Anda di halaman 1dari 17

5

Formulasi Sediaan Larutan


Disusun Oleh :

Melgia Sari
10060314004
Desti Puspa Rahayu 10060314021
Dwiratie Regina C. 10060314022
Herlina Aprilia A. 10060314028
Fitria Sari
10060314031
Deazs Miftah M. 10060314041
Siti Sarah
10060314048

SIRUP
Sirup merupakan bentuk sediaan cair yang
mempunyai nilai lebih antara lain dapat
digunakan oleh hampir semua usia, cepat
diabsorpsi, sehingga cepat menimbulkan efek.
Menurut farmakope Indonesia Edisi III
Obat Sirup diartikan sebagai sediaan obat
cair dalam bentuk larutan yang mengandung
sakarosa, Kecuali dinyatakan lain, kadar
sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66%.

KOMPONEN OBAT SIRUP

Gula

Pengaw
et

perasa

pewang
i

metodelogi
Shimadzu

UV

Visible

merekam

spektrofotometer (Model- UV 1700) dengan


menggunakan 1 cm silica gel. Parasetamol
diperoleh dari laboratorium IPCA terbatas,
Ratlam (M.P). Semua bahan kimia lainnya
yang digunakan adalah dari kelas analitis.

Pembuatan larutan standar dan kurva kalibrasi

Larutan standar (100 g / ml) obat


disiapkan dalam air suling. Larutan
standar (100 g / ml) diencerkan
dengan air suling, untuk mendapatkan
berbagai konsentrasi (5, 10, 15, 20, dan
25 mg / ml). Larutan yang mengandung
10 g / ml obat dipindai antara 200 dan
400 nm. max untuk parasetamol
masing-masing ditemukan di 243,2 nm.

Penelitian kelarutan awal parasetamol

Penentuan kelarutan obat


dalam campuran dan air
suling dilakukan pada 28
1 C. Sejumlah obat
ditambahkan ke screw
dalam 30 ml vial kaca
yang berisi larutan yang
berbeda (dari pelarut) dan
air suling. Botol tersebut
dikocok secara mekanis
selama 12 jam pada 28
1 C di orbital labu
pengocok

Larutan dibiarkan
untuk
menyeimbangkan. 24
berikutnya jam dan
kemudian
disentrifugasi selama
5 menit pada 2000
rpm.

Pengembangan formulasi sirup


kelarutan, sirup parasetamol (mengandung 6% b/v atau 5% b/v
parasetamol) dibuat dengan menggunakan campuran pelarut.
Pelarut yang diperlukan dimasukkan ke dalam labu volumetrik
(kapasitas 100 ml) mengandung 50 ml air suling, lalu dikocok
untuk melarutkan pelarut, Kemudian, parasetamol yang
dibutuhkan ditambahkan dan labu dikocok untuk melarutkan
obat. Sukosa ditambahkan kedalam labu dan dikocok untuk
melarutkannya. Kemudian, ditambahkan dengan air suling
sampai tanda batas dan sirup disaring menggunakan kertas
saring. Beberapa ml pertama sirup dibuang dan sirup disaring
dan diawetkan dalam wadah kedap udara

Penentuan PH
pH formulasi sirup parasetamol
ditentukan menggunakan pH meter dan
ditemukan hampir netral. pH dari
formulasi sirup parasetamol FP1 dan
FP2 masing-masing 7.01, 7.02.

Penelitian Freeze-thaw
Sirup parasetamol yang diformulasikan
menjadi sasaran freeze-thaw penelitian
dengan mengekspos secara bergantian
pada 4 C dan 40 C (selama 24 jam
pada masing-masing suhu) selama 14
hari. Tidak ada curah hujan dan tidak
ada kekeruhan dalam formulasi sirup

Pengujian stabilitas fisik


Formulasi sirup parasetamol yang
dipilih menjadi sasaran penelitian
stabilitas fisik seperti kondisi suhu
selama 10 minggu . Warna , kejelasan

Pengujian

stabilitas

kimia
Formulasi sirup parasetamol yang
dipilih menjadi sasaran penelitian
stabilitas kimia pada kondisi suhu yang
berbeda seperti suhu kamar (25 C),
40 C / 75% RH dan 55 C dalam
jangka waktu 10 minggu. Untuk
penelitian ini, sirup dianalisis selama
isi obat pada interval waktu yang
berbeda.

Hasil dan Pembahasan

KESIMPULAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa formula
yang lebih stabil pada formulasi tersebut adalah
formulasi 1 karena pada formulasi 1 setelah 10
minggu terdapat konsentrasi paracetamol adalah
93.43%, sedangkan formulasi 2 setelah 10 minggu
terdapat konsentrasi 90,91%, dan dengan teknik
yang dirancang pada formulasi 1 dan formulasi 2
bahan obat padat yang kelarutannya buruk dalam air
dapat ditingkatkan menggunakan pendeketan
campuran solvabilitas.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai