Anda di halaman 1dari 68

KELOMPOK 4

Angie Delashynta
Rianda
Aragibinafika
Della Vega Nisha
Ayuna
Duwi Agustian
Harahap
M. Fathul Arif
M. Hafadzh Furqani
Rinawati
Sukma Mustika
Modul 5
Sistem Respirasi
SKENARIO 5: Mungkinkah adikku berdarah biru?

Kwana,seorang bayi kecil yang malang. Ia tidak dapat menyusu dan


bernafas bersamaan. Terkadang ia terlihat membiru dan didapatkan
retraksi dinding dada bila sedang tertidur, dan gejala tersebut akan
menghilang bila ia menangis. Kakak kwana yang baru berusia 4 tahun
bertanya kepada ibunya mengapa adiknya bisa berubah-ubah warna?
Ibu Kwana yang merasa khawatir dengan anaknya pun kemudian
kembali membawanya ke dokter.
Dokter menjelaskan Kwana mendeita kelainan bawaan yang
disebut atresia choana bilateral. Kelainan ini terjadi akibat adanya
gangguan pada pembentukan organ respirasi bagian atas, sedangkan
pembentukan organ respirasi bagian bawahnya normal. Hal ini
menyebabkan anak tidak dapat bernafas dengan hidung melainkan
dengan mulut. Dokter juga kemudian menjelaskan mengenai kulit
kwana yang terlihat membiru dan bagaimana warna biru tersebut bisa
menghilang serta fungsi paru kwana bila ia menangis. Bila keadaan ini
dibiarkan berlanjut. Dokter juga menjeloaskan bahwa dapatterjadi
ketidakseimbangan asam-basa ditubuh kwana.

Bagaimna Anda menjelaskan apa yang terjadi pada Kwana?


Jump 1 (Terminologi)

Respirasi adalah proses pernafasan yang


menghirup/menghisap oksingen dari udara
dan mengeluarkan/melepaskan
karbondioksida ke udara.
Retraksi adalah kontraksi yang
berhubungan dengan otot dada dan otot
perut.
Atresia choana lateral adalah
tertutupnya kavum nasi posterior.
Jum 2 dan 3 (Rumusan Masalah
dan Hipotesa)

1. Mengapa kwana tidak dapat menyusu dan bernafas secara


bersamaan?
jawaban: karena ia menderita atresia chona dan tertutupnya salah
satu kavum nasi posterior sehingga tidak bisa menghirup
oksigen saat menyusui dan bernafas secara bersamaan.
2. Mengapa kwana membiru?
jawaban: karena tidak adanya oksigen yang masuk
3. Mengapa terjadi retraksi dinding dada?
jawaban: karena saat bernafas otot dada tertarik
4. Mengapa gejala tersebut menghilang saat menangis dan
bagaimana fungsi paru?
jawaban: karena mulutnya trbuka sehingga udara masuk
5. Mengapa terjadi atresia choana?
jawaban: karena
6. Menagapa bisa terjadi keseimbangan asam-basa di tubuh kwana?
jawaban: karbondioksida meningkat asam dan basa tidak seimbangan
tidak terjadi pertukaran karbondioksida lebih besar terjadinya
keseimbangan
7. Mengapa anak tersebut tidak bisa bernafas dengan hidung?
jawaban:
8. Bagaimana normalnya pembentukan organ respirasi?
jawaban: batas pernafasan atas-bawah:laring
pernafasan atas:nasal & nasofaring (orofaring & laring)
pernafasan bawah: trakea, bronkus, bronkiolus
9. Apa efek keseimbangan asam-basa?
jawaban: bisa terjadi keseimbangan dalam tubuh dan dapat menyebabkan
kemarian
10. Bagaimana proses respirasi melalui mulut?
jawaban: tidak bisa masuk saat bicara saluran epiglotis terbuka orang
yang bisa bernafas dengan mulut tidak bisa lama
JUMP 5 (Lerning objektif)

1. Embriologi sistem respirasi


2. Kelainan kongenital dan di dapat
3. Anatomi sistem respirasi atas dan bawah
4. Histologi sistem respirasi atas dan bawah
5. Keseimbangan asam basa
6. Mekanisme ventilasi pulmonal dan difusi das respirasi
7. Mekanisme transportasi oksingen dan karbondioksida
LO 1. EMBRIOLOGI SISTEM
RESPIRASI
STRUKTUR PEMBENTUK
WAJAH

Dahi, jembatan hidung,


Prominensia frontalis
prominensia nasalis mediana
(tunggal)
& lateralis

Mesenkim ventral
vesikel otak
Filtrum bibir atas,
lengkung & ujung Cuping hidung
hidung

Prominensia nasalis Prominensia nasalis


mediana lateralis

Plakoda nasalis
fovea nasalis
Pipi bagian lateral bibir
Bibir bawah
atas

Prominensia maksillaris Prominensia


mandibularis

Masenkim krista
neuralis & arkus faring
I
Sistem pernapasan berasal dari
pertumbuhan keluar dinding ventral usus
depan.
laryng

trachea Dari jaringan


bronchu epitel yang
s berasal dari
endoderm
alveolus

Usus depan bagian:


Posterior oesophagus
Anterior (diverticulum respiratorius) trachea + tunas
paru
10 bronchus segmentalis brochus lobaris (3)
bronchus principal dex.
8 bronchus segmentalis brochus lobaris (2)
Arkus pharyng ke 4&6 laryng
Bronchus sel kuboid sel gepeng tipis
(sel epitel alveoli tipe I) melekat erat dengan
kapiler & limfe.
Bulan ke 7 pertukaran gas antara kapiler
darah & udara (alveolus primitif / saccus
terminalis.
Pulmo pra-natal diisi cairan klorida, sedikit
protein, muscus, surfaktan (sel epitel alveoli
tipe I).
Merupakan lapisan pelindung fosfolipid
membran alveolus .
Untuk mengurangi tegangan permukaan
membran alveolus-kapiler mencegah
kolaps alveolus.
Perkembangan tunas paru (ke kaudal
& medial)
Menuju rongga tubuh
Canalisa percardio-peritonealis
pleura primitif :
1. pleura visceralis (mesoderm)
2. pleura parietalis (mosoderm
somatik)
Pertumbuhan pulmo (pasca-natal)
peningkatan jumlah alveolus &
bronchus respiratorius (sampai tahun
ke 10).
LO 1. KELAINAN KONGENITAL
DAN YANG DIDAPAT
Kelainan Kongenital
ATRESIA OESOPHAGUS
Kelebihan pemisahan oesophagus &
trachea oleh septum
tracheaoesophageal.
Kelainan ini didapat/tanpa disertai
fistula tracheaoesophaus (FTE)
Sekitar 1/3000 kelahiran
33% kelahiran ini bisa berkaitan
dengan kelainan jantung.
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (RDS)
Disebut juga hylain membran disease
Penyebab kematian bayi prematur
Penyebab 20% kematian bayi baru lahir
>> bayi kulit putih dan bayi laki-laki
Surfaktan (-) maka tegangan membran alveolus
kolaps alveolus (saat ekspirasi)

Terapi : - surfaktan buatan


- terapi bayi prematur dengan glikokortikoid
Kelainan Paru Lainnya
SUPERNUMERARY LOBULES penambahan
jumlah lobulus

LOBUS PARU EKTOPIK terbentuk dari tunas


pernafasan tambahan dari usus depan (dari
trachea/esophagus)

KISTA PARU KONGENITAL akibat dilatasi


bronchus terminalis/bronchus yang lebih
besar
Kelainan yang didapat
AFIKSIA disebabkan oleh oklusi saluran napas
hipoksia dan hiperkapnia akut timbul
bersamaannya

EMTISEMA jaringan paru kehilangan elasitasnya


sebagai akibat kerusakan jaringan elastik dan
dinding antar alveoli sehingga alveolus digantikan
oleh kantung udara yang besar
LO 3. ANATOMI SISTEM
RESPIRASI
Tulang rawan hidung
Tractus Respiratorius

nasal
pharyn
g atas
laryng
trache
a
bronchu
s
bronchiol
bawah
us

pulmo
PHARYNG
LARYNG
TRACHEA
Bronchus
B.
B.
Seg
Pincip B.
al ment
Lobar
is alis

Bronchus
Principalis
Dextra Sinistra
Ukuran Ukuran
pendek lebih
(2,5cm) panjang
(5cm)
Lebih Lebih
vertikal horizont
al
Diamete Diamete
r lebih r lebih
besar sempit
Bronchus Pulmonary
Segment
Bronchus principalis Bronchus
dext. principalis sin.
a. Bronchus lobaris a. Bronchus
superior dext lobaris superior
- Bronchus segmentalis sin
apical - bronchus
- bronchus segmentalis sementalis
posterior apicoposterior
- bronchus segmentalis - bronchus
anterior segmentalis anterior
b. Bronchus lobaris - bronchus lingularis
media dext superior
- bronchus segmentalis - bronchus lingularis
lateralis inferior
- Bronchus segmentalis b. Bronchus
medialis lobaris inferior sin
c. Bronchus lobaris - bronchus
inferior dext segmentalis superior
- bronchus segmentalis - bronchus
superior segmentalis basalis
- bronchus segmentalis medialis
basalis medialis - bronchus
- bronchus segmentalis segmentalis basalis
basalis anterior anterior
- Bronchus segmentalis - bronchus
basalis lateralis segmentalis basalis
Bronchiolus
Alveolus

Jumlah : sekitar 300 juta


Luas : 80-100 m
Dinding sangat tipis, elastis
dan mengandung pembuluh
kapiker darah
Terdiri dari duktus alveolaris,
sakus alveolaris, septum
alveolaris
Diameter : 0,1-0,2 mm,
tersusun berkelompok pada
duktus alveolaris
Mengisi 50-60% dari seluruh
volume paru.

Porus Kohn lubang pada


alveoli yang menghubungkan
alveoli satu dgn lainnya
Pleura
Pleura Parietalis
jenis Innervasi Perjalanan nyeri
Pleura cervicale
Pleura costalis n. Intercostalis Belakang costae
atau ICS
Pluera - n. Phrenicus Kuduk dan bahu
diafragmatica (sentral)
- n. Intercostalis Dinding lateral
(perifer) thoraks, ventral
abdomen
Pleura n. Phrenichus Kuduk dan bahu
mediastinalis
Pleura Viceralis
Innervasi : sistem otonom Tidak peka sensasi nyeri
dan raba
Pulmo
Diafragma
LO 4. HISTOLOGI SISTEM
RESPIRASI
Rongga hidung anterior
Faring dan epiglottis
Laryng
Trachea
Bronchus
Bronchiolus
Berperan dalam pertukaran O2 dan CO2 . Meliputi bronchiolus,
respiratorius, duktus alveolaris, dan alveolus (paru). Masing-
masing disusun oleh sel respiratorius yang terdiri atas 5 jenis :

1. Sel silindris bersilia. Merupakan sel terbanyak,


setiap sel memiliki 300 silia pada bagian apikalnya.
2. Sel goblet mucosa. Bagian apikalnya
mengandung banyak droplet mucus yang
terdiri atas gliko protein.
3. Sel sikat, epitel respiratorik. Permukaan apikalnya
banyak mengandung mikrovili. Sel sikat memiliki ujung saraf
aferen pada permukaan basalnya dan berfungsi sebagai
reseptor sensorik.
4. Sel basal, epitel respiratorik.
5. Sel granula kecil. Mirip sel basal tapi memiliki
banyak granula
LO 5. KESEIMBANGAN ASAM-
BASA
Keseimbangan Asam Basa sistem
respiratorius
Sel-sel yang hermatobolisme aktif, melepas
lebih banyak CO dan ion hidrogen
CO dalam sel darah dalm bentuk
bikarbonat, maka CO akan berikatan
dengan air membentuk asam karbonat
dalam reaksi bolak balik yang dikatalisis
anhidrase karbonik
Ion H+ yang terlepas akibat disosiasi asam
karbonat berikatan dengan hb untuk
meminimalisir perubahan pH
Ph ?

Alkalosis Asidosis
< 7,4 > 7,4

Respirato Respirato
Metabolik Metabolik
rik rik

Kompens Kompens
asi Kompens asi Kompens
Respirato asi Ginjal Respirato asi Ginjal
rik rik
LO 6. MEKANISME VENTILASI
DAN DIFUSI PULMONAL
Ventilasi Pulmonal dan Difusi Gas
Sistem Respirasi
Thorax adalah rongga tertutup kedap udara
yang terbuka ke atmosfer hanya melalui
pernafasan
Inspirasi tekanan atmosfer lebih tinggi
daripada tekanan paru
Ekspirasi tekanan paru lebih tinggi
daripada tekanan atmosfer
Otot-otot berperan dalam mempengaruhi
rongga thorax sehingga volume nya pun
berubah-ubah
Difusi Gas Pulmonar
Secara histologis, proses difusi akan
melewati struktur antara ruang
alveolus dan darah dalam kapiler
Terdiri atas :
- Epitel selapis pipih dan alveoli ( sel
tipe 1)
- Interstisial space
- Endotel kapiler
Faktor-faktor dalam infalsi dan
deflasi paru paru
1. Tekanan intra pleura
2. Jaringan elastik dalam paru
3. Otot otot inspirasi dan ekspirasi
4. Surfaktan ( Lipoprotein untuk
mengembangkan paru)
5. Tekanan intra pulmonar
O dan CO menurunkan gradien tekanan
parsialnya saat melewati membran respiratorius
Tekanan parsial menentukan kecepatan difusi
gas menembus membran
Tekanan O udara alveolar 100 mmhg dan
kapiler 40 mmhg, sehingga O berdifusi dari
alveolar ke kapiler
Tekanan CO dalam udara alveolar 40 mmhg
dan kapiler 45 mmhg sehingga CO berdifusi
dari kapiler ke alveoli
Faktor Faktor yang mempengaruhi
Difusi
Ketebalan membran respirasi
Area permukaan membran respirasi
Solubilitas gas dalam membran
respirasi dimana CO >> 20 x O
sehingga kecepatan difusi CO >> 20
x O
LO 7. TRANSPORTASI O2 dan
CO2
Setelah difusi maka selanjutnya terjadi
proses transportasi oksigen ke sel-sel
yang membutuhkan melalui darah dan
pengangkutan karbondioksida sebagai
sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar
97 98,5% Oksigen ditransportasikan
dengan cara berikatan dengan Hb
(HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut
dalam plasma. Sekitar 5 7%
karbondioksida larut dalam plasma, 23
30% berikatan dengan Hb
(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65
70% dalam bentuk HCO3 (ion
bikarbonat).

Saat istirahat, 5 ml oksigen


ditransportasikan oleh 100 ml darah
setiap menit. Jika curah jantung 5000
ml/menit maka jumlah oksigen yang akan
diberikan ke jaringan sekitar 250
ml/menit. Saat olah raga berat dapat
meningkat 15 20 kali lipat.
Transportasi gas dipengaruhi oleh :
Cardiac Output
Jumlah eritrosit
Aktivitas
Hematokrit darah

Setelah transportasi maka


terjadilah difusi gas pada
sel/jaringan. Difusi gas pada
sel/jaringan terjadi karena tekanan
parsial oksigen (PO2) intrasel
selalu lebih rendah dari PO2kapiler
karena O2dalam sel selalu
digunakan oleh sel. Sebaliknya
tekanan parsial karbondioksida
(PCO2) intrasel selalu lebih tinggi
karena CO2selalu diproduksi oleh
sel sebagai sisa metabolisme.

Anda mungkin juga menyukai