Anda di halaman 1dari 24

Mengenali dan Mengetahui

Penanganan Luka Bakar


Rizki Siti Fitria 102012263
Raymond Ferdinand Noelnoni 102013035
Dessy Christina Noelik
102013056
Pebriyanti Salipadang 102013241
Fadilah Soraya Alhamid
102013336
Antonius R.M. Carlos Ora Adja 102013401
Yohana Elviani Jemumu
102013458
M. Syafiq Bin MD Sohaimi 102013499

Skenario
Seorang perempuan berusia 30
tahun dibawa ke UGD RS setelah
mengalami luka bakar akibat terkena
ledakan
dari
kompor
gas
di
rumahnya sekitar 3 jam yang lalu.

Anamnesis
KU
RPS
RPD
RPK
Riwayat Sosial

Mengenai riwayat luka bakar hrs


meliputi:
Penyebab luka bakar (termal, kimia,
atau listrik)
Seberapa besar ledakannya?
Sudah berapa lama setelah terpapar
ledakan?
Tmpt di mana luka bakar terjadi:
area terbuka/tertutup
Kemgknan cedera lainnya, seperti:
ledakan dgn serpih2 tajam/kaca,
kecelakaan kendaraan bermotor, dsb
Masalah2 medis yg menyertai
Alergi, khususnya sulfat krn byk
antimikroba topikal mengandung
sulfat
Adanya konsumsi obat2an tertentu

Pemeriksaan Fisik
Primary Survey

A Airway
B Breathing
C Circulation
D - Disability/Drugs
E Exposure

Secondary Survey
Kepala
: apakah ada deformitas
Wajah : adakah luka bakar di wajah bagian
depan dan kiri dan kanan
Rambut : adakah terbakar
Mata : apakah ada bagian mata yang
mengalami gangguan atau cacat
THT : apakah ada jelaga dan ada kelainan
pendengaran atau mengeluarkan darah
Paru :simetris, fremitus, vesikuler ,
rhonki,
wheezing
Jantung : BJ I-II, murmur , gallop
Abdomen : apakah Datar, lemas ,
bagaimana bunyi usus
Ekstremitas
:akral hangat atau dingin , apakah
ada edema
Status Lokalis
Status lokalis akan dibahas lebih lanjut dalam
pembahasan derajat luka bakar.

Pemeriksaan Penunjang
CBC pe Ht awl
hemokonsentrasi sehub. dgn
perpndhan/kehilangan cairan.

EKG

miokard/disritmia
bakar listrik.

Kalium me krn cedera


jaringan/kerskan SDM & pe
fungsi ginjal. Natrium awlnya
me pd kehilangan air.

Kadar CO serum me pd
cedera inhalasi.

Bronkoskopi
bantu
memastikan cedera inhalasi
asap.

Fotografi luka bakar


penyembuhan luka bakar
selanjutnya.

Alkalin fosfat pe sehub.


dgn
perpndhan
cairan
interstitial/gangguan pompa
natrium.
Rontgen dada/scan paru
cedera inhalasi.

iskemik
pd luka

WD : Combustio Akibat Ledakan


Gas
Gejala Klinis:
Keracunan CO
Distress pernafasan
Cedera pulmonal
Gangguan hematologic
Gangguan elektrolit
Gangguan ginjal
Gangguan metabolic

Etiologi
Trauma suhu yg berasal dari sumber panas yg kering
(api, logam panas) atau lembab (cairan, gas panas).
Listrik (luka bakar dlm dpt menyebabkan henti
jantung).
Kimia (biasanya terjadi pd kecelakaan industri akibat
trauma asam atau basa).
Radiasi (awalnya dgn kedalaman sebagian, tetapi dpt
berlanjut ke trauma yg > dlm).

Epidemiologi
2juta org menderita luka bakar di AS, tiap thn, di mana
100.000 penderita dirawat di RS & 20.000 penderita yg
perlu dirawat dlm pusat2 perawatan luka bakar.
Penderita luka bakar > 50% daerah permukaan tubuh
memiliki cukup kemgknan utk bertahan hdp bila dirawat
dgn tpt.
Insiden puncak luka bakar pd dewasa muda 20-29 thn,
diikuti olh ank umur 9 thn ke bwh. Jrg terjadi pd umur 80
thn ke ats.

Patofisiologi

Anatomi Kulit
1.
.
.
.
.
.

Epidermis
Stratum korneum
Stratum lusidum
Stratum granulosum
Stratum spinosum
Stratum basale
(Stratum Germinativum)

2. Dermis
. Lapisan papiler
. Lapisan retikuler
3. Subkutis

Fisiologi kulit

Vaskularisasi kulit

berfungsi sangat penting bagi


tubuh
diantaranya
adalah
memungkinkan
bertahan
dalam
berbagai
kondisi
lingkungan,
sebagai
barier
infeksi, mengontrol suhu tubuh
(termoregulasi),
sensasi,
eskresi dan metabolisme.

Arteri yang memberi nutrisi


pada kulit membentuk pleksus
terletak antara lapisan papiler
dan retikuler dermis dan selain
itu antara dermis dan jaringan
subkutis.

Klasifikasi luka bakar


Derajat I
Kerusakan terbatas
pada bagian
epidermis
Kulit kering, eritema
Nyeri
Tidak ada bula

Derajat II
Meliputi epidermis
dan sebagian
dermis
Terdapat proses
eksudasi
Ada bula
Dasar luka
berwarna
merah/pucat
Nyeri

Derajat III
Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih
dalam
Tidak ada bula
Kulit berwarna abuabu dan pucat
Kering
Terdapat eskar
Tidak nyeri

Luas luka bakar


Wallace membagi tubuh atas
bagian nagian 9 % atau
kelipatan dari 9 terkenal dengan
nama Rule of Nine atau Rule of
Wallace.
Kepala dan leher 9 %
Lengan 18 %
Badan Depan 18 %
Badan Belakang 18 %
Tungkai 36 %
Genitalia/perineum 1 %
Total 100 %

Berat/ringannya status
luka bakar
Berdasarkan berat/ringannya suatu luka bakar maka status luka bakar dapat
dikelompokkan ke dalam tiga status berat, sedang, dan ringan :
1. Berat/kritis
. Derajat 2 dengan luas lebih dari 25%
. Derajat 3/4 dengan luas lebih dari 10%, atau terdapat di muka, kaki, dan
tangan
. Luka bakar disertai trauma jalan nafas atau jaringan lunak luas, atau
fraktur
. Luka bakar akibat listrik
2. Sedang
. Derajat 2 dengan luas 15-25%
. Derajat 3/4 dengan luas kurang dari 10%, kecuali muka, kaki, dan tangan
3. Ringan
. Derajat 2 dengan luas kurang dari 15%
. Derajat 3 dengan luas kurang dari 2%

Tatalaksana
FASE AKUT
1.Hentikan dan hindarkan kontak langsung
dengan penyebab luka bakar
2. Nilai KU penderita Obstruksi airway, nadi, tensi dan
kesadaran (ABC)
- Obstruksi airway Bebaskan airway (intubasi, trakeostomi)
- Shock segera infus (grojog), tanpa memperhitungkan luas
luka bakar dan
kebutuhan cairan (RL)
- Tidak shock segera infus sesuai perhitungan kebutuhan
cairan

3. Perawatan luka
- Dimandikan / cuci : air steril + antiseptika
- Bula kecil ( 2-3 cm) dibiarkan.
- Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi (dipecah)
- Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver Sulfadiazine
(SSD) contoh : Silvaden, Burnazine, Dermazine dll
- Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis spektrum
luas

- Antibotik tidak diberikan bila penderita datang < 6 jam dari


kejadian
- Analgetika
- ATS / Toxoid
- Antasida
- Pasang catheter pantau prod urin
- NGT(Nasogastric Tube) hindari ileus paralitik

PEDOMAN PEMBERIAN
CAIRAN
:
Formula Parkland :
1. Per oral saja
Penderita dengan luka bakar
tak luas (< 15% grade II)
2. Infus (IVFD) : pada luka
bakar > 15%

% luas luka bakar x BB (kg) x


4 cc
Hari
I:
hanya
menggunakan cairan RL
untuk
mencegah
syok
hipovolemik. Diberikan
nya dalam 8 jam I dan
nya dalam 16 jam berikut.

Hari II: kebutuhan faali 50


cc x BB/24 jam, diberikan
cairan RL dan dextran L
500 ml, NaCl fisiologis,
D10% atau Martos.

Pencegahan

Tidak meninggalkan kompor yang


sedang
menyala
tanpa
pengawasan
Posisikan pegangan wajan/panci
ke
arah
belakang
kompor
(berlawanan arah dengan kita)
untuk mencegah tumpahnya isi
masakan/cairan panas ke tubuh
kita
Gunakan pegangan anti panas
saat memasak
Jauhkan anak-anak dan hewan
peliharaan dari panci/wajan berisi
cairan panas
Jangan menggunakan pakaian
yang terlalu longgar/berumbai
saat memasak sehingga api
mudah
menyambar
dan
membakar pakaian
Jangan
meletakkan
peralatan

Hindari merokok di dekat dapur atau


di dalam rumah sekalipun, serta
tempat umum tertentu seperti SPBU
Apabila tersedia, selalu periksa
dengan rutin alat pendeteksi asap,
alat pemadam api ringan, dan
sebagainya
Jauhkan anak-anak dari korek api,
pemantik api, dan bahan kimia
berbahaya
Jika memiliki pemanas air, atur
pemanas air dalam rentang suhu 4954oC untuk mencegah luka bakar
akibat tersiram air panas
Menggunakan APD saat melakukan
pekerjaan yang beresiko terkena
panas

Komplikasi
Sepsis
Terbentuk bekuan darah
Sindroma distress dan kongesti paru
Disritmia jantung
Gagal ginjal
Ulkus curling

Kesimpulan

Luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan subkutan


terhadap trauma suhu/termal, kimiawi, maupun listrik. Luka
bakar dapat diklasifikasikan secara yaitu derajat 1, derajat
2, dan derajat 3. Prinsip penatalaksanaan utama bagi luka
bakar yaitu penghindaran terhadap pajanan penyebab luka
bakar secepat mungkin, resusitasi cairan yang adekuat, dan
penanganan adekuat pada bagian gawat darurat. Prognosis
luka bakar bervariasi, tergantung pada derajat luka bakar,
luas permukaan tubuh yang terkena, komplikasi yang
menyertai, serta kecepatan penatalaksanaan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai