Anda di halaman 1dari 19

Analisis Biaya

Volume Laba
BY :
RATIH KUSUMA WARDANI SAGITA (A31113514)
DWI KARTIKO SARI (A31113524)
Pengertian
Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit analysis)
adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari
hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan laba

Dasar Analisis Biaya Volume Laba


Biaya-volume-laba atau analisis titik impas (cost-
volume-profit or breakeven analysis) membahas
hubungan antara penerimaan total, biaya total, dan
laba total perusahaan pada berbagai tingkat output
Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam
analisis biaya volume dan laba adalah pemahaman
tentang penyusunan laporan laba rugi dengan
menggunakan pendekatan variable costing
Misalnya pada bulan Juni 2013 PT Jakasain menjual 150 unit
produknya dengan harga Rp. 3.500 per unit. Biaya variabel per
unit Rp. 2.625. biaya tetap Rp. 75.000. Berdasarkan data ini
maka terlebih dahulu dapat dibuat laporan laba rugi
berdasarkan pendekatan kontribusi, seperti pada ikhtisar
berikut ini.

PT JAKSAIN Laporan Laba Rugi Kontribusi


Bulan Juni 2013 Total Per unit %
Penjualan (150 unit) Rp525.000 Rp3.500 100
Biaya biaya variabel Rp393.750 Rp2.625 75
Marjin kontribusi Rp131.250 Rp 875 25
Biaya-biaya tetap Rp 75.000
Laba usaha Rp56.250

Dengan menggunakan formula:


Marjin kontribusi Rp 875 dibagi dengan penjualan Rp 3.500 dari
laporan laba rugi diatas dapat dihitung rasio marjin kontribusi
per unit sebesar 25 % (Rp 875/Rp 3.500) % atau sama dengan
total rasio marjin kontribusi (Rp 131.250/Rp 525.000) %
Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan
penjualan dikurangi beban variabel

asumsikan bahwa Acoustic Concept hanya mampu menjual


satu pengeras suara pada suatu bulan. Jika tidak ada
tambahan pengeras suara yang terjual untuk bulan tersebut,
maka laporan laba rugi perusahaan akan tampak sebagai
berikut:

Laporan Laba Rugi Kontribusi


Penjualan 1 pengeras suara
Total Perunit
Penjualan (1 pengeras suara) $250 $250
Beban Variabel 150 150
Margin kontribusi 100 $100
Beban tetap 35.000
Rugi neto operasi $(34.900)
Untuk setiap tambahan pengeras suara yang terjual
selama bulan tersebut, margin kontribusi sebesar $100
akan tersedia untuk menutup beban tetap. Jika
pengeras suara kedua terjual, misalnya, maka total
margin kontribusi akan meningkat sebesar $100
(totalnya menjadi $200) dan kerugian perusahaan akan
menurun sebesar $100, menjadi $34.800.

Laporan Laba Rugi Kontribusi


Penjualan 1 pengeras suara
Total Perunit
Penjualan (1 pengeras suara) $250 $250
Beban Variabel 150 150
Margin kontribusi 200 $100
Beban tetap 35.000
Rugi neto operasi $(34.800)
Hubungan BVL dalam
bentuk persamaan
Laporan Laba Rugi dalam bentuk persamaan :
Laba = (penjualan beban variabel) beban
tetap

Ketika perusahaan memiliki 1 jenis produk :


Penjualan = Harga jual perunit x unit yang terjual
Penjualan = P x Q

Beban variabel = harga jual perunit x unit yang


terjual
Beban variabel = V x Q
Laba = P x Q V x Q Beban tetap
Jika jumlah pengeras suara terjual cukup untuk
menghasilkan $35.000 dalam margin kontribusi, maka
seluruh beban tetap akan tertutup dan perusahaan
akan dapat mencapai titik impas untuk bulan tersebut
dimana tidak ada laba ataupun rugi, melainkan
menutup semua biaya. Untuk mencapai titik impas,
perusahaan harus menjual 350 pengeras suara dalam
satu bulan karena setiap pengeras suara yang terjual
menghasilkan $100 dalam margin kontribusi.

Laporan Laba Rugi Kontribusi


Penjualan 1 pengeras suara
Total Perunit
Penjualan (350 pengeras suara) $87.500 $250
Beban Variabel 52.500 150
Margin kontribusi 35.000 $100
Beban tetap 35.000
Rugi neto operasi $0
Kita dapat menghitung semua angka yng telah dibahas
menggunakan persamaan tersebut. Contoh : ketika
laba pada tingkat penjualan 351, pengeras suara
adalah $100. Kita dapat mendapatkan persamaan
yang sama bila menggunakan persamaan tersebut :

Laba = ( P x Q V x Q Beban Tetap)


= ( $250 x 351 - $150 x 351) - $35000
= ($250-$150) x 351 - $35000
= ($100) x 351 - $35000
= $35100 - $35000
Laba = $100
Ketika titik impas dicapai, laba neto operasi akan
bertambah sesuai dengan margin kontribusi perunit
untuk setiap tambahan produk yang terjual. Sebagai
contoh, jika 351 pengeras suara terjual dalam satu
bulan, maka kita dapat mengharapkan laba neto
menjadi $100 karena perusahaan menjual 1 pengeras
suara lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan untuk
titik impas.

Laporan Laba Rugi Kontribusi


Penjualan 1 pengeras suara
Total Perunit
Penjualan (351 pengeras suara) $87.750 $250
Beban Variabel 52.650 150
Margin kontribusi 35.100 $100
Beban tetap 35.000
Rugi neto operasi $100
Persamaan laba ini dapat pula digunakan untuk
menghtung kontribusi margin perunit (KMU)
Kontribusi Margin perunit (KMU) = Harga jual perunit
beban variabel perunit =PV

Laba = (P x Q V x Q) beban tetap


Laba = (P V) x Q beban tetap
Laba = KMU x Q beban tetap

Contoh menentukan laba pada tingkat penjualan 351


unit :
Laba = KMU x Q beban tetap
= $100 x 351 - $35000
= $35100 - $35000
Laba = $100
Hubungan BVL dalam bentuk
grafik
Grafik tersebut dapat dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Buat garis horizontal (x) untuk menunjukan jumlah unit produk dan
sebuah garis vertikal (y) untuk menunjukan nilai penjualan dan biaya.
2. Tarik sebuah garis lurus ke kanan atas dengan kemiringan 45 yang
ditarik dari titik 0 perpotongan garis x dan garis y sebagai garis
penjualan.
3. Buat garis horizontal untuk menujukan jumlah biaya tetap pada
berbagai level unit penjualan.
4. Buat garis untuk menunjukan jumlah biaya pada berbagai level unit
penjualan yang ditarik dari perpotongan garis y dengan garis biaya
tetap. Daerah yang berada di antara garis ini dengan garis biaya
tetapdi bawahnya menunjukan kisaran biaya variabel.
5. Buat titik impas pada perpotongan garis penjualan dan garis total
biaya. Tarik garis ke kiri untuk menunjukan jumlah penjualan dalam
satuan uang dan tarik garis vertikal ke bawah untuk menunjukan titik
impas dalam unit penjualan.
6. Arsir tiga disebelah kanan grafik sebagai daerah laba dan sebaliknya
arsir daerah segitiga di sebelah kiri bawah titik impas sebagai daerah
rugi. Daerah arsiran ini menunjukan bahwa penjualan yang lebih kecil
dari titik impas akan menimbulkan rugi dan sebaliknya penjualan yang
lebih besar akan memberikan laba.
Rasio Margin Kontribusi
Pada bagian ini, kita akan mengamati penggunaan rasio
margin kontribusi dalam perhitungan biaya, volume, laba.
Total Perunit %Penjualan
Penjualan (400 pengeras suara) $87.750 $250
100%
Beban Variabel 52.650 150
60%
Margin kontribusi 5.100 $100
40%
Beban tetap 35.000
Laba neto operasi $100

Margin kontribusi yang disajikan dalam presentase penjualan


mengacu pada rasio margin kontribusi (contribution margin
ratio). Rasio tersebut dihitung sebagai berikut :
Rasio Margin Kontribusi = Margin kontribusi
Penjualan
Untuk Acoustic Concept, perhitungannya adalah:
pengaruh dari perubahan penjualan terhadap margin kontribusi dinyatakan
dalam persamaan berikut :
Perubahan margin kontribusi = contribution margin ratio x perubahan
penjualan

Contoh : jika acoustic concept merencanakan kenaikan penjualan sebesar


$30.000 untuk bulan depan, maka margin kontribusi akan naik sebesar
$12.000 (kenaikan $30.000 dalam penjualan x contribution margin ratio
40%). Laba neto operasi juga akan meningkat sebesar $12.000 jika biaya
tetap tidak berubah. Hal ini dapat di verifikasi dengan table berikut :
Volume Penjualan
Saat ini ekspetasi kenaikan
%penjualan
Penjualan (351 pengeras suara) $100.000 $130.000 $30.000
100%
Beban Variabel 60.000 78.000 18.000
60%
Margin kontribusi 40.000 52.000 12.000 40%
Beban tetap 35.000 35.000 0
Laba neto operasi 5000 17.000 12.000

*Ekspetasi penjualan $130.000 / $250 perunit = 520 unit, 520 unit x $150
perunit = $78.000
Hubungan antara laba dan rasio margin kontribusi
dapat juga dinyatakan dengan persamaan berikut :

Laba = Rasio Margin kontribusi x penjualan beban


tetap

Contoh : Pada penjualan $130.000, ekspetasi laba


menjadi $17.000 sebagaimana berikut :
Laba = rasio margin kontribusi x penjualan beban
tetap
= 0.40 x $130.000 - $35.000
= $52.000 - $35.000 = $17.000
C. Pertimbangan Cost Volume Profit dalam memilih
Struktur Biaya

Struktur Biaya dan Stabilitas Laba


Dalam perusahaan, seorang manajer meiliki kebebasan
dalam melakukan trade-of biaya tetap dan biaya variable,
pemilihan struktur biaya masing-masing memiliki
kelebihan dan tergantung pada keadaan tertentu

Operating Leverage
Operating leverage adalah suatu ukuran tentang seberapa
sensitive laba bersih terhadap perubahan dalam penjualan.
Operating leverage bertindak sebagai pengganda
(multiplier). Jika Operating leverage tinggi, peningkatan
persentase yang kecil dalam penjualan dapat
menghasilkan peningkatan laba bersih dalam persentase
yang jauh lebih
Tingkat besar.
Operating leverage = Margin Kontribusi
Laba Bersih
D. Membuat Struktur atas Komisi Penjualan

Perusahaan umumnya membayar tenaga penjual


dengan menggunakan basis komisi atas penjualan
atau gaji plus komisi penjualan. Penjualan dengan
sistem komisi dapat mengakibatkan laba yang lebih
rendah untuk perusahaan.

Untuk mengurangi konflik tersebut, komisi dapat didasarkan


pada margin kontribusi disbanding dengan hanya pada harga
jual. Jika hal tersebut dilakukan, tidak perlu khawatir tentang
sale mix yang dijual tenaga penjual karena mereka akan ingin
menjual sale mix yang akan memaksimalkan margin kontribusi.
Dengan asumsi biaya tetap tidak dipengaruhi oleh sale mix,
memaksimalkan margi kontribusi juga akan memaksimalkan
laba perusahaan. Hasilnya, dengan memaksimalkan
konpensasi mereka sendiri, tenaga penjual akan
memaksimalkan laba perushaan juga.
E. Konsep Sale Mix
Istilah Sale Mix mengacu pada proporsi relative di mana
produk perusahaan dijual.
Konsepnya ialah untuk menciptakan kombinasi atau
mix yang dapat mengahsilkan laba terbesar.
Definisi Perubahan dalam sale mix dapat menyebabkan variasi
Sale Mix yang menarik dalam laba perusahaan. Perubahan
dalam sale mix dari barang yang memiliki margin tinggi
ke barang yang memiliki margin rendah akan
menyebabkan total laba menurun walaupun total
penjualan mungkin meningkat.

Jika sebuah perusahaan menjual lebih dari satu produk,


analisis break even point menjadi lebih kompleks karena
produk yang berbeda memiliki harga jual, biaya dan
Sale Mix margin kontribusi yang berbeda. Konsekuensinya, break
even point akan bergantung pada sale mix yang dijual.
dan Break Dalam menyiapkan analisis break even point, beberapa
Even Point asumsi harus dibuat berhubungan dengan sale mix.
Biasanya asumsinya adalah sale mix tidak berubah.
Tetapi, jika sale mix diharapkan berubah, factor-faktor ini
harus secara eksplisit diperhitungkan dalam analisis
break even point.
F. Asumsi-Asumsi dalam Analisis Cost Volume Profit

Harga jual adalah konstan. Harga produk


atau jasa tidak berubah ketika volume
berubah.

Biaya adalah linier dan dapat secara akurat


dibagi menjadi elemen variable dan tetap.
Elemen variable adalah konstan per unit dan
elemen tetap adalah konstan secara total
dalam rentang yang relevan.

Dalam perusahaan dengan berbagai produk,


sale mix adalah konstan.

Dalam perushaan manufaktur, persediaan


tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi
sama dengan jumlah unit terjual.
By
group 2

Anda mungkin juga menyukai