Anda di halaman 1dari 22

PEMANTULAN

KELOMPOK I
HADI L MANURUNG
NORA FIKA SITUMORANG
RISKA FATIMAH
SADIMAH M ARMYS
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari
terdapat peristiwa-peristiwa yang dalam ruang lingkup fisika, salah
satunya adalah pemantulan. Sebelum kita mengetahui bagaimana
terjadinya peristiwa pemantulan berbagai pertanyaan timbul dalam
benak kita seperti mengapa kita dapat melihat benda di sekitar kita?
Bagaimanakah proses terjadinya? Mengapa pada siang hari saat
matahari bersinar terang, permukaan air kolam atau air laut tampak
berkilat-kilat.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijelaskan
oleh konsep fisika mengenai pemantulan dimana kita dapat melihat
benda di sekitar kita karena benda tersebut memantulkan cahaya ke
mata kita. Hal serupa juga terjadi pada saat kita bercermin di depan
cermin. Kita dapat melihat bayangan kita di dalam cermin, karena
cermin memantulkan cahaya yang dipantulkan oleh tubuh kita.
Dan peristiwa pemantulan tidak lepas dari penggunaan cermin
maupun lensa. Dalam kehidupan sehari-hari manusia kerap kali
menggunakan cermin untuk kebutuhannya baik itu cermin datar,
cermin cembung maupun cermin cembung. Maka dari itu disusunlah
penulisan makalah ini guna menunjang pembelajaran mengenai
pemantulan baik dari segi prinsip, hukum dan kegunaannya.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud prinsip fermat?
2. Bagaimana bunyi hukum pemantulan?
3. Bagaimana pemantulan pada cermin datar dan sifat bayangan yang
dihasilakan?
4. Bagaimana pemantulan pada cermin lengkung dan sifat bayangan
yang dihasilkan?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang prinsip fermat
2. Menjelaskan bunyi hukum pemantulan
3. Menjelaskan pemantulan pada cermin datar dan sifat bayangan
yang dihasilkan
4. Menjelaskan pemantulan pada cermin lengkung dan sifat bayangan
yang dihasilkan.
BAB II PEMBAHASAN
PRINSIP FERMAT
Perambatan cahaya juga dapat dijelaskan oleh prinsip fermat
yang pertama kali dinyatakan di abad 17 oleh matematikawan
prancis pierre de fermat: lintasan dapat di lalui oleh cahaya
untuk merambat dari satu titik ke titik lain adalah sebagian
rupa sehingga wakti perjalanannya minimum

Pernyataan ini tidak mencakup semua kasus. Waktu perjalanan


untuk lintasan yang diambil (dilalui) oleh cahaya tidak selalu
minimum. Kadang-kadang (bahkan) maksimum. Prinsip fermat
yang lebih lengkap dan lebih umum adalah : lintasan yang dilalui
oleh cahaya untuk merambat dari sati titik kr itik lain adalah
sedemikian rupa sehingga waktu perjalanan itu tidak berubah
sehubungan dengan variasi variasi dalam lintasan tersebut.
Pierre de Fermat (1601-1665) mengembangkan sebuah prinsip umum yang dapat
digunakan untutk menentukan lintasan cahaya sewaktu merambat dari satu titik
ke titik lain. Prinsip Fermat menyatakan bahwa ketika sinar cahaya merambat
antara dua titik, lintasannya pastilah yang membutuhkan selang waktu terkecil.
Akibat yang jelas dari prinsip ini adalah bahwa lintasan-lintasan dari sinar
cahaya yang merambat dalam medium yang homogeny adalah garis lurus, karena
suatu garis lurus adalah jarak terpendek antara dua titik.

Prinsip Fermat dapat digunakan untuk


menurunkan hukum pembiasan Snellius. Misalkan
berkas sinar merambat dari titik P di medium 1 ke
titik Q di medium 2, dimana P dan Q, masing-
masing berada pada jarak-jarak yang tegak lurus a
dan b, dari perbatasan. Kelajuan cahaya adalah c/n 1
di medium 1 dan c/n2 di medium 2.

Gambar Geometri untuk menurunkan hukum


pembiasan Snellius menggunakan prinsip
Fermat.
2.2. PEMANTULAN CAHAYA
Apabila cahaya mengenai suatu permukaan maka cahaya akan dipantulkan. Arah
rambatan cahaya digambarkan sebagai garis lurus yang disebut berkas cahaya.
Sedangkan berkas cahaya adalah kelompok sinar-sinar cahaya. Berkas cahaya
dikelompokkan tmenjadi iga macam, yaitu : Berkas cahaya sejajar, berkas cahaya
divergen (menyebar), Berkas cahaya konvergen (mengumpul)

2.2.1. Hukum Pemantulan Cahaya

Dari pengamatan, kita peroleh hukum pemantulan cahaya, yaitu:


1) Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

Gambar: Hukum Pemantulan Cahaya


Ada tiga macam pemantulan cahaya yang terjadi pada benda tidak tembus
cahaya, yaitu :
1. Pemantulan Cahaya Teratur
Mengapa ada benda yang jika disinari tampak menyilaukan dan ada yang tidak?
Apabila benda-benda seperti cermin datar, perak datar, air yang tenang disinari
dengan sinar matahari, maka sinar-sinar dipantulkan dalam arah yang sama
sehingga tampak berkilauan. Pemantulan demikian dinamakan pemantulan
teratur.

Gambar Pemantulan Cahaya Teratur

Pemantulan teratur umumnya terjadi pada permukaan yang rata seperti pada
cermin yang bersih. Pemantulan beraturan terjadi pada benda yang
permukaannya rata, seperti pada cermin datar. Berkas cahaya sejajar yang datang
menuju cermin datar dipantulkan secara sejajar.
2. Pemantulan Cahaya Baur
Kemudian, coba sinarilah kertas putih, apakah kertas tampak berkilauan?
Ternyata tidak, berarti tidak semua sinar pantul sama arahnya. Pemantulan
demikian disebut pemantulan baur atau difus (tidak teratur).

Gambar Pemantulan Cahaya Baur

Sedangkan pemantulan baur umumnya terjadi pada permukaan yang tidak


rata seperti pada cermin yang kotor. Pemantulan baur terjadi pada benda yang
permukaannya tidak rata. Berkas cahaya sejajar yang mengenai permukaan tidak
teratur akan dipantulkan baur.
Pemantulan beraturan menyebabkan penglihatan mata silau, sedangkan
pemantulan baur membuat penglihatan menjadi nyaman. Sebuah benda yang
terletak di depan cermin akan membentuk bayangan. Cermin adalah benda gelap
yang dapat memantulkan seluruh berkas cahaya yang jatuh pada permukaannya.
3. Pemantulan Cahaya Sempurna

Gambar Pemantulan Cahaya Sempurna

Pemantulan sempurna terjadi jika :


sinar datang dari medium rapat ke medium kurang rapat;
sudut datang lebih besar dibandingkan dengan sudut batas.
CON = sudut batas = sudut datang yang menghasilkan sudut bias sebesar 90 o

2.2.2. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar


Cermin adalah benda yang permukaannya halus mengkilap dan bersifat
menatulkan cahaya. Hampir seluruh cahaya yang datang pada cermin dapat
dipantulkannya.
Lukisan Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Untuk melukis sebuah bayangan pada cermin datar dapat ditempuh dengan cara
melukis sinar pertama datang dari benda ke cermin, dan dipantulkan sedemikian rupa
sehingga sudut datang sama dengan sudut pantul.
Dengan cara yang sama, lukislah sinar kedua dengan sudut datang berbeda,
perpanjanglah kedua sinar pantul ke arah belakang cermin dengan garis putus-putus
sehingga berpotongan! Perpotongan perpanjangan sinar pantul itulah yang merupakan
letak bayangan.

Gambar Pembentukan bayangan pada


cermin datar
Sifat bayangan akhir pada cermin datar adalah :
1. Maya
2. Tegak
3. Sama besar
4. Jarak benda ke cermin= jarak bayangan ke cermin
5. Menghadap terbalik dengan benda aslinya

Perbesaran bayangan pada cermin datar dirumuskan sebagai berikut :

Jika dua buah cermin datar disusun membentuk sudut tertentu, jumlah bayangan
yang terbentuk adalah :
2.2.3. Pemantulan Pada Cermin Lengkung (Sferik)

Cermin sferik adalah cermin lengkung seperti permukaan lengkung sebuah


bola dengan jari-jari kelengkungan R. Cemin ini dibedakan atas cermin cekung
(konkaf) dan cermin cembung (konveks). Setiap cermin sferik baik itu cermin
cekung ataupun cermin cembung memiliki fokus f yang besarnya setengah jari-
jari kelengkungan cermin tersebut.
NO CEKUNG CEMBUNG
1. Cermin cekung memiliki sifat Cermin cembung memiliki sifat
mengumpulkan cahaya divergen (menyebar) cahaya
2. Titik fokus cermin cekung Titik fokus cermin cembung
berada di belakang cermin berada di belakang cermin
sehingga bersifat nyata dan sehingga bersifat maya dan
bernilai negatif. bernilai negatif.
3. Sinar datang sejajar dengan Sinar datang sejajar dengan
sumbu utama akan sumbu utama akan dipantulkan
dipantulkan melalui titik seolah-olah dari titik fokus.
fokus.
4. Sinar datang melalui titik Sinar datang menuju titik fokus
fokus akan dipantulkan akan dipantulkan sejajar
sejajar sumbu utama. sumbu utama.
5. Sinar datang melalui titik Sinar datang menuju titik M
pusat kelengkungan cermin (titik pusat kelengkungan) akan
Cermin Cekung dan Cembung
akan dipantulkan ke titik
yang sama
dipantulkan seolah-olah dari
titik itu juga
Penempatan ruang benda pada cermin cekung

Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung berdasarkan ruang


penempatan benda.
Benda di ruang I : maya, tegak, diperbesar.
Benda di ruang II : nyata, terbalik, diperbesar.
Benda di ruang III : nyata, terbalik, diperkecil.
Benda tepat di pusat kelengkungan : nyata, terbalik, sama besar.
Pada cermin cekung terdapat sinar-sinar istimewa sebagai berikut.
a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan
melalui titik fokus.

b. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu


utama.
c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan ke
titik yang sama

Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s) akan menghasilkan
jarak fokus f. Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis :

Dengan :
f = jarak fokus (m),
s = jarak benda (m),
s = jarak bayangan (m).
sedangkan perbesaran bayangannya menggunakan rumus :

Dengan :
s = jarak benda dari cermin
s = jarak bayangan
h = tinggi bayangan
h = tinggi benda

Manfaat Cermin Cekung di Kehidupan Sehari-hari. Pemanfaatan cermin cekung


cukup banyak diantaranya :
Digunakan sebagai pemantul pada lampu mobil atau berbagai lampu sorot
yang lain
Pemantul pada lampu senter
Sebagai antena parabola penerima sinyal radio
Sebagai pengumpul sinar matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pemantulan Pada Cermin Cembung

Untuk cermin cembung memiliki sifat bayangan yang dihasilkan sebagai berikut:
Bayangan yang dihasilkan cermin cembung bersifat maya dan tegak.
Ukuran bayangan yang dihasilkan lebih kecil dari ukuran benda sesungguhnya
atau memiliki sifat diperkecil, sehingga memungkinkan sudut pandang yang
dihasilkan pada cermin cembung bisa lebih lebar.

Cermin cembung memiliki sifat divergen (menyebar) cahaya. Jika sinar datang
sejajar sumbu utama mengenai cermin cembung, sinar akan di pantulkan
menyebar. Jika sinar-sinar pantul pada cermin cembung maka sinar akan
berpotongan di titik fokus (titik api) di belakang cermin. Pada perhitungan, titik
api cermin cembung bernilai negatif karena bersifat semu.

Sinar-sinar pantul pada cermin cembung seolah-olah berasal dari titik fokus
menyebar ke luar. Seperti halnya pada cermin cekung, pada cermin cembung pun
berlaku sinar-sinar istimewa, tetapi dengan sifat yang berbeda. Titik fokus cermin
cembung berada di belakang cermin sehingga bersifat maya dan bernilai negatif.
Cermin cembung merupakan kebalikan cermin cekung.
Pada cermin cembung terdapat sinar-sinar istimewa sebagai berikut.

1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-


olah dari titik fokus
.

2.Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu


utama.
3. Sinar datang menuju titik M (titik pusat kelengkungan) akan dipantulkan seolah-olah
dari titik itu juga.

Rumus atau persamaan cermin cembung mirip seperti cermin cekung hanya saja nilai
fokusnya (F) negatif. Untuk rumus perbesaran cermin cembung sama seperti cermin
cekung.
Dengan :
f = fokus cermin
s = jarak benda dari cermin
s= jarak bayangan

Manfaat cermin cembung di kehidupan sehari-hari diantaranya adalah:


1. Cermin cembung dipakai sebagai kaca spion berbagai alat transportasi
2. Sebagai cermin pencegah tabrakan yang sering dipasang di pertigaan atau di
perempatan jalan.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sesuai dengan tujuan dibuatnya makalah ini serta pembahasan yang sudah ada
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Prinsip fermat yang lebih lengkap dan lebih umum adalah : lintasan yang
dilalui oleh cahaya untuk merambat dari sati titik kr itik lain adalah sedemikian
rupa sehingga waktu perjalanan itu tidak berubah sehubungan dengan variasi
variasi dalam lintasan tersebut.

2. Dari pengamatan, kita peroleh hukum pemantulan cahaya, yaitu:


1) Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

3. Pemantulan cermin datar menghasilkan sifat bayangan yaitu:


1) Maya
2) Tegak
3) Sama besar
4) Jarak benda ke cermin= jarak bayangan ke cermin
5) Menghadap terbalik dengan benda aslinya
4. Pemantulan pada cermin leengkung terbagi atas dua yaitu :
pemantulan pada cermin cekung dan pemantulan pada cermin cembung.

Pada cermin cekung semua cahaya yang datang sejajar sumbu utama akan
difokuskan sesuai dengan sifatnya yaitu mengumpulkan cahaya. Titik
berkumpulnya sinar-sinar pantul disebut titik fokus atau titik api yang terletak di
sumbu utama.

Sedangkan pada cermin cembung memiliki sifat divergen (menyebar) cahaya.


Jika sinar datang sejajar sumbu utama mengenai cermin cembung, sinar akan di
pantulkan menyebar. Jika sinar-sinar pantul pada cermin cembung maka sinar
akan berpotongan di titik fokus (titik api) di belakang cermin. Pada perhitungan,
titik api cermin cembung bernilai negatif karena bersifat semu.

Anda mungkin juga menyukai