Melgia Sari
10060314004
Desti Puspa Rahayu 10060314021
Dwiratie Regina C. 10060314022
Herlina Aprilia A. 10060314028
Fitria Sari
10060314031
Deazs Miftah M. 10060314041
Siti Sarah
10060314048
SIRUP
Sirup merupakan bentuk sediaan cair yang
mempunyai nilai lebih antara lain dapat
digunakan oleh hampir semua usia, cepat
diabsorpsi, sehingga cepat menimbulkan efek.
Menurut farmakope Indonesia Edisi III
Obat Sirup diartikan sebagai sediaan obat
cair dalam bentuk larutan yang mengandung
sakarosa, Kecuali dinyatakan lain, kadar
sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66%.
Gula
Pengaw
et
perasa
pewang
i
metodelogi
Shimadzu
UV
Visible
merekam
Larutan dibiarkan
untuk
menyeimbangkan. 24
berikutnya jam dan
kemudian
disentrifugasi selama
5 menit pada 2000
rpm.
Penentuan PH
pH formulasi sirup parasetamol
ditentukan menggunakan pH meter dan
ditemukan hampir netral. pH dari
formulasi sirup parasetamol FP1 dan
FP2 masing-masing 7.01, 7.02.
Penelitian Freeze-thaw
Sirup parasetamol yang diformulasikan
menjadi sasaran freeze-thaw penelitian
dengan mengekspos secara bergantian
pada 4 C dan 40 C (selama 24 jam
pada masing-masing suhu) selama 14
hari. Tidak ada curah hujan dan tidak
ada kekeruhan dalam formulasi sirup
Pengujian
stabilitas
kimia
Formulasi sirup parasetamol yang
dipilih menjadi sasaran penelitian
stabilitas kimia pada kondisi suhu yang
berbeda seperti suhu kamar (25 C),
40 C / 75% RH dan 55 C dalam
jangka waktu 10 minggu. Untuk
penelitian ini, sirup dianalisis selama
isi obat pada interval waktu yang
berbeda.
KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa formula
yang lebih stabil pada formulasi tersebut adalah
formulasi 1 karena pada formulasi 1 setelah 10
minggu terdapat konsentrasi paracetamol adalah
93.43%, sedangkan formulasi 2 setelah 10 minggu
terdapat konsentrasi 90,91%, dan dengan teknik
yang dirancang pada formulasi 1 dan formulasi 2
bahan obat padat yang kelarutannya buruk dalam air
dapat ditingkatkan menggunakan pendeketan
campuran solvabilitas.
TERIMAKASIH