Abortus
Abortus
KEPERAWATAN
ABORTUS
Disusun Oleh :
Ferdiyantika
Irmayani
Vicha U
DEFINISI
Menurut Sastrawinata (2005) abortus
adalah berakhirnya kehamilan sebelum
janin dapat hidup di dunia luar, tanpa
mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru
mungkin hidup di dunia luar bila berat
badannya telah mencapai lebih dari 500
gram atau umur kehamilan lebih dari
pada 20 minggu.
E
T
I
O
L
O
G
I
FAKTOR JANIN :
Kelainan kromosom dan
Mutasi
FAKTOR IBU :
Infeksi, Keracunan,
Penyakit Kronis, Kelainan
kandungan, Trauma,
uterus cepat meregang
Pemakaian obat
Alkohol, Kafein dan
Tembakau
Faktor Ayah
Klasifikasi Abortus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ABORTUS SPONTAN
Abortus Iminens (Threatened
abortion)
Abortus Insipiens (Inevitable
abortion)
Abortus Inkompletus atau
Abortus Kompletus
Abortus Tertunda (Missed
abortion)
Abortus Habitualis (Recurrent
abortion)
Abortus Septik (Septic
abortion)
ABORTUS PROVOKATUS
1. Abortus Medisinalis (abortus
therapeutic)
2. Abortus Kriminalis.
MACAM ABORTUS
TANDA GEJALA
Vicken Sepilian, 2007
Gejala-gejala dari Abortus
Spontan :
1.Pendarahan sedikit atau
banyak
2.Nyeri dan kram terjadi di perut
bagian bawah.
3.Tidak adanya tanda-tanda
kehamilan seperti mual atau
payudara bengkak / nyeri
PATOFISIOLOGI
Menurut Sastrawinata 2005, kebanyakan abortus
spontan terjadi segera setelah kematian janin yang
kemudian diikuti dengan perdarahan ke dalam
desidua basalis, lalu terjadi perubahan-perubahan
nekrotik pada daerah implantasi, infiltrasi sel-sel
peradangan akut, dan akhirnya perdarahan per
vagina. Buah kehamilan terlepas seluruhnya atau
sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda
asing dalam rongga rahim. Hal ini menyebabkan
kontraksi uterus dimulai, dan segera setelah itu
terjadi pendorongan benda asing itu keluar rongga
rahim (ekspulsi).
PENATALAKSANAAN
BERDASARKAN KLASIFIKASI
Abortus
Insipien
Abortus
Inkompletus
Abortus
kompletus
Terapi :
- Pasang infus cairan pengganti
- Transfusi darah
- Persiapan kuretase
1. Mempercepat pengambilan
jaringan
2. Hasil konsepsi
3. Mempercepat berhentinya
perdarahan
4. Mengurangi infeksi
- Tambahan terapi :
1. Antibiotika
2. Uterotonika
Abortus
Imminen
Abortus
Tertunda
(Missed abortion)
Terapi:
- Bed rest
- Tokolitik
- ANChamil aterm
Terminasi hasil
konsepsi karena
menjadi benda asing
intra uterus. Hasil
konsepsi menimbulkan
bahaya yang dapat
menjadi sumber infeksi
dan pendarahan.
Penatalaksaan :
Kuretase
Abortus
Habitualis
Abortus Septik
- Keseimbangan cairan
tubuh
- Pemberian antibiotik
yang adekuat
- Tindakan kuretase
dilaks-anakan
apabila keadaan
tubuh membaik
minimal 6 jam
setelahpemberianant
ibiotikyangadekuat.
Konsep Keperawatan
Pengkajian
1)Identitas pasien
2) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Kotor tidak, ada benjolan tidak , ditemukan lesi tidak
2. Mata : konjugtiva anemi tidak, sklera ikterik tidak
3. Hidung : terdapat sekret tidak, sinus, flu tidak
4. Mulut : ada sariawan tidak, gigi berlubang tidak , kebersihan gigi
dan kebersihan mulut
5. Wajah : ada tidaknya kloasma gravidarum
6. Telinga : kebersihan telinga , adakah infeksi
7. Leher : adakah pembesaran kelenjar limfe
8. Payudara : simetris tidak, keluar asi tidak
9. Abdomen : adakah linea nigra, strie gravidarum, kemudian
dilanjutkan palpasi TFU
10.Perineum : meliputi kebersihan, perdarahan , maupun luka
epiostomi
3) Pemeriksaan Penunjang
DATA FOKUS
Data Subjektif
Pasien mengatakan :
1. Nyeri perut bagian bawah
dan punggung bawah
2. Dalam beberapa hari ini
terjadi perdarahan per vagina
3. Tidak adanya mual muntah
seperti biasanya
Data Objektif
Dilatasi serviks
TFU tidak bertambah sesuai
usia kehamilan
Tidak adanya DJJ
Pemeriksaan USG
menunjukkan kematian janin
Perdarahan vagina dalam
jumlah banyak lebih dari 500
cc
DIAGNOSA KEPERAWATAN
YANG MUNGKIN MUNCUL
Diagnosa
keperawatan
Tujuan
NOC :
Intervensi
bahu ditinggikan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Kontrol Nyeri
Manajemen Nyeri
Tingkat Nyeri
Setelah
dilakukan
tindakan
komprehensif
meliputi
lokasi,
karakteristik,
frekuensi,
kualitas,
teratasi dengan
Kriteria Hasil
ketidaknyamanan
3. Ajarkan
nyeri terjadi
akupressur )
penyebab
Pemberian Analgesik
1.
Tentukan
kualitas,
lokasi,
keparahan
karakteristik,
nyeri
sebelum
mengobati pasien
2. Tentukan pilihan obat analgesik
3.
Pilih
rute
intravena
daripada