Anda di halaman 1dari 55

KEGAWATDARUTAN UROLOGI

Nico Stefan
112015237
KLASIFIKASI
Trauma Non Trauma
Trauma ginjal
Trauma Ureter
Retensi Urine
Trauma Buli-buli Torsio testis
Trauma Uretra
Priampismus
Trauma Penis
Parafimosis
TRAUMA GINJAL
TRAUMA GINJAL
1. Langsung akibat
benturan yang
mengenai daerah
pinggang
2. Tidak langsung
berupa cedera
deselerasi akibat
pergerakan ginjal
secara tiba tiba
DERAJAT TRAUMA GINJAL

1. Kontusio
ginjal/hematoma
perirenal
2. Laserasi ginjal
terbatas korteks
3. Laserasi ginjal
sampai Medulla
4. Laserasi ginjal
sampai sistem
kalises ginjal
5. Rupture pedikel ,
ginjal terbelah
DIAGNOSIS
Dicurigai adanya cedera pada ginjal :
Trauma daerah pinggang, pinggung, disertai
nyeri dan jejas
Hematuria

Fraktur kosta sebelah bawah T8-T12

Trauma tembus pada abdomen atau pinggang

Cedera deselerasi berat seperti jatuh dari


ketinggian
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. IVU ( Intra Venous Urography)
2. USG ginjal
3. CT - Scan
PENATALAKSANAAN
Eksplorasi Laparotomi
Renorafi merupakan teknik rekonstruksi ginjal

Nefrektomi parsial dilakukan pada jaringan yang


non-viable. Penutupan defek kolekting sistem
dilakukan dengan parenkim ginjal untuk hasil yang
lebih baik.
Jika kapsul ginjal tidak dapat dipreservasi dapat
dilakukan omental pedicle flap.
Pada semua kasus, direkomendasikan penggunaan
drainase retroperitoneal untuk mengalirkan kebocoran
urin.
TRAUMA URETER
ETIOLOGI
1. Trauma tumpul
2. Trauma tajam
3. Trauma iatrogenik
Operasi endourologi ( Ureteroskopi, ekstraksi batu
dengan dromia, litotripsi batu ureter)
Operasi daerah pelvis ( Operasi ginekologi, bedah
digestif, atau vaskuler)
Cedera ureter : Ureter terikat, Crushing karena
terjepit klem, putus, atau devaskularisasi
TIPE CEDERA URETER
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan IVU tampak
ekstravasasi kontras di
daerah lesi
PENATALAKSANAAN
Penyambungan Ureter ( anastomosis end to end)

Kedua ujung di
bersihkan
(debridement) dari
jaringan nekrosis dan
di bebaskan dari
jaringan sekitarnya,
dilakukan penjahitan
ujung-ujungnya, dengan
spatulasi dan
pemasangan kateter DJ
Implantasi ureter ke buli-buli dengan flap boari /
Psoas hitch
Uretero-Kutaneostomi

Transuretero-ureterotomi
TRAUMA BULI - BULI
ETIOLOGI
90% trauma tumpul fraktur pelvis
Tindakan endourologi ( reseksi buli buli transuretral/
TUR buli buli)
Tindakan SC dan operasi daerah pelvis
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
Nyeri suprasimfisis
Miksi bercampur darah
Tanda fraktur pelvis
Syok
Tanda peritonitis
SISTOGRAFI
PENATALAKSANAAN
Kontusio buli-buli
Pemasangan kateter mengistirahatkan buli buli
Cedera intraperitoneal
Eksplorasi laparotomi
Rongga intraperitonium di cuci
Robekan di buli buli dijahit 2 lapis
Dipasang kateter sistostomi melalui luar sayatan
laparotomi
Cedera ekstraperitoneal
Pasang kateter 10 hari
TRAUMA URETRA
ETIOLOGI
GEJALA KLINIS
KLASIFIKASI
1. Rupture urethra posterior
Uretra pars prostatika
Uretra pars membranosa

2. Rupture urethra anterior


Uretra pars bulbosa
Uretra pars pendulosa
Fossa navikuler
RUPTURE URETRA POSTERIOR
Derajat rupture uretra berdasarkan Colapinto
PENATALAKSANAAN
Akut Sistostomi untuk diversi urin
Stabil Primary endoscopic realigment (kateter

uretra) < 1mgg pasca rupture dipertahankan 14


hari
Uretroplasti
Reparasi uretra setelah 3 bulan pasca trauma
RUPTURE URETRA ANTERIOR
PENATALAKSANAAN
Ruptur uretra parsial
Sistostomi untuk diversi urin selama 2 minggu
Penyulit striktur uretra sehingga perlu
pemeriksaan ureterografi setelah 4 6 bulan
Bila ada striktur Reparasi uretra / sachse
TRAUMA PENIS
ETIOLOGI
Trauma tumpul
Trauma tajam

Terkena mesin pabrik

Ruptur tunika albuguinea

Strangulasi penis
FRAKTUR PENIS
Ruptur tunika albuginea korpus kavernosum
penis terjadi saat penis ereksi
Hematoma dan nyeri

Letak ruptur kavernosografi


PENATALAKSANAN
Eksplorasi ruptur dengan sayatan sirkumsisi
evakuasi hematoma penjahitan robekan
tunika albugenia.
STRANGULASI PENIS
Jeratan pada pangkal penis yang menyebabkan
gangguan aliran darah pada penis iskemia
dan edema nekrosis
Penjeratan berupa logam, tutup botol, karet
memperlama ereksi
RETENSI URINE
ETIOLOGI
Kelemahan otot detrutor
Kelainan medula spinalis
Kelainan saraf perifer
Inkoordinasi antara detrutor uretra
Cedera kauda equina
Hambatan obstruksi uretra
Gumpalan darah
Hiperplasia prostat
Karsinoma prostat
Striktur uretra
Fimosis
Batu uretra
PENATALAKSANAAN
Kateterisasi
Sistostomi

Tindakan penyakit primer setelah stabil

Batu di meatus eksternum meatomi

Fimosis / parafimosis sirkumsisi


KOMPLIKASI
Infeksi saluran kemih
Kontraksi otot buli-buli menjadi lemah

Hidroureter

Hidronefrosis gagal ginjal


TORSIO TESTIS
Torsio testis terjadi karena testis terputar di
dalam skrotum sehingga terjadi obstruksi aliran
darah arteri dan vena testis
KLASIFIKASI TORSIO TESTIS
Tunika vaginalis
mengelilingi
seluruh
permukaan testis
sehingga testis
dan epididimis
mudah bergerak
bell clapper
PENATALAKSANAAN
1. Detorsi manual
Memutar testis berlawanan dengan
arah torsio biasanya ke lateral
berhasil bila nyeri (-)
2. Operasi
Testis masih hidup Orkidopeksi
( fiksasi testis) pada tunika dartos
Testis nekrosis antibodi
antisperma orkidektomi
FIMOSIS
GEJALA KLINIS
Ganguaan aliran urine berupa sulit kencing,
pancaran urine mengecil
Menggelembungnya ujung preputium saat miksi

Retensi urine
PENATALAKSANAAN
Sirkumsisi
PARAFIMOSIS
PENATALAKSANAAN
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan
secara manual dengan teknik memijat glans
selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang
dan secara perlahan-lahan prepusium
dikembalikan pada tempatnya.
Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum
insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat
dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema
dan proses inflamasi menghilang, pasien
dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi
KOLIK URETER ATAU KOLIK GINJAL
Nyeri pinggang hebat yang datangnya
mendadak, hilang timbul (intermiten) yang
terjadi akibat spasme otot polos untuk melawan
suatu hambatan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sedimen urine sering menunjukkan
adanya sel-sel darah merah.
Ditemukannya piuria perlu dicurigai
kemungkinan adanya infeksi
Didapatkannya kristal-kristal pembentuk batu
(urat, kalsium oksalat, atau sistin) dapat
diperkirakan batu yang menyumbat saluran
kemih
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PENATALAKSANAAN
Serangan kolik harus segera diatasi dengan medikamentosa
ataupun dengan tindakan lain. Obat-obat yang sering dipakai
untuk mengatasi serangan kolik adalah antispasmodik dan
analgetik. Namun terapi konservatif dengan analgetik tidak
dianjurkan untuk pasien dengan resiko urosepsis, obstruksi
lama, nyeri persisten, atau adanya infeksi.12Jika pasien
mengalami episode kolik yang sulit ditanggulangi, ditawarkan
untuk pemasangan kateter ureterdouble J(DJ stent) yaitu
suatu kateter yang ditinggalkan mulai dari pelvis renalis,
ureter hingga buli-buli. Pasien yang menunjukkan gejala-
gejala gangguan sistem saluran cerna (muntah-muntah atau
ileus) sebaiknya dimasukkan ke rumah sakit agar hidrasi
pasien tetap terjaga. Diuresis pasien harus diperbanyak
karena peningkatan diuresis akan mengurangi frekuensi
serangan kolik. Tindakan penyakit primer penyebab retensi
urin dikerjakan setelah keadaan pasien stabil.

Anda mungkin juga menyukai