Disusun oleh:
Ovelia Yolanda
Gessy Dwi Monicaningrum
Nurus Saadah
Annisa Siska Afita
Yunita Ariyanti
Zafirah Ariibah Saniyyah Indrapati
Yulia Dewi Pratiwi
Azhar Alkautsar
Satrio Hasbi Pratama
Siti Thannisa Aisyah Gumanti
PUSKESMAS
Penyakit adalah suatu kesakitan pada organ tubuh yang biasanya memiliki sedikitnya
2 sifat dari kriteria ini : agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta gejala
yang dapat di identifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.
Suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau ketidakharmonisan jiwa.
Keadaan yang bersfat objektif dan rasa sakit yang bersifat subyektif.
Kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ
atau sistem tubuh.
Keadaan yang diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi
adalah penyakit yang dianggap tidak dapat ditularkan atau
disebarkan dari seseorang kepada orang lain, sehingga bukan
merupakan sebuah ancaman bagi orang lain. PTM
merupakanbeban kesehatan utama di negara-negara
berkembang dan negara industri. Berdasarkan laporan WHO
mengenai PTM di Asia Tenggara terdapat lima PTM dengan
tingkat kesakitan dan kematian yang sangat tinggi, yaitu
penyakit jantung (kardiovaskuler), DM, kanker, penyakit
pernafasan obstruksi kronik dan penyakit karena kecelakaan.
FAKTOR PTM
1)Menurut Dapat-Tidaknya Risiko itu diubah:
Faktor risiko yang dapat berubah. Misalnya: kebiasaan merokok, olah raga.
Faktor risiko yang belum mendapat dukungan ilmiah, dalam peranannya sebagai
faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit. Misalnya: merokok
menyebabkan terjadinya kanker leher rahim.
Faktor risiko yang telah mendapat dukungan ilmiah, dalam peranannya sebagai
faktor yang berperan dalam kejadian sutu penyakit. Misalnya: rokok sebagai faktor
risiko terjadinya kanker paru.
Faktor-faktor risiko penyakit tidak menular yang
bersifat kronis
a.Tembakau
b.Alkohol
c.Kolesterol
d.Diet
e.Obesitas
f.Aktivitas
g.Stress
h.Pekerjaan
i.Lingkungan masyarakat sekitar
j.Life style
UPAYA PENCEGAHAN
a.Pencegahan Primordial
Proses terjadinya penyakit di atas sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi yaitu
pada masa Gakenus (205-130 SM) yang mengungkapkan bahwa penyakit dapat terjadi
karena adanya faktor predisposisi, faktor penyebab dan faktor lingkungan.
FAKTOR AGEN
Agen sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati yang terdapat dalam jumlah yang berlebih
atau kekurangan.
6.Metazoa
Faktor penjamu yang merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit adalah sebagai berikut.
1.Genetik, misalnya, penyakit herediter seperti hemophilia, sickle cell anemia dan gangguan glukosa
6 fosfatase.
2.Umur. Misalnya, usia lanjut mempunyai risiko unutk terkena karsinoma, penyakit jantung dll.
3.Jenis kelamin. Misalnya, penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, reumatoid artritis, diabetes melitus
( cenderung terjadi pada wanita), penyakit jantung dan hipertensi (menyerang laki-laki).
4.Keadaan fisiologi. Kehamilan dan persalinan memudahkan terjadinya berbagai penyakit, seperti
keracunan kehamilan, anemia dan psikosis pascapartum.
5.Kekebalan. Orang-orang yang tidak mampunyai kekebalan terhadap suatu penyakit akan mudah
terserang penyakit tersebut.
6.Penyakit yang diderita sebelumnya. Misalnya, reumatoid artritis yang mudah kambuh.
7.Sifat-sifat manusia. Higieni perorangan yang jelek akan mudah terserang penyakit infeksi. Misalnya
Balanitis, Karsinoma penis bagi orang yang tidak sirsumsisi.
FAKTOR LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan faktor ketiga sebagai penunjang terjadinya penyakit. Faktor ini
disebut faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan dapat berupa lingkungan fisik, lingkungan
biologis atau lingkungan sosial ekonomi.
AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan
karakteristik difisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir
infeksi virus HIV. Virus HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh seseorang yang telah
tertular, walaupun orang tersebut belum menunjukkan keluhan. HIV hanya dapat ditularkan
bila terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah. Terdapat 3 cara penularan HIV,
yaitu hubungan seksual, kontak langsung dengan darah yang tercemar HIV seperti melalui
jarum suntik secara bergantian.
2.Penyakit TBC
Kuman penyebab TBC (mycobacterium tuberculosis) ditemukan pertama kali pada tahun 1882
oleh Robert Koch. Etiologi penyebab tuberkulosis paru adalah kuman tahan asam
mycobacterium tuberculosis.
3.Flu Burung
Penyakit flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe
A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung menyebar melalui udara dari burung ke
PENCEGAHAN
1.Eliminasi reservoir ( sumber penyakit)
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan:
a.Mengisolasi penderita, yaitu menempatkan pasien di tempat yang khusus untuk mengurangi kontak
dengan orang lain.
b.Karantina, adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama penderita
lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama,
misalnya karantina untuk penderita kusta.
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangna merupakan usaha yang penting untuk
memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
Bayi, anak balita dan lanjut usia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular.
Kelompok yang rentan ini perlu perlindungan khusus dengan imunisasi, baik imunisasi aktif maupun
pasif.
Pada anak usia muda, giz yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu,
meningkatkan gizi anak merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.
Faktor Penyakit Tidak Menular (Riset kesehatan dasar
2013)
Merokok 36,3%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JML
TUBERKULO
SIS 1 - 4 Th 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PARU BTA
(+) 5 - 14 Th 0 0 0 1 0 2 2 0 0 0 0 0 5
TANPA
PEMERIKSAA
N BIAKAN 15 - 44 Th 0 0 0 5 2 3 0 5 3 1 10 0 29
A.15.0 45 - 54 Th 0 0 0 0 2 2 0 0 0 1 0 0 5
55 - 64 Th 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 4
> 64 Th 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JML 0 0 0 6 4 8 2 5 3 2 13 0 43
JUMLAH KASUS CAMPAK 2009
JENIS
PENYAKIT USIA JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
CAMPAK 28hr- 1 th 0 2 0 1 1 0 3 0 1 2 0 1 11
B.059 1 - 4 TH 5 0 7 4 3 8 1 0 5 4 2 4 43
5 - 14 Th 8 14 17 8 7 6 2 0 6 2 6 4 80
15 - 44 th 9 11 5 6 0 1 1 0 2 0 0 2 37
45- 54 th 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
55 - 64 th 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
> 64 th 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JML 26 27 29 19 11 15 7 0 14 8 8 11 175
JUMLAH KASUS DIARE
JENIS
JANUARI 2009 - DESEMBER 2009
PENYAKIT USIA JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
DIARE
&GASTRO
28hr- 1
ENTERITIS th 35 25 20 19 15 17 15 0 12 16 0 36 210
5 - 14 Th 45 35 32 30 30 37 108 71 52 60 15 57 572
15 - 44
th 37 28 41 45 27 42 47 66 32 80 51 53 549
45- 54 th 15 14 10 11 15 26 11 32 25 18 0 9 186
55 - 64
th 6 3 3 7 7 13 9 3 12 2 0 13 78
> 64 th 3 0 0 0 3 6 0 1 5 2 0 1 21
JML 201 146 198 175 165 242 271 180 271 274 66 259 2448
JUMLAH KASUS VARICELLA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Varicela
B.01.9 1 - 4 Th 14 22 14 7 18 10 10 15 4 12 12 8 146
5 - 14 Th 30 24 32 28 15 10 11 19 9 21 14 16 229
15 - 44 th 8 10 10 7 4 4 6 6 9 28 10 3 105
45- 54 th 1 2 0 2 0 3 1 0 0 2 0 0 11
55 - 64 th 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
> 64 th 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JML 60 62 60 47 38 31 31 45 24 68 46 29 541
TB PARU
9. Sesak nafas
Jika pasiennya positif flu burung, langsung dibawa ke rumah sakit untuk uji laboratorium
Kelompok resiko : Pekerja peternak (dokter hewan), pekerja lab, pengunjung, kontak dengan penderita flu burung
15. Yang rentan adalah anak-anak, usia lanjut dan penderita jantung
16. Pengamatan kesehatan secara pasif bagi yang beresiko/terpapar dan keluarganya: gejala gangguan saluran pernafasan, demam
18. Beresiko menghirup udara tercemar: antiviral (oseltamivir 1X75 mg selama 1 minggu)
. Secara rutin mengadakan peetemuan antara Ditjen PP & PL dan Ditjen Peternakan
2. Faktor pejamu (Host) berupa perilaku dan daya tahan tubuh manusia
Hipertensi dikenal dengan kenaikan tekanan darah bersifat menetap dengan pemeriksaan ulang 1 2 mg.
FAKTOR-FAKTOR
1.riwayat keluarga.
3. stress psikososial.
4. obesitas.
Penanganan :
- Tidak memerlukan terapi obat tetapi hanya life style
modification.
- Olah raga ringan
Klasifikasi :
- DM tipe II (NIDDM) =jumlah insulin normal, tapi jumlah reseptor insulin pada permukaan sel
kurang.
Diagnosa DM :
Kadar gula darah sewaktu >200mm/dl dalam 2 kali pemeriksaan tanpa gejala khas DM.
Kadar gula darah PP >200mm/dl setelah beban glukosa 75g untuk kasus gejala klinis
tanpa khas.
FAKTOR
Berumur > 40 tahun
Obesitas
Hipertensi
Riwayat keluarga DM
Dislipidemia
Kurang berolahraga
PILAR UTAMA PENGELOLAAN DM
1.Perencanaan makan.
2.Latihan jasmani.
4.Penyuluhan/edukasi.
ASMA BRONKIAL
Penyebab : Sering dicetuskan oleh ISPA, tekanan emosi, kerja fisik, rangsangan zat
yang bersifat alergen, cuaca.
Gejala klinis :
- Sesak nafas hebat sebagai status asmatikus yang dapat berakibat fatal.
- Sianosis (pucat).
Penatalaksanaan asma :
Oksigen.
ARTHRITIS
- OA
Penyebab = mikro trauma yang berulang obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit sendi lainnya.
- AR
Factor resiko OA :
Pertambahan usia
Obes
Trauma sendi
Gejala klinis :
Penatalaksaan :
3. fisioterapi
4. operasi
KESIMPULAN
Penyakit menular yang tertinggi di Puskesmas Sukmajaya adalah diare dengan
jumlah kasus 2648 kasus pada tahun 2009, sedangkan penyakit tidak menular
yang tertinggi di Puskesmas Sukmajaya adalah hipertensi yaitu sebanyak 305
kasus pada tahun 2009 dan 192 pada tahun 2016. Penyebab utama penyakit
menular di Puskesmas Sukmajaya adalah sanitasi lingkungan yang kurang baik,
sehingga mendukung pertumbuhan agent-agent penyebab penyakit, seperti
bakteri dan virus. Sedangkan, penyebab utama penyakit tidak menular adalah
gaya hidup (life style) seperti kerja fisik yang keras dan konsumsi garam yang
tinggi, faktor umur, serta faktor genetik. Cara penanggulangan penyakit menular
dan tidak menular di Puskesmas Sukmajaya sesuai 5 level of prevention adalah
health promotion (penyuluhan, olahraga bersama di Puskesmas Sukmajaya,
biasanya dihadiri lansia), specific protection (imunisasi), early diagnosis and
prompt treatment (pemberian rifampisin pada penyakit TB Paru), disability
limitation (pemberian asetamir bagi yang terkena suspect flu burung),
rehabilitation. Imunisasi adalah salah satu bentuk upaya pencegahan yang
dilakukan oleh puskesmas sukmajaya untuk mencegah penyakit menular dan
tidak menular serta termasuk program 5 level pencegahan penyakit, yaitu
pencegahan spesifik.
Untuk melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit tersebut dan upaya membuat lingkuangan yang sehat, harus adanya kesadaran dan kerjasama yang baik antar masyarakat, puskesmas
dan pemerintah. Didukung juga dengan jumlah petugas medis atau dokter yang sebanding dengan populasi di daerah sekitar puskesmas tersebut, agar tindakan preventif dan pengobatan dapat
berjalan efisien dan tepat sasaran.
Upaya-upaya hidup sehat dan bersih harus selalu tertanam didalam masyarakat dalam rangka mewujudkan konsep pencegahan penyakit lebih baik dari pada mengobati. Masyarakat juga
harus sadar akan kebersihan dan pola hidup sehat. Karena semua upaya akan terasa sia-sia jika masyarakat tidak peduli terhadap hal tersebut.