Preseptor:
Erwan Martanto, dr., SpPD,
SpJP(K)
Clinical
Report
Tuberculosis Paru
Session
Prishneesha Kalatharan
Puteri Fadillah Zahra
I. Keterangan Umum
Nama
: Ny. TS
Kelamin
: Perempuan
Umur
: 32 tahun
Alamat
: Cimareme Sumedang
Pekerjaan
: IRT
Status perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Tanggal masuk RS
: 2 Januari 2017
Tanggal pemeriksaan
: 3 Januari 2017
Batuk
+
Keluhan
+ Karena
Pemeriksaan Fisik
I. Kesan Umum
Keadaan
o
o
o
o
umum
Kesan sakit: sakit sedang
Kesadaran: kompos mentis
BB: 40 kg TB: 155 cm IMT:
Gizi: kurang
Tanda-tanda
o
o
o
o
vital
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Denyut nadi: 88x/menit, reguler, equal, isi
cukup
Respirasi: 24x/menit, torakoabdominal
Suhu: 36,5 0C
Mata
Posisi bola
mata
di tengah (orthotropia)
Palpebra
Konjungtiva anemis
Sklera
Tidak ikterik
Kornea
Lensa
Pupil
jernih
Tidak keruh
bulat isokor ODS 3 mm,
simetris, refleks cahaya +/+
direk dan indirek
Gerak bola
mata
Telinga
Heliks, antiheliks: deformitas
(-), lesi (-), massa (-), edema
(-)
Hidung
Simetris, deviasi septum (-),
pernafasan cuping hidung -/-,
mukosa tenang +/+, secret -/-
Mulut
Bibir
Rongga
mulut
Gusi
Lidah
Faring
hiperemis (-)
Tonsil
+ LEHER
Kelenjar
Getah
Bening
Trakea
Kelenjar
Tiroid
Jugular
5+2 cmH20
Venous
Pressure
(JVP)
Hepatojugul (-)
ar Reflux
(HJR)
+TORAKS
ANTERIOR
Inspeksi
Bentuk dan gerak simetris, retraksi suprasternal,
epigastrium, intercostal (-), deformitas (-), lesi (-),
iktus kordis tidak terlihat, massa (-), pembesaran
vena (-)
Palpasi
Lesi (-), ekspansi pernapasan simetris kanan=kiri,
taktil fremitus kanan=kiri, iktus kordis: intercostal
V linea mid clavicular sinistra, tidak kuat angkat,
thrill (-)
+TORAKS
ANTERIOR
Perkusi
Cor
Pulmo
Cor
Pulmo
Auskultasi
TORAKS
POSTERIOR
Inspeksi
bentuk dan gerak simetris, deformitas (-)
Palpasi
taktil fremitus: kanan=kiri, ekspansi pernapasan
simetris kanan=kiri
Perkusi
sonor kanan=kiri, batas paru hepar kanan dan kiri
torakal 7 dengan peranjakan 2 cm
Auskultasi
suara nafas vesikuler kanan=kiri, vokal resonans
kanan=kiri, suara tambahan (-), ronki (-/-),
+
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk: datar
Kulit: dilasi vena (-), caput medusa (-), lesi (-)
Auskultasi
Bising usus (+) normal, bruit (-)
Palpasi
Dinding perut: supel, tidak teraba massa
Hepar: tidak teraba membesar
Lien: tidak teraba membesar
Ruang traube: kosong
Ginjal: kanan dan kiri tidak teraba membesar
Perkusi
Pekak pindah pekak samping tidak ada
+
EKSTREMITAS
ATAS
Bentuk simetris, deformitas (-), lesi (-), edema
(-)
Kulit: akral hangat, CRT < 2
Pergerakan: full ROM
KGB aksila tidak teraba membesar
+
EKSTREMITAS
BAWAH
Bentuk simetris, deformitas (-), edema (-),
atropi otot (-)
Pergerakan: full ROM
Pembesaran vena (-)
KGB inguinal tidak teraba membesar
Pulsasi arteri femoralis (+) kanan=kiri
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hb
: 10,1 g/dL (N: 13,5-17,5)
Hematokrit : 32 % (N: 40-52)
Leukosit : 6800/mm3 (N: 4400-11300)
Trombosit : 287.000/mm3 (N: 150.000-450.000)
+Foto Toraks
+
Diagnosis
Banding
TB
Bronchopneumonia
+
Diagnosis
Kerja
TB
Usul Pemeriksaan
Lab
darah rutin
Foto Thorax
Tes Tuberkulin
Sputum BTA
Penatalaksanaan
Non-farmakologis
Tirah baring
Farmakologis
IVFD RL 500 ml 20 gtt/m
Paracetamol 3x500 mg PO
Ambroxol 3x30 mg PO
OAT kategori I kombinasi dosis tetap:
Rifampicin/Isoniazid/Pyrazinamid/Ethambutol
150/75/400/275
3x1 PO
Prognosis
Quo
ad Vitam
: ad bonam
Quo
ad Functionam
: ad bonam
Quo
ad Sanationam
: ad bonam
Tuberculosis
Click icon to add
picture
Definisi
Penyakit
Epidemiologi
Insiden
75%
Indonesia
menempati urutan
India, Cina dan Afrika Selatan
ke 4 setelah
+
CARA PENULARAN
DROPLE
T
INFECT.
PASIEN TUBERKULOSIS
BTA (+) daya penularan
tergantung banyaknya
kuman yang dikeluarkan
+
KLASIFIKASI
1. Lokasi anatomi penyakit
KLASIFIKASI
2. Berdasarkan hasil BTA
Tuberkulosis
Paru BTA (-)
KLASIFIKASI
3. riwayat pengobatan
Kasus baru
Pasien belum mendapat pengobatan OAT atau
sudah pernah menelan OAT <1 bulan.
Kasus kambuh (relaps)
Pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat
OAT dan dinyatakan sembuh, saat ini
terdiagnosis TB lagi
Kasus diobati kembali setelah gagal
Pasien pernah diobati tetapi dinyatakan gagal
pada pengobatan terakhir
KLASIFIKASI
3. riwayat pengobatan
+
DIAGNOSIS
GEJALA
KLINIS
Gejala respiratory
Batuk > 2 mgg
Batuk berdahak/darah
Sesak nafas
Nyeri dada
Gejala sistemik
Demam
Malaise
Penurunan BB
Anoreksia
PEM. FISIK
suara nafas
bronkial,amforik,sua
ra napas melemah,
ronki basah, tandatanda penarikan
paru, diafragma dan
mediastinum
pleurittis
tuberkulosis: Pada
perkusi ditemukan
pekak
pada auskultasi
suara napas yang
melemah tidak
terdengar pada sisi
yang terdapat cairan
PEM.
PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi: Foto toraks PA
TB inaktif: Fibrotik , Kalsifikasi
(Schwarte)
lesi TB aktif :
Bayangan berawan / nodular di
segmen apikal dan posterior lobus atas
paru dan segmen superior lobus bawah
Kavitas, dikelilingi oleh bayangan
berawan atau nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura
Bakteriologi: Dahak
Sewaktu/spot, Pagi, Sewaktu/spot
+ + - Mikroskopik (+)
+ - - ulang BTA 3 kali , bila + - Mikroskopik (-)
- - - Mikroskopik (-)
+
TES TUBERKULIN
Anak masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan
diagnosis TB
+
Setelah 48-72 jam tuberkulin
disuntikkan reaksi berupa
indurasi kemerahan yang
terdiri dari infiltrat limfosit
yakni reaksi persenyawaan
antara antibodi seluler dan
antigen tuberkulin
+
PENGOBATAN
Diberikan dalam 2 tahap:
Tahap
awal (intensif) :
diberikan
Bila
Tahap
lanjutan
+
OBAT ANTI TUBERKULOSIS
(OAT)
+
Pemantauan pengobatan
setiap bulan
+
EFEK SAMPING PENGOBATAN
+
EFEK SAMPING PENGOBATAN
+
TB RESISTAN OBAT
TERIMA KASIH