SAKIT TENGGOROKAN
KELOMPOK4
DISUSUN OLEH
KETUA
SEKRETARIS
:MAGDALENA GULTOM
: MARIA RULLY STELLA
(11000040)
(11000032)
YONADA SIGALINGGING
(11000031)
PUTRI LIDIA PRISKILA
(11000033)
CAROLUS EKO SANJAYA SIAHAAN
(11000034)
TOMMY LUMBANTOBING
(11000035)
ELISA SANTIARA SIAHAAN (11000036)
LORENTINA PANJAITAN
(11000037)
MONA JUNRINI SIBARANI (11000038)
TINCE SUSANTRI SARAGIH (11000039)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
- MEDAN
[KELOMPOK 4: ]
PEMICU
Seorang pasien D, 25 tahun dating ke Puskesmas dengan keluhan sakit tenggorokan bila Ia
minum. Hal ini dialami OS sejak 2 hari yang lalu. OS mengalami demam. D juga
mengeluhkan ada benjolan di leher.
More Info:
Pada pemeriksaan dijumpai temperature : 38 C.
Status lokalisata :
UNFAMILIAR TERMS
1. Granul :
a. Partikel kecil atau butiran, seperti massa jaringan kecil berbentuk manik - manik yang
terbentuk pada permukaan luka, atau partikel bukan membrane dan tidak larut yang
ditemukan di dalam sitoplasma.
b. Pil kecil yang terbuat dari sukrosa.
(KamusKedokteran Dorland Edisi 25)
2. Hiperemis
Peningkatan darah pada suatu bagian.
(KamusKedokteran Dorland Edisi 25)
MASALAH
1. Pasien 25 tahun dengan sakit tenggorokan bila ia minum dan disertai demam.
2. Terdapat benjolan di leher.
ANALISA MASALAH
Benda asing masuk kedalam tubuh
2| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
Infeksi
Inflamasi sebagai respon tubuh
Demam
sakit tenggorokan
benjolan di leher
HIPOTESA
Faringitis
LEARNING ISSUE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
Nyeri tenggorokan
Disfagia
Demam
Tonsil bengkak dengan eksudasi
Uvula bengkak dan merah
Awitan akut, disertai mual dan
muntah
Faring hiperemis
Gejala :
Demam tinggi sampai 390 C
Sakit tenggorokan
Nyeri di mulut dan gigi
Nyeri kepala
Badan terasa lemah
Gusi mudah berdarah
Mukosa mulut dan faring hiperemis
Mulut bau
Hipersalivasi
Gangguan pencernaan
Kelenjar limfe leher membesar
3) LARINGITIS AKUT
Infeksi akut pada laring
Gejala klinis :
Demam
Malaise
Nyeri ketika menelan
Rasa kering di tenggorokan
Mukosa laring hiperemis, membengkak terutama di atas dan di bawah pita
suara.
jaringan,
yang
berfungsi
menghancurkan,
mengencerkan,
atau
mengururngkan agen yang menyebabkan cedera maupun jaringan yang cedera itu.
4| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
Tanda klasik daripada inflamasi :
Nyeri (dolor)
Panas (kalor)
Kemerahan (rubor)
Bengkak (tumor)
Hilangnya fungsi (functiolaesa)
Infeksi yaitu dapat timbul bila beberapa agen mikroba telah melekat pada beberapa
permukaan tubuh atau masuk dan menyerang jaringan hospes untuk kemudian tumbuh
dan menjadi banyak .
Infeksi bermanifestasi dalam 2 faktor yaitu :
1
2
Faktor Host : bila imun kita baik maka infeksi tidak akan bermanifestasi
Faktor Patogen : usaha mikroba menginvasi tubuh kita
3. Anatomi tenggorokan
Faring adalah tabung musculofascial, anterior
tidak lengkap, yang membentang dari dasar
tengkorak kekerongkongan dan yang bertindak
sebagai umum masuk kesaluran pernapasan dan
pencernaan. Dari bawah di atas,terdiri dari tiga
bagian :
1
nasofaring-berbaring
di
belakang
fossae
yang
selama
memotong
deglutition
dan
lepas
untuk
terletak
pada
dari
mencegah
sisa
regurgitasi
kompartemen
ini.
di
bawah
epitel
dari
atap
dan
dinding
posterior
ini
daerah.
Ini membantu untuk membentuk sebuah cincin limfoid terus menerus dengan
palatina amandel dan nodul limfoid pada dorsum lidah (Waldeyers
ring).
5| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
tingkat
ujung
lipatan
epiglotis
ke
aryepiglottic
[KELOMPOK 4: ]
Mukosa
adalah
epitel
kolumnar
dan
areolar
bersilia
di
longgar
nasofaring
tetapi di tempat lain itu bertingkat dan skuamosa. Di bawah ini, adalah
submucosamtebal dan berserat (fasia pharyngobasilar) dan inilah yang
(superior,
tengah
dan
inferior)
disusun seperti pot bunga ditempatkan satu di dalam yang lain, tetapi terbuka di
dinding
samping
ini
gigi berlubang dan penggemar keluar untuk memasukkan ke dalam raphe median
sepanjang posterioraspek faring, membentang dari dasar tengkorak ke
kerongkongan.Meliputi otot-otot ini adalah selubung areolar terus menerus
dengan
itu
meliputiyang
buccinator
dan
karenanya
disebut
fasia
buccopharyngeal.
Bakteri
Streptokokus,group A
Faringitis,tonsilitis,demam scarlet
Streptokokus,group C dan G
Faringitis,tonsilitis,scarlatiniform
Vincents angina,tonsilitis
Arcanobacterium haemolyticum
Faringitis,scarlanitiform
Yersinia pestis
Faringitis,enterokolitis
Virus
Virus rhino
common cold/rinitis
7| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
Virus corona
common cold
Faringitis,gingivostomosis
Mikoplasma
Mycoplasma pneumoniae
pneumoniae,bronkitis,faringitis
Klamidia
Chlamydia psittaci
IRA,pneumoniae
C.pnemoniae
pneumonia,faringitis
Jenis-jenis Faringitis:
1
faringitis akut
a) Faringitis viral
Rinovirus
menimbulkan
gejala
rinitis
dan
beberapa
hari
kemudian
akanmenimbulkan faringitis
Gejala dan tanda:
b) Faringitis bakterial
Infeksi group A streptokokus beta hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut
pada orang dewasa 15% dan anak 30%
Gejala dan tanda:
c) Faringitis fungal
Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring
Gejala dan tanda:
Nyeri tenggorokan
8| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
Nyeri menelan
d) Faringitis gonorea
Hanya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital
2. faringitis kronik
a. Faringitis kronik hiperplastik
Terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring.
Gejala dan tanda:
Tenggorokan kering gatal
Batuk bereak
b. Faringitis kronik atrofi
Sering timbul bersamaan dengan rinitis atrofi.
Gejala dan tanda:
Tenggorokan kerinng dan tebal
Mulut berbau
3. faringitis spesifik
a. faringitis luetika
treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti
jugapenyakit lues di organ lain.
b.faringitis tuberkulosis
merupakan proses sekunder dari tuberkulosis paru.
Gejala dan tanda:
Anoreksia
Odinofagia
PATOFISIOLOGI
5. Pemeriksaan
penunjang
dan
penatalaksanaan
(edukasi) faringitis
A. Penegakkan diagnose
I.
Anamnesis
onset
durasi
progresivitas atau tingkat keparahan berdasarkan gejala klinis, seperti
9| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
II.
Pemeriksaan fisik
Tonsil membengkak
Dinding posterior faring :
a. Hyperemia ; peningkatan darah pada faring
b. Edema faring, biasanya ditandai oleh mukosa yang pucat
c. Post nasal drips ; pengeluaran ingus melalui tenggorokan
III.
Nyeri tekan
Glandula submandibula membengkak
Pembengkakan limfonodi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan cairan eksudat dan leukosit
Pemeriksaan kultur dari apusan tenggorokan
Sulit untuk membedakan antara faringitis streptokokus dan faringitis virus
hanya berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Baku emas
penegakkan diagnosis faringitis bakteri atau virus adalah melalui
pemeriksaan kultur dari apusan tenggorok. Apusan tenggorok yang
adekuat pada area tonsil diperlukan untuk menegakkan adanya S.pyogenes.
untuk memaksimalisasikan akurasi, maka diambil apusan dari dinding
faring posterior dan regio tonsil, lalu diinokulasikan pada media agar darah
domba 5% dan piringan basitrasin diaplikasikan, kemudian ditunggu
selama 24 jam.
Pemeriksaan kultur dapat membantu mengurangi pemberian antibotik
yang tidak perlu pada pasien faringitis.
(rapid
antigen
detection
test).
90% dan
95%)danhasilnyadapatdiketahuidalam
10 menit,
sehinggametodeinisetidaknyadapatdigunakansebagaipenggantipemeriksaa
nkultur.
Secaraumum,
bilaujitersebutnegatif,
makaapusantenggorokseharusnyadikulturpadaduacawan
agar
[KELOMPOK 4: ]
Kumur kumur dengan air hangat
Analgetika jika diperlikan dan tablet isap
Obat antivirus Metisoprinol (Isoprenosine) diberikan pada infeksi hospes
herpes simpleks dengan dosis:
Pada orang dewasa: 60 100 mg/KgBB dibagi dalam 4 6 kali
pemberian/hari
Pada anak usia <5 tahun: 50 mg/KgBB dibagi dalam 4 6 kali
pemberian/hari
b. Faringitis bakterial
Antibiotik
Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini grup A
Streptococcus hemolitikus, diberikan obat:
Penisilin G Banzatin 50.000 U/KgBB dosis
Pada anak anak Amoksilin 50 mg/KgBB dibagi 3 kali/hari selama
10 hari
Pada orang dewasa diberikan Amoksilin 3 x 500 mg selama 6 10
hari
Eritromisin 4 x 500 mg/hari
Kartikosteroid
Diberikan obat Deksametason:
Pada orang dewasa dosis 8 16 mg/KgBB, IM, 1 kali
Pada anak anak dosis 0,08 0,3 mg/KgBB, IM, 1 kali
Anlgetika
Kumur dengan air hangat dan obat antiseptik
c. Faringitis fungal
Obat antifungal Nystasin dengan dosis 100.000 400.000 mg/KgBB 2
kali/hari
Analgetika
d. Faringitis gonorea
Obat Cefriakson 250 mg/KgBB, IM
C. Beberapa pencegahan faringitis :
[KELOMPOK 4: ]
6. Komplikasidan prognosis
A. Komplikasi
Otitis media
Radangtelingatengah
Ulkus kronik
Kerusakan
local,
atauekskavasipermukaan
organ
ataujaringan,
yang
Mastoiditis
Peradanganantrumdansel mastoid
Abses retrofaringeal
Kumpulan
nanahsetempatdalamsuaturonggaretrofaringealyang
terbentukakibatkerusakanjaringan.
Pneumonia
Radangparu-parudisertaieksudasidankonsolidasi.
Penyebaran hematogen Stertokokus hemolitikus grup A :
Meningitis
Radang meninges
Osteomielitis
Radangtulang, terlokalisiratautersebar, akibatinfeksipiogenik.
B. Prognosis
Biasanya symptom dari faringitis akut akan hilang dalam waktu 7 14 hari
12| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
KESIMPULAN
Pasienberusia 25 tahuntersebutmengalamifaringitisakutberdasarkankeluhan-keluhan
yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Lauralee.2006.Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.ya
2. Price, Sylvia A., 2005. Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: konsep klinis prosesproses penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 32
4. Atlas Anatomi Manusia SOBOTTA Jilid 2, Edisi 22
5. Editor.Prof.Dr.Ahmad H,Sp.PD-KA. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam
Harrison Edisi 13.Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC.
6. Staf pengajar Ilmu kesehatan Anak fak.kedokteran UI. 1997. Ilmu Kesehatan
Anak jilid 2. Jakarta.Percetakan Infomedika Jakarta
7. Behrman, Richard E, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 Volume 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
13| P a g e
[KELOMPOK 4: ]
14| P a g e