Penunjang
Pemeriksaan Lab Biasa
Darah:
Kadar Hb
Jumlah Leukosit & LED
Reaksi Wasserman/VDRL
Urine:
hCG
Punch biopsy
Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim
1. Schiller Test
2. IVA
3. Pap Smear
4. Servikografi
5. Gineskopi
6. Thin Prep (Liquid Base Cytology)
7. Pap Net Tes molekuler DNA-HPV
8. Kolposkopi
1. Percobaan Schiller
Schiller sederhana, epitel normal portio
mengandung glikogen, sel abnormal tidak.
Portio+ Lar.Lugol
Epitel Portio Normal (Cokelat Tua)
Tidak Normal (Kurang Coklat+pucat)
Portio oles dgn kapas+Lar.Lugol
ATAU
Lugol semprot ke Portio dgn Semprit 10 ml dan
Jarum Panjang.
Hanya dpt dipakai bila: sebagian besar
porsio masih normal.
Hasil (+) tidak pasti adanya tumor ganas,
krn daerah2 pucat di-sbb-kan oleh:
Kelainan2 lain spt:
1. Erosio
2. Servisitis.
3. Jar. Parut
4. Leukoplakia, dll.
2. IVA
IVA = Inspeksi Visual dgn Hapusan Asam
Asetat.
Metode:
Leher rahim dihapus dgn Asam Asetat 3-
5% Inspeksi langsung tanpa
pembesaran.
Epitel Immatur putih lesi
acetowhite
Epitel Matur tidak bereaksi
Perhatikan sampai daerah sambungan
skuamokolumner.
Cara ini dikenal juga sebagai
cervicoscopy
3. PAP SMEAR
2. Sistem Bethesda
3. Sistem WHO
4. NIS
4. Servikografi
Metode:
Portio dioles asam asetat 3-5% foto
pembesaran hasil dibaca ahli
ginekologi.
Kelebihan:
Tidak Nyeri
Hasil dapat disimpan
Hasil Cukup Akurat
5. Gineskopi
Metode:
Lokasi pemeriksaan oles asam
asetat lihat dengan stetoskop
monookuler pembesaran 2,5x.
Bila tampak berwarna putih
biopsi/ pemeriksaan kolposkopi.
6. Thin Prep
Metode:
Hapusan sel-sel rahim + cairan
sitologi dasar sentrifuse
Sel Mengendap Pemeriksaan
Sitologi
7. PAP NET
Metode:
Hasil Pap Smear baca dengan komputer
---
8. TES DNA HPV
Metode:
Hibridisasi dg cara Southern blot, filter in situ,
Dot blot, PCR.
9. Kolposkopi
Tdd: Loupe pada Penyangga.
Keuntungan:
1. Binokuler lebih jelas.
2. Dpt pelajari portio& epitel lbh baik.
Cara Kolposkopi
Pasien litotomi Pasang Spekulum Portio
dibersihkan dgn cuka 2%/ dgn lar.nitras argenti
5%, atau dilakukan setelah percobaan schiller.
Akan tampak batas antara epitel berlapis gepeng
dari ektoserviks dan mukosa dr endoserviks.
Dapat dilihat juga muara kelenjar2 endoserviks,
lesi (bila ada).
Dapat Jelas dibedakan antara erosio dan
karsinoma.
Kolposkopi
Laparoskopi
Komplikasi:
Hati2 menusuk korpus uteri yang
dalam posisi retrofleksi Tidak
keluar apa2; rektum keluar faeses;
atau kista ovarium keluar cairan
serous
Uji Daun Pakis (Fern Test)
Prinsip:
Estrogen menghasilkan mucus
dikeringkan gambaran daun pakis.
Metode:
1. Aspirasi mukus dengan spuit
kecil/insulin
2. Menentukan Spinnbarkeit
3. Pemeriksaan mikroskop pada preparat
yang dikeringkan.
Spinnbarkeit
Prinsip:
Estrogen meningkat lendir lebih mampu
meregang tanda estradiol normal pada fase
Folikuler.
Metode:
1. Aspirasi lendir dari osteum servikalis eksterna
dengan spuit kecil/insulin.
2. Tetapkan Spinnbarkeit dengan melihat penjang
lendir dari ujung spuit sampai ke kaca objek
Indeks Serviks
Prinsip:
Mengkaji luas kanalis servikalis, jumlah lendir
dan kualitasnya, kemampuan Spinnbarkeit.
Metode:
1. Setelah inspeksi, lebar kanal serviks diukur.
2. Aspirasi lendir untuk Spinnbarkeit dan
tentukan warna lendir.
Mammografi Payudara
Prinsip:
Pemeriksaan Radiologi Jaringan Payudara
Gambaran Opak.
Metode:
1. Foto Rontgen pada 2 bidang:
- Kraniokaudal.
- Lateral
2. Galaktografi
Ultrasonografi
Sangat Baik untuk screening
Hasil tergantung pd operator
Bedakan tumor kistik dan padat
Melihat kalsifikasi dan septum2 serta
batas tumor tegas atau ireguler
Ada 2:
1. Transvaginal
2. Transabdominal
Fungsi:
Pelengkap pemeriksaan bimanual
namun tdk dpt menggantikannya.
Dpt menilai bentuk, ukuran, &letak
organ/massa.
Namun, tidak dpt menilai mobilitas
organ/massa tersebut.
USG Transvaginal
Persiapan Pemeriksaan:
Pasien tidak harus mengosongkan kandung
kemih lebih dahulu.
Kelemahan: Tidak dpt dilakukan pd pasien
yang masih virgin.
Cara:
Posisi Anti Tredelenburg awal: pemeriksaan
bimanual pasang kondom pd transduser
transduser dipasang pada vagina.
Resolusi gambar lbh baik drpd S. Abdominal
Radio Imaging
Foto Konvensional:
- Jantung, Paru, thorax, tulang,
jar.otot.
Polos abdomen:
- Menentukan massa intrapelvis
atau intraabdomen, metastasis, ada
tidaknya udara bebas (perforasi).
Intravena pielografi:
- Melihat fungsi ginjal, batu, tumor
ginjal, ureter, infiltrasi tumor, lokasi
penyumbatan.
Barium enema:
- Bila ada indikasi infiltasi tumor ke
rektum
CT-Scan:
- CT abdomen/pelvis: perlu kontras
barium.
- Menentukan apakah stadium tumor
- Sebagai tuntunan aspirasi atau biopsi.
MRI:
Menggunakan Sinar X
Kedokteran nuklir,
Dengan bahan radioaktif, Teknisium 99,
utk memeriksa fungsi ginjal, skintigrafi
(melihat pembesaran kel. getah bening)
Angiografi:
Menentukan lokalisasi pembuluh
darah pd tumor, ganas atau tidaknya
suatu tumor, utk menghentikan
pendarahan dgn embolisasi
PET
Positron Emision Tomography
- Menentukan tumor yang kecil.
- Biasanya digabung dengan CT scan
- Di Indonesia belum ada.
Terima kasih