Kelompok 2A
TUJUAN PEMBELAJARAN
FISIOLOGI KESADARAN MANUSIA
DEFINISI DAN EPIDEIOLOGI MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
KLASIFIKASI MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
ETIOLOGI MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
PATOFISIOLOGI DAN MANIFESTASI KLINIS MENINGITIS DAN
ENSEFALITIS
PENEGAKKAN DIAGNOSIS MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
DIAGNOSIS BANDING MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
PENATALAKSANAAN MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS MENINGITIS DAN ENSEFALITIS
FISIOLOGI
KESADARAN
MANUSIA
Formasio reticularis
Formasio reticularis terletak di substansi grisea
otak dari daerah medulla oblongata sampai
midbrain dan thalamus.
Jadi formasio reticularis midbrain merangsang
ARAS (Ascending Reticular Activating System),
suatu proyeksi serabut difus yang menuju
bagian area di forebrain. Nuklei reticular
thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga
mengirimkan serabut difus ke semua area di
korteks cerebri
DEFINISI DAN
EPIDEMIOLOGI
MENINGITIS
DAN
ENSEFALITIS
DEFINISI
Epidemiologi
ensefalitis
Peradangan otak merupakan penyakit yang
jarang. Angka kejadiannya yaitu 0,5 per
100000 individu. Yang paling banyak
menyerang anak-anak, orang tua dan pada
orang-orang dengan sistem imun yang lemah,
seperti pada penderita HIV/ AIDS, kanker dan
anak gizi buruk. Di Inggris insidensi ensefalitis
pertahun nya mencapai 4 orang per 100.000
penduduk.
klasifikasi
Klasifikasi meningitis
Meningitis serosa ditandai dengan jumlah sel
dan protein yang meninggi disertai cairan
serebrospinal yang jernih.
Klasifikasi ensefalitis
Ensefalitis supurativa:Bakteri penyebab
ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus
aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa.
Peradangan menjalar ke jaringan otak dari otitis
media,mastoiditis,sinusitis,atau Reaksi dini
jaringan otak terhadap kuman yang bersarang
aedema, kongesti pelunakan dan
pembentukan abses. Disekeliling daerah yang
meradang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit
yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah
terbentuklah abses yang masuk ventrikel.
ENSEFALITIS SIPHYLIS
Treponema pallidum Infeksi terjadi melalui
kontak seksual Setelah penetrasi melalui
epithelium yang terluka kuman tiba di sistim
limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap
darah spiroketemia menginvasi
susunansaraf pusat. Treponema pallidum akan
tersebar diseluruh korteks serebri dan bagianbagian lain susunan saraf pusat.
ENSEFALITIS VIRUS
Virus RNA:Paramikso
virus,rabdovirus,picornavirus
Virus DNA: Herpesvirus,poxvirus,retrovirus
ETIOLOGI
MENINGITIS
DAN
ENSEFALITIS
Bakteri
Spesies
Faktor Risiko
H. Influenzae
Meningitis Subakut
Mycobacterium Tuberculosis
Treponema pallidum
Menurut Umur
< 1 bln
1- 23 bln
2-50 thn
N. meningitidis, S. pneumonia
> 50 thn
Trauma Kepala
Fraktur basis
kranial
S. pneumonia, H. influenza
Pasca
pembedahan
saraf
Trauma
penetrasi
Menigitis Virus
Herpes Virus
Herpes simplex, varicella-zoster, epstein Barr, CMV
Myxo/ paramyxo Virus
Influenza/ parainfluenza, Mumps, measles,
adenovirus,LCM, rabies, HIV
Enterovirus
Poliovirus, coxsackievirus, echovirus, toga virus
West Nile/ Japanese Encephalitis Virus
Eastern equine, western equine, venezuelan equine,
St. Louis Powasson, miscellaneous California
Menigitis Fungal
Merupakan kasus yg jarang, sering dijumpai pada:
Keganasan (2/3 kasus)
Immunodeficiency
Etiologi:
Cryptococcus (25%)
Candidiasis (50%)
Aspergilosis (5%)
Coccidiomycosis
Histoplasmosis (5%)
Lain-lain (5%)
Parasitic
Angiostrongylus cantonensis (neurologic
angiostrongyliasis)
ingesting raw or undercooked snails or slugs or by eating
contaminated produce.
Gnathostoma spinigerum
(neurognathostomiasis)
in various ways, such as by eating raw or undercooked freshwater
fish or eels, frogs, poultry, or snakes.
Ensefalitis
Jenis
Penyebab
Ensefalitis
Supurativa
Ensefalitis
Siphylis
Treponema pallidum
Ensefalitis Virus
Virus RNA
- Paramikso virus : virus parotitis, irus
morbili
- Rabdovirus : virus rabies
- Togavirus : virus rubella flavivirus
(virus ensefalitis Jepang B, virus
dengue) Picornavirus : enterovirus
(virus polio, coxsackie
A,B,echovirus)
- Arenavirus : virus koriomeningitis
limfositoria
Virus DNA
- Herpes virus : herpes zostervarisella, herpes simpleks,
sitomegalivirus, virus Epstein-barr
- Poxvirus : variola, vaksinia
Ensefalitis parasite
Ensefalitis fungus
Ensefalitis
Riketsiosis Serebri
PATOFISIOLOGI DAN
MANIFESTASI KLINIS
MENINGITIS DAN
ENSEFALITIS
Bakteri
masuk ke
dalam tubuh
Tubuh
bereaksi
melibatkan
sistem imun
Bakteri
berada
dalam aliran
darah
sistemik
(Bakteremia
)
Aksi bakteri
+ reaksi
tubuh
hasilkan
runtuhan
berupa
toksin bagi
tubuh
Toksemia
Diserap oleh
aliran darah
Gejala
lokalisatorik :
nefritis,
ensefalitis,
enteritis, dsb.
Masa
Inkubasi
Timbul gejala
(prodrom) : Demam,
anoreksia, selesma,
batuk, malaise, nyeri
kepala, delirium
sampai koma, dsb.
Bakteri
bersarang di
mastoid
Arterit
is
Menjalar ke
otak
(sutura)
Bakteri tiba
di likuor
Invasi hematogenik
melalui arteri
serebral
(penyebaran
langsung)
Menerobos
piamater
Invasi ke dalam
otak
Mekanisme bakteri
melewati BBB
Tugas
fagosit
Sel
mikroglia
Makrofag
atau
histiosit
Menangkap
Membunuh
Mencerna
Generalized morphology of
virus
virio
n le
Mekanisme virus
k
nu ps
oka
id
SE
nukleu
s
SE
invasi
replikasi
Manfes
lokalisatorik
- -meningitis
- Ensefalitis
- Meningoensefalitis
- ensefalomielitis
Penyebaran
virus
Manfes
toksemia
- Sakit kepala
- Febrile convulsion
- Vertigo
- parestesia
Meningitis viral
Enterovirus : virus coxsakie & virus ECHO
Oral-fecal
infection
Penetrasi
di usus
Keluar
bersama feses
Vili-vili
usus
Sirkulasi
pemb darah
PATOFISIOLOGI MENINGITIS
PATOFISIOLOGI
ENSEFALITIS
MANIFESTASI KLINIS
MENINGITIS
1.
Panas mendadak
2.
Muntah , Letarghi
3.
Kejang
Meningitis TB
Stadium I :
Prodormal Selama 2-3 minggu dengan gejala ringan dan
nampak seperti gejala infeksi biasa. Pada anak-anak,
permulaan penyakit bersifat subakut, sering tanpa demam,
muntah-muntah, nafsu makan berkurang, murung, berat
badan menurun, mudah tersinggung, cengeng, opstipasi, pola
tidur terganggu dan gangguan keadaran berupa apatis. Pada
orang dewasa terdapat panas yang hilang timbul, nyeri
kepala, konstipasi, kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri
punggung, halusinasi, dan sangat gelisah.
2. Stadium II :
Transisi Berlangsung selama 1-3 minggu dengan
gejala penyakit lebih berat dimana penderita
mengalami nyeri kepala yang hebat dan
kadangkadang disertai kejang terutama pada
bayi dan anak-anak. Tandatanda rangsangan
meningeal mulai nyata, seluruh tubuh dapat
menjadi kaku, terdapat tanda-tanda peningkatan
intrakranial, ubunubun menonjol dan muntah
yang lebih hebat.
MANIFESTASI KLINIS
ENSEFALITIS
1.
Sakit kepala
2.
Demam
3.
Ensefalitis virus
Bentuk asimtomatik Umumnya gejalanya
ringan, vertigo, diplopia. Diagnosis hanya
ditegakkan atas pemeriksaan
Bentuk abortif Gejala berupa nyeri kepala,
demam yang tidak tinggi, dan kaku kuduk
ringan. Umumnya terdapat gejala-gejala
seperti infeksi saluran pernafasan bagian atas
atau gastrointestinal.
Bentuk fulminan
Bentuk ini berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari
yang berakhir dengan kematian. Pada stadium akut terdapat
demam tinggi, nyeri kepala difus yang hebat, apatis, kaku
kuduk, sangat gelisah dan dalam waktu singkat masuk ke
dalam koma yang dalam.
Bentuk khas ensefalitis
Bentuk ini mulai secara bertahap dengan gejala awal nyeri
kepala ringan, demam, gejala infeksi saluran nafas bagian
atas. Kemudian muncul tanda radang Sistem Saraf Pusat (SSP)
seperti kaku kuduk, tanda Kernig positif, gelisah, lemah, sukar
tidur. Selanjutnya kesadaran mulai menurun sampai koma,
dapat terjadi kejang fokal atau umum, hemiparesis, gangguan
koordinasi, gangguan bicara, gangguan mental.
PENEGAKKAN
DIAGNOSIS
MENINGITIS
DAN
ENSEFALITIS
Anamnesis
Pria, 27 tahun.
Sacred Eight
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
Onset
Lokasi
Kualitas
Kuantitas
Kronologis
Memperingan
Memperberat
Keluhan Tambahan
Muntah, demam
Tinjauan Umum
Demam?Penurunan BB?
Tinjauan Sistem
TB
Pemakaian obat-obat Gol.
Narkotik pemakaian jenis-jenis
antibiotik dan reaksinya?
Alkohol ? Kebiasaan makan ?
Merokok ?Olahraga?
Pemeriksaan Fisik
1.
Keterangan
1. Tanda-tanda Vital
Nadi
Tekanan darah
Suhu
Frekuensi Pernapasan
98x/menit
110/8 mmHg
40 C
-
2. Kesadaran Umum
a. Kualitatif
b. Kuantitatif;
2. Pemeriksaan Neurologis
a.
.
.
.
.
Refleks Meningen
Kaku Kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Kernig
b. Refleks Patologis
. Babinski
3.
(+)
(+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
X-ray
Radiologis
CT-scan
Dapat ditemukan edema otak dan
hemoragik
Pada lesi virus didapatkan lesi berdensitas
rendah pada lobus temporal
Tidak membantu dalam membedakan
berbagai ensefalitis virus
X-ray
CT-scan
Pungsi Lumbal
Indikasi
Pungsi Lumbal
Kontraindikasi :
Syok
Infeksi di daerah tempat pungsi
Peningkatan TIK oleh proses desak
ruang dalam otak (space occupaying
lesion) dan pada kelainan pembekuan
Pungsi Lumbal
Pemeriksaan LCS
Kadar protein normal 20-40 mg/dl. Kadar ini meningkat pada
sindrom Guillain Barre, tumor intrakranial atau intraspinal,
perdarah intrakranial, penyakit degeneratif, dan meningitis.
Sel eritrosit berlebihan dalam LCS menunjukkan adanya
perdarahan atau pungsi traumatik, untuk membedakannya
segera
lakukan
supernatanya.
pemutaran
Apabila
(centrifuge)
supernatan
dan
perhatikan
berwarna
xantokrom
Pemeriksaan LCS
Kadar normal glukosa dalam LCS antara - 2/3 kadar
glukosa plasma, biasanya 50-90 mg/dl. Penurunan kadar
glukosa dalam LCS didapati pada pasien dengan meningitis
bakterial, karsinomatosis selaput otak.
Mikroorganisme
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan kadar Hb, jumlah leukosit, LED, kadar
leukosit.
DIAGNOSIS
BANDING
MENINGITIS DAN
ENSEFALITIS
MENINGITIS
BAKTERI
MENINGITIS
TUBERKULOSIS
ENSEFALITIS
ABSES OTAK
Penurunan
kesadaran
Penurunan
kesadaran
Penurunan
kesadaran
Anoreksia,malais
e
Nyeri Kepala
(terus menerus)
Nyeri Kepala
Nyeri Kepala
Nyeri Kepala
Demam
Demam
Demam
Demam
Kejang
Kejang
Kejang
Kejang
Muntah
Nyeri sendi
Nyeri sendi
Penglihatan
kabur
Gangguan
Koordinasi
(ataksia,afaksia)
Rangsang
meningen (+)
> 12-14 jam
Rangsang
meningen (+)
Rangsang
meningen (-)
Rangsang
meningen (-)
Kelainan
N.cranialis II, IV,
VII, VIII
Perubahan
mental
(halusinasi)
TIK meningkat
PENATALAKSANAA
N MENINGITIS DAN
ENSEFALITIS
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
pada Meningoensefalitis
Primary Survey
Airway
circulation
Disability (Neurologic
evaluation)
Intubasi
Pemasangan endotracheal
tube
Penatalaksanaan
penurunan TIK
Mekanik
Elevasi kepala (head-up) 30-40 derajat
Hiperventilasi (mengurangi volume darah intra
vaskular)
Mediakamentosa
Manitol 20% dosis 0,5-1 gram/kgbb dalam waktu
15 menit
Maintance : dosis awal 4-6 jam sekali
(perhatikan osmolalitas darah)
Operatif(kranietomi dekompresi)
Penatalaksanaan untuk
menurunkan TIK
a.
b.
c.
d.
PENATALAKSANAAN
LANJUTAN
Kortikosteroid
dapat menurunkan edema serebri,
mengurangi tekanan Intrakranial.
Virus Meningitis
Acyclovir 10 mg/kg IV every 8 hours for HSV-1
and HSV-2 meningitis
Cytomegalovirus (CMV) meningitis
Ganciclovir 5 mg/kg IV every 12 hours for 21 days,
maintenance dosage of 5 mg/kg every 24 hours.
Foscarnet 60 mg/kg IV every 8 hours for 21 days,
maintenance dosage of 90-120 mg/kg IV every 24
hours.
Fungal Meningitis
Cryptococcal meningitis is a major
opportunistic infection in AIDS patients
amphotericin B (0.7-1 mg/kg/day IV) for at least 2
weeks
Fluconazole 400 mg/day for 8 weeks, maintenance
200 mg/day
TBC Meningitis
Isoniazid 300 mg/day
Rifampin 600 mg/day
Pyrazinamide 15-30 mg/kg/day
Ethambutol 15-25 mg/kg/day
Streptomycin 7.5 mg/kg every 12 hours
Pencegahan
Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah mencegah
timbulnya faktor risiko meningitis bagi individu
yang belum mempunyai faktor resiko dengan
melaksanakan pola hidup sehat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan
memberikan imunisasi meningitis pada bayi
agar dapatmembentuk kekebalan tubuh.
Contoh : vaksin meningococcus, vaksin
pneumococcal, vaksin Hib
Pencegahan
sekunder
bertujuan
untuk
menemukan penyakit sejak awal, saat masih
tanpa
gejala
(asimptomatik)
dan
saat
pengobatan
awal
dapat
menghentikan
perjalanan penyakit. Pencegahan sekunder
dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan
pengobatan segera. Deteksi dini juga dapat
ditingkatan
dengan
mendidik
petugas
kesehatan serta keluarga untuk mengenali
gejala awal meningitis
Tatalaksana Ensefalitis
Penatalaksanaan
Terapi Umum:
1. Tirah baring total.
2. Bila diperkirakan infeksi akibat enterovirus
hendaknya hygiene perorangan diperhatikan.
3. Nyeri kepala dan panas yang tinggi perlu
penanganan dengan
pemberian antipiretik untuk dapat diberikan
acetaminophen/parasetamol.
2.
b. Pengobatan khusus.
1.
2.
Interveron
Non farmakologis :
1. Fisioterapi dan upaya rehabilitatif
2. Makanan tinggi kalori protein
Pencegahan
1. Imunisasi, seperti MMR atau HiB
2. Status gizi juga harus baik
3. Melindungi diri dari organisme vektor. Vektor
utama nyamuk Culex dengan memusnahkan
nyamuk dewasa dan tempat pembiakannya.
Operasi Seksio sesaria pada ibu dengan infeksi
HSV
KOMPLIKASI DAN
PROGNOSIS
MENINGITIS DAN
ENSEFALITIS
Komplikasi
Kejang
Komplikasi
Ataksia
Hidrosefalus
Prognosis
Prognosis pasien dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
Etiologi
Lama penyakit sebelum diberi antibiotik
Umur penderita
Banyaknya organisme dalam selaput otak
SUMBER
Saharso
D,
dkk.
Infeksi
Susunan
Saraf
Pusat.