OLEH :
RAHMATAN FAJRI
NIM: 16174221
Bab I pendahuluan
DEFINISI
PREEKLAMPSIA ADALAH SINDROM KLINIS
PADA MASA KEHAMILAN(SETELAH
KEHAMILAN 20 MINGGU) YANG DITANDAI
DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH
(>140/90 MMHG) DAN PROTEINURIA (0,3
GRAM/HARI) PADA WANITA YANG TEKANAN
DARAHNYA NORMAL PADA USIA KEHAMILAN
SEBELUM 20 MINGGU
ETIOLOGI
a.Hipertensi : Eklamsia
gestasional , HELLP Sindrom, Edema
b. Hipertensi pulmonum,
kronik Gagal ginjal akut,
Ruptur hepar, Solutio
plasenta,
Perdarahan serebral dan
gangguan visusl
Penanganan
MEDIKAMENTOSA:
- Abdomen
Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria
gravidarum (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar tidak membesar, lien
tidak membesar
Perkusi : Timpani pada daerah bawah processus
xyphoideus, redup pada daerah uterus
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
-Genital : Lendir darah (+), air ketuban (-)
IDENTITAS
PASIEN
Extremitas : Edema
- -
+ +
IDENTITAS
PASIEN
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Leukosit : 9,0
Eritrosit :4,40
Hb : 10,0
Ht :33,4
GDS :67
SGOT/SGPT :
Ureum :
Kreatinin :
Assesment
Diagnosis : PEB + Hematuria
Planning :Pasien ini dilakukan terminasi kehamilan dengan
sectio caesaria emergency menggunakan spinal anestesi.
IDENTITAS
PASIEN
Anestesi yang diberikan
Teknik : anestesi spinal dengan posisi duduk
membungkuk , pada L3-L4
Premedikasi : ondensentron
Ranitidin
Induksi : Bupivacain spinal 12,5 %
Maintenance : O2
Prognosis anestesi
Sanam :dubia
Vitam : dubia
Fungsional : dubia
Keadaan post-operasi
Keadaan Umum : Cukup
Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Nadi : 124 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,30 C
Nyeri daerah op (+), gelisah (-),mual(-), muntah (-), sakit kepala (-)
IDENTITAS
PASIEN
Terapi yang diberikan
Pre-operasi
Infus RL 24 tpm makro drip
Puasa 8 jam
Post-operasi (cairan)
Infus RL 24 tpm makro drips
diet bebas
Post-operasi (khusus)
Oksigenasi sampai sadar penuh
Analgesik antrain injeksi 1 gram/8 jam
Jika tensi 90 mmHg injeksi ephedrin 10 mg i.v.
Premedikasi :
Aldrete Score : Aktivitas : Gerakan 4 ektremitas (2)
Respirasi : Nafas dalam/ Batuk (2)
Sirkulasi : TD 20%
Kesadaran : Compos Mentis (2)
Warna Kulit : Merah Muda, SaO2 95%
IDENTITAS
PASIEN
- Instruksi Pasca Operasi : Posisi : Supine, Kepala
Ekstensi
Infus :RL, 20 tetes/i
Pengawasan : Vital Sign
Analgetik : Ketorolac IV drip
Diet :
Lain-lain : Awasi Perdarahan
IDENTITAS
PASIEN
Anestesi yang diberikan
Teknik : anestesi spinal dengan posisi duduk
membungkuk , pada L4-L5
Premedikasi : ondensentron
Ranitidin
Induksi : Bupivacain spinal 12,5 %
Maintenance : O2
Prognosis anestesi
Sanam :dubia
Vitam : dubia
Fungsional : dubia
Keadaan post-operasi
Keadaan Umum : Cukup
Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Nadi : 124 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,30 C
Nyeri daerah op (+), gelisah (-),mual(-), muntah (-), sakit kepala (-)
2.10 PERSIAPAN ANASTESIA
PADA PREEKLAMSI
Kontaindikasi
spinal anastesi
Kontraindikasi relatif
Kontraindikasi absolut
1. Atropin sulfat
2. . Bunascan Spinal 0,5% Heavy
3. Ketopain 30 mg sebagai analgesik
4. Ondansetron
BAB III
PEMBAHASAN
4. Monitoring yang dilakukan pada pasien ini meliputi: tanda vital, tanda-
tanda intoksikasi MgSO4, dan produksi urin.
Pada pasien ini dipilih metode anestesi berupa spinal anastesi dengan high
spinal blok method. Obat premedikasi yang dipakai selama section cesarea
adalah dengan Midazolam 2,5 mg, Fentanyl 200 mg, Vecuronium 6 mg,
Propofol 60 mg, Sulfa Atropin 0,5 mg, dan Neostigmin 1,5. Pada pasien ini
spinal anastesi dipilih pada kondisi tidakterdapat kondisi berupa
koagulopati,abrupsi plasenta, fetal distress yang berat, atau kesulitan untuk
melakukan anestesi umum melalui intubasi yang tidak terantisipasi
sebelumnya, atau terdapat hipovolemia pada pasien. Setelah pembedahan
pasiendipindahkan ke ruang pemulihan. Diruang pemulihan, kesadaran dan
tanda-tandavital (tekanan darah, nadi, respiratory rate,temperature, dan
nyeri) pasien dievaluasi setiap lima menit, sertadilakukan observasi terhadap
produksi urin dan balance cairan 24 jam. Saat di ruangan pasien diberi infus
cairan
BAB III
PEMBAHASAN
Saran
1. Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas diperlukan antenatal care
sedini mungkin dan secara teratur di unit pelayanan kesehatan khususnya
mengenai pemeriksaan tentang kondisi jantung pasien, tekanan darah dan
kadar hemoglobin serta keadaan janin intrauterin.
2. Edukasi kepada pasien mengenai pengetahuan tentang penyakit, gejala,
komplikasi dan penatalaksanaannya.