Anda di halaman 1dari 61

Bronchiextasis.

( BE ).
By : dr Sylvia Rachman Sp Rad ( K ).

Definisi :
Adalah penyakit kronis progresif, yang

ditandai dengan dilatasi bronkhus dan


bronkhiolus yang bersifat menetap serta
penebalan dinding bronkhus .

Etiologi ;
Penyebab pasti --- belum diketahui .
Bisa : kongenital, didapat .

Kongenital :
Sejak dalam kandungan .
Faktor genetik.
Punya ciri khas al: mengenai seluruh cabang bronkhus 1

atau ke 2 paru .
Sering disertai dengan penyakit kongenital yang lain ex:
cystic pulmonary fibrosis, sindrom kartagener.

BE didapat:
Kebanyakan karena proses :
Infeksi .
Obstruksi bronkhus ----oleh berbagai sebab:

corpus alianum, Ca bronkhus


Defisiensi imun..melibatkan defisiensi IgG,
Ig M, IgA punya resiko mendapatkan infeksi
sinopulmoner supuratif berulang dan BE .

Bentuk kelainan anatomi bronkhus :


Ada variasi :
Ada 3 bentuk :
a. bentuk tabung ( tubular , silinder , fusiform

).
b. bentuk kantong ( saccular ).
Merupakan bentuk klasik,
c. varicose .
Bentuk antara tabung dan kantong.
Menyerupai varices pembuluh darah.

Secara klinis bentuk ini tidak penting.


Bahkan bentuk yang berbeda-beda / type

dapat ditemukan pada satu pasien .

Pseudobronkhiectasis :
Ini bukanlah BE, tetapi terjadi pelebaran

bronkhus yang sementara dan bentuk silinder.


Beberapa waktu / bulan hilang --- merupakan
komplikasi pneumonia .

Manifestasi klinis:
Batuk:

Kronik, produktif/ sputum.


Hemoptisis.
Sesak nafas.
Demam berulang

Diagnosa BE ditegakkan dengan :


Anamnesa.
Pemeriksan fisik.
Laboratorium .pemeriksaan penunjang

radiologi.
Mulai dari : rontgen konvensional.

bronkhografi.

CT Scan .

MRI .

Pemeriksaan penunjang Radiologi :


Foto rontgen thorax PA.
Gambaran bervariasi---berat ringan dan letak.
Kesulitan .
Yang khas gambaran Honey Comb dengan fluid

level didalamnya .
Gambaran yang lain : tram lines, ringlike
shadow , atelektase linear .
Normal .. 7 % .
Kurang sensitif .

Bronkhografi :
Sudah ditinggalkan ----invasif.
Lebih sensitif dari rontgen thorax PA.
Digantikan oleh CT Scan --- HRCT .

Sekarang --- pemeriksaan CT Scan high

resolution ( HRCT )----baku emas .


Menggantikan bronkhografiinvasif .
Diagnosa semakin cepat dan akurat---penanganan.
Dapat menilai bentuk / type BE dan luasnya
lapangan paru yang terkena .
Cepat dalam pengerjaan .

MRI .. Tidak digunakan oleh karena dalam

pengerjaan membutuhkan waktu yang lebih


lama dan dipengaruhi oleh gerakan
pernafasan .
Tidak bisa pada kasus2 claustrofobia

Gambaran pada HRCT :


. Silidrikal ( tremlines ).
. Varikosa ( varicose ).
. Kistik.
. Bentuk mixed / campuran .

Diagnosa banding :
Mucoid impaction pada pasien cytic fibrosis
Diffuse pulmonary fibrosis .
Pulmonary histiocytosis X .
Metastase cyst .
Pneumocysitis carinii .

Tuberkulosis Paru.
Tuberkulosis ( TB ) merupakan salah satu
masalah kesehatan yang utama di Indonesia
dan negara2 berkembang lainnya .
WHO----- 20 juta kasus di dunia .
Angka kematian 3 juta pertahun --- 80%
dinegara berkembang .
Di Indonesia diperkirakan 500.000 kasus baru
TB paru .

Tuberkulosis merupakan penyakit akibat

infeksi mycobacteria -----Mycobacterium


Tuberculosis
Dapat menimbulkan penyakit sistemik yang
mengenai hampir semua organ tubuh.
Organ pernafasan / paru --- klasik dan sering .
Organ diluar paru .

Kuman TB dapat hidup lama tanpa aktifitas

dalam jaringan tubuh ( dormant )----- hingga


sampai saat aktif kembali.
Lesi TB dapat sembuh atau berkembang
progresif.
Dapat bersamaan di paru dan extra paru.
( pulmonary dan extra pulmonary ).

90 % infeksi mengenai paru.


Gejala : batuk kronis.

sputum dengan bercak darah.

keringat malam.

berat badan yang menurun .

demam/ sub febris.

Infeksi primer terjadi pada individu yang

sebelumnya belum memiliki kekebalan


terhadap tubuh terhadap M tuberkulosis .
Basil TBC terhisap melalui saluran pernapasan
--- masuk kedalam paru .
Selanjutnya basil masuk ke saluran lymph
paru dan menyebar keseluruh tubuh melalui
aliran darah .
Melalui aliran darah --- menyebar ke berbagai
organ tubuh .
Tuberkulosis primer .

Tuberkulosis sekunder --- pada orang dewasa.


1/3 penduduk dunia --- terinfeksi

M.Tuberkulosis .
Re infeksi .
Jarang disertai dengan pembesaran kelenjar
lymph .

Extra

pulmonary---- >
15-20% .
imunosupresant .
antara lain : tuberculous meningitis .
spondylitis .
urogenital tuberculosis .
osteomyelitis

Pathogenesis

Penegakan Diagnosis.
Temuan M. tuberkulosis pada biakan sputum

. ----- BTA +.
Gambaran radiologi .
Gambaran klinik.

Pemeriksaan radiologi :
Sangat penting .
- foto thorax PA. /lateral/ lateral dekubitus

./top lordotic
- CT scan thorax .

Gambaran yang didapat dapat berupa:


Infiltrat .
konsolidasi
Kalsifikasi.
Fibroinfiltrat .
Effusi pleura .
Atelektase.
Bronkhiextasis .
Tuberkuloma .
Cavitas . , bulla.
Lymphadenopati
Dll.

ABSES PARU
Adalah : peradangan pada jaringan paru yang
menimbulkan nekrotik dengan pengumpulan
nanah, membentuk cavitas yang berisi sel sel
mati atau cairan akibat proses infeksi.

ETIOLOGI
Disebabkan oleh berbagai penyebab.
Obstruksi bronkhus akibat tersedak benda asing
Radang bronkhus
Tumor
Kelainan parenkim paru
seperti kista.
Penyusupan abses hati
Pasca cedera.
Komplikasi pneumonia aspirasi akibat bakteri an aeraob di
rongga mulut
Faktor higiene
Penyakit kronik.
Gizi buruk.

INSIDEN :
Berdasarkan penelitian Asher : 0,7 dari 100.000

dari penderita yang masuk rumah sakit .


Angka kematian .. Menurun.. Adanya perkembangan
antibiotika yang sesuai dengan kuman penyebab.

Manifestasi klinik :
Demam
Batuk..bila terjadi dengan hubungan dengan rongga

bronkhus batuk meningkat, produktif, berbau


busuk yang khas . ( 40-75% penderita ),
Nyeri dada
Batuk darah.

Abses paru dibagi 2:


Berdasarkan durasinya .
-akut: kurang dari 6 minggu
-kronik : lebih dari 6 minggu.
Patologi :
Primer abses
Sekunder abses

Primer abses :
Berkembang dari infeksi primer di paru .
Terbanyak dari aspirasi, necrotisning

pneumonia ,infeksi kronik paru ..tuberkulosis .

Abses sekunder :
Dari banyak penyebab.
Seperti :
-Bronkhial obstruksi..benda asing,bronkogenik Ca.
-perluasan dari infeski secara langsung ex:

mediastinum, sub phrenic


-hematogenous spread bacterial endocarditis

Lung
Abscess
Purulent inflammation

with tissue necrosis &


liquefaction
Usually have several
types of bacteria with
anaerobic
Most commonly due to
aspiration of gastric
contents
Foul-smelling sputum

Gambaran radiologi :
Cavitas, bulat, dinding tebal, batas tegas, dengan

gambaran air fluid level didalamnya .


Kadang2 disertai dengan gambarabn konsilidasi
disekitarnya .
Lokasi yang paling sering : di bagian superior lobus

bawah paru kanan .


Pemeriksaan dengan CT Scan sangat sensitif dan

spesifik,
Pemeriksaan dengan kontras IV. .. Terlihat cavitas,
dengan batas / dinding yang tebal, batas tegas di
jaringan paru. Dengan gambaran lumen
yangirreguler.

Pembuluh darah paru dan bronkhus tampak

berakhir mendadak pada dinding abses, tidak


tampak penekanan ataupun berpindah letak.

Terapi :
Memerlukan terapi antibiotika yang lama

/prolonge .
Drainage postural 2-5 x seminggu selama 15
menit
Pembedahan jarang ex: pada infeksi apru
berulang, cavitas yang sangat besar, respon
rendah terhadap antibiotika

Diferensial diagnosa :
-empiema
- bronkhogenic Ca dengan cavitas
Pulmonary metastase dengan nekrotik dan

cavitas
Large pneumotocele
Hiatus hernia ( khususnya yang lokasinya di
retrocardiac abses ).

PNEUMOTHORAX :
Terdapatnya udara atau gas dalam rongga

pleura .
Dalam keadaan normal rongga pleura tidak
berisi cairan .

Dapat terjadi : -spontan.

-traumatik

Pneumothorax spontan :
- primer
-sekunder

Primer

: -penyebab tidak diketahui.


- tanpa ada riwayat penyakit paru yang mendasari .
- individu yang sehat , dewasa muda, tidak
berhubungan dengan aktifitas fisik yang berat.
Sekunder : - ada latar belakang penyakit paru .
Ex ; TBC, PPOK, Asma bronkhial, bulla, emphysema tumor paru

dll . ).
Pneumothorax traumatik :
Iatrogenik
Non iatrogenik

Pneumothorax traumatik: adalah pneumothorax

yang terjadi akibat penetrasi kedalam rongga


pleura karena tusukan :
Pneumothorax bukan iatrogenik :
Karena jejas ( kecelakaan ) pada dinding dada

terbuka / tertutup.
Pneumothorax Iatrogenik : akibat tindakan

medis .
Dibagi 2 :
Aksidental / accident : percutaneus biopsi,
ventilator, RF ablatio lung mass
Artifisial : sengaja dikerjakan

Pemeriksaan Radiologi :

-Bayangan udara dalam rongga pleura --memberikan gambaran hiperlucent tanpa


adanya gambaran vaskuler .
-Batas dengan paru yang collaps, berupa garis
radioopaqe, halus , tipis, yang berasal dari
pleura viseral.
-Bila pneumothorax yang luas akan menekan
jaringan paru ke arah hillus atau terlihat
jaringan paru yang collpas, radioopaqe .
-Mendorong mediastinum ke kontra lateral.
Sela iga jadi lebar .

Bila udara berasal dari suatu robekan yang


berupa katup ( ventil ), maka tiap kali
menarik nafas , sebagian udar a yang masuk
ke rongga pleura tidak dapat k.
keluar lagi. Disebut : Tension Pneumothorax .
CT Scan Thorax :
Sangat mudah mendeteksi, lokasi dan luasnya .
Terapi :
Sangat bergantung dari : luas/ besar.
underlying disease

Diferensial Diagnosa :
Pada foto thorax konvenstional :
Lipatan kulit .
Pulmonary bulla

Pneumonia
Inflammation of the

lungs
Usually caused by
bacteria
80,000 deaths/yr
Alveolar
pneumonia
usually acute
fill with

inflammatory
exudate
most common

Bronchopneumonia
patchy inflammation
involves alveoli of more
than 1 lobe
usually in basilar parts
Lobar pneumonia
consolidation of an
entire lobe
almost always caused
by S. pneumoniae

Interstitial
Pneumonia
Inflammation in
septa
Diffuse &
bilateral
Usually viral

Etiology
mostly bacterial
S. pneumoniae
Haemophilus
influenzae
Staph
E. coli
Pseudomonas

Pathogenesis
inhalation of droplets,
aspiration of gastric
contents, blood-borne
spread
those susceptible
include
immune deficiency
decreased cough reflex
impaired cilia
accumulated secretions
pulmonary congestion

Community-acquired
acute pneumonia
bronchopneumonia
lobar pneumonia
Legionnaires disease
atypical pneumonia

Mycoplasma

Nosocomial
Commonly S. aureus &

E.coli
Seen in

People with severe disease


Prolonged antibiotic
therapy
People with internal
mechanical devices

Aspiration
Inflammatory reaction due

to corrosive effects
Those who are comatose
or those with a stroke
Hi mortality rate

Seen mostly in the young & the elderly


Hypoxia & death
Bacterial
high fever & chills
purulent sputum
increased neutrophils
cough
SOB

Interstitial
less severe
increased lymphocytes
cough
SOB

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai