Anda di halaman 1dari 65

STROKE ISKEMIK

TUJUAN PEMBELAJARAN

DEFINISI
FAKTOR RESIKO
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI

DEFINISI
Stroke adalah terjadinya gangguan
fungsional otak fokal maupun global
secara mendadak dan akut yang
berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak.

WHO (world Health


Organization)

Ischemic (is-skeem-ic) stroke occurs


when an artery to the brain is blocked.

strokecenter.o
rg

Ischemic stroke occurs as a result of


an obstruction within a blood vessel
supplying blood to the brain.

strokeassociation.
org

Stroke occurs from the death of brain


cells when the brain stops receiving
blood flow.

healthline.com

KLASIFIKASI
HEMORRHA
GIC
ISCHEMIC

TIA

STRO
KE
CD
C

FAKTOR RISIKO
stroke iskemik

FAKTOR
RESIKO

DAPAT
DIMOFIFIKA
SI
TIDAK
DAPAT
DIMODIFIK
ASI

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :

Usia
Jenis kelamin.
Faktor genetik atau keturunan
Ras atau etnik.

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

Hipertensi
Diabetes melitus
Dislipidemia
Alkohol
Kelainan anatomis
Penyakit jantung
Transient ischemic attack( TIA )
Merokok
Kurangnya aktivitas fisik

Patofisiologi Stroke
Iskemik

Manifestasi klinis stroke


iskemik

Stroke dapat menyebabkan berbagai


gangguan neurologis tergantung
pada lokasi lesi, ukuran area yang
perfusinya kurang dan jumlah aliran
darah kolateral

Tanda dan gejala berdasarkan lokasi


Arteri karotis interna (sirkulasi anterior: gejala
biasanya unilateral)
Dapat terjadi kebutaan satu mata(amaurosis fugaks) di
sisi arteri karotis yang terkena karena insufisiensi arteri
retinalis.
Gejala sensorik dan motorik di ekstermitas kontralateral
karena insufisiensi arteri serebri media
Lesi dapat terjadi di daerah antara arteri serebri anterior
dan media atau arteria serebri media. Gejala mula-mula
muncul di ekstremitas atas dan mungkin mengenai wajah
Apabila lesi di hemisfer dominan, maka terjadi afasia
ekspresif karena keterlibatan daerah bicara-motorik broca

Arteri serebri media


(tersering)
Hemiparesis atau monoparesis
kontralateral (biasanya mengenai
lengan)
Kadang-kadang hemianopsia(kebutaan)
kontralateral
Afasia global
Disfasia

Arteri serebri anterior


Kelumpuhan kontralateral yang lebih
besar di tungkai( lengan proksimal jugan
mungkin kena dan gerakan volunter
tungkai yang bersangkutan terganggu
Defisit sensorik kontralateral
Demesia, gerakan menggenggam,
refleks patologis( disfungsu lobus
frontalis)

Sistem vertebrobasiler(sirkulasi
posterior: manfestasi biasanya bilateral)
Kelumpuhan di satu sampai keempat ekstremitas
Meningkatnya refleks tendon
Ataksia
Tanda babinski bilateral
Gejala-gejala serebelum seperti tremor intention,vertigo
Disfagia
Disartria
Sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat,
disorientasi
Gangguan pengelihatan
Tinitus(gangguan pendengaran)
Rasa baal di wajah, mulut atau lidah

Arteria serebri posterior(di lobus


otak tengah atau talamus)

Koma
Hemiparesis kontralateral
Afasia visual atau buta kata(aleksia)
Kelumpuhan saraf kranial ketiga;
hemianopsia, koreoatetosis

Diagnosis
Stroke Iskemik

Anamnesis
Keluhan utama : bicara pelo
Identitas
Nama :
Umur : 60 th
Pendidikan :
Perkawinan :
Alamat :
Agama :
Suku :

Kuantitas : (lemas terus menerus )


Kualitas :
Kronologis : tiba-tiba saat bangun tidur bicara pelo
Keluhan tambahan : separuh tubuh sebelah kiri terasa
lemah
Tinjauan sistem
: (sakit kepala,gangguan
penglihatan,gangguan menelan
mual/muntah, penurunan kesadaran)
Riwayat penyakit dahulu : hipertensi tidak terkontrol sejak
5th lalu
Riwayat penyakit keluarga : (ada riwayat penyakit
menahun di keluarga?)
Pola kebiasaan : (olahraga,merokok,alkohol,makanan)

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Tanda tanda Vital
Tekanan darah : 240/120 mmHg
Suhu
: normal
Pernafasan : normal
Nadi
: 80x/menit
GCS : 15
Pemeriksaan Cranial : CN VII : (+)
CN XII : (+)
Refleks Patologis : Babinzky (+) bagian
sebelah kiri

emeriksaan Cranial

N. Hypoglossus (X

N. Facialis (VII)

Refleks patologis
Babinski

Pemeriksaan neurologis
Refleks fisiologis
Rangsang Meningeal
Fungsi sensorik
Fungsi motorik

Refleks fisiologis

Refleks patella

Refleks achilles

Meningeal sign

Neck rigidity/Brudzinski 1

Kernigs sign

Lasegue

Brudzinski 2

Fungsi sensorik

Rasa nyeri
Rasa suhu
Rasa raba

Fungsi motorik

Tonus otot
Cara
pemeriksaan:
Gerakkan otot
ps secara pasif,
raba tahanan
otot yang
Trofi
otot
diperiksa
Cara
pemeriksaan:
palpasi masa otot yg
diperiksa

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Darah perifer lengkap apabila
terjadi kenaikan, curiga ada
perdarahan
Hemostasis laju pembekuan darah
Kadar gula darah
Elektrolit
Pemantauan terapi
Kolesterol lengkap

Elektrokardiografi (EKG)
Dilakukan selama 48jam sejak
kejadian stroke
Memantau apabila terjadi
Infark miokard akut
Fibrilasi atrial
Aritmia kordis

CT Scan
Pemeriksaan gold-standard untuk
stroke
Stroke Hemoragik (perdarahan
subarachnoid) tampak lesi
hiperdens pada area subarachnoid

CT Scan
Stroke hemoragik (perdarahan intra
serebral) tampak lesi hiperdens pada
area intra serebral

CT Scan

MRI

Diagnosis Banding
Tujuan Pembelajaran

Stroke Hemorragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh
perdarahan ke dalam jaringan otak
(disebut hemoragia intraserebrum
atau hematom intraserebrum) atau
kedalam ruang subaraknoid, yaitu
ruang sempit antara permukaan otak
dan lapisan jaringan yang menutupi
otak (disebut hemoragia subaraknoid).

Bells Palsy
Bells palsy didefinisikan sebagai
parese nervus fasialis tipe perifer
idiopatik, yang meliputi wajah bagian
atas dan bawah dengan atau tanpa
hilangnya rasa pada lidah ipsilateral.

Gejala Klinis

Bells Palsy

Stroke

Langothalmus

Ada

Tidak

Lipat nasolabialis
mendatar pada sisi
yang lumpuh dan
mencong ke sisi yang
sehat.

Ada

Ada

Hilangnya daya
pengecapan

Ada

Ada

Gerakan bola mata


pada sisi yang
lumpuh lambat,
disertai bola mata
berputar ke atas bila
memejamkan mata

Ada

Tidak

Hiperakusis

Ada

Tidak

Lakrimasi

Ada

Tidak

Hemiparesis

Tidak

Ada

Dahi tidak dapat


dikerutkan

Ensefalitis
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan
otak setempat (lokal) atau seluruhnya (difus),
Gejala disebabkan
Klinis
Ensefalitis
Stroke
yang
virus,
bakteri, jamur,
dan
Demam
Ada
Tidak
parasit
Kejang

Ada

Tidak

Penurunan kesadaran

Ada

Ada

Kaku kuduk

Ada

Ada / tidak

Nyeri kepala

Ada

Ada

Muntah

Ada

Ada / tidak

Atrofi N.III

Ada

Tidak

Nyeri otot pd bag.


ekstremitas

Ada

tidak

Hemiparesis

Ada

Ada

Enselopati Hipertensi
Ensefalopati hipertensi adalah
sindrom klinik akut reversibelyang
ditandai oleh kenaikan tekanan
darah secara mendadak sehingga
melampaui batas autoregulasi otak.
HE dapat terjadi pada normotensi
yang tekanan darahnya mendadak
naik menjadi 160/100 mmHg.

Gejala Klinis

Hipertensi
Ensefalopati

Stroke

Sakit kepala hebat

Ada

Ada / tidak

Muntah

Ada

Ada

Gangguan kesadaran

Ada

Ada / tidak

Rasa ngantuk dan


bingung

Ada

Tidak

Kejang

Ada

Tidak

Hemiparese
( reversible )

Jarang

Ada

Afasi ( reversible )

Jarang

Ada

Kebutaan
( reversible )

Jarang

Ada / tidak

Penatalaksanaan Stroke

Tatalaksana UMUM
Tatalaksana di Ruang Gawat Darurat
1. Stabilisasi jalan napas dan
pernapasan
2. Stabilisasi hemodinamik

- Cairan kristaloid & koloid


intravena
- Pemasangan kateter vena
sentral, dengan target 5-12
cmH2O
- Optimalisasi tekanan darah

3. Pemeriksaan awal fisis


umum
4. Pengendalian peningkatan
TIK

- Evaluasi kepala 20-30


- Hindari pemberian cairan
glukosa, cairan hipotonik
dan hipertermia
- Osmoterapi dengan indikasi

Tatalaksana UMUM
Tatalaksana di Ruang Rawat
1. Jaga euvolemi dengan pemberian
cairan isotonis
2. Jaga keseimbanagan elektrolit
3. Koreksi asidosis & alkalosis yang
mungkin terjadi
4. Nutrisi enteral paling lambat di
berikan dalam 48 jam
5. Mobilisasi & cegah komplikasi
subakut
6. Antibiotik sesuai indikasi
7. Analgetik, anti-emetic dan antagonis
H2 diberikan jika ada indikasi
8. Pemasangan kateter urin, di lakukan
intermiten
9. Hati-hati mengerakkan dan

Kebutuhan cairan total


30 ml/kgBB/hari

Evaluasi & Tatalaksan Stroke Iskemik

Tatalaksana Farmakologis
Stroke Iskemik Akut

Fibrinolitik/trombolitik (rtPA/recombinant tissue plasminogen


activator) intravena

Terapi reperfusi untuk mengembalikan perfusi darah yang terhambat


pada serangan stroke akut.
Jenis obat golongan ini adalah alteplase, tenecteplase dan
reteplase.
Obat ini bekerja memecah trombus dengan mengaktivasi
plasminogen yang terikat pada fibrin.
Efek samping : risiko pendarahan seperti pada intrakranial atau
saluran cerna; serta angioedema.
Kriteria pasien yang dapat menggunakan obat ini berdasarkan
rentang waktu dari onset gejala stroke: (onset gejala <3 jam) dan
(onset gejala 3-4,5 jam).

Antikoagula
Unfractionated heparin
n

(UFH) dan
Lower molecular weight
heparin (LMWH)
Dapat mencegah terjadinya
kembali stroke emboli.
Dapat diberikan dalam 48 jam
setelah onset gejala apabila
digunakan untuk pencegahan
kejadian tromboemboli pada
pasien stroke yang memiliki
keterbatasan mobilitas dan
hindari penggunaannya dalam 24
jam setelah terapi fibrinolitik.
Pada pasien stroke yang
mengalami paralisis pada tubuh
bagian bawah, dimana UFH dan
LMWH memiliki efektifitas yang
sama tapi juga perlu diperhatikan
terkait risiko terjadinya

Antiplatelet
Untuk pencegahan
stroke
ulangan dengan mencegah
terjadinya agregasi platelet.
Aspirin merupakan salah
satu antiplatelet yang
direkomendasikan
penggunaannya untuk pasien
stroke.
Penggunaan aspirin dengan
loading dose 325mg dan
dilanjutkan dengan dosis 75100mg/hari dalam rentang 2448 jam setelah gejala stroke.
Penggunaannya tidak
disarankan dalam 24 jam
setelah terapi fibrinolitik.

Antihiperte Penurunan tekanan darah tidak menjadi


prioritas awal terapi dalam 24 jam pertama
nsi

setelah onset gejala stroke, kecuali


tekanan darah pasien >220/120 mmHg
atau
apabila ada kondisi penyakit penyerta
tertentu yang menunjukkan keuntungan
dengan menurunkan tekanan darah.

Obat
neuroprote
Golongan obat ini seringkali
ktif
digunakan
dengan alasan untuk menunda
terjadinya
infark pada bagian otak yang
mengalami
iskemik khususnya penumbra
dan bukan
untuk tujuan perbaikan reperfusi
ke
jaringan.
Beberapa jenis obat yang
sering digunakan seperti
citicoline, flunarizine,statin, atau
pentoxifylline.

Tatalaksana Stroke Perdarahan


Intraserebral

1. Diagnosis & penilaian gawat


darurat

- CT-scan & MRI

2. Tatalaksana medis perdarahan


intrakranial

Penggantian factor
koagulasi dan trombosit
jika pasien mengalami
defisiensi.
- Vit K 10 mg intravena
- Plasma segar beku 2-6 unit
Pencegahan tromboemboli
vena
Heparin subkutan bila
perdarahan telah berhenti

3. Kontrol tekanan darah dan


kadar glukosa darah
4. Pemberian antiepilepsi apabila
terdapat kejang
5. Prosedur/operasi

- Indikasi operasi evakuasi


bekuan darah secepatnya
- Perdarahan serebelum
dengan perburukan
neurologis

Tindakan Prosedur operasi pada


Stroke:
1. Volume perdarahan banyak (> 25 cc):
Kraniotomi evakuasi
2. Cairan otak menumpuk/hidrosepalus: VP
shunt
3. Kelainan pembuluh darah:
- Aneurisma: koiling atau clipping
- AVM: Kraniotomi reseksi; embolisasi;
koiling atau radiosurgery
gamma
knife

Tindakan Operasi: Clipping


Aneurysm

Tindakan Coiling

AVM: artery-vein
malformation
Kelainan
pembuluh
darah:arteri sedang atau
kecil langsung mengalir ke
anyaman-anyaman
pembuluh darah vena,
tanpa melalui pembuluh
kapiler-kapiler.

Anda mungkin juga menyukai