TUJUAN PEMBELAJARAN
FASIOLOGI DAN BIOKIMIA NEUROTRANSMITTER
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Biokimia
Neurotransmitter
Serotonin
Serotonin (5-hydroxytryptamine, 5HT) dibentuk dari
hidrasilasi dan dekarboksilasi dari triptofan.
Konsentrasi tertinggi dari 5HT (90%) ditemukan dalam sel
enterokromafin dari saluran GIT.
Sisanya di tubuh ditemukan didalam platelet dan CNS.
Metabolisme serotonin
Katekolamin
Metabolisme katekolamin
Asetilkolin
Asetilkolon adalah molekul yang sederhana yang disintesis
dari kolin dan asetil-coA melalui suatu aksi dari choline
acetyltransferase.
Neuron yang mensintesis dan melepaskan Ach disebut
cholinergic neurons.
Ketika suatu aksi potensial mencapai terminal button dari
presynaptic neuron, voltaed-gated calcium channel akan
terbuka.
Biokimia acetylcholine
GABA
Biokimia GABA
Definisis Epilepsi
Epilepsi merupakan gangguan kronik otak yang
menunjukkan gejala-gejala berupa serangan yang
berulang yang terjadi akibat ketidak normalan kerja
sebagian atau seluruh jaringan otak akibat cetusan listrik
pada neuron peka rangsang yang berlebihan, yang dapat
menimbulkan kelainan motorik, sensorik, otonom atau
psikis yang timbul tiba-tiba dan sesaat disebabkan
lepasnya muatan listrik abnormal sel-sel otak ( WHO,
2006 )
Definisis Epilepsi
Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak
dengan berbagai etiologi, dengan gejala tunggal yang
khas, yaitu kejang berulang akibat lepasnya muatan
listrik neuron otak secara berlebihan dan paroksimal.
Epilepsi ditetapkan sebagai kejang epileptik berulang
( dua atau lebih ), yang tidak dipicu penyebab akut
( markand, 2009 )
Definisis Epilepsi
Epilepsi adalah suatu gangguan pada sistem syaraf otak
manusia karena terjadinya aktivitas yang berlebihan dari
sekelompok sel neuron pada otak sehingga
menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh manusia mulai
dari bengong sesaat, kesemutan, gangguan kesadaran,
kejang-kejang dan atau kontraksi otot.
Kejang Umum
Menurut International League Against Epilepsy ( ILAE )
tahun 1981 keang umum terbagi menjadi :
Kejang Absans
Kejang Mioklonik
Kejang Klonik
Kejang Tonik-klonik
Kejang Atonik
Kejang Absens
Hilangnya kesadaran yang berlangsung singkat (30 detik
atau kurang) dan gejalanya hampir tidak nyata/jelas.
Penderita biasanya tiba-tiba berhenti bergerak atau
berbicara, tatapannya kosong dan tidak memberikan
respons terhadap lingkungan sekitarnya. Saat serangan
kejang usai, penderita kembali melakukan aktivitas
normalnya tanpa mengetahui apa yang telah terjadi dan
tidak mengingat episode kejangnya.
Kejang Mioklonik
Kejang mioklonik ditandai dengan kontraksi otot bilateral
simetrik dalam waktu singkat. Sentakan mioklonik dapat
tunggal atau berulang. Berbagai otot dapat terkena
serangan dan intensitas kontraksi berbeda. Selain itu
kadang timbul gerakan melontarkan benda yang
dipegangnya. Pemulihan berlangsung segera dan
penderita biasanya mengingat bahwa dirinya tetap sadar.
Kejang Tonik-Klonik
Sering disebut dengan kejang Grand mal. Kesadaran
hilang dengan cepat dan total disertai kontraksi menetap
dan masif seluruh otot. Mata deviasi keatas. Fase tonik
berlangsung 10-20 detik dan diikuti fase klonik yang
berlangsung sekitar 30 detik. Selama fase tonik, tampak
jelas fenomena ototnom yang terjadi seperti dialtasi
pupil, pengeluaran air liur, dan peningkatan denyut
jantung.
Kejang Atonis
Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat
menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk
atau jatuh ketanah.Berlangsung kurang dari 15 detik dan
terjadi tanpa peringatan. Penderita biasanya dalam
kondisi sadar.
Kejang Klonik
Clonus means rapidly alternating contraction and relaxation of a
muscle. in other words, repeated jerking. The movements cannot be
stopped by restraining or repositioning the arms or legs. Clonic
seizures are rare.
(http://www.epilepsy.com/learn/types-seizures/clonic-seizures)
Klasifikasi Epilepsi
KEJANG
PARSIAL
KEJANG
UMUM
KEJANG PARSIAL(FOCAL)
Kejang parsial adalah aktivasi yang terjadi hanya pada
bagian tertentu pada bagian otak atau pada satu
hemisfere saja.
KEJANG
PARSIAL
KEJANG PARSIAL
KOMPLEKS
KEJANG PARSIAL
SEDERHANA KEJANG
UMUM SEKUNDER
ETIOLOGI EPILEPSI
EPILEPSI
PRIMER/I
DIOPATIK
EPILEPSI
SEKUND
ER
FAKTOR RISIKO
EPILEPSI
UMUR
Insidens tertinggi pada anak-anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua
diatas usia 65 tahun
Anak umur < 10 tahun, paling sering kejang umum; pada anak > 10
tahun, paling sering kejang parsial
RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA
http://www.nytimes.com/health/guides/disease/epilepsy/risk-factors.html
Patofisiologi dan
Manifestasi Klinis
Ictal Cry (kontaksi secara tonik otot laring dan respirasi) gangguan
napas (sianosis)
Fase Kloniks :
1.
SECARAPATOLOGIK
Merangsangneuronneuronkortikal
KEJANG
Gayamekanik/toksikdapat
potensialmembran
Lepasnyamuatanlistrik
Gangguanproduksienergipenurunan
tajamproduksienergi
POTENSIALAKSIYANGBERLEBIHAN
Peningkataneksitasidibandinginhibisi
neurotransmiter
Jejas/sikatriksakibat:meningitis,
ensefalitis,kontusioserebri,trauma
ASETILKOLINberlebih
Harusmencapaikonsentrasitertentuagar
dapatmengungguliambanglepaslistrik
Lepasnyamuatanlistrikakanberkala
Pelepasanmuatanlistrikakandipermudah
Serangankejangakantibatibadanberkala
GRANDMAL
Kejang+hilangkesadarantibatiba
Nukleiintralaminartalamimelepasmuatan
listrikberlebihan
KEJANG
Berperandalamderajatkesadaran
Menghalangilintasanasendensaspesifik
Kalautidakadaimpulsmakaakankoma/
tidaksadar
Patofisiologi
Grand
Mal
Penimbunan
Asetilkolin di
permukaan otak
dan berkurangnya
GABA
Aktivitas
simpatis
meningkat
Kontraksi vu : ngompol
Spasme otot pernapasan :
gang pernapasan ( mulut
berbuih samapai sianosis
Kelainan struktural
dendrit
Merendahkan potensial
membran oleh
potensial pos sinaps
Lepasnya muatan
listrik secara
berlebihan
aktivitas motorik
kontraksi otot skeletal
pada seluruh tubuh
( kejang tonik-klonik)
Input Inti
intralaminal talamik
(terminal kesadaran)
menurun
Kesadaran
Menurun
Penegakkan diagnosis
EPILEPSI
ANAMNESIS
Identitas Pasien (Nama, Umur, Pekerjaan, Pendidikan, Perkawinan, Agama, Suku)
Wanita, 18 tahun
Sacred Seven
Keluhan Umum
Kejang
Onset
Lokasi
Kuantitas
Kualitas
1. Sebelum terjadi kejang (aura/perasaan tidak
enak)
2. Saat terjadi kejang
. pola kejang
. ada deviasi mata/tidak, gejala aktivitas motorik
yang dimulai dari satu sisi tubuh, mata
berkedip berlebihan, gerakan automatism
pada satu sisi, lidah tergigit,mengompol
3. Sesudah kejang dan sebelum terjadi kejang
selanjutnya/bangkitan
Pertanyaan lainnya:
4. Apakah jenis/pola kejang lebih dari 1 macam?
5. Apakah pasien mengalami luka tubuh
sehubungan dengan serangan kejang? untuk
mengurangi tjdnya luka pd kejang berikutnya
Kronologi
Memperingan
Memperberat
Keluhan Tambahan
Tinjauan Umum
Tinjauan Sistem
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Kejang Demam/Kejang pertama kali?
2. Riwayat Trauma Kepala?
3. Riwayat Infeksi SSP, sepsis, pneumonia?
4. Riwayat Stroke dan Tumor Otak? (Umumnya
pd usia lansia)
Dosis
Jadwal Minum dan Kepatuhan
Efek pemberian obat dan efek sampingnya
Ada/tidak alergi terhadap obat anti epilepsi
tertentu(jika sudah diberikan pengobatan
sebelumnya)
Alkohol
Untuk wanita yg sdh menikah pemakaian
kontrasepsi?
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan dan Kesadaran Umum
Keaadaan Umum yang diperiksa
Keterangan
1. Kesadaran Umum
2. Tanda-tanda Vital
Nadi
Tekanan darah
Suhu
Frekuensi Pernapasan
Meningkat
2.Pemeriksaan Neurologis
1. Gait koosrdinasi
2. Saraf Kranialis
N.I (Olfaktorius)
Halunasi penciuman
N.II (Optikus)
Terdapat gangguan lapangan pandang
N.III (Okulomotorius)
Diplopia
Dilatasi pupil
Nystagmus
Motorik :
- Tonus otot bisa meningkat atau menurun
- Dystonia
Disfagia
Hemiparese
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah rutin
Kadar gula darah
Kadar electrolit (Ca, Mg,
natrium, bilirubin, dan ureum
dalam serum)
Hiponatremia ,
hipoglikemia,
hipomagnesia, dan
uremiamencetuskan
dapat
timbulnya serangan
kejang.
+ Epilepsi
Normal
+ Epilepsi
Normal
+
Epilepsi
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
OAE bekerja pada :
Sistem inhibisi
Sistem eksitasi
obat
pemakaian
Dosis/kadar darah
Efek samping
Fenitoin(dilantin)
Kejang
generalisata(tonikklonik)
300-4mg/hari
Kadar terapetik:1020g/ml
Hirsutisme,Hipertrofi
gusi,distres lambung,
penglihatan
kabur,vertigo,hiperglik
emia, anemia pada
jangka panjang)
Fosfenitoin(cerebyx)
Status epileptikus
15-20mg PE/kg
Karbamazepein
(tegretol)
Kejang parsial
kompleks kejang
generalisata(tonikklonik)
600-1600mg/hari
Kadar terapetik :412g/ml
Depsesi sumsum
tulang,distres
lambung,sedasi,pengli
hatan kabur,roam
kulit,konstipasi.
Fenobarbital (luminal)
Generalisata(tonikklonik)
90-180mg/hari
Kadar terapetik:2040g/ml
Sedasi,stres lambung
obat
pemakaian
Dosis/kadar darah
Efek samping
Diazepam(valium)
Status epileptikus
Dewasa:5-10mg
(sampai30mg)
Anak:1mg setiap 25menit sampai dosis
tunggal 10mg
Sedasi,depresi
jantung &
pernapasan
Lorazepam(ativan)
Status epileptikus
Dewasa: 2-10mg
Anak:0,1mg/kg,dosis
max 4 mg
Pusing,mengantuk,ta
kikardia,hipotensi
Asam valproat
(depakote &
depakene)
Kejang generalisata
(tonik-klonik)
mioklonik, absence,
parsial
750-3000mg/hari
Kadar terapetik :50150g/mg
Mual,
hepatotoksisitas
TATALAKSANA FASE
AKUT
(SAAT KEJANG)
TATALAKSANA
EPILEPSI
PENGOBATAN
EPILEPSI
TERAPI NUTRISI
TERAPI BEDAH
a. Lobektomi temporal
b. Eksisi korteks ekstratemporal
c. Hemisferektomi
d. Callostomi
R
S
Neuro-surgical Intervention
Epilepsi tidak harus menjadi penyakit sepanjang hidup.
Merupakan tindakan operasi yang dilakukan dengan memotong
bagian yang menjadi fokus kejang
Diindikasikan terutama untuk penderita epilepsi yang kebal
terhadap pengobatan.
Bertujuan untuk ( Stop or Reduce the number of seizures)
Meningkatkan Kualitas Hidup
Adanya variasi terhadap hasil operasi
Diet Ketogenik
Merupakan alternatif terapi khususnya pada anak-anak
Diet ketogenik adalah diet dengan kandungan tinggi lemak dan rendah
karbohidrat dan protein
Lemak menjadi sumber energi dan keton terakumulasi di dalam otak
sehingga menjadi tinggi kadarnya (ketosis)
Ketosis efek antikonvulsi, yang dapat mengurangi frekuensi dan
derajat kejang
Efek samping yang mungkin muncul akibat diet ketogenik jangka
panjang adalah konstipasi, batu ginjal, turunnya berat badan,
hipekolesterolnemia . oleh sebab itu harus dilakukan dengan hati-hati
dan dibawah pengawasan ahli gizi.
Edukasi
Minum obat sesuai anjuran dokter
Cukup Istirahat
Selalu dalam pengawasan (mengemudi, bekerja, beraktivitas)
Hindari Faktor pencetus/presipitasi
Faktor sensoris: cahaya berkedip-kedip, bunyi-bunyi yang
mengejutkan,
Faktor sistemis: demam, hipoglikemia, kelelahan fisik
Faktor mental: stress, gangguan emosi
Komplikasi
epilepsi
Classification Systemic
Complications
Cardiac
Pulmonary
Autonomic
Metabolic
Classification Systemic
Complications
Endocrine
Cerebral
Others
prognosis
Long-term prognosis
65% had achieved a five-year period of remission at ten-year
follow-up and 76% at 20 years. At ten years after diagnosis
61% were in terminal remission with 70% in terminal
remission at 20 years.
Of those in remission, 20% continued on AEDs while 50% had
successfully discontinued medication and remained seizurefree for 5 years. In a cohort of children with active epilepsy
followed up for 12 years 64% were in terminal remission
(defined as 3 years seizure free) after 12 years.
For those with chronic epilepsy, up to one-third will have a
relapsing remitting pattern with at least one period of
significant seizure freedom20.
prevalensi
Rates of disease
Approximately 50 million people currently live with epilepsy worldwide.
The estimated proportion of the general population with active epilepsy at a given time is between 4 and
10 per 1000 people.
However, some studies in low- and middle-income countries suggest that the proportion is much higher,
between 7 and 14 per 1000 people.
Globally, an estimated 2.4 million people are diagnosed with epilepsy each year.
In high-income countries, annual new cases are between 30 and 50 per 100 000 people in the general
population. In low- and middle-income countries, this figure can be up to two times higher.
Close to 80% of people with epilepsy live in low- and middle-income countries.
Daftar Pustaka
Dida A G, Nur Septiana. Tatalaksana Diit Ketogenik Pada
Penderita Epilepsi Anak Intractable. 2013. diakses dari
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013
/11/Pustaka_Unpad_TATALAKSANA_-DIIT_KETOGENIK1.pdf1
.pdf