edema
Perhatikan jika ada massa
Mata
Perikasa posisi mata
Kelopak mata: perhatikan hal-hal
berikut:
- lebar fisura palpebra
- edema kelopak mata
- warna kelopak mata
- lesi
- keadaan dan arah bulu mata
- adekuat tidaknya kelopak mata
menutup
Kornea : dengan cahaya dari arah
oblique, perhatikan jika ada kekeruhan
dari kornea kedua mata
Pupil : Perhatikan ukuran, bentuk dan
simetri tidaknya kedua pupil.
Konjungtiva and sklera :
a. Tekan ke bawah kedua kelopak
mata bawah pasien dengan ibu jari
sambil pasien disuruh melihat ke
atas, sehingga tampak jelas sklera
dan konjungtiva.

V
12
13
VI
14
VII
15
16

17

18

19

D
1

b. Perhatikan sklera dan konjungtiva


palpebra: warna, ada tidaknya nodul
atau pembengkakan.
c.
Jika dibutuhkan pandangan
yang lebih luas dari mata, letakkan
ibu jari di tulang pipi pasien dan jari
telunjuk di alis mata pasien. Pasien
disuruh melihat ke samping dan
bawah.
Telinga
Perhatikan masing-masing aurikula dan
jaringan sekitarnya: deformitas,
benjolan dan lesi kulit
Gunakan otoskop untuk melihat saluran
telinga dan gendang telinga.
Hidung
Perhatikan jika ada asimetri atau
deformitas hidung.
Mulut dan Farings
Bibir: Perhatikan warna, kelembaban,
ada tidaknya benjolan, luka, bibir
pecah.
Gusi dan gigi:
a. Amati warna gusi
b. Perhatikan tepi gusi
c. Perhatikan gigi: warna, sudah
dicabut, kelainan posisi dan bentuk.
Atap mulut:
Perhatikan warna dan arsitektur
palatum durum
Lidah :
a.
Perhatikan warna
b.
Perhatikan tekstur dari
dorsum lidah
c.
Perhatikan tepi dan
permukaan bawah lidah.
Farings dan Tonsil :
a. Pasien membuka mulut dengan
lidah tetap di dalam mulut, suruh
pasien untuk mengucapkan ah.
Hal ini adalah untuk melihat farings
dengan baik.
b. Jika farings belum terlihat dengan
baik, tekan lidah dengan spatula
lidah ke bawah.
c. Amati palatum mole, uvula, tonsil
dan farings.
d. Perhatikan warna, simetri/asimetri
dan cari jika ada eksudat,
pembengkakan, ulserasi, dan
pembesaran tonsil.
Leher
Inspeksi
Perhatikan simetri/asimetri dan jika ada

3
4

massa atau jaringan parut.


Cari jika ada pembengkakan kelenjar
parotis atau submandibular, dan
perhatikan jika ada kelenjar getah
bening yang tampak.
Inspeksi kelenjar tiroid
Tekanan vena jugular /Jugular Venous
Pressure (JVP)
a.
Bagian kepala tempat tidur
pemeriksaan dinaikkan sekitar 150
sampai 300 dari bidang horisontal.
Jika tekanan vena tidak dapat diukur
karena titik kolaps diatas rahang
sehingga tidak tampak, tempat tidur
pemeriksaan dinaikkan kira-kira
300 atau 600
b.
Pengukuran terbaik dilakukan
dari vena jugularis interna. Jika tidak
mungkin terlihat, dapat digunakan
vena jugularis eksterna. Untuk
menentukan level dari tekanan
vena, dapatkan titik osilasi tertinggi
vena jugularis interna atau jika perlu,
titik kolaps vena jugularis eksterna.
c.
Titik nol untuk pengukuran ini
adalah angulus sternalis, dan
tekanan vena selalu diukur pada
jarak vertikal dari angulus sternalis.
Angulus sternalis kira-kira 5 cm di
atas atrium kanan. Tekanan yang
diukur dicatat sebagai 5 + x cmH2O.
Tekanan yang diukur lebih dari 3 cm
di atas angulus sternalis dikatakan
meningkat.
Palpasi
Kelenjar getah bening
a. Pasien harus rileks.
b. Dengan menggunakan jari telunjuk
dan jari tengah, gerakkan kulit di
atas jaringan dasar pada setiap area
(preaurikular, posterior aurikular,
oksipital, tonsilar, submandibular,
submental, servikal superficial,
servikal posterior, supra klavikular).
c. Perhatikan ukuran, bentuk, terpisah
atau melekat satu sama lain,
mobiltas, konsistensi dan ada
tidaknya nyeri.
Trakea
a. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah
pada ruang antara klavikula sehingga
teraba trakea.
b. Perhatikan posisi trakea (di tengah
atau bergeser)

Kelenjar tiroid (diraba dari belakang)

a. Letakkan jari-jari kedua tangan pada


leher pasien sehingga jari telunjuk
berada di bawah krikoid.
b. Posisi leher pasien adalah ekstensi,
dan pasien disuruh menelan
c. Raba ada tidaknya jaringan kelenjar
d. Perhatikan ukuran, bentuk, dan
konsistensi kelenjar, dan identifikasi
ada tidaknya nodul atau nyeri.
E
1
2

3
4
5

Toraks
Persiapan
Periksa toraks depan dan belakang
dalam keadaan pasien duduk.
Jika hal ini tidak memungkinkan,
dengan posisi pasien telentang, periksa
toraks dan paru depan, dan letakkan
pasien pada posisi miring ke salah satu
sisi untuk memeriksa toraks posterior.
Inspeksi
Perhatikan ada tidaknya deformitas
atau asimetri
Perhatikan bentuk toraks
Amati ada tidaknya gangguan
pergerakan nafas pada satu atau
kedua sisi.
Palpasi
Palpasi toraks: pusatkan pada daerah
yang nyeri, kelainan kulit di
atasnya, ekspansi pernafasan,
dan getaran (fremitus).
Bandingkan kedua hemitoraks.
Raba tactile fremitus :
a. Fremitus adalah getaran yang
teraba yang dihantarkan melalui
cabang bronkopulmonal ke dinding
toraks ketika pasien bicara.
Untuk mendeteksi getaran, gunakan
bagian tulang dari telapak tangan
pada dasar jari atau permukaan
ulnar tangan.
b. Pasien disuruh mengucapkan tujuh
puluh tujuh .
Apeks jantung
a. Letak normal adalah pada atau
medial dari linea midklavikula
sinistra sela iga 4 atau 5. Perhatikan
impuls apeks; pulsasi sistolik pada
apeks ventrikel pada saat kontraksi
menyentuh dinding toraks. Paling
mudah diraba pada posisi pasien
dekubitus lateral kiri.
b. Pasien disuruh miring sedikit ke kiri

10
11

12

13

14
15
16
17

dan perhatikan lagi.


c. Lalu raba impulsnya.
d. Jika pada inspeksi tidak terlihat
lokasinya, cari letak apeks jantung
dengan permukaan palmar
beberapa jari.
e. Jika tidak teraba, suruh pasien untuk
ekspirasi penuh dan berhenti
bernafas untuk beberapa detik.
Perkusi
Teknik perkusi:
a. Hiperekstensi jari tengah tangan
kiri (utk pemeriksa yang bukan
kidal)
b. Tekan sendi interfalangeal distal
pada permukaan yang akan
diperkusi.
c. Lengan kanan diletakkan pada
posisi dekat ke permukaan yang
akan diperkusi dengan tangan
diangkat ke atas.
d. Jari tengah kanan setengah fleksi,
rileks dan siap untuk perkusi.
Bandingkan kedua hemitoraks.
Pada keadaan normal, perkusi jantung
akan menghasilkan daerah yang
pekak di sebelah kiri sternum
dari sela iga 3 sampai 5. Perkusi
paru kiri lateral dari daerah
tersebut.
Pada hemitoraks kanan, perkusi dari
atas ke bawah pada linea
midklavikula kanan, Identifikasi
pekak hati.
Identifikasi batas kanan, batas kiri dan
batas atas jantung.
Auskultasi:
Untuk menilai aliran udara melalui
cabang trakeabronkial.
Dengarkan suara yang dihasilkan oleh
pernafasan (vesikular,
bronkovesikular, bronkial)
Dengarkan jika ada suara tambahan.
Jika dicurigai adanya suatu kelainan,
dengarkan suara pada saat
pasien bicara atau berbisik.
Suara jantung dan murmur:
a. Katup aorta: sela iga 2 kanan
b. Katup pulmonal: sela iga 2 kiri
c. Katup tricuspid : linea sternalis kiri
bawah
d. Katup mitral : apeks jantung
Abdomen

1
2
3

4
5

Inspeksi
Perhatikan bentuk abdomen (datar,
cembung)
Amati kulit: skar, striae, dilatasi vena,
rash dan lesi
Palpasi
Light palpation :
Raba abdomen dengan lembut. Hal ini
terutama untuk mengidentifikasi nyeri
abdomen, resistensi muskuler, dan
beberapa organ superfisial dan massa.
Palpasi dalam:
Biasanya untuk menggambarkan
massa abdomen.
Hati :
a. Letakkan tangan kiri di bagian
belakang pasien, sejajar dan
menyokong iga 11 dan 12 kanan.
b. Ingatkan pasien untuk rileks di atas
tangan pemeriksa jika perlu.
c. Dengan mendorong tangan kiri ke
depan, hati pasien mungkin lebih
mudah teraba oleh tangan kanan
pemeriksa.
d. Letakkan tangan kanan pada bagian
kanan perut pasien lateral muskulus
rektus abdominis.
e. Pasien disuruh untuk nafas dalam.
f. Coba untuk meraba tepi hati pada
saat hati bergerak ke bawah
menyentuh ujung jari pemeriksa.
g. Jika teraba, tepi hati yang normal
adalah tajam, lunak, dan reguler,
permukan rata .
Lien :
a. Tangan kiri mendorong bagian
bawah toraks kiri dan jaringan lunak
di dekatnya
b. Dengan tangan kanan di bawah tepi
iga kiri, tekan ke dalam ke arah lien.
c. Mulai palpasi dari bawah sehingga
tangan kita di bawah lien yang
mungkin membesar.
d. Suruh pasien nafas dalam
e. Coba untuk meraba tepi lien pada
saat lien bergerak ke bawah
menyentuh ujung jari.
f. Perhatikan adanya nyeri, dan nilai
kontur lien.
Perkusi
Untuk memeriksa adanya asites
a.
Abdomen yang cembung
dicurigai kemungkinan adanya
cairan asites.

b.

9
10

Pekak samping disebabkan


cairan asites di bawah karena
gravitas sedangkan usus yang berisi
udara melayang di atasnya.
c.
Mencari pekak samping adalah
dengan perkusi ke arah luar dari
daerah pusat timpani.
d.
Tandai batas antara timpani
dan pekak.
Tes untuk pekak pindah
a. Setelah menandai batas antara
timpani dan pekak, suruh pasien
miring ke satu sisi.
b. Perkusi dan tandai lagi.
Auskultasi
Dengarkan bising usus. Suara normal
adalah clicks dan gurgles
Perhatikan frekuensi dan karakternya.
Bising usus normal : 5-34 kali
permenit.
Ekstremitas
Perhatikan adanya deformitas, kulit, jari
tabuh, edema, dan lesi atau kelainan
lainnya.

10

Anda mungkin juga menyukai