Skenario 1 Ginjal Dan Saluran Kemih
Skenario 1 Ginjal Dan Saluran Kemih
PBL Skenario 1
Persarafan Ginjal
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis yang membentuk
plexus renalis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau
L2, melalui N.splanchnicus major, N.splanchnicus imus dan n.lumbalis.
Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus. Serabut afferent akan
berjalan dengan saraf simpatis ke medulla spinalis melalui sgemen T10 T12
LO.1.2. Mikroskopik
Terdapat 1 juta unti fungsional ginjal yang disebut Nefron.
Nefron terdiri dari:
Bagian Cortex
1.Corpus Malphigi: Capsula Bowman (bangunan berbentuk cangkir)
Glomerulus (jumbai /gulungan kapiler)
2.Tubulus: Tubulus contortus proximal dan Tubulus contortus distal.
Bagian Medulla
1.Pars descendens dan ascendens ansa Henle
2.bagian tipis ansa Henle
3.Ductus colligens
4.Duktus papilaris Bellini
Sel-sel di glomerulus yang berperan dalam Glomelurar filtration barrier
Endothel
Type fenestrata
Sitoplasma melebar, tipis dan mempunyai fenestra
Membrana Basalis
Fusi antara membrana basalis podocyte dan endothel
Lamina rara interna
Lamina densa
Lamina rara externa
Podocyte
Sel epiteloid besar, tonjolan sitoplasma (foot processes) bercabang
Cabang sekunder (pedicle) menempel pada membrana basalis
Bersama sel endothel menyaring darah
Sel Mesangial intra glomerularis
Berasal dari sel jaringan mesenchyme
Pada matrix mesangial di antara kapiler glomerulus
Fagositosis benda asing, immune complex yang terjebak pada sel endothel / glomerular
filtration barrier
Cabang sitoplasma sel mesangial dapat mencapai lumen kapiler, melalui sela sel endothel
Tubulus
Tubulus contortus proximalis
epitel selapis kubis
batas sel sukar dilihat
Inti bulat, letak berjauhan
Sitoplasma asidofil (merah)
Mempunyai brush border
Fungsi: reabsorbsi glukosa, ion Na, Cl dan H2O
Tubulus Kontortus Distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis
sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus
proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan.
Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap
lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks ginjal. Fungsi
bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
Ansa Henle
Ansa Henle Segmen Tipis
Mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya lebih tebal, sehingga sitoplasma lebih jelas
terlihat
Dalam lumennya tidak terdapat sel-sel darah
Ansa Henle Segmen Tebal Pars Desendens
Mirip tubulus kontortus proximal tetap diameternya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis
selalu terpotong dalam berbagai potongan
Ansa Henle Segmen Tebal Pars Asenden
Mirip tubulus kontortus distal, tetapi diameternya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis
selalu terpotong dalam berbagai potongan
epitel selapis kubis
batas-batas sel lebih jelas
Inti bulat, letak agak berdekatan
Sitoplasma basofil (biru)
Tidak mempunyai brush border
Absorbsi ion Na dalam pengaruh aldosteron. Sekresi ion K
Ductus Coligens
Saluran pengumpul, menampung beberapa tubulus distal, bermuara sebagai
ductus papillaris Bellini di papilla renis
Mirip tub.kont.distal
Batas2 sel epitel jelas
Sel lebih tinggi dan lbh pucat
Ureter
Dinding saluran urinarius berstruktur sama yaitu terdapat tunika mukosa, tunika
muscular dan tunika adventitia. Tunika mukosa terdiri dari epitel transisional
dan tunika muscularis terdiri dari dua lapis otot yang berslingan.
Vesika Urinaria
Tunika mukosa VU dilapisi oleh epitel
transisional dengan ketebalan 5-6 lapisan,
namun pada saat sel meregang menjadi 2-3
lapisan. Pada permukaan sel dapat
ditemukan sel payung. Tunika
muskularisnya terdiri dari 3 lapisan otot
yaitu bagian luar terdapat otot polos tersusun
secara longitudinal, bagian tengan terdapat
otot polos tersusun secara sirkular dan
bagian dalam tersusun otot polos tersusun
secara longitudinal.
Uretra
Uretra Wanita
Dilapisi oleh epiter berlapis gepeng dan terkadang ada yang
dilapisi oleh epitel bertingkat toraks. Ditengah-tengah uretra
terdapat sfingter eksterna / muscular bercorak.
Uretra Pria
Pada pars prostatica dilapisi oleh epitel transisional. Pada
pars membranaceae dilapisi oleh epitel bertingkat toraks.
Pada pars spongiosa umumnya dilapisi oleh epitel bertingkat
torak namun diberbagai tempat terdapat epitel berlapis gepeng
LI.2 MEMAHAMI & MENJELASKAN
FISIOLOGI DAN BIOKIMIA GINJAL
Fungsi Ginjal
Mempertahankan volume air
Menjaga osmolaritas cairan tubuh regulasi keseimbangan air
Mempertahankan kuantitas dan konsentrasi ion ECF (Na, Cl, K, Ca, H, HCO3, PO4, SO4, Mg)
Menjaga volume plasma regulasi keseimbangan garam
Mempertahankan keseimbangan asam-basa
Eliminasi produk akhir dari tubuh
o Urea (protein)
o Asam urat (asam nukleat)
o Kreatinin (otot)
o Bilirubin (Hb)
o Metabolit hormon
Ekskresi berbagai macam senyawa asing
Memproduksi renin
Memproduksi eritropoietin
Mengubah Vit. D3 (kalsiterol) menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroxyvitamin D3) dengan cara hidroksilasi
Menjaga tekanan darah
Glukoneogenesis saat tubuh puasa
Proses dasar ginjal
Ada 3 proses dasar dalam ginjal, yaitu:
1.Filtrasi glomerular 125 mL/glomerulus/menit 180
l/hari (hanya 20% CO karena darah yang masuk ginjal
hanya untuk di filtrasi, dan kalo banyak yang masuk ginjal
tidak dapat menampung semua dan tidak dapat mencapai
keseimbangan yang baik)
2.Reabsorbsi tubulus 180 l 178.5 l (hasil reabsorbsi)
1.5 l
3.Sekresi tubulus nambahin bahan-bahan yang tidak
perlu dari 80% CO yan belum terfiltrasi
Barulah ketika selsai ketiga proses tersbut urin akan
diekskresi.
Urinary Excretion Rate = Filtration Rate Reabsorbtion Rate + Secretion Rate
MEKANISME PEMBENTUKAN URIN
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi Glomerulus
Komponen dalam filtrasi glomerulus adalah:
Dinding kapiler glomerular
Terdiri dari sel epitel gepeng yang mempunyai banyak pori-pori yang membuatnya 100x lebih
permeable disbanding kapiler lain. Berfungsi sebagai penghalang sehingga RBC dan WBC tidak
terfiltrasi.
Membrana Basalis
Berisi 2 lapisan yaitu:
Kolagen kekuatan structural
Glikoprotein sebagai penghalang protein besar & memiliki muatan negative sehingga ditolak protein
yang negative (cth: albumin) walaupun merupakan protein kecil sekalipun
Lamina visceral capsula bowman
Terdapat sel podosit yang mempunyai kaki-kaki besar (processus primer) dan mempercabangi kaki-
kaki kecil (pediculus). Pada antar pediculus terdapat ruang tempat keluarnya filtrasi disebut
filtration silts yang mencegah protein-protein yang lolos glikoprotein keluar (karena sangatlah
kecil).
Laju filtrasi yang sebenarnya dapat dihitung menggunakan
glomerular filtration rate (GFR) / laju filtrasi glomerulus,
yang menggambarkan selain total gaya yang dihasilkan juga
banyak kapiler yang tersedia untuk filtrasi, yang disebut dengan
koefisien filtrasi (Kf). Normalnya pada laki-laki 125 mL/menit
dan perempuan 115 mL/menit
GFR = Kf x net filtration pressure
Kf tidak bersifat konstan karena Kf tergantung dari:
Luas permukaan permukaan dalam dari kapiler glomerular
Permeabilitas kapiler jumlah slit dari podosit yang terbuka
(makin banyak makin permeable)
2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal dan
dilakukan oleh sel-sel epitelium di tubulus tersebut. Fungsinya
adalah untuk menyerap kembali zat-zat di urine primer yang
masih bermanfaat bagi tubuh seperti glukosa, asam amino,
ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Air akan
diserap kembali melalui proses osmosis di tubulus dan
lengkung henle. Zat-zat yang masih berguna itu akan masuk
ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Hasil dari
reabsorpsi adalah urine sekunder/filtrat tubulus yang kadar
ureanya lebih tinggi dari urine primer.
3. Augmentasi (Pengumpulan)
Setelah melewati lengkung henle, urine sekunder akan memasuki tahap
augmentasi yang terjadi di tubulus kontortus distal. Disini akan terjadi
pengeluaran zat sisa oleh darah seperti H+, K+, NH3, dan kreatinin. Ion
H+ dikeluarkan untuk menjaga pH darah. Proses augmentasi menghasilkan
urine sesungguhnya yang sedikit mengandung air.
Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa-sisa
pembongkaran protein, dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti
vitamin, obat-obatan, hormon, serta garam mineral.
Kemudian urine sesungguhnya akan menuju tubulus kolektivus untuk
dibawa menuju pelvis yang kemudian menuju kandung kemih (vesika
urinaria) melalui ureter. Urine inilah yang akan keluar menuju tubuh
melalui uretra.
BIOKIMIA GINJAL
Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan urin, yaitu :
Vasopresin (ADH)
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air
sehingga dapat mengendalikankeseimbangan air dalam tubuh.
Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis
posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas
dan menurunkan cairanekstrasel.
Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh
kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini
diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,natrium, dan
sistem angiotensin renin.
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi
merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan
pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini
berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal gukokortikoi. Hormon ini
berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin, yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus
jukstaglomerularis pada:
a. Konstriksi arteria renalis (iskhemia ginjal)
b. Terdapat perdarahan (iskhemia ginjal)
c. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra)
d. Innervasi ginjal dihilangkan
e. Transplantasi ginjal (iskhemia ginjal)
LI.3 MEMAHAMI & MENJELASKAN
SINDROM NEFROTIK
LO.3.1. Definisi
Sindroma Nefrotik yaitu penyakit glomerular dengan
gejala edema, proteinuria >3,5 g/hari, hipoalbuminemia
<3,5 g/hari, hiperkolesterolemia, lipiduria. Fungsi ginjal
umumnya normal, tetapi dapat terjadi gagal ginjal
progresif. Sering dialami anak usia 2-6 tahun dan lebih
sering laki-laki daripada perempuan.
LO.3.2. Etiologi dan Klasifikasi