Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT ILMU

Siti hafsah harahap


Nim : 1610247850
HAKIKAT
FILSAFAT FILSAFAT
OBJEK, METODE
FILSAFAT
ILMU
KARAKTERISTIK
FILSAFAT

CARA BELAJAR
FILSAFAT

MANFAAT
BELAJAR
FILSAFAT

MENU
HAKIKAT FILSAFAT

Filosofi (philosophy) berasal dari perkataan


Yunani ; philos (gemar, cinta) dan sophos
(bijaksana, arif).

Filosofi berarti cinta kepada kearifan. Meliputi


kebenaran,pengetahuan yang luas, kebijaksanaan
intelektual,pertimbangan sehat, keluasan
pikiran, kelapangan dalam memahami sesuatu,
berfikir secara bebas dan sungguh -sungguh .
Memberdayakan kekuatan berfikir dalam
melahirkan suatu keputusan yang bijak berupa
kebenaran tentang suatu hal
MENU
* Orang yang berfilsafat adalah orang yang
berfikir, orang yang berfikir belum tentu
berfilsafat

Latif, mukhtar. (2014). Orientasi ke arah pemahaman filsafat ilmu. Hal


19. Kencana Prenadamedia group, Jakarta.
*Jujun S. Suriasumantri, orang yang sedang
tengadah memandang bintang-bintang di
langit, dia ingin mengetahui hakekat dirinya
dalam kesemestaan galaksi; atau orang yang
berdiri di puncak bukit, memandang ke ngarai
dan lembah di bawahnya, dia ingin menyimak
kehadirannya dalam kesemestaan jagat raya

Sudrajat, Ajat. Materi kuliah pertemuan 2. hal 2. dikutip dari


http://staff.uny.ac.id/dosen/prof-dr-ajat-sudrajat-mag
* Phytagoras, the love of wisdom. Menurutnya manusia yang paling
tinggi nilainya adalah pencinta kebijakan (wisdom). Kebijakan adalah
kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan.

* Socrates , Peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan


terhadap asas-asas kehidupan yang adil dan bahagia

* Plato , Pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.


Filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif terhadap
pandangan tentang seluruh kebenaran. . (Filsafat spekulatif)

Susanto, A. (2014). Filsafat ilmu Suatu kajian dalam dimensi ontologis,


epistemologis dan aksiologis. hal 2. Bumi aksara. Jakarta
* A. Sonni keraf dan Mikhael Dua , ilmu tentang
bertanya atau berfikir segala sesuatu dari segala sudut pandang,
thinking about thinking.

* A. Susanto, filsafat bukan hanya sebuah kajian yang sebatas


hanya ilmu saja, tapi dapat juga digunakan tapi dapat memberikan
inspirasi dan aspirasi mencari solusi dari permasalahan yang
dihadapi manusia

Susanto, A. (2014). Filsafat ilmu Suatu kajian dalam dimensi ontologis,


epistemologis dan aksiologis. hal 2. Bumi aksara. Jakarta
OBJEK , METODE TELAAH FILSAFAT

Objek filsafat :
1. Objek materiil : Segala sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada

2. Objek Formal : Menurut Lasio dan Yuwono 1985(6)


dalam A.Susanto sudut pandang yang menyeluruh
secara umum sehingga dapat mencapai hakikat dari
objek materiilnya , membahas objek materiilnya
sampai ke hakikat atau essensi dari yang dibahasnya.

Susanto, A. (2014). Filsafat ilmu Suatu kajian dalam dimensi ontologis,


epistemologis dan aksiologis. hal 11 - 12. Bumi aksara. Jakarta
MENU
Metode telaah filsafat :

1. Metode Kritis : (digunakan Socrates dan Plato) yaitu


menganalisis pendapat atau aturan-aturan yang dikemukakan
orang-orang

2. Metode Intuitif : (Plotinus dan bergson )Dengan jalan metode


intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di
usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan
pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan
pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran
antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai pemahaman
langsung mengenai kenyataan

.
3. Metode Skolastik : ( Aristoteles, Thomas
aquinas) , yaitu Metode ini bersifat sintetis-
deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi
atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya
di tarik kesimpulan-kesimpulan.

4. Metode Geometris : rene descartes dan


pengikutnya Melalui analisis mengenai hal-hal
kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat
sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain),
dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara
matematis segala pengertian lainnya

Latif, mukhtar. (2014). orientasi ke arah pemahaman filsafat ilmu. Hal


35-36 .Kencana Prenadamedia group, Jakarta
5.Metode Empiris :
Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka
semua pengertian (ide-ide ) dalam intropeksi di bandingkan
dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun
bersama secara geometris.

6. Metode Transendental : Immanuel Kant dan Neo


skolastik
Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu
dengan jalan analisis di selidiki syarat-syarat aprioribagi
pengertian demikian.

7. Metode fenomenologis : Husserl, Eksistensialisme


Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis
(reduction), refleksi atau fenomin dalam kesadaran
mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni.

Latif, mukhtar. (2014). orientasi ke arah pemahaman filsafat ilmu. Hal


35-36 .Kencana Prenadamedia group, Jakarta
8. Metode Dialektis : Hegel dan Mark
Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri
menurut triade tesis, antitetis, sistesis dicapai hakikat
kenyataan. Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah,
yaitu dua pengertian yang bertentangan kemudian
didamaikan (tesis-antitesis-sintesis).

9. Metode Non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan
mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu
pengetahuan positif (eksakta).

10. Metode analitika bahasa : Wittgenstein


Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari
ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis. Metode
ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali
mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah
semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan
kepada penelitian bahasa yang logis.
Latif, mukhtar. (2014). orientasi ke arah pemahaman filsafat ilmu. Hal
35-36 .Kencana Prenadamedia group, Jakarta
KARAKTERISTIK BERFIKIR FILSAFAT

1. Menyeluruh
Pemikiran yang luas , tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau
dari satu sudut pandangan tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin
mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lain,
hubungan ilmu dengan moral, seni, dan tujuan hidup.

2. Mendasar
Pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau
esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar
berpjak bagi segenap nilai dan keilmuan. Jadi, tidak hanya berhenti
pada periferis ( kulitnya) saja, tetapi sampai tembus kedalamnya.

3. Spekulatif
Hasil pemikiran yang didapat dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar
untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Meskipun demikian,
tidak berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak
Susanto, A.(2014). Filsafat ilmu Suatu kajian dalam dimensi
pernah mencapai penyelesaian (Wirodiningarat, 1981, hlm. 113)
ontologis, epistemologis dan aksiologis. hal 16. Bumi aksara.
Jakarta.. MENU
CARA BELAJAR FILSAFAT
1. Metode sistematis
Mempelajari filsafat melalui karya filsafat setiap cabang atau sub
cabang filsafat. Perhatian fokus pada isi filsafat, bukan pada tokoh
atau periodenya

2. Metode Historis
Mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya,mempelajari
tokoh filsafatnya, riwayat hidup, pokok ajarannya .

3. Metode Kritis
Memahami isi ajaran filsafatnya, lalu mencoba mengajukan kritik
atau dukungan terhadap filsafat yang sedang ia pelajari.,
menggunakan pendapat sendiri atau pendapat filsuf yang lain.
Susanto, A. (2014). Filsafat ilmu Suatu kajian dalam dimensi
ontologis, epistemologis dan aksiologis. hal 14-15. Bumi aksara.
Jakarta MENU
KEGUNAAN BELAJAR FILSAFAT

1. Lebih mengenal diri sendiri secara totalitas. Terlatih


berfikir serius dan radikal

2. Menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional


dalam memahami segala sesuatu

3. Mengajarkan tentang hakikat Tuhan

4. Menambah ilmu pengetahuan

5. Mendapatkan ide ide fundamental, dari hasil hasil


pemikiran filsuf
Susanto, A. (2014). Filsafat ilmu Suatu kajian dalam dimensi ontologis,
epistemologis dan aksiologis. hal 17-18. Bumi aksara. Jakarta.
MENU
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, A. (2014). Filsafat ilmu Suatu kajian


dalam dimensi ontologis, epistemologis dan
aksiologis. Bumi aksara. Jakarta

Latif, mukhtar. (2014). orientasi ke arah


pemahaman filsafat ilmu. Hal 35-36 .Kencana
Prenadamedia group, Jakarta

Sudrajat, Ajat. Materi kuliah pertemuan 2. hal 2.


dikutip dari http://staff.uny.ac.id/dosen/prof-
dr-ajat-sudrajat-mag

MENU

Anda mungkin juga menyukai