(Imunitas Spesifik)
THOMAS SUMARSONO, S.Si., M.Si.
Pengantar (1)
Kita telah mempelajari imunitas innate (imunitas non spesifik),
yang melibatkan garis pertahanan pertama dan kedua.
Garis pertahanan pertama melibatkan kulit dan membran
mukus, sedangkan garis pertahanan kedua termasuk fagositosis,
pertahanan-pertahanan kimia non spesifik, respon peradangan,
dan demam.
Imunitas innate merespon secara cepat adanya invasi mikroba
patogen.
Imunitas innate tidak selalu menawarkan perlindungan yang
cukup bagi pertahanan tubuh.
Pengantar (2)
Meskipun imunitas innate sudah ada sejak lahir
dan memiliki respon cepat, mereka tidak dapat
beradaptasi untuk meningkatkan efektivitas
respon terhadap berbagai jenis mikroba
patogen.
Imunitas adaptif yang melibatkan garis
pertahanan ketiga bekerja secara spesifik dan
efektif dalam melawan infeksi mikroba patogen.
Imunitas Adaptif
Imunitas adaptif merupakan kemampuan tubuh
mengenali dan bereaksi secara spesifik melawan
mikroba-mikroba patogen dan produk yang
dihasilkannya.
Immunologist merupakan ilmuwan yang
mempelajari sel-sel dan bahan-bahan kimia
yang terlibat dalam imunitas.
Imunitas adaptif melibatkan reaksi antigen dan
antibodi.
Semua sel darah berasal dari jenis sel yang disebut
Hematopoietic stem cell (HSC).
Proses dimana HSC berdiferensiasi menjadi sel-sel darah yang
matang disebut Hematopoiesis.
Dua organ limfoid primer, yaitu bone marrow dan timus
bertanggung jawab selama perkembangan stem sel menjadi sel-
sel imun yang matang.
Bone marrow (tempat perkembangan dan pematangan limfosit
B)
Timus (pematangan limfosit T).
Beberapa limfosit, khususnya limfosit T mensekresi berbagai
molekul protein yang dikenal dengan sitokin.
Sitokin berfungsi sebagai hormon-hormon imunoregulator dan
memainkan peran penting dalam pengaturan respon imun.
Limfosit