Anda di halaman 1dari 59

OBAT KERAS

Prokain Benzil Penisilin


( Penisilin G)
Farmakodinamika
Prokain benzil penisilin merupakan antibiotik
penisili. Mekanisme kerja bakterisida dengan
jalan mempengaruhi sintesa dinding sel
Farmakokinetik
Prokain benzil penisilin diserap relatif lebih
lambat dari tempat suntikan (sampai 24 jam).
Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam
waktu 1-3 jam setelah disuntik. Distribusi
meluas, sebagian besar berada dalam plasma.
Ekskresi terutama lewat ginjal dalam bentuk
tidak berubah. Selain itu ekskresi dapat
melalui empedu.
Indikasi
Untuk penyakit-penyakit yang sensitif
terhadap prokain benzic penisilin, misalnya
faringitis, bronkho pneumoni, endokarditis,
tetanus, gas gangrene, gonore, aktinomikosis,
sifilis, dan penyakit-penyakit lain yang lebih
sensitive.
Kontra indikasi obat
Penderita yang hipersensitif terhadap
prokain dan penisilin.
Efek samping
a. Efek samping yang sering muncul adalah diare
dan ruam pada kulit.
b. Efek samping yang frekuensinya jarang terjadi
seperti radang pembuluh darah, pembekuan
darah,nyeri dada , kelelahan , kejang , sakit
kepala , nyeri buang air kecil , retensi urin , mual
, muntah , gatal, sesak di tenggorokan,
kemerahan pada kulit , perdarahan hidung , dan
pembengkakan wajah.
c. Pada dosis tinggi Procaine benzylpenicillin
dapat menyebabkan kejang dan kelainan Sistem
saraf Pusat karena efek prokain
Interaksi obat
obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan
tubuh. Tapi fenetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali
jika selaput otak mengalami infeksi.
Cara pemberian
Benzilpenisilin (Penisilin G) Obat ini merupakan first line
sifilis, efektif untuk mengobati infeksi streptokokus,
pneumokokus, sifilis, tetanus, dan gonokokus, harus
diperhatikan bagi pasien yang hipersensitif terhadap penisilin
dan gangguan fungsi ginjal. Untuk pasien yang tidak tahan
terhadap penisilin dapat menggunakan tetrasiklin oral
sebagai pilihan obatnya. Perlu diingat bahwa obat ini dapat
rusak jika diberikan secara peroral, karena absorpsi per oral
dapat dirusak oleh asam lambung, oleh karena itu sebaiknya
obat ini digunakan secara parenteral. Interaksi obat yang
dapat terjadi karena penggunaan obat penisilin ini adalah jika
digunakan bersamaan dengan obat antasid, antikoagulan,
urikosurika, sitotoksika, dan kontrasepsi oral.
Dosis pemberian obat
Melalui infus :
a. 2.4 4.8 g sehari dibagi dalam 4 kali
pemberian, dapat ditingkatkan pada infeksi berat;
b. PREMATUR atau BAYI BARU LAHIR <1 minggu,
50 mg/kg BB sehari dibagi dalam 2 kali
pemberian;
c.BAYI BARU LAHIR 1-4 minggu, 75 mg/kg BB
sehari dibagi dalam 3 kali pemberian;
d.BAYI-ANAK 1 bulan 12 tahun, 100 mg/kg BB
sehari dibagi dalam 4 kali pemberian. Pemberian
melalui pembuluh darah direkomendasikan pada
usia <12 bulan.
Fina Alfya Syahri
1610711058
Cetirizine
Farmakodinamik :

Cetirizine adalah antihistamin dengan efek


sedative yang rendah pada dosis aktif farmakologi
dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti
alergi. Merupakan antagonis selektif reseptor H1,
efeknya terhadap reseptor lain dapat diabaikan
sehingga cetirizine hampir bebas dari efek anti
kolinergik dan anti serotonin. Cetirizine
menghambat pelepasan histamin pada fase awal
dari reaksi alergi, mengurangi migrasi dari sel
inflamasi dan melepaskan mediator yang
berhubungan dengan late allergic response.
Farmakokinetik:

Absorpsi : cetirizine diabsorpsi dengan cepat


dengan waktu mencapai konsentrasi maksimum
dalam plasma (Tmaks) rata-rata 1 jam melalui
pemberian tablet atau sirup pada orang dewasa.
Jika relawan sehat diberikan multi cetirizine ( 10
mg sehari selama 10 hari),konsentrasi puncak
plasma rata-rata (Cmaks) adalah 311 ng/ml.
dalam penelitian tidak ditemukan akumulasi.
Farmakokinetik cetirizine linier pada dosis oral
berkisar antara 5-60 mg. Makanan tidak
menimbulkan efek pada daerah bawah kurva
(AUC) cetirizine, tetapi Tmaks mengalami
penundaan 1,7 jam dan Cmaks menurun hingga
23% karena adanya makanan.
Distribusi : Ikatan protein plasma rata-rata dari
cetirizine adalah 93%, tidak tergantung pada
konsentrasi dengan kisaran antara 25-1000 ng/ml,
yaitu termasuk level terapeutik plasma yang
diobservasi.
Metabolisme : 70% ekskresi melalui urin (50%
bentuk utuh) dan 10% melalui feses. Cetirizine
mengalami metabolism lintas pertama (first-pass
metabolism) yang rendah. Cetirizine dimetabolisme
secara terbatas melalui O-dedikilasi oksidatif
menjadi sebuah metabolit dengan aktivitas
antihistamin yang tidak berarti.
Eliminasi : Waktu paruh eliminasi pada 146 relawan
melalui beragam studi farmakokinetik adalah 8.3
jam dan bersihan tubuh total dari cetirizine adalah
kira-kira 53 ml/menit.
Indikasi
Cetirizine diindikasikan untuk pengobatan perenial rhinitis
(untuk gejala-gejala alergi yang disebakan oleh tungau debu,
animal dander (serpihan kulit hewan) dan jamur, gejalanya
adalah bersin rinorea, postnasal discharge, hidung gatal,
mata gatal dan berair), seasonal allergic rhinitis ( untuk
alergi yang disebabkan oleh ragweed, rumput dan serbuk
sari (pollen), gejala yang sering timbul yaitu : bersin, rinorea,
gatal pada hidung dan mata, mata merah dan berair), dan
urtikaria idiopatik kronis (untuk terapi manifestasi masalah
kulit tanpa komplikasi dari chronic idiopathic urticarial pada
orang dewasa dan anak 2 tahun. Cetirizine dapat
menurunkan angka kejadian secara bermakna, keparahan
dan lamanya urtikaria serta mengurangi gatal-gatal secara
signifikan.
Kontra indikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap


cetirizine.
Penderita penyakit ginjal berat.
Wanita yang sedang menyusui, karena
cetirizine diekskresikan melalui air susu.
Efek samping

Efek samping cetirizine bersifat ringan dan


sementara. Misalnya sakit kepala, pusing,
mengantuk, agitasi, mulut kering, dan
gangguan pencernaan. Pada beberapa pasien
dapat terjadi reaksi hipersensitif termasuk
reaksi kulit dan angioedema.
Interaksi obat

Tidak ditemukan interaksi obat yang berarti


secara klinik dengan teofilin (pada dosis
rendah), azitromisin, pseudoefedrin,
ketokonazol atau eritromisin. Ada sedikit
penurunan pada bersihan cetirizine jika
diberikan bersama dengan teofilin dosis 400
mg. Dosis teofilin yang lebih besar mungkin
akan menimbulkan efek yang lebih besar
pula.
Dosis
Dewasa dan anak 12 tahun : 10 mg per hari, anak 6 11
tahun : 5-10 mg per hari, anak 2-5 tahun : 2,5 mg-5 mg per hari.
Penyesuaian dosis untuk pasien dengan gangguan ginjal dan
hati : pada pasien umur 12 tahun dan orang dewasa dengan
penurunan fungsi ginjal (bersihan kreatinin 11-31 ml/menit),
pasien dalam proses hemodialysis (bersihan kreatinin < 7
ml/menit) dan pada pasien gangguan fungsi hati, dosis anjuran
adalah 5 mg sekali sehari.
Pasien umur 6-11 tahun dengan gangguan fungsi ginjal dan hati
juga harus digunakan dosis yang lebih rendah dari dosis anjuran.
Karena tidak adanya informasi mengenai farmakokinetik dan
keamanan penggunaan cetirizine pada anak <6 tahun dengan
gangguan ginjal atau hati, maka penggunaan cetirizine tidak
dianjurkan pada populasi pasien ini.
Peringatan dan perhatian
Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai
kendaraan bermotor dan menjalankan mesin.
Hindari penggunaan pada wanita hamil dan menyusui
karena diekskresikan melalui air susu.
Hindari penggunaan cetirizine bersamaan dengan
minuman beralkohol atau obat-obat penekan susunan
syaraf pusat (CNS Depressant) karena dapat
memperberat penurunan kewaspadaan dan gangguan
kinerja susunan syaraf pusat.
Keamanan dan keefektifan cetirizine pada pasien anak-
anak umur <2 tahun belum dapat ditentukan.
LORATADINE
Loratadine adalah obat yang digunakan untuk
mengobati berbagai jenis alergi. Obat ini
termasuk golongan antihistamin trisiklik, yang
bertindak sebagai inverse agonist selektif
histamin perifer H1-reseptor. Histamin secara
alami sudah ada dalam tubuh yang dapat
menghasilkan berbagai reaksi alergi. Loratadine
bekerja dengan cara menghambat efek dari
histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu
dapat dikurangi.
FARMAKODINAMIKA
Histamin diproduksi oleh tubuh untuk melindungi sel
dari zat asing.
Substansi yang dikenal sebagai alergen
menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast yang
kemudian terikat ke reseptor yang terdapat dalam
hidung dan tenggorokan.
Hal ini akan menyebabkan peradangan di daerah
hidung dan tenggorokan.
Loratadine sebagai antihistamin berfungsi melapisi
reseptor sehingga menghentikan reaksi alergi.
Loratadine adalah antihistamin generasi kedua yang
berbeda dari generasi pertama dalam dua aspek.
Pertama, loratadine memiliki efek satu setengah kali
lebih lama dibandingkan dengan antihistamin
generasi pertama, dan kedua, obat ini tidak
FARMAKOKINETIK
1. ABSORBSI
bioavailabilitas
Cepat diserap dari saluran pencernaan setelah pemberian oral, Pada hewan
percobaan, 85% dari dosis oral diabsorpsi, konsentrasi plasma Puncak tercapai di
sekitar 1,5-3,7 jam.
Onset
Efek antihistamin terihat jelas dalam waktu 1-4 hours.
Durasi
Efek antihistamin berlangsung selama 12-24 jam.
Pengaruh oleh Makanan
Makanan meningkatkan tingkat penyerapan loratadin dan menunda waktu puncak
konsentrasi plasma sekitar 1 jam. Namun efek klinis tidak berpengaruh sehingga
dapat digunakan bersama atau tanpa makanan.
Populasi khusus
Pada pasien dengan gangguan hati, konsentrasi plasma puncak loratadine
meningkat dan AUC sekunder untuk gangguan metabolisme obat dapat terjadi.
Pada pasien dengan gangguan ginjal kronis (ClCr 30 mL / menit), konsentrasi
plasma puncak dan AUC loratadin dan desloratadine yang meningkat dibandingkan
pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal.
Pada pasien geriatri, konsentrasi plasma puncak dan AUC loratadin dan
desloratadine meningkat dibandingkan dengan yang lebih muda.
2. DISTRIBUSI
Luas
Distribusi belum ditetapkan. Baik obat maupun metabolitnya menyeberangi
barrier(sawar) darah-otak. Loratadin dan metabolitnya didistribusikan ke dalam ASI
dalam konsentrasi yang setara dengan konsentrasi plasma.
Protein Plasma Binding
97-99% (loratadine); 73-77% (desloratadine).
METABOLISME
Metabolisme lintas pertama oleh enzim CYP dalam hati menjadi metabolit aktif
desloratadine, Dimetabolisme terutama oleh CYP3A4 dan sedikit oleh CYP2D6.
ELIMINASI
Rute eliminasi diekskresikan sama banyak di urin dan feses sebagai produk metabolik.
Half-life / Waktu Paruh
Distribusi rata-rata paruh loratadin adalah sekitar 1-2 jam, yang berarti waktu paruh
eliminasi adalah 8-15 jam. Rata-rata waktu paruh distribusi desloratadine sekitar 2-4
jam, Rata rata waktu paruh eliminasi adalah 17-28 jam.
Populasi khusus
Pada pasien dengan gangguan hati, waktu paruh eliminasi loratadin dan desloratadine
meningkat dengan meningkatnya keparahan penyakit hati.
Pada pasien dengan gangguan ginjal (ClCr 30 mL / menit), rata rata waktu paruh
eliminasi loratadin dan desloratadine tampaknya mirip dengan yang pada pasien
dengan fungsi ginjal normal.
Dalam sejumlah pasien geriatri (66-78 tahun), waktu paruh loratadin dan desloratadine
meningkat dibandingkan dengan yang lebih muda .
INDIKASI OBAT
Loratadine efektif untuk mengobati gejala-
gejala yang berhubungan dengan rinitis alergi,
seperti pilek, bersin-bersin, rasa gatal-gatal
pada hidung serta rasa gatal dan terbakar
pada mata.
Selain itu loratadine juga mengobati gejala-
gejala alergi seperti, urtikaria (gatal-gatal),
urtikaria idiopatik kronis, dan alergi kulit
lainnya.
KONTRA INDIKASI
Jangan menggunakan obat ini untuk pasien
yang memiliki riwayat hipersensitif pada
loratadine atau obat golongan anti histamin
lainnya.
Jangan digunakan untuk bayi prematur dan
bayi baru lahir, atau penderita asma akut.
EFEK OBAT
Berikut adalah beberapa efek samping alloris
(loratadine):
Efek samping yang paling umum dari obat
golongan anti histamin adalah sedasi dan retardasi
psikomotor. Namun karena obat ini termasuk
golongan anti histamin non sedatif, efek samping
ini relatif jarang namun tetap harus diwaspadai.
Efek samping yang lain misalnya sakit kepala dan
efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut
kering, penglihatan kabur, dan gangguan
pencernaan.
Efek Fisiologis :
Nyeri perut disertai kram
Penglihatan kabur
Pusing
Hidung dan tenggorokan kering
Gangguan perut
Kulit kering
Masalah berkemih
Sakit kepala
Denyut jantung tidak teratur
Penyakit kuning
Kejang
Efek Psikologis :
Gugup, insomnia, mudah marah, disorientasi,
kebingungan, pelupa, dan kecemasan adalah
beberapa efek samping yang mungkin timbul.
Efek Berdasarkan Usia :
Anak-anak 2-5 tahun menerima larutan oral:
Diare, epistaksis, faringitis, gejala seperti flu,
kelelahan, stomatitis, gangguan gigi, sakit
telinga, infeksi virus, rash (ruam).
Anak-anak usia 6-12 tahun menerima larutan
oral: Gelisah, mengi, kelelahan, hiperkinesia,
sakit perut, konjungtivitis, disfonia, infeksi
saluran pernapasan bagian atas.
Orang dewasa dan anak-anak 12 tahun
menerima tablet konvensional atau oral
disintegrasi: Sakit kepala, mengantuk,
kelelahan, mulut kering.
INTERAKSI OBAT
Bila diberikan bersama-sama dengan alkohol,
loratadine tidak memiliki efek potensiasi seperti yang
diukur dengan penelitian penampilan psikomotor.
Pernah dilaporkan peningkatan kadar loratadine dalam
plasma setelah pemakaian bersama-sama
ketokonazole, eritromisin, atau simetidin pada
penelitian, tetapi tidak ada perubahan klinis yang
bermakna.
Hati-hati pemakaian loratadine bersama obat-obat
yang menghambat metabolisme hati.
Pemberian antihistamin harus dihentikan 48 jam
sebelum prosedur uji kulit, karena obat ini dapat
mencegah atau mengurangi reaksi positif terhadap
indikator reaktivitas dermal.
CARA PEMBERIAN & DOSIS OBAT
Loratadine diberikan dengan dosis sebagai
berikut :
Dosis lazim dewasa dan anak > 12 tahun
10 mg oral 1 x sehari.
Dosis lazim anak usia 2 5 tahun : 5 mg oral
1 x sehari.
Anak usia 6 tahun atau lebih : 10 mg 1 x
sehari.
Pasien Pediatrik
Rhinitis alergi, melalui oral:
Pengobatan sendiri pada anak-anak 2 sampai <6 tahun:
5 mg sekali sehari (sebagai larutan oral).
Pengobatan sendiri pada anak-anak 6 tahun: 10 mg
sekali sehari (sebagai tablet konvensional atau tablet
oral disintegrasi atau larutan oral).
Pengobatan sendiri pada anak-anak 12 tahun: 5 mg
loratadine setiap 12 jam (dalam kombinasi tetap dengan
120 mg pseudoefedrin sulfat sebagai formulasi 12 jam)
atau 10 mg loratadine sekali sehari (dalam kombinasi
tetap dengan 240 mg pseudoefedrin sulfat sebagai
formulasi 24 jam
Kronis idiopatik Urtikaria, melalui oral
Anak-anak 2-5 tahun:, dosis 5 mg sekali sehari (sebagai
larutan oral) telah direkomendasikan ketika dokter
meresepkan obat pada anak-anak 2-5 tahun.

Dewasa
Rhinitis alergi , melalui oral:
Pengobatan sendiri: 10 mg sekali sehari (sebagai
tablet konvensional atau tablet disintegrasi atau
larutan oral).
Pengobatan sendiri: 5 mg setiap 12 jam (dalam
kombinasi tetap dengan 120 mg pseudoefedrin
sulfat sebagai formulasi 12 jam) atau 10 mg sekali
sehari (dalam kombinasi tetap dengan 240 mg
pseudoefedrin sulfat sebagai formulasi 24 jam).
Kronis idiopatik Urtikaria ,melalui oral:
Pengobatan sendiri: 10 mg sekali sehari
Populasi Khusus
Penurunan fungsi Hepatic (hati)
Pengobatan sendiri: Konsultasikan dengan dokter
Anak-anak 2-5 tahun dengan gagal hati: 5 mg setiap hari (sebagai
larutan oral).
Orang dewasa dan anak-anak 6 tahun dengan gagal hati: 10 mg
setiap hari (sebagai tablet konvensional atau tablet oral disintegrasi
atau larutan oral).
Kombinasi tetap loratadine / pseudoefedrin sulfat umumnya tidak
boleh digunakan pada pasien dengan kerusakan hati,

Penurunan ginjal
Pengobatan sendiri: Konsultasikan dengan dokter
Anak-anak 2-5 tahun dengan insufisiensi ginjal (laju filtrasi
glomerulus <30 mL / menit): 5 mg setiap hari (sebagai larutan oral).
Orang dewasa dan anak-anak 6 tahun dengan insufisiensi ginjal
(laju filtrasi glomerulus <30 mL / menit): 10 mg setiap hari (sebagai
tablet konvensional atau tablet oral disintegrasi atau larutan oral)
Kombinasi tetap loratadine / pseudoefedrin sulfat pada orang
dewasa dan anak-anak 12 tahun dengan insufisiensi ginjal (laju
filtrasi glomerulus <30 mL / menit): 5 mg loratadin sekali sehari
Asam Mefenamat

ADINDA ZEIN NUR 1610711062


Asam mefenamat adalah salah satu jenis obat
yang masuk dalam golongan Obat anti-inflamasi
non-steroid (OAINS) atau dalam bahasa inggrisnya
non steroidal anti-inflammatory Drugs (NSAIDs).
Obat ini digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit yang ringan hingga sedang, seperti pada
nyeri otot, kram menstruasi, sakit kepala, dan
sakit gigi. Mekanisme kerja asam mefenamat
(Asmef) yaitu dengan cara menghalangi efek
enzim yang disebut siklooksigenase (COX). Enzim
ini membantu tubuh untuk memproduksi bahan
kimia yang disebut prostaglandin. Nah,
prostaglandin ini yang menyebabkan rasa sakit
dan peradangan. Dengan menghalangi efek enzim
COX, maka prostaglandin yang diproduksi akan
lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan
akan mereda atau membaik.
Farmakodinamika : Karena Asam Mefenamat
termasuk ke dalam golongan (NSAIDS), maka kerja utama
kebanyakan nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDS)
adalah sebagai penghambat sintesis prostaglandin,
sedangkan kerja utama obat antiradang glukortikoid
menghambat pembebasan asam arakidonat.
Farmakokinetik : Asam Mefenamat diabsorbsi dengan
cepat dari saluran gastrointestinal apabila diberikan secara
oral. Kadar plasma puncak dapat dicapai 1 sampai 2 jam
setelah pemberian 2 x 250 mg kapsul asam mefenamat.
Pemberian dosis tunggal secara oral sebesar 1000 mg
memberikan kadar plasma puncak selama 2 sampai 4 jam
dengan t dalam plasma sekitar 2 jam.
Indikasi Asam Mefenamat

Cara kerja dari asam mefenamat adalah menghambat


pembengkakan,nyeri,kekakuan, dan bisa juga untuk
meredakan demam. Obat asam mefenamat ini bisa
dipakai untuk mengobati nyeri ringan sampai nyeri
sedang dan berbagai penyakit dengan peradangan,
misalnya sakit gigi, nyeri menstruasi/haid (dismenore) dan
sindrom premenstruasi, dan nyeri setelah melahirkan.

Asam mefenamat juga biasa diberikan bagi pasien habis


cabut gigi, rasa sakit setelah trauma misalnya cedera
otot,sendi,tulang,atau keseleo.

Kontraindikasi Asam Mefenamat


Asam mefenamat harys diberikan secara hati-hati terhadap pasien,
khususnya terhadap pasien,khususnya terhadap seseorang yang
mempunyai riwayat NSAID karena dapat menyebabkan iritasi lambung.
Orang dengan riwayat penyakir yang berhubungan dengan ginjal dan
hati juga sebaiknya tidak diberikan asam mefenamat, karena hati dan
ginjal merupakan tempa dilaluinya proses pembuangan ini, dan akan
memperparah gangguan fungsi hati dan ginjal.
Asam mefenamat juga sangat tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan
menyusui. pada wanita hamil trisemester ketiga akan meningkatkan
resiko cacat pada bayi, sementara wanita menyusui akan menyebabkan
ASI tercampur oleh bahan aktif yang terkandung dalam asam
mefenamat dan membahayakan bagi bayi yang menyusui.
Anak usia dibawah 14 tahun tidak dianjurkan menggunakan obat asam
mefenamat
Jangan diberikan pada pasien yang baru menjalani operasi jantung.
Jangan diberikan pada pasien yang memiliki penyakit lambung dan
maag.
Jangan diberikan pada pasien yang memiliki penyakit radang usus
Jangan berikan pada pasien yang memiliki penyakit gagal jantung berat.
Efek Samping obat Asam Mefenamat

Seiring dengan manfaat asam mefenamat


yang banyak, ada pula efek samping yang
tidak diharapkan, walaupun efek samping tidak
selalu muncul dan mungkin hanya beberapa
orrang saja yang mengalaminya. Kemungkinan
efek samping asam mefenamat antara lain:

Kembali ke dokter jika Anda mengalami:


Sembelit, Diare, Pusing, Perut kembung, Sakit
kepala, Mulas, Mual, Sakit perut,
Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami
salah satu efek samping Asam mefenamat yang
berat seperti berikut:
Reaksi alergi yang parah,seperti ruam, gatal-gatal,
kesulitan bernapas, sesak di dada, pembengkakan
mulut, wajah, bibir, atau lidah; Buang air besar
berdarah merah atau hitam; Perubahan jumlah
produksi urin, atau urin berubah warna menjadi
gelap atau merah. Nyeri dada; Kebingungan;
Pingsan; Detak jantung cepat atau tidak teratur;
Demam, menggigil, atau sakit tenggorokan
persisten; Perubahan mental atau suasana hati; Mati
rasa pada tangan atau kaki; Kelemahan anggota
gerak salah satu sisi; Kulit merah, bengkak,
melepuh, atau mengupas; Telinga berdering; Sakit
kepala atau pusing berat; Sakit perut parah atau
berkelanjutan atau mual; Muntah yang parah; Sesak
napas; Memar atau perdarahan yang tidak biasa;
INTERAKSI OBAT
Obat yg terikat pada protein plasma : menggeser ikatan
dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan
efek samping (contoh : hidantoin, sulfonylurea).
Obat antikoagulan & antitrombosis : sedikit
memperpanjang waktu prothrombin & Waktu
thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan
antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik
(streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor.
Lithium : meningkatkan toksisitas Lithium dengan
menurunkan eliminasi lithium di ginjal.
Obat lain yang juga memiliki efek samping pada
lambung : kemungkinan dapat meningkatkan efek
samping terhadap lambung.
Cara Pemberian obat Asam Mefenamat
Gunakan obat ini setelah makan Sediaan obat asam mefenamat
yaitu berupa tablet yang dimakan melalui mulut. Dapat ditelan
dengan makanan atau minuman seperti air putih. Gunakan segelas
penuh air putih ( 240 ml) seperti yang diarahkan oleh dokter Anda.
Jika pagi Anda lupa sudah minum obat atau belum, maka anggap
saja sudah meminumnya dan minumlah sesuai dengan jadwal
berikutnya. Jangan sampai Anda meminum dua dosis sekaligus
Jangan mengunyah atau menghancurkan obat ini hanya karena
alasan agar lebih mudah meminumnya. Obat ini sangat disarankan
untuk diminum sesudah makan agar mencegah efek samping
merugikan. Penderita juga sangat dianjurkan agar mengurangi atau
kalau bisa berhenti merokok dan tidak mengonsumsi minuman
beralkohol, terutama selama meminum obat ini. Sehingga bisa
mencegah risiko dari efek sampingnya berupa perdarahan di
lambung.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI

Dewasa dan anak di atas 14 tahun :Dosis


awal yang dianjurkan 500 mg kemudian
dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Dismenore :Asam Mefenamat500 mg 3
kali sehari, diberikan pada saat mulai
menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan
selama 2-3 hari.
Menoragia :Asam Mefenamat500 mg 3
kali sehari, diberikan pada saat mulai
menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau
sampai perdarahan berhenti.
AMPICILLIN
Jenis obat Kelompok obat antibiotik penisilin

Golongan Obat resep


Tentang Ampicillin

Mengobati infeksi akibat bakteri tertentu,


misalnya:Infeksi saluran pernapasan seperti
pneumonia dan bronkitis.
Infeksi telinga.
Manfaat Infeksi saluran kemih.
Infeksi saluran pencernaan.
Infeksi ginekologikal ataugonore(kencing
nanah).
Endokarditis (infeksi selaput dankatup jantung).

Dikonsumsi
Dewasa dan anak-anak
oleh

Bentuk obat Kapsul, obat cair untuk diminum, dan obat suntik
FARMAKODINAMIKA
Ampisilina termasuk golongan penisilina semisintetik
yang berasal dari inti penisilina yaitu asam 6-amino
penisilinat (6-APA) dan merupakan antibiotik luas yang
bersifat bakterial.
Secara klinis efektif terhadap kuman-kuman gram-
positif yang peka terhadap penisilina 6 dan terhadap
bermacam-macam kuman gram-negatif, diantaranya :
1.Kuman gram-positif seperti S. pneumoniae,
enterokokus, dan stafilokolus yang tidak menghasilkan
penisilinase.
2.Kuman gram-negatif seperti gonokokus, H.
Influenzae, jenis E. coli. Shigella, Salmonella dan P.
mirabilis.
FARMAKOKINETIK
1. Untuk pemakaian oral dianjurkan diberikan
jam sampai 1 jam sebelum makan.
2. Cara pembuatan suspensi, dengan
menambahkan air matang sebanyak 50 ml,
kocok sampai serbuk homogen. Setelah
rekonstitusi, suspensi tersebut harus
digunakan dalam jangka waktu 7 hari.
3. Pemakaian parental baik secara i.m ataupun
i.v dianjurkan bagi penderita yang tidak
memungkinkan untuk pemakaian secara oral.
INDIKASI
Ampisilina digunakan untuk pengobatan:

Infeksi saluran pernapasan, seperti pneunomia


faringitis, bronkitis, laringitis.
Infeksi saluran pencernaan, seperti shigellosis,
salmonellosis.
Infeksi saluran kemih dan kelamin, seperti gonore
(tanpa komplikasi), uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi kulit dan jaringan kulit.
Septikemia, meningitis
KONTRA INDIKASI

Penggunaan antibiotik ampisilin(ampicillin)


harus dihindari pada pasien hipersensitifitas
pada ampisilin(ampicillin) dan antibiotika bata
laktam lainnya seperti penicillin dan
cephalosporin.
EFEK SAMPING
Mual
Muntah
ruam kulit
Lidah atau mulut terasa pahit
antibiotik kolitis
Angioedema
Clostridium difficile diarrhea
INTERAKSI OBAT
obat antikoagulan warfarin dan obat
probenezid dapat meningkatkan kadar
ampicillin dalam plasma sehingga
meningkatkan efek farmakologi ampicillin.
ampisilin(ampicillin) jika diberikan bersamaan
dengan allopurinol dapat meningkatkan reaksi
hipersensitivitas.
ampisilin(ampicillin) dapat menurunkan
efektivitas obat kontrasepsi oral.
PEMBERIAN OBAT DAN DOSIS
1.Terapi oral

a.Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg:


1)Infeksi saluran pernapasan : 250-500 mg setiap 6 jam.
2)Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan
kelamin: 500 mg setiap 6 jam
b.Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang: 50-
100 mg/kg berat badan sehari diberikan dalam dosis
terbagi setiap 6 jam.
c.Pada infeksi yang berat dianjurkan diberikan dosis
yang lebih tinggi
2.Terapi parenteral

a.Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg:


1)Infeksi saluran pernapasan, kulit dan jaringan kulit: 250-500 mg
setiap 6 jam.
2)Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin: 500 mg
setiap 6 jam
3)Septikemia dan bakterial meningitis: 150-200 mg/kg berat badan
sehari dalam dosis terbagi setiap 3-4 jam, diberikan secara i.v selama
3 hari selanjutnya secara i.m.

b.Anak-anak dengan berat badan 20 kg atau kurang:


1)Infeksi saluran pernapasan, kulit dan jaringan kulit: 25-50 mg/kg
berat badan sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
2)Infeksi saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin: 50-100
mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
3)Septikemia dan bakterial meningitis: 100-200 mg/kg berat badan
sehari dalam dosis terbagi setiap 3-4 jam, diberikan secara i.v selama
3 hari selanjutnya secara i.m.
4)Bayi berusia 1 minggu atau kurang: 25 mg/kg berat badan secara
i.m/i.v. setiap 8-12 jam.
5)Bayi berusia lebih dari 1 minggu: 25 mg/kg berat badan secara
i.m/i.v. setiap 6-8 jam.
Alprazolam
OBAT KERAS
FARMAKODINAMIKA
Efek obat terhadap sistem organ

1. Sistem saraf pusat


2. Ventilasi
3. Sistem kardiovaskuler
FARMAKOKINETIK
Proses obat yang di berikan

Obat di arbsorpsi oleh traktus gastointestinal


dengan cepat dan mudah mudah memasuki
otak. Obat ini memiliki kelarutan yang sangat
tinggi dalam lemak sehingga walaupun di
berikan dosis tunggal durasi aksinya sangat
singkat dan obat ini sangat mudah di redistribusi
dari otak ke jaringan yang inaktif sekaligus
dihantar ke hati untuk di buang. Waktu eliminasi
obat inj sekitar 1 sampai 4 jam.
INDIKASI KONTRAINDIKASI

Gangguan kecemasan, 1. Pasien yang hipersensitif terhadap


panik dengan atau tanpa golongan benzodiazepin.
Glaukoma sudut sempit akut.
agorafobia (ketakutan di 2.
3. Miastenia gravis, insufisiensi
ruang terbuka), kecemasan pulmonary akut, kondisi fobia dan
obsesi psikosis kronik.
yang berkaitan dengan 4. Anak dan bayi prematur..
depresi.
EFEK SAMPING OBAT
Mengantuk
Kelemahan otot
Jarang terjadi :
Ataksia Sakit kepala
Insomnia
Amnesia Reaksi paradoksial
Tremor
Depresi

Hipotensi

Light headedness Gangguan gustrointestinal


Perubahan libido
Bingung Menstruasi tidak teratur

Halusinasi
Pandangan kabur
INTERAKSI OBAT
2. Interaksi dengan
1. Interaksi dengan obat lain makanan
Alprazolam dapat Jus grapefruit
meningkatkan efek Meningkatkan
amfetamin, beta bloker
tertentu,
konsentrasi
dekstrometorfan, alprazolam.
flooksetin, lidokain, Makanan tinggi lemak, 2

paroksetin, dll. jam sebelum pemberian


bentuk lepas terkendali
Alprazolam
dapat memperpanjang
meningkatkan Cmaks sampai 25 %.
konsentrasi plasma Sedangkan pemberian
imipramin dan segera sesudah makan
desipiramin. akan menurunkan Tmaks,
Aminoglutetimid, bila makanan diberikan
karbomasepin, nafsilin, >=1 jam sesudah
pemberian obat T maks
noviropin, fenobarbital,
akan meningkat 30 %.
fenitoin dapat
Cara pemberian Dan DOSIS
Dosis:

-Ansietas : 0,25 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari


dalam dosis terbagi.
-Gangguan panik : 0,5 1,0 mg diberikan pada malam hari
atau 0,5 mg 3 kali sehari.
-Untuk pasien usia lanjut, debil dan gangguan fungsi hati
berat : 0,25 mg 2-3 kali sehari.
-Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.

Anda mungkin juga menyukai