Anda di halaman 1dari 22

JARINGAN SARAF

(SUSUNAN SARAF TEPI DAN


SUSUNAN SARAF OTONOM)

RHISMIDEA ISTINARI
07310217
JARINGAN SARAF

Fungsi jaringan saraf :


- Menerima rangsangan dari lingkungan
- Mengubah rangsangan dari impuls
- Meneruskan impuls menuju pusat
- Pusat memberikan jawaban/atas rangsangan
tersebut

Komponen jaringan saraf :

1. Sel saraf /sel neuron


dibedakan atas :
- Badan sel
- Dendrit
- Neurit (akson)
2. Sinaps/serabut saraf
terdiri atas :
- Membran prasinaptik/Membran Terminal
- Ruang ekstra sel/celah sinaps
- Membran Pasca Sinaptik

3. Jaringan Pengisi
dibedakan atas :
- Jaringan pengisi pada susunan saraf pusat
disebut Neroglia
- Jaringan pengisi ganglion disebut Sel satelit/sel
kapsel
- Jaringan pengisi pada sistem saraf perifer
(neroglia perifer) disebut Sel Schwann
SUSUNAN SARAF TEPI

Saraf adalah berkas serabut saraf yang dikelilingi


selubung jaringan ikat.

Komponen utama dari sistem saraf tepi adalah


- Saraf
- Ganglia
- Ujung saraf

1. Serabut saraf
adalah axon yg dibungkus selubung khusus yang berasal
dari extoderm. Serabut saraf menyusun jaras2 otak, MS,
saraf perifer. Selubung khusus tersebut adalah
SELUBUNG SCHWANN/ NEROLEMA yang merupakan
lembaran protoplasma sel2 schwann yang berasal dari
crista neuralis. Di bawah selubung schwann terdapat :
SELUBUNG MIELIN axon berdiameter kecil biasanya tidak
bermielin.
2. Serabut bermielin
axon yang dibungkus mielin pada serabut saraf perifer
dibentuk oleh sederetan sel schwann, sedangkan di
serabut saraf pusat oleh sel oligodendroglia. Selubung
mielin akan menampakan lekukan di sepanjang
serabut membentuk simpul yang disebut NODUS
RANVIER yang diikuti oleh nerolema. Jarak antara 2
nodus disebut internodus terdiri dari satu sel schwann,
panjangnya 1-2nm.

3. Serabut tak bermielin


di susunan saraf tepi, semua akson tak bermielin di
bungkus celah2 dari sel schwann. Serabut saraf tak
bermielin tidak memiliki nodus ranvier, karena sel
schwann yang melekat erat, bergabung membentuk
selubung yang utuh.
SARAF
Serabut saraf berkelompok sebagai berkas untuk
membentuk saraf. Saraf memiliki penampakan mengkilap,
homogen dan keputihan karena kandung mielin dan
kolagennya.
Saraf memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri atas
jaringan ikat padat yang disebut EPINEURIUM. Yang jg mengisi
rongga diantara berkas2 serabut saraf. Setiap berkas dikelilingi
oleh PERINEURIUM, yaitu selapis jaringan yang tersusun dari
lapisan sel2 gepeng mirip epitel, menjadi sawar terhadap
lewatnya sebagian besar makromolekul dan berperan penting
untuk melindungi serabut saraf terhadap agresi. Di dalam
selubung perineurium, terdapat akson2 berselubung sel
schwann dan jaringan ikat pembungkusnya, yaitu
ENDONEURIUM. Endoneurium terdiri atas selapis tipis serat
retikulin yang dihasilkan sel schwann.
Saraf memiliki serabut aferen dan eferen ke dan dari
susunan saraf pusat. Serabut aferen membawa informasi yg
diperoleh dari bagian dalam tubuh & lingkungan ke SSP.
GANGLIA
Struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dan sel
glia yang ditunjang oleh jaringan ikat. Karena ganglia bekerja
sebagai stasiun relay untuk menghantarkan impuls saraf, satu
saraf masuk dan saraf yang lain keluar dari setiap ganglion.
Arah impuls saraf menentukan ganglion menjadi ganglion
sensorik atau otonom.

GANGLION SENSORIK
Ganglion sensorik menerima impuls aferen menuju SSP.
Ada2 jenis impuls sensorik : 1. Ganglia Kranialis, 2. Ganglia
Spiralis. Ganglia spiralis ini memiliki badan sel neuron yang
besar dg badan nissl halus yang dikelilingi byk sel glia kecil
disebut sel satelit.
Kerangka jaringan ikat dan simpai menyangga sel ganglion.
Neuron ganglia ini merupakan neuron pseudouniolar dan
meneruskan informasi dari ujung saraf ganglion ke subtansi
kelabu medula spinalis melalui sinaps dg neuron setempat.
GANGLION OTONOM

Tampak sebagai pelebaran bulat pada saraf


otonom. Beberapa ganglia berada di organ-organ
tertentu, terutama di dinding saluran cerna,
membentuk ganglia intramural. Ganglia ini tidak
memiliki simpai jaringan ikat dan sel2nya ditopang
oleh stroma organ tempat ganglia ini berada.
Ganglia otonom umumnya memiliki neuron
multipolar. Seperti hal nya dg ganglia kraniospinalis,
ganglia otonom memiliki perikarion neuron dg badan
Nissl halus. Selapis sel satelit seringkali membungkus
neuron ganglia otonom. Pada ganglia intramural,
hanya terlihat sedikit sel satelit di sekitar masing2
neuron.
SISTEM SARAF OTONOM
Berasal dari bahasa YUNANI
AUTOS = Sendiri
NOMOS = Hukum
Berhubungan dg pengendalian otot polos, sekresi
beberapa kelenjar, dan modulasi irama jantung.
Fungsi = menyelaraskan aktivitas tertentu di tubuh
untuk mempertahankan lingkungan internal yang
konstan (homeostatis).
Sisitem ini disusun dan diatur di SSP. Secara
anatomis, sistem otonom ini terdiri atas : kumpulan
sel saraf yang terdapat di susunan saraf pusat,
serabut2 yg keluar SSPusat melalui saraf kranial dan
ganglia saraf yg terletak pada jalur serabut2.
Istilah otonom mencakup semua unsur saraf yg
berkaitan dg fungsi viseral.
Sistem saraf otonom adalah jaingan neuron ganda.
Neuron pertama dari rantai otonom terletak di Sistem
Saraf Pusat. Aksonnya membentuk sinaps dg neuron
multipolar kedua dalam rantai, yang terletak di ganglion
sistem saraf tepi. Serabut2 saraf (akson) dari neuron
pertama disebut serabut praganglion; (akson) dari
neuron kedua ke efektor otot atau kelenjar disebut
serabut pascaganglion. Sistem saraf otonom terdiri
atas dua bagian yang berbeda secara anatomis maupun
fungsional: sistem simpatis dan sistem parasimpatis.
SISTEM SIMPATIS

Inti sistem simpatis terletak di segmen torakal dan lumbal


di medula spinalis. Sehinnga sistem simpatis jg disebut divisi
torakolumbal dari sistem saraf otonom. Akson neuron ini
serat2 praganglion meniggalkan ssp melalui radiks ventral
dan cabang penghubung saraf spinal bagian torakal dan
lumbal.
Mediator kimia dari serabut pascaganglion sistem simpatis
adalahnorepineprin, yang jg diproduksi oleh medula
adrenal. Serabut saraf yg membebaskan norepineprin disebut
saraf adrenergik. Serabut adrenergik mempersarafi
kelenjar keringat dan pembuluh darah otot rangka. Sel2
medula adrenal membebaskan epineprin dan norepineprin
sebagai respon terhadap stimulasi simpatis praganglion.
SISTEM PARASIMPATIS

Sistem parasimpatis memiliki inti di medula dan


mesensefalon dan bagian sakral medula spinalis.
Serabut praganglion dari neuron ini keluar melalui
4saraf kranial (III, VII, IX, X) juga melalui saraf sakral
ke2,ke3 dan ke4 di medula spinalis. Karenanya sistem
parasimpatis disebut divisi kraniosakral sistem
otonom.
Neuron kedua dari sistem ini ditemukan dalam
ganglia yg lebih kecil dari ganglia sistem simpatis;
neuron ini berada dalam organ efektor.
Media kimia yg dibebaskan oleh ujung saraf
praganglion dan pascaganglion dari sistem
parasimpatis, yaitu asetilkolin, mudah di nonaktifkan
oleh asetilkolinestrase.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen6 halaman
    Presentation 1
    BimaTarunaSakti
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Patogen Mtor
    Jurnal Patogen Mtor
    Dokumen25 halaman
    Jurnal Patogen Mtor
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka Fam S Ayu
    Tinjauan Pustaka Fam S Ayu
    Dokumen15 halaman
    Tinjauan Pustaka Fam S Ayu
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Herniaaa
    Herniaaa
    Dokumen16 halaman
    Herniaaa
    Trhy Rahyou Marbaniaty
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Fix
    Bab 4 Fix
    Dokumen2 halaman
    Bab 4 Fix
    EnricoFermihutagalung
    Belum ada peringkat
  • Case Report Ulkus
    Case Report Ulkus
    Dokumen10 halaman
    Case Report Ulkus
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Identifikasi Lain Lain
    Identifikasi Lain Lain
    Dokumen4 halaman
    Identifikasi Lain Lain
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Stase Anak
    Kelompok Stase Anak
    Dokumen3 halaman
    Kelompok Stase Anak
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen5 halaman
    Latar Belakang
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Laporan Penyuluhan Ppok
    Laporan Penyuluhan Ppok
    Dokumen7 halaman
    Laporan Penyuluhan Ppok
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien Abses
    Status Pasien Abses
    Dokumen6 halaman
    Status Pasien Abses
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • TINJAUAN PUSTAKA Ulkus
    TINJAUAN PUSTAKA Ulkus
    Dokumen31 halaman
    TINJAUAN PUSTAKA Ulkus
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Case Report Fam
    Case Report Fam
    Dokumen20 halaman
    Case Report Fam
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Case Report Fam S
    Case Report Fam S
    Dokumen8 halaman
    Case Report Fam S
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Stase Anak
    Kelompok Stase Anak
    Dokumen3 halaman
    Kelompok Stase Anak
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Presentation1 Ulkus
    Presentation1 Ulkus
    Dokumen35 halaman
    Presentation1 Ulkus
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Definisi Tumor Payudara
    Definisi Tumor Payudara
    Dokumen3 halaman
    Definisi Tumor Payudara
    Trhy Rahyou Marbaniaty
    Belum ada peringkat
  • TMS
    TMS
    Dokumen12 halaman
    TMS
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Leukimia LMA, LLA
    Leukimia LMA, LLA
    Dokumen34 halaman
    Leukimia LMA, LLA
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Kehamilan DR - Ag
    Diagnosis Kehamilan DR - Ag
    Dokumen36 halaman
    Diagnosis Kehamilan DR - Ag
    Tri Ramasari Syanggradewi
    100% (1)
  • Diet Energi Rendah
    Diet Energi Rendah
    Dokumen9 halaman
    Diet Energi Rendah
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Ari Bokul
    BAB II Ari Bokul
    Dokumen22 halaman
    BAB II Ari Bokul
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Poster
    Poster
    Dokumen7 halaman
    Poster
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
    Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
    Dokumen12 halaman
    Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Materi Prak Par2 Protozoa
    Materi Prak Par2 Protozoa
    Dokumen80 halaman
    Materi Prak Par2 Protozoa
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • DBD Ipril
    DBD Ipril
    Dokumen11 halaman
    DBD Ipril
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Diet Rendah Garam
    Diet Rendah Garam
    Dokumen11 halaman
    Diet Rendah Garam
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • KONSEP ANALISIS PERILAKU SAKIT
    KONSEP ANALISIS PERILAKU SAKIT
    Dokumen45 halaman
    KONSEP ANALISIS PERILAKU SAKIT
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat
  • Demam Berdarah Dengue Ipril
    Demam Berdarah Dengue Ipril
    Dokumen9 halaman
    Demam Berdarah Dengue Ipril
    Tri Ramasari Syanggradewi
    Belum ada peringkat