Tahap2 pengujian obat, uji preklinik, ujji toksistas, uji klinik Menjelaskan definisi obat tradisional Indonesia\ Menjelaskan perbedaan jamu dengan obat herbal, herbal terstandar, fitofarmaka Tahap tahap pengujian obat (uji preklinik, uji toksistas, uji klinik) Definisi Per Men kes Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenic atau campuran dari bahan-bahan tsbm, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkkan pengalaman Definisi Lagi Obat tradisional bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenic) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Definisi Lagi dan Lagi Obat tradisionaladalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifatmagicmaupun pengetahuan tradisional. 3 KELOMPOK OT JAMU (Empirical based herbal medicine) Dalam bentuk serbuk seduhan , pil dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman serta digunakan secara tradisional Bahan baku tidak distandarisasi Untuk pengobatan sendiri OHB Pembuktian khasiat dan keamanan berdasarkan uji preklinik Bahan baku distandarisasi Untuk Pengobatan sendiri Diabmeneer, Diapet, Fitogaster, Fitolac, Glucogarp Ho Stimuno, Irex Max, Kiranti Pegal Linu Kiranti Sehat Datang Bulan, Kuat Segar Lelap, Prisidii, Reumakur, Sehat Tubuh Songgolangit, Stop DiaPlus,Virugon, tolak angin. FITOFARMAKA (Clinical based herbal medicine) Pembuktian khasiat dan keamanan berdasarkan uji preklinik & uji klinik Bahan baku,produk jadi distandarisasi Untuk pelayanan kesehatan formal Stimuno (Dexa Medica) X-Gra (Phapros) Tensigard (Phapros) Rheumaneer (Nyonya mener) Nodiar (Kimia Farma) Tahapan pengembangan Obat Tradisional Indonesia UJI UJI TOKSISITAS TOKSISITAS Seleksi UJI PRAKLINIK
UJI KLINIK STANDARISASI
SELEKSI Perlu pemilihan jenis OT yang akan diteliti dan dikembangkan Prioritas penelitian : Diharapkan berkhasiat Bagi penyakit peringkat atas Berdasar pengalaman berkhasiat penyakit tertentu Alternatif jarang penyakit tertentu Preklinik Untuk melihat efek toksisitas dan efek farmakodinamiknya Sediaan dan cara pemberian disesuaikan Preklinik Uji Toksisitas Toksisitas Akut LD50 gejala toksis,spectrum efek organ, cara death (tunggal)
Toksisitas Subkronik Pemberian 1 atau 3 bulan
Toksisitas Kronik pemberian 6 atau lebih
Toksisitas Khusus dilakukan apabila :
1.mengandung zat kimia kanker 2.obat terkait penyakit tertentu mis cancer 3.obat di gunakan scr kronik Preklinik Uji Farmakodinamik Meneliti efek farmakodinamik dan menelusuri mekanisme kerja dlm menimbulkan efek dari obat tradisional tsb Standarisasi Dilakukan standarisasi simplisia, penentuan identitas, dan menentukan bentuk sediaan yang sesuai Bentuk sediaan obat herbal sangat mempengaruhi efek yang ditimbulkan Proses pengolahan, sgt mempengaruhi obat! Uji Klinik Membuktikan khasiat dan keamanan obat Uji klinik hanya dilakukan apabila sudah melalui Uji preklinik Fase 1 : sukarelawan sehat Fase 2 : pasien terbatas, tanpa pembanding Fase 2 : pasien jmlh terbatas, dengan pembanding Fase 3 : uji klinik definitif Fase 4 : pasca pemasaran, melihat efek SAYANG Nya, kurangnya uji klinik yang dilakukan terhadap obat tradisional antara lain Karena : Besarnya biaya untuk uji klinik Uji klinik hanya dapat dilakukan apabila terbukti berkhasiat dan aman pada uji preklinik Perlunya standardisasi bahan yang diuji Sulitnya menentukan dsis yang tepat Karena penentuan dosis berdasarkan dosis empiris Kekuatiran produsen akan hasil negative tertutama pada produk yang telah laku dipasaran