Anda di halaman 1dari 24

SEPSIS & PENGGUNAAN

ANTIBIOTIKA
PROFILAKSIS DALAM
PEMBEDAHAN
PENDAHULUAN
Sepsis adalah penyebab kematian tersering pada
semua penderita trauma dan perawatan klinis
Infeksi pasca trauma sangat bergantung pada
usia penderita, waktu antara trauma dan
penanggulangannya, kontaminasi luka, jenis dan
sifat luka, kerusakan jaringan, syok, jenis
tindakan, dan pemberian antibiotik
Kegagalan tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk di dalam tubuh dan mengendalikan respon
inflamasi tubuh menimbulkan gejala
PATOGENESIS SEPSIS
LPS- endotoksin memacu respons
toksin

Sitokin -> depresi miokard,


hambatan radikal spesies pada sel
endotel,dilatasi otot polos vaskular
Tipe Mediator Peran
Cellular mediators Lipopolysaccharide Mengaktivasi
makrofag,
Lipoteichoic acid
neutrophil, platelet
Peptidoglycan dan endothelium
Superantigens mensekresikan
sitokin dan
mediator lainnya
Endotoxin
Tipe Mediator Peran
Humoral mediators Cytokines Efek proimflammasi
yang poten dan
faktor kemotaktik
neurofil

TNF-alpha and IL- Bertindak sebagai


1 pirogen, yang
IL-8 menstimulasi
IL-6 profilerasi limfosit B
IL-10 dan T, inhibisi
produksi sitokin,
dan menginduksi
immunosuppresi.

MIF* Aktivasi dan


G-CSF degranulasi
neutrophil

Complement Sitotosik, memicu


permeabilitias
vaskular, dan
kontribusi ke syok.
Tipe Mediator Peran
Humoral mediators Lipid mediators Efek proimflammasi
Phospholipase A2 yang poten dan
PAF faktor kemotaktik
Eicosanoids neurofil

Arachidonic acid Terlibat dalam


metabolites perubahan
hemodinamik dalam
syok septik
Adhesion molecules Mengaktivasi
Selectins neutrophil dan
Leukocyte integrins makrofag, platelet

Meningkatkan
permeabilitas
vaskular

Meningkatkan
interaksi sel
neutrophil-
endothelial,
meregulasi migrasi
leukosit dan
Faktor Resiko Sepsis
TRAUMA
Infeksi pascatrauma sangat bergantung pada usia
penderita, waktu antara trauma dan
penanggulangannya , kontaminasi luka , jenis dan
sifat luka , kerusakan jaringan , syok , jenis
tindakan , dan pemberian antibiotik .

TINDAKAN PEMBEDAHAN
Prosedur bedah dan infeksi yang berkembang
setelah operasi (pneumonia dan ISK) . Pemantauan
luka operasi sekiranya ada tanda-tanda infeksi;
demam, nanah dan cairan bening di luka,
peningkatan sakit
SIRS
ditemukan 2 dari gejala berikut :
Suhu tubuh > 38 0C atau < 36 0C
Denyut jantung > 90 kali/menit
Laju napas > 20 kali/menit atau Pa
CO2 < 32 mmHg
Leukosit > 12.000 atau < 4.000/mm3
atau ditemukan10% leukosit imatur
Kriteria Disfungsi Organ
Organ System Mild Criteria Severe Criteria

Pulmo Hypoxia/hypercar ARDS yang


bia yang PEEP*>10 cm H2O
memerlukan and FiO2 <0.5
ventilasi terbantu
untuk 3-5 hari
Hepatik Bilirubin 2-3 Jaundice dengan
mg/dL dan tes bilirubin 8-10
fungsi hati > 2 mg/dL
kali dari normal,
PT meningkat 2x
lipat dari normal
Renal Oliguria ( <500 Dialisis
mL/d) dan
kreatinin
meningkat 2-3
mg/dL
Gastrointestinal Intoleransi asupan Stress ulcer yang
Sistem Kriteria Ringan Kriteria Berat
Hematologi aPTT >125% dari Disseminated
nilai rujukan, intravaskular
platelets <50- Cougulopathy
80,000
Kardiovaskular Penurunan fraksi Fase hyperdinamik
injeksi dengan yang tidak
kebocoran kapiler responsif dengan
yang persisten pressor
Sistem saraf Pusat Stupor Coma
Sistem Saraf neuropati Defisit sensoris
Perifer sederhana dan motorik
gabungan
Sepsis SIRS + suspek/ pasti etiologi
mikrobiologi
Sepsis berat SIRS + 1 atau lebih
disfungsi organ
Syok Septik Sepsis + hipotensi
( tekanan darah arteri <90 mmHg atau
penurunan 40 mmHg dari TD normal
setelah resusitasi cairan 1 jam /
perlunya vasopressor untuk
meningkatkan >90 mmHg / MAP >70
mmHg
Gejala umum
Demam
Takikardi
Takipnoe
Gejala Tambahan
Perubahan status mental.
Hipoksemia, PaO2 <72 mm Hg dengan FiO2 21%.
Peningkatan kadar laktat plasma.
Oliguria (produksi urine < 30 ml atau 0.5 ml/kg
selama minimal 1 jam)
Infeksi vs inflammasi
Infeksi = reaksi patogen terhadap
tubuh bila masuk ke dalam tubuh
manusia. Berkembangnya patogen
merusak jaringan sehingga terjadi jejas
dan timbul reaksi inflammasi
Inflammasi = reaksi jaringan vaskuler
terhadap semua bentuk jejas/luka
dengan pelepasan berbagai macam
mediator kimia.
Diagnosis
Didiagnosa dengan gejala klinis dan
kultur mikroorganism dari lesi infeksi,
darah dan urin
yang bermanifestasi sesuai kriteria
sepsis/ sepsis berat / syok sepsis
Syok sepsis = Sepsis berat +
gangguan jaringan dan hipotensi
sistemik yang signifikan, ggn nutrisi,
maldistribusi darah di mikrovaskuler.
Pemeriksaan Penunjang
CBC
Kultur mikroorganism dari darah dan
lesi infeksi
Faktor Pembekuan, faktor Pendarahan
Elektrolit, asam laktat darah
Urinalisis
Penatalaksanaan
Mencari dan memberantas kuman penyebab infeksi dengan
memberi antibiotik adekuat menghilangkan fokal infeksi
dengan tindakan bedah.

Pada penanganan sepsis dan syok septik, pemberian


antibiotika yang berspektrum luas harus diberikan sedini
mungkin sebagai terapi empirik.

Regimen antibiotika yang seiring dianjurkan adalah


carbepenem spectrum luas (meropenem,
mirepenem/cilastatin, dan doripenem), kombinasi extended
range penisilin/ beta-laktamase inhibitor
(piperacilin/tazobactam, ticarcilin/clavulanate) dan beberapa
antibiotika dari generasi ke 3 dan keatas sefalosporin sebagai
sebagian dari regimen multi-obat.

Sekiranya alergi pada beta-laktamase, boleh digunakan


levofloksasin / siprofloksasin dan ditambah klindamisin.
Tindakan menghilangkan sumber infeksi
dikerjakan dengan drainase eksudat, eksisi
nekrosis, ekstirpasi

Memulihkan hemodinamik dengan resusitasi


cairan 30 ml/kgBB kristaloid maupun koloid dalam
3 jam pertama. Pikirkan albumin. Perbaikan
tekanan perfusi dan fungsi jantung dapat
dilakukan dengan pemberian vasoaktif ( NE/E ,
hindari dopamine ) dan inotropik.

Fokus terapi adalah MAP 65 mmHg, lactate dalam


batas normal.
Memulihkan fungsi organ.
Fokus terapi adalah MAP 65 mmHg, lactate
dalam batas normal.
Memulihkan fungsi organ tubuh vital
terutama jantung, paru, ginjal.
Pengelolaan lain : nutrisi, perawatan intensif,
monitoring ketat
Durasi pemberian antibiotika dalam 7-10 hari.
Kasus yang memerlukan durasi lama bila
respon klinik yang minimal.
Penggunaan Antibiotika
Profilaksis dalam Pembedahan

diberikan secara intravena. Untuk menghindari


risiko yang tidak diharapkan dianjurkan
pemberian antibiotik intravena drip.

Waktu pemberian antibiotik profilaksis diberikan


30 menit sebelum insisi kulit. Idealnya diberikan
pada saat induksi anestesi. Diperlukan dosis
tambahan bila operasi dilakukan > 3 jam.

Namun begitu kasus seperti pankreatitis kronis,


dan luka combustio berat, penggunaan antibiotika
profilaksis adalah tidak dianjurkan kerana kasus ini
memicu tanda-tanda inflamasi tanpa adanya infeksi
Komplikasi
Kegagalan multi organ
Sindrom distres pernapasan
Kesimpulan
Sepsis adalah suatu respon yang memerlukan
tindakan segera dan adekuat. Syok merupakan
suatu keadaan yang selalu mengiringi sepsis.

Oleh karena itu, keberhasilan dalam


melaksanakan resusitasi yang adekuat dan
pemberian antibiotika yang tepat merupakan
kunci utama keberhasilan terapi pada sepsis

Anda mungkin juga menyukai