Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH JURNAL

GAMBARAN KETAATAN PERAWATAN


JALAN NAFAS DAN KEJADIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL SALURAN PERNAFASAN
DI CU RS. X YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Abid Amirudin
Afif Handoko
Khafidh Nur. H
Sri Wahyuningsih
Veronika Eny. Y
Zeti Arvina
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi nosokomial adalahinfeksi yang
didapat di rumah sakit setelah pasien
mendapat perawatan minimal 48 jam dan
sebelumnya tidak ada infeksi.
Menurut WHO prosentase ruang ICU terkena
infeksi nosokomial sebesar
B. Tujuan
Mengetahui ketaatan perawatan jalan nafas
dan kejadian infeksi nosokomial saluran
pernafasan atas di ICU RS. X Yogyakarta
C. Manfaat
1.Rumah Sakit
Menegtahui angka kejadian INOS dan
menjadi standar perkembangan Rumah
Sakit kedepannya.
2. Perawat
Untuk mengetahui ketaatan tin
dakan/prosedur perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan
3. Peneliti
Merupakan penelitian dasar yang dapat
dijadikan sebagai bahan studi
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. JALAN NAFAS
BAB III
METODOLOGI RISET
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan
rancangan Cross Sectional
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Dilakukan peneliti di Ruang ICU RS. X
Yogyakarta pada tanggal 1 Desember
2005 sampai dengan tanggal 15
Januari 2006
C. Karakteristik Objek
1.Karakteristik perawat ICU
Tabel. 1 karakteristik perawat di ICU RS.X Yogyakarta
pada Desember 2005
N Karakteristik Frekwensi
o (%)
1 Umur
a.20-25 th 1 (5,56)
b.26 30 th 4 (22,22)
c.31-35 th 5 (27,28)
d.36-40 th 8 (44,44)
2 Tingkat pendidikan perawat di
ICU 13 (72,22)
a.DIII Keperawatan 5 (27,78)
b.SPK
N Karakteristik Frekwensi
o (%)
3 Pelatihan keperawatan
intensif 6 (33,332)
a.ICU 6 (33,33)
b.ICCU 4 (22.23)
c.PPGD 2 (11,11)
d.Belum pelatihan
4 Pengalaman kerja di ICU
a.0-5 th 5 (27.78)
b.6-10 th 6 (33,33)
c.11-15 th 7 (38,89)
2. Karakteristik pasien di ICU
Tabel 2 Karakteristik pasien di ICU RS.X Yogyakarta dari tanggal 1
Desember 2005 sampai dengan tanggal 15 Januari 2006
No Karakteristik Frekwensi (%)
1 Diagnosa medis
a. CVA 9 (36)
b. CKB 97 (28)
c. Cancer 2 (8)
d. Multiple Trauma 2 (8)
e. DM 2 (8)
f. AMI 1 (4)
g. Decompensasi cordis 1 (4)
h. hidrocepalus 1 (4)
2 Jenis alat bantu
a. ETT 9 (36)
b. TT 2 (8)
c. ETT dengan Ventilator 14 (56)

3 Lamanya di rawat di ICU


a. 0-5 hari 11 (44)
b. 6-10 hari 10 (40)
c. 11-15 hari 4 (16)
Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. ketaatan perawatan jalan nafas


Tabel 3 Distribusi frekuensi ketaatan perawatan jalan nafas
dengan suctioning, brochial washing, perawatan cuff balon di
ICU RS.X Yogyakarta, dari tanggal 1 Desember sampai dengan
tanggal 12 Januari 2006
No Karakteristik Frekuensi
Suctioning
Taat (-) 44 (56,0)
Taat (+) 31 (44,0)

Brochial washing
Taat (-) 56 (72,0)
Taat (+) 19 (28,0)

Perawatan cuff ETT dan TT


Taat (-) 10 (20,0)
Taat (+) 65 (80)
2. Infeksi Nosokomial
a. Distribusi infeksi nosokomial
Tabel 4 Distribusi Infeksi Nosokomial pada 25 pasien dengan alat bantu
nafas ETT dan TT di ICU RS.X Yogyakarta, dari 1 Desember sampai dengan
INOS F%
tanggal 15 Januari 2006
INOS (-) 9 (36)
INOS (+) 16 (64)
Jumlah 25 (100)

b. Jenis kuman yang ditemukan pada pemeriksaan sputum kultur


Tabel 5 jenis kuman yang ditemukan dalam pemeriksaan kultur
sputum pada pasien dengan ETT dan TT dari 1 Desember 2005-15
No Karakteristik Frekuensi (%)
Januari 2006 di ICU RS.X Yogyakarta
1 Tidak tumbuh 5 (20)
2 Klebsiella Sp 9 (36)
3 Pseudomonas 4 (16)
4 Aureus Stap 2 (8)
5 Epidermidis 1 (4)
6 Aeromonas Sp 2 (8)
7 E.Coli 2 (8)
P EN U TU P

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
ketaatan perawatan jalan nafas belum sesuai dengan instruksi kerja yang
ada di ICU RS.X Yogyakarta. INOS saluran pernafasan atas masih cukup
tinggi ada 16 pasien (64%) dari 25 pasien. Ketaatan perawatan jalan nafas
berpengaruh terhadap kejadian INOS saluran pernafasan di ICU RS.X
Yogyakarta.
B. Saran
1. Rumah Sakit
Perlu adanya tim pengendalian INOS. Ada pengawasan ketat untuk
pemberian antibiotika dan pelayanan di ICU dimana merupakan tempat
terjadinya INOS tertinggi diseluruh bagian dirumah sakit. Diadakan
pemeriksaan kultur ruangan secara berkala. Disediakan alat kesehatan
yang dibutuhkan diruang-ruang perawatan yang menunjang untuk
menurunkan kejadian INOS.
2. Perawat
Manajer keperawatan harus mampu memberikan support sistem kepada
perawat pelaksana agar pelayanan tetap berkualitas dan perawatan jalan
nafas sesuai dengan instruksi kerja. Bagi supervisi keperawatan harus
selalu ikut survey terhadap pencegahan INOS. Perawat pelaksana
hendaknya memotivasi diri sendiri serta belajar mandiri dalam
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai