Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KASUS

CEPHALOPELVIC DISPROPORTION
(CPD)

Oleh :
BOSCCO FRENGKY SIMARMATA
12000033

DOKTER PEMBIMBING

Dr. Bonar Sinaga, Sp.OG


BAB I - PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Data dari Reproductive Health
Library menyatakan terdapat 180
sampai 200 juta kehamilan
setiap tahun. Dari angka
tersebut terjadi 585.000 Distosia adalah
kematian maternal akibat persalinan yang
komplikasi kehamilan dan abnormal atau sulit dan
persalinan. Sebab kematian ditandai dengan terlalu
tersebut adalah perdarahan 24,8%, lambatnya kemajuan
infeksi dan sepsis 14,9%, hipertensi
persalinan. Kelainan
dan preeklampsi/eklampsi 12,9%,
persalinan ini menurut
persalinan macet (distosia) 6,9%,
ACOG dibagi menjadi 3
abortus 12,9%, dan sebab langsung
yang lain 7,9%.
yaitu kelainan kekuatan
(power), kelainan janin
(passenger), dan
kelainan jalan lahir
(passage).
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
2.2. Anatomi panggul

2.2.1. Bentuk Panggul

a. Ginekoid : diameter anteroposterior = diameter


transversal
b. Android : diameter anteroposterior = diameter
transversal tetapi menyempit pada bagian depan
c. Antropoid : diameter anteroposterior > diameter
transversal
d. Platipeloid : diameter anteroposterior < diameter
transversal
2.2.2. PINTU ATAS PANGGUL

Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium


corpus vertebra sacrum, linea innominata, serta
pinggir atas simfisis.
Konjugata diagonalis adalah jarak dari pinggir
bawah simfisis ke promontorium.
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis
ke promontorium yang dihitung dengan mengurangi
konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih
kurang 11 cm. Konjugata obstetrika merupakan
konjugata yang paling penting yaitu jarak antara
bagian tengah dalam simfisis dengan
promontorium, Selisih antara konjugata vera dengan
konjugata obstetrika sedikit sekali.
2.2.3.Panggul Tengah
(Pelvic Cavity)
Ruang panggul ini memiliki ukuran yang
paling luas. Pengukuran klinis panggul
tengah tidak dapat diperoleh secara
langsung. Terdapat penyempitan setinggi
spina isciadika, sehingga bermakna penting
pada distosia setelah kepala engagement.
Jarak antara kedua spina ini yang biasa
disebut distansia interspinarum merupakan
jarak panggul terkecil yaitu sebesar 10,5 cm.
Diameter anteroposterior setinggi spina
isciadica berukuran 11,5 cm. Diameter
2.2.4. Pintu Bawah
Panggul
Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang
datar namun terdiri dari dua segitiga
dengan dasar yang sama yaitu garis yang
menghubungkan tuber isciadikum kiri dan
kanan. Pintu bawah panggul yang dapat
diperoleh melalui pengukuran klinis adalah
jarak antara kedua tuberositas iscii atau
distansia tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung
sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum
atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm),
dan jarak antara pinggir bawah simpisis ke
ujung sacrum (11,5 cm).
2.3. Panggul Sempit
Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai
oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan.
Kelainan ini oleh ACOG dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kelainan kekuatan (power) yaitu kontraktilitas
uterus dan upaya ekspulsif ibu.
a. Kelainan his : inersia uteri / kelemahan his
b. kekuatan mengejan yang kurang misalnya pada
hernia atau sesak nafas.
2. Kelainan yang melibatkan janin (passenger),
misalnya letak lintang, letak dahi, hidrosefalus.
3. Kelainan jalan lahir (passage), misalnya panggul
sempit, tumor yang mempersempit jalan lahir.
2.3.1 Penyempitan pintu
atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila
diameter anterioposterior terpendeknya (konjugata
vera) kurang dari 10 cm atau apabila diameter
transversal terbesarnya kurang dari 12 cm

2.3.2 Penyempitan panggul


tengah
Penyempitan pintu tengah panggul belum dapat
didefinisikan secara pasti seperti penyempitan pada
pintu atas panggul. Kemungkinan penyempitan
pintu tengah panggul apabila diameter
interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior
panggul tangah adalah 13,5 cm atau kurang.
2.3.3 Penyempitan Pintu
Bawah Panggul

Penyempitan pintu bawah panggul terjadi bila


diameter distantia intertuberosum berjarak 8 cm
atau kurang. Penyempitan pintu bawah panggul
biasanya disertai oleh penyempitan pintu tengah
panggul.
Dampak Kualitas Tidur
yang Buruk
PRESTASI BELAJAR
Definisi
EVALUASI KEBERHASILAN
MAHASISWA
Penilaian hasil pembelajaran dilakukan pada setiap komponen
pembelajaran yakni :
KRITERIA KELULUSAN

Materi Nilai Standar Nilai Standar


Evaluasi Angka Huruf
Ujian 60 C
Sumatif
Tutorial 70 B

Skills Lab 80 A

Praktikum 60 C
INDEKS PRESTASI
(IP)

Prestasi atau keberhasilan belajar dapat dinyatakan dalam


berbagai indikator seperti :
Nilai rapor,
Indeks prestasi belajar,
Angka kelulusan,
Prediksi keberhasilan dan semacamnya.
Evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam bidang akademik
ditandai dengan prestasi akademik yang dicapai, ditunjukkan
melalui indeks prestasi (IP) maupun indeks prestasi kumulatif
(IPK).
Nilai Hasil Konversi Nilai Akhir
Blok
Nilai Akhir Nilai Huruf Nilai Mutu Predikat
Blok (NAB) (NH) (NM)
80,0 100,0 A 4,0 Sangat
Memuaskan
75,0 79,9 B+ 3,5 3,99 Predikat
70,0 74,9 B 3,0 3,49 Baik
65,0 69,9 C+ 2,5 2,99 Cukup
60,0 64,9 C 2,0 2,49 Memuaskan
50,0 59,9 D 1,0 1,99 Kurang
<50,0 E 0,0 0,99 Memuaskan
KERANGKA KONSEP

Variabel Independent Variabel


Dependent
Kualitas Prestasi
Tidur Belajar
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
Sampel dan Cara Pemilihan
Sampel

Sampel
Mahasiswa/i angkatan 2013 dan 2014 Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen Medan yang memenuhi
kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

Cara Pemilihan Sampel


Simple Random Sampling.
Estimasi Besar Sampel

rumus penelitian analitis korelatif yaitu


:

n = 62 orang
Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria
Cara Kerja
Definisi Operasional
Definisi Alat Hasil
Variabel Skala
Operasional Ukur Ukur
Kualitas Tidur Penilaian tentang perilaku tidur bangun Kuesioner Skor 0 21 Numerik
responden, gangguan dalam tidur malam PSQI Score (<5 = baik
berdasarkan Pittsburgh Sleep Quality >6 = buruk)
Index ( PSQI ).

Prestasi Hasil pengukuran terhadap mahasiswa Nilai Index Ordinal


Belajar meliputi aspek kognitif (pengetahuan), Prestasi (IP) IP 4 = Sangat Memuaskan
afektif (sikap) dan psikomotor Semester Terakhir IP 3.0 3.99 = Baik
(keterampilan) dapat diketahui setelah IP 2.0 2.99 = Cukup
diadakan evaluasi yang disebut tes IP 0.0 1.99 = Kurang
prestasi belajar (achievement test).
Analisa Data

Data yang telah didapat akan dikelompokkan,


kemudian dilakukan uji hipotesa menggunakan
uji korelasi Spearman untuk melihat korelasi
antara variabel independent dan dependent.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 22 31,4%
Perempuan 48 68,6%
Total 70 100%

Pada penelitian ini ditemukan responden terbanyak pada jenis kelamin


perempuan yaitu 48 responden (68,6%).
Distribusi Responden Berdasarkan Skor
Kualitas Tidur
Skor Tidur n %
<5 (Baik) 28 40%
>6 (Buruk) 42 60%
Total 70 100%

Maka dari table 4.2 dapat dilihat nilai rata-rata skor tidur responden adalah
6,39 dimana nilai rata-rata skor tidur responden adalah buruk.
Distribusi Responden Berdasarkan
Indeks Prestasi
Index Prestasi n %
4,00 0 0
3,00-3,99 48 68,6%
2,00-2,99 22 31,4%
0,00-1,99 0 0
Total 70 100%

Maka dari tabel 4.3 dapat dilihat nilai rata-rata Indeks Prestasi ialah 3,10 dimana nilai
rata-rata daripada Prestasi Belajar adalah kategori baik (3,00-3,99).
Hubungan Antara Skor Kualitas Tidur
dengan Indeks Prestasi
Skor Indeks Prestasi Total Uji
Tidur 4,0 3,00-3,99 2,00-2,99 0,00-1,99 Spearman

<5 (Baik) - 20 8 - 28 (40%) r = -0,012


(28,6%) (11,4%)
>6 (Buruk) - 28 14 - 42 (60%) p = 0,925
(40%) (20%)
Total 0 48 22 0 70
(68,6%) (31,4%) (100%)

Berdasarkan uji analisis data yang telah dilakukan diperoleh korelasi negatif sebesar -0,012
dengan kekuatan sangat lemah (0,0 - <0,2) dan p-value >0,05 (p = 0,925) sehingga semakin
buruk kualitas tidur akan meningkatkan prestasi belajar.
Pembahasan
Gambaran Skor Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HK
Gambaran Skor Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen

Pada penelitian ini, paling banyak ditemukan responden dengan skor tidur buruk
yaitu 60% (42 responden).

Perbedaan
Gambaran Indeks Prestasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
HKBP Nommensen

Dari data diatas didapati bahwa responden terbanyak memiliki indeks prestasi
baik (3,00-3,99) yaitu sebesar 68,6%.

Perbedaan
Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Belajar
Pada penelitian ini diperoleh p-value dari analisis hubungan kualitas tidur
dengan prestasi belajar adalah sebesar 0,925 (p>0,05) yang menunjukkan tidak
adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan
prestasi belajar.

Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan


penelitian Fridayana pada tahun
BaHammam pada 2013 menunjukkan hasil
tahun 2012 yang yang berbeda dimana
menunjukkan tidak didapati hubungan yang
adanya hubungan
signifikan antara tidur
signifikan antara kualitas
dengan prestasi tidur dengan prestasi
akademik akademik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Bappenas. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010. 2010;160.
2. Ainusysyam FY. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: FIP UPI; 2007. 20 p.
3. Eliza H, Indriani TS, Artini S. Faktor - faktor yang mempengaruhi belajar. Jakarta: EGC; 2001. 1-12 p.
4. Hall G&. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. 787 p.
5. BaHammam AS, Alaseem AM, Alzakri A a, Almeneessier AS, Sharif MM. The relationship between
sleep and wake habits and academic performance in medical students: a cross-sectional study. BMC
Med Educ [Internet]. ???; 2012;12(1):61. Available from:
http://www.biomedcentral.com/1472-6920/12/61.
6. Brick C, Seely D, Palermo T. NIH Public Access. 2013;8(2):11321.
7. Hirshkowitz M. How Much Sleep Do We Really Need. Natl Sleep Found [Internet]. 2015; Available
from: https://sleepfoundation.org/how-sleep-works/how-much-sleep-do-we-really-need
8. Putra S. Tips Sehat Dengan Pola Tidur Tepat dan Cerdas. Yogyakarta: Penerbit Buku Biru; 2011. 5-13
p.
9. William M. Hubungan Kualitas Tidur dengan Konsentrasi pada Mahasiswa Angkatan 2009 Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara;
2012.
10. Fridayana. Hubungan Antara Kualitas dan Kuantitas Tidur Dengan Nilai Modul Pada Mahasiswa
Kedokteran Praklinik Universitas Tanjungpura. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas
Tanjungpura; 2013.
11. Jusoh N. Hubungan Antara Pola Tidur dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMA Dharma Pancasila
Medan Tahun 2011. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2011.
12. Tarihoran S. Hubungan Pola Tidur dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Keperawatan Universitas Advent Indonesia. Bandung: Universitas Advent
Indonesia; 2014.
13. Tortora G., Derrickson B. Principle of Anatomy and Physiology. 12th ed. USA:
John Wiley & Sons; 2009. 590 - 3 p.
14. Martin M. Oxford Concise Colour Medical Dictionary. 4th ed. USA: Oxford
University Press; 2007.
15.Dorland N. Kamus Kedokteran Dorland. 28th ed. Jakarta: EGC; 2008. 990 p.
16.Robotham D, Chackkalackal L, Chylarova E. Sleep Matters : The Impact of Sleep
on Health and Wellbeing. Mental Health Foundation. London; 2011.
17.Guyton A, Hall J. Aktivitas Otak - Tidur, Gelombang Otak, Epilepsi, Psikosis. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC; 2007. 777-81 p.
18.Carlson NR. Foundations of Psysiological psychology. 6th ed. Pearson Education;
2005. 230 - 56 p.
19.Sherwood L. Susunan Saraf Pusat. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 6th ed.
Jakarta: EGC; 2011. 183 - 4 p.
20.Sadock BJ, Sadock VA. Tidur Normal dan Gangguan Tidur. Kaplan & Sadock Buku
Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2010. 335 - 51 p.
21.Lubit RH. Sleep Disorder. Medscape [Internet]. 2015; Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/287104-overview#a4
22. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya; 2013. 92 - 6 p.
23. Lanyswati E. Insomnia Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta: Kanisius; 2008. 7-9 p.
24. Liu X, Uchiyama M, Okawa M, Kurita H. Prevalence and correlates of self-reported sleep
problems among chinese adolescents. Sleep [Internet]. 2000; Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 10678463
25. Ohida T, Osaki Y, Tanihata T, Minowa M. An epidemiologic study of self-reported sleep
problems among Japanese adolescents. Sleep [Internet]. 2004; Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/15453558
26. Plan N. Normal sleep, sleep restriction and health consequences. Sleep [Internet]. 2009;
Available from: http//www.nhlbi.nih.gov/health/prof/sleep/ res_plan/section4/section4d.html
27. Nutter D. Sleep disorder: problems associated with other disorders. Medscape [Internet].
2004; Available from: http://emedicine.medscape.com/article/916611-overview
28. LeBourgeois M, Gianotti F, Cortesi F, Wolfson A. The relationship between reported sleep
quality and sleep hygiene in Italian and American adolescents. Pediatrics [Internet]. 2005;
Available from: http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/115/1/S1/257
29. Kliegman R, Behrman R, Jenson H, Stanton B. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC;
2009. 88 - 94 p.
30. Riyadi S, Widuri H. Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat Diagnosis. Yogyakarta:
Goysen Publishing; 2015. 1-16 p.
31. Mindell J, Owens J. A clinical guide to pediatric sleep: diagnosis and management of sleep
problems. Lippincott Williams & Wilkins; 2003. 5-12 p.
32. Buysse D, Reynolds C, Monk T, Berman S, Kupfer D. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A
New Instrument for Psychiatric Practice and Research. 1989;193213. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2748771
33. Hawadi R. Akselerasi. Jakarta: Grasindo; 2011. 1-10 p.
34. Kusumaningsih Y. Faktor - faktor Utama yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Pascasarjana Penerima Beasiswa S2 Dalam Negeri BPK-RI. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia; 2010. 13-5 p.
35. Slameto. Belajar & Faktor - Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 54-72 p.
36. Syah M. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada; 2007. 17-62 p.
37. Hutabarat G, Simanjuntak N. Buku Rancangan Pengajaran Semester VII Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen;
2013. 15 - 8 p.
38. Safitri Daruyani, Yuciana Wilandari HY. Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks prestasi
mahasiswa fsm universitas diponegoro semaster pertama dengan motode regresi logistik biner.
Pros Semin Nas Stat. 2013;18593.
39. Hutabarat GF, Sibarani J, Simanjuntak NH, Zaluchu RP, Sibuea C V, Simangunsong D. Buku
Panduan Program Pendidikan Sarjana Kedokteran. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
HKBP Nommensen; 2015. 26-31 p.
40. Albert. Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2012.
41. Puspito F. Hubungan Insomnia dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Angkatan 2005-2007
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2009.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai