Oleh:
Noeroel Widajati
Definisi Musik
Musik adalah bunyi-bunyian yang
teralun dengan harmoni tertentu.
Hanya dalam harmonilah musik
dapat dinikmati, tanpa harmoni
musik akan menjadi bunyi yang
menyakitkan telinga dan
menggelisahkan jiwa ( Esti Endah,
2008).
Musik dapat masuk melalui telinga,
kemudian menggetarkan gendang
telinga, mengguncang cairan di
telinga dalam serta menggetarkan
sel-sel rambut di dalam Koklea untuk
selanjutnya melalui saraf Koklearis
menuju ke otak.
Ada 3 buah jaras ( tulang pada
telinga ) Retikuler atau Reticular
Activating System
Pertama adalah jaras retikuler-talamus, musik akan
diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian
otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan,
tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang
berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia.
Kedua adalah melalui Hipotalamus mempengaruhi
struktur basal "forebrain" termasuk sistem limbik
ketiga adalah melalui axon neuron secara difus
mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan
pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan,
denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus,
fungsi endokrin, memori, dan lain-lain.
Hubungan musik dan produksi
hormon
Mary Griffith, seorang ahli fisiologi,
mengemukakan bahwa hipotalamus
mengontrol berbagai fungsi saraf
otonom, seperti bernapas, denyut
jantung, tekanan darah, pergerakan
usus, pengeluaran hormon tiroid,
hormon adrenal cortex, hormon sex,
bahkan dapat mengontrol seluruh
metabolisme tubuh kita.
Sebuah studi menemukan adanya
peningkatan Luteinizing Hormone
(LH) pada saat mendengarkan musik.
LH adalah suatu hormon sex yang
merangsang pematangan sel telur
pada wanita (Sondang,2006).
Penelitian lain oleh Satiadarma (1990) dilakukan
dengan cara mengukur suhu kulit menggunakan alat
Galvanic Skin Response (GSR). Pada saat subyek
penelitian mendengarkan musik hingar-bingar, maka
suhu kulit lebih rendah dari pada suhu basal (suhu
normal individu tersebut tanpa musik).
Ketika musik lembut diperdengarkan, suhu kulit
meningkat dari biasanya. Hal ini menunjukkan adanya
suatu hormon stress yang dilepaskan oleh otak, yaitu
Adrenalin, yang dapat mempengaruhi bekerjanya
pembuluh darah di kulit untuk vasokonstriksi
(menyempit) atau vasodilatasi (melebar).
Pada kondisi stress, adrenalin banyak
dikeluarkan dan pembuluh darah
kulit menyempit, sehingga suhu kulit
menurun. Kesimpulannya adalah
jenis musik hingar-bingar dapat
menyebabkan kita stress, sedangkan
musik lembut memiliki efek
menenangkan.
Penelitian oleh Ann Ekeberg menunjukkan
pengaruh jenis musik terhadap denyut jantung.
Siswa di sebuah sekolah menjadi subyek
penelitian dan mereka diukur kecepatan denyut
nadinya sebelum mendengar musik. Kemudian
musik jenis hard rock diperdengarkan selama 5
menit. Semua siswa harus tetap duduk tenang
di kursi mereka. Pada akhir tes, denyut nadi
diperiksa kembali dan dicatat. Hasilnya adalah
peningkatan denyut nadi sebesar 7-12 denyut
per menit.
Selain meningkatkan denyut jantung,
tekanan darahpun dapat meningkat
oleh adanya adrenalin. Hal ini juga
akan kembali meningkatkan produksi
adrenalin, karena tubuh yang berada
dalam keadaan stress, berusaha
untuk mengatasinya dengan
memproduksi lebih banyak adrenalin
agar alert/waspada ( Sondang,
2006 ).
Manfaat Musik
Musik dipercaya memiliki banyak keuntungan
khususnya pada pengembangan intelektualitas,
motorik, dan kemampuan serta keterampilan sosial
(Djohan, 2005).
Pernah dilakukan penelitian tentang hubungan
musik dengan kemampuan membaca terhadap dua
kelompok subjek.
Kelompok yang satu diberi treatment (pelatihan
musik) dan yang satu lagi sebagai kelompok
kontrol. Kelompok kontrol adalah subjek yang telah
disetarakan baik usia, IQ, maupun status sosial
ekonominya.
Intruksi musik diberikan secara intensif selama
lima hari perminggu, masing-masing 40 menit
perhari, dalam jangka waktu penelitian tujuh
bulan.
Sebelum melakukan penelitian kemampuan
subjek dalam membaca diuji dan kemudian diuji
lagi pada akhir tahun. Pada akhir tahun pelatihan
secara meyakinkan diperoleh bukti bahwa skor
kelompok yang mendapat treatment musik lebih
tinggi dari pada kelompok kontrol, masing-
masing besar 88% dan 72%.
musik juga bisa sebagai terapi, terapi musik
adalah penggunaan musik sebagai peralatan
terapis untuk memperbaiki, memelihara,
mengembangkan mental, fisik dan kesehatan
emosi.
Sebuah penelitian bahwa anak yang belajar
kesenian mengalami peningkatan rata-rata
dalam kemampuan matematika dan sains.
Dalam peningkatan kapasitas mental dan
intelegensi spatial, pendidikan musik lebih
hebat dari pada pendidikan komputer.
Saat ini ibu-ibu muda usia 20 - 30
yang baru melahirkan dan
meninggalkan rumah bersalin akan
dibekali seperangkat peralatan musik
yang sangat khusus, termasuk
materi pendidikan termasuk
Compact Disc (CD) musik klasik yang
diproduksi secara khusus untuk
membantu perkembangan
pertumbuhan otak bayi.
Ada beberapa alasan mengapa musik
dijadikan sebagai terapi adalah :