Anda di halaman 1dari 43

Pemeriksaan

Penunjang
Pemeriksaan Lab Biasa
Darah:
Kadar Hb
Jumlah Leukosit & LED
Reaksi Wasserman/VDRL
Urine:
hCG

Gula Darah, Fungsi Ginjal, Fungsi Hati


Pemeriksaan Getah Vulva dan
Vagina
Getah Urethra Orificium Urethrae Externum.
Getah Serviks Ostium Uteri Externum (Gonokokus)
(Kadang2: T.Vaginalis, K.Albicans, Spermatozoa)
Getah Vagina Forniks Posterior (T.Vaginalis
dan Miselia K. Albicans).

Apabila Negatif Masih Curiga Kultur.


Sitologi Vagina mengetahui Fungsi
Hormonal dan Maturitas kehamilan.

Diambil dari Dinding Vagina atau Dari


Serviks SPATEL AYRE
Biopsi Endometrium

Tujuan: Menentukan ada/tidaknya


keganasan.
Dilakukan dgn MIKROKURET, utk
menentukan ada/tidak ovulasi.
Endometrium (dilatasi dgn busi hegar,
bila perlu) kuretase difiksasi dgn
alkohol 95%,
Paling baik diperiksa pada hari I haid.
Eksisi percobaan dan
Konisasi
Eksisi percobaan (punch biopsy)
Alat: cunam biopsi
Daerah yang dipotong : perbatasan
antara epitel yang tampak normal dan
lesi.
Sampel berukuran kecil
Konisasi
Alat: skalpel
Sampel lebih besar
Biopsi klinis

Punch biopsy
Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim

1. Schiller Test
2. IVA
3. Pap Smear
4. Servikografi
5. Gineskopi
6. Thin Prep (Liquid Base Cytology)
7. Pap Net Tes molekuler DNA-HPV
8. Kolposkopi
1. Percobaan Schiller
Schiller sederhana, epitel normal portio
mengandung glikogen, sel abnormal tidak.
Portio+ Lar.Lugol
Epitel Portio Normal (Cokelat Tua)
Tidak Normal (Kurang Coklat+pucat)
Portio oles dgn kapas+Lar.Lugol
ATAU
Lugol semprot ke Portio dgn Semprit 10 ml dan
Jarum Panjang.
Hanya dpt dipakai bila: sebagian besar
porsio masih normal.
Hasil (+) tidak pasti adanya tumor ganas,
krn daerah2 pucat di-sbb-kan oleh:
Kelainan2 lain spt:
1. Erosio
2. Servisitis.
3. Jar. Parut
4. Leukoplakia, dll.
2. IVA
IVA = Inspeksi Visual dgn Hapusan Asam
Asetat.
Metode:
Leher rahim dihapus dgn Asam Asetat 3-
5% Inspeksi langsung tanpa
pembesaran.
Epitel Immatur putih lesi
acetowhite
Epitel Matur tidak bereaksi
Perhatikan sampai daerah sambungan
skuamokolumner.
Cara ini dikenal juga sebagai
cervicoscopy
3. PAP SMEAR

Tujuan Pap Smear:


Deteksi dini kanker leher rahim.
Pap Smear rutin tiap - 1 tahun
Cara:
1. Pengambilan dgn spatula ayre/sitobrush
2. Dioleskan pd objek glass
3. Difiksasi dengan alkohol 95%/ pakai
hairspray.
4. Kirim ke bagian Patologi Anatomi (disertai
data2 klinis pasien)
Penilaian Hasil Pap Smear
1. KlasifikasiPapanicolaou:
Kelas I Negatif.
Kelas II ada sel2 Atipik, tidak Mencurigakan
Kelas III ada sel2 Atipik, curiga Keganasan.
Kelas IV kemungkinan tumor ganas.
Kelas V Jelas Tumor Ganas

III, IV, V Perlu Periksa Ulang + biopsi & konisasi.

2. Sistem Bethesda
3. Sistem WHO
4. NIS
4. Servikografi
Metode:
Portio dioles asam asetat 3-5% foto
pembesaran hasil dibaca ahli
ginekologi.
Kelebihan:
Tidak Nyeri
Hasil dapat disimpan
Hasil Cukup Akurat
5. Gineskopi

Metode:
Lokasi pemeriksaan oles asam
asetat lihat dengan stetoskop
monookuler pembesaran 2,5x.
Bila tampak berwarna putih
biopsi/ pemeriksaan kolposkopi.
6. Thin Prep

Metode:
Hapusan sel-sel rahim + cairan
sitologi dasar sentrifuse
Sel Mengendap Pemeriksaan
Sitologi
7. PAP NET
Metode:
Hasil Pap Smear baca dengan komputer
---
8. TES DNA HPV

Metode:
Hibridisasi dg cara Southern blot, filter in situ,
Dot blot, PCR.
9. Kolposkopi
Tdd: Loupe pada Penyangga.
Keuntungan:
1. Binokuler lebih jelas.
2. Dpt pelajari portio& epitel lbh baik.
Cara Kolposkopi
Pasien litotomi Pasang Spekulum Portio
dibersihkan dgn cuka 2%/ dgn lar.nitras argenti
5%, atau dilakukan setelah percobaan schiller.
Akan tampak batas antara epitel berlapis gepeng
dari ektoserviks dan mukosa dr endoserviks.
Dapat dilihat juga muara kelenjar2 endoserviks,
lesi (bila ada).
Dapat Jelas dibedakan antara erosio dan
karsinoma.
Kolposkopi
Laparoskopi

Untuk melihat keadaan organ2 di dalam


cavum abdomen suntikkan zat warna.
Indikasi:
1. Curiga kelainan genetalia interna,
infeksi, endometriosis, tumor pelvis.
2. Pembuktian infertilitas secara langsung.
3. Kelainan Ovarium
Histeroskopi
Endoskopi utk memeriksa rongga uterus.
Paling banyak:Histeroskopi panoramik.
Media distensi cavum uteri terpopuler:
Gas CO2
Media Lainnya:
Dextran dgn BM tinggi & Dekstrosa 5% dlm air.
Keuntungannya CO2:
Visualisasi yang dicapai sangat baik
Histerosalphingografi

Pemeriksaan Uterus& Tuba Fallopi


suntik bahan kontras larut air
Kavum Uterus (Misal: Urografin).
Indikasi:
1. Singkirkan Curiga Oklusi Tuba
2. Memeriksa Serviks
3. Memeriksa Cavum Uteri
Hidropertubasi

Menggunakan cairan khusus


membuktikan dan memperbaiki
patensi tuba.
Indikasi:
1. Oklusi tuba
2. Meningkatkan patensi tuba.
Kuldosentesis

Memastikan terkumpulnya darah dlm


rongga perineum, dan
membedakannya dengan abses
douglas.
Kuldosentesis
Litotomi pasang Spekulum Sims
Portio&Vagina dibersihkan
tinctura jodii 5% cunam portio
forniks posterior menonjol
tusuk digaris median dgn jarum
yg panjang dan cukup besar.
Biasanya darah/nanah mengalir ke
luar lubang jarum.
Kuldosentesis

Komplikasi:
Hati2 menusuk korpus uteri yang
dalam posisi retrofleksi Tidak
keluar apa2; rektum keluar faeses;
atau kista ovarium keluar cairan
serous
Uji Daun Pakis (Fern Test)
Prinsip:
Estrogen menghasilkan mucus
dikeringkan gambaran daun pakis.

Metode:
1. Aspirasi mukus dengan spuit
kecil/insulin
2. Menentukan Spinnbarkeit
3. Pemeriksaan mikroskop pada preparat
yang dikeringkan.
Spinnbarkeit
Prinsip:
Estrogen meningkat lendir lebih mampu
meregang tanda estradiol normal pada fase
Folikuler.

Metode:
1. Aspirasi lendir dari osteum servikalis eksterna
dengan spuit kecil/insulin.
2. Tetapkan Spinnbarkeit dengan melihat penjang
lendir dari ujung spuit sampai ke kaca objek
Indeks Serviks
Prinsip:
Mengkaji luas kanalis servikalis, jumlah lendir
dan kualitasnya, kemampuan Spinnbarkeit.

Metode:
1. Setelah inspeksi, lebar kanal serviks diukur.
2. Aspirasi lendir untuk Spinnbarkeit dan
tentukan warna lendir.
Mammografi Payudara
Prinsip:
Pemeriksaan Radiologi Jaringan Payudara
Gambaran Opak.

Metode:
1. Foto Rontgen pada 2 bidang:
- Kraniokaudal.
- Lateral
2. Galaktografi
Ultrasonografi
Sangat Baik untuk screening
Hasil tergantung pd operator
Bedakan tumor kistik dan padat
Melihat kalsifikasi dan septum2 serta
batas tumor tegas atau ireguler

Ada 2:
1. Transvaginal
2. Transabdominal
Fungsi:
Pelengkap pemeriksaan bimanual
namun tdk dpt menggantikannya.
Dpt menilai bentuk, ukuran, &letak
organ/massa.
Namun, tidak dpt menilai mobilitas
organ/massa tersebut.
USG Transvaginal
Persiapan Pemeriksaan:
Pasien tidak harus mengosongkan kandung
kemih lebih dahulu.
Kelemahan: Tidak dpt dilakukan pd pasien
yang masih virgin.

Cara:
Posisi Anti Tredelenburg awal: pemeriksaan
bimanual pasang kondom pd transduser
transduser dipasang pada vagina.
Resolusi gambar lbh baik drpd S. Abdominal
Radio Imaging

Foto Konvensional:
- Jantung, Paru, thorax, tulang,
jar.otot.
Polos abdomen:
- Menentukan massa intrapelvis
atau intraabdomen, metastasis, ada
tidaknya udara bebas (perforasi).
Intravena pielografi:
- Melihat fungsi ginjal, batu, tumor
ginjal, ureter, infiltrasi tumor, lokasi
penyumbatan.
Barium enema:
- Bila ada indikasi infiltasi tumor ke
rektum
CT-Scan:
- CT abdomen/pelvis: perlu kontras
barium.
- Menentukan apakah stadium tumor
- Sebagai tuntunan aspirasi atau biopsi.
MRI:
Menggunakan Sinar X
Kedokteran nuklir,
Dengan bahan radioaktif, Teknisium 99,
utk memeriksa fungsi ginjal, skintigrafi
(melihat pembesaran kel. getah bening)
Angiografi:
Menentukan lokalisasi pembuluh
darah pd tumor, ganas atau tidaknya
suatu tumor, utk menghentikan
pendarahan dgn embolisasi

PET
Positron Emision Tomography
- Menentukan tumor yang kecil.
- Biasanya digabung dengan CT scan
- Di Indonesia belum ada.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai