Ibu
Nama : Ny A Agama : Islam
Usia : 27 tahun Pendidikan : SMP
Alamat : Jl Budi Mulia No 18, Pekerjaan : IRT
Pademanagan
Anamnesis
Keluhan utama :
OS datang ke IGD RSUD Koja dengan keluhan
bengkak seluruh tubuh 5 hari SMRS
Keluhan penyerta :
OS juga mengeluh sesak 2 hari SMRS dan mual
muntah tiap kali makan. OS juga mengeluh BAK
berwarna keruh dan terasa nyeri saat BAK.
Riwayat penyakit sekarang
OS masuk ke RSUD Koja dengan keluhan seluruh tubuhnya
membengkak sejak 5 hari yang lalu secara mendadak
dan sejak 2 hari yang lalu OS mulai berasa sesak. Orang
tua pasien menyatakan bengkaknya bermula dari kaki dan
seterusnya berlanjut ke muka dan perutnya membuncit.
Pada saat di IGD, kedua kelopak mata dan wajah OS
membengkak, tangan dan kaki juga membengkak, perutnya
membuncit dan kulit pada seluruh tubuh menjadi tegang.
Pasien juga mengeluh sesak yang timbul setelah bermain
dengan tetangganya sehingga pernafasannya menjadi
cepat, berkeringat dan mukanya menjadi pucat
Sebelum mulai bengkak, orang tua pasien menyatakan OS
mengeluh sulit dan nyeri saat BAK. Warna BAKnya juga
menjadi lebih keruh dan frekuensi BAKnya juga
berkurang. OS juga mengalami demam yang naik turun
selama 1 minggu beserta batuk tidak berdahak. Setelah
tubuhnya timbul bengkak, OS mengeluh berasa mual,
perutnya terasa begah dan OS sering muntah setelah
makan maka nafsu makannya semakin berkurang. OS
tidak pernah berobat sebelumnya dan dalam keluarganya
tidak ada yang mengalami gejala yang sama. OS tidak
pernah di diagnosa dengan kelainan pada jantung, paru atau
ginjal dan tidak memiliki alergi.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Kehamilan
Perawatan antenatal : Kontrol teratur
Tempat perawatan: Puskesmas
Penyakit kehamilan : Tidak ada
Kelahiran
Tempat kelahiran : Rumah bersalin
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan
Masa gestasi : Cukup bulan
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Keadaan bayi
Berat badan lahir : 2800 gram
Panjang badan lahir : 49 cm
Lingkar kepala : Tidak diketahui
Langsung menangis : Langsung menangis kuat
Pucat/biru/kuning/kejang : Kulit langsung merah
muda
Nilai APGAR : Tidak diketahui
Kelainan bawaan : Tidak ada
Kesan : Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan
(NCB-SMK)
Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan gigi pertama: Ibu tidak ingat.
Psikomotor:
Tengkurap : Ibu tidak ingat
Duduk : Ibu tidak ingat
Berdiri : 10 bulan (N: 10 bulan)
Berbicara : 1 tahun 2 bulan (N: 11 bulan)
Os tidak mengalami gangguan perkembangan
mental dan emosi.
Riwayat Imunisasi
Waktu Pemberian
Imunisasi Dasar Booster
Imunisasi Bulan Tahun
0 1 2 3 4 5 6 9 12 24 3 5 6
Hepatitis B 1 2 3 4
Polio (OPV) 0 1 2 3 4 - -
BCG 1
DPT 1 2 3 - -
Campak 1 - -
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi
Asma
Tuberkulosis
Hipertensi
Diabetes
Kejang Demam
Epilepsy
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Frekuensi nadi : 110x/menit
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Frekuensi nafas : 30x/menit
Suhu : 37.6C
Data Antropometri
Berat badan : 25 kg (orang tua tidak mengetahui
BB anak sebelum bengkak)
Pemeriksaan neurologis:
Kesadaran: Compos Mentis, GCS 15
Delirium: tidak ada
Saraf kranialis I-XII dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 17/02/2017,
pukul 21:41 WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hb 13.2 11.5-14.5 g/ dL
Makroskopis
Glukosa - -
Bilirubin - -
Urobilinogen - -
Keton - -
Mikroskopis
Kristal - -
Jamur - -
Resume
Seorang anak perempuan, usia 5 tahun dengan BB 25 kg datang dengan keluhan utama
bengkak seluruh tubuh sejak 5 hari SMRS. Bengkaknya bermula dari kaki kemudian
menyebar ke tangan, muka dan perutnya menjadi buncit. OS juga mengeluh sesak sejak 2
hari SMRS terutama setelah beraktivitas. OS juga mengeluh mual dan terasa begah
serta sering muntah tiap kali setelah makan sehingga nafsu makannya berkurang.
Sebelum tubuhnya membengkak, OS mengalami nyeri saat BAK, warnanya menjadi
keruh dan volumenya berkurang. OS juga mengalami demam yang naik turun sejak
1 minggu yang lalu beserta batuk pilek. Pada saat ini, OS menyatakna sesaknya sudah
berkurang, masih terasa mual dan begah serta BAKnya masih berwarna keruh. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD: 100/70 mmHg, frekuensi nadi: 110x/menit, frekuensi
nafas: 30x/menit dan suhu: 37,6 C. OS mengalami bengkak pada wajah, kedua
kelopak mata, tangan dan kaki dengan pitting oedema. Perutnya juga
membuncit dengan lingkar perut berukuran 70 cm. Pada pemeriksaan
abdomen ditemukan asites, undulasi (+) dan shifting dullness (+). OS telah
dipasang katater urin untuk pemantauan diuresisnya dan urin yang terkumpul berwarna
keruh.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan dari pemeriksaan darah rutin albumin
yang rendah (1,35), hiperkolesterol (398) dan proteinuria (3+).
Diagnosis Kerja
Sindroma Nefrotik
Diagnosis Banding
Glomerulonefritis Akut
Anjuran Pemeriksaan
Darah lengkap
CRP
Tatalaksana
Prednison 3x3 tab (4mg)
Captopril puyer 2x1
Losartan 2x1 mg
Furosemid 2x20 mg
Ceftriaxone 1x750 mg
Ranitidine 2x25 mg
Inhalasi dengan ventolin1 cc + NaCl 2 cc 2x/hari
IVFD KaEN 1B 6 tpm
Transfusi albumin 100 ml
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanationam : bonam
Follow up pasien
Tanggal 27/02/2017
S bengkak masih belum berkurang, sulit untuk makan dan minum, belum
BAB 4 hari
O TD: 130/90 HR: 128x RR: 40x Suhu: 37,5 BB: 25kg
Bengkak pada wajah
Asites (+)
Pitting oedema pada kaki dan tangan
Urin keruh, diuresis : 2
Lab : Albumin : 1,40 g/dl
A SN
P Microlax, periksa diuresis tiap 12 jam, transfusi albumin 100 ml, periksa
albumin, ureum dan creatinin
Tanggal 28/02/2017
S bengkak masih belum berkurang, panas pada malam hari dan sesak
O TD: 120/90 HR: 115xRR: 55x Suhu: 38
Bengkak pada wajah
Asites (+)
Bengkak pada kaki dan tangan berkurang
Urin keruh, diuresis : 1,7
Lab : Ureum : 54,2 mg/dl Kreatinin : 0,9 mg/dl Albumin :
1,80 g/dl
A SN
P periksa TTV tiap 8 jam, periksa diuresis tiap 12 jam
Tanggal 01/03/2017
S BAB cair tadi malam lebih 5 kali, ampas (+), nyeri perut (+), batuk (+)
O TD: 120/90 HR: 112xRR: 50x Suhu: 37
Bengkak pada wajah berkurang
Pulmo : SNV (+/+)
Asites berkurang, nyeri tekan abdomen (-)
Bengkak pada ekstremitas (-/-)
Turgor kulit <2 detik, mata cekung (-), mukosa bibir kering (+)
A SN
P Microlax dihentikan
Tanggal 02/03/2017
S Batuk (+), BAB cair 4 kali, ampas (+), lendir (-), muntah (-)
O TD : 120/90 HR: 110x RR: 32x Suhu : 36,7
Bengkak (-)
Turgor kulit <2 detik, mata tidak cekung, mukosa bibir kering
Urin tidak keruh, diuresis : 1,5
A SN
P Aff katater, periksa urin lengkap, albumin, ureum dan creatinine, diit
nasi biasa
Tanggal 09/03/2017
S Batuk (+)
O TD : 120/80 HR: 110x RR: 30x Suhu: 36,5
Lab : Ureum : 47,3 mg/dl Creatinin : 0.53 mg/dl Albumin :
3,52 g/dl
A SN
P Terapi lanjut
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Makroskopis
Glukosa - -
Bilirubin - -
Urobilinogen - -
Keton - -
Mikroskopis
Kristal - -
Jamur - -
TINJAUAN PUSTAKA
SINDROMA NEFROTIK
Proteinuria
Kerusakkan
pada
glomerulus
Hipoalbumin Hiperkolesterol
Permeabilitas
kapiler
meningkat Edema
EPIDEMIOLOGI
Insiden antara 2-4 kasus dari setiap 100.000
anak dibawah usia 16 tahun setiap tahunnya.
Sindroma nefrotik dapat menyerang semua
umur, tetapi terutama yang berusia 2-6 tahun
Anak laki-laki lebih banyak menderita
dibandingkan anak perempuan dengan rasio
3:2.
Lebih dari 90% kasus sindroma nefrotik adalah
idiopatik
TERMINOLOGI LAIN
Terminologi Definisi
Remisi proteinuria <40 mg/m2LPB/jam atau dipstick negatif
selama 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu
Relaps peningkatan proteinuria <40 mg/m2LPB/jam 2 atau
dipstick > 2+ selama 3 hingga 5 hari berturut-turut
dalam 1 minggu, dimana sebelumnya pernah terjadi
remisi
Relaps jarang relaps <2 kali per 6 bulan pertama atau <4 kali per
tahun
Relaps sering relaps >2 kali per 6 bulan pertama atau > 4 kali
pertahun
TERMINOLOGI LAIN
Terminologi Definisi
Sensitif steroid remisi tercapai dalam 4 minggu atau kurang setelah
pengobatan steroid dosis penuh
Dependen steroid relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan, atau
dalam waktu 14 hari setelah pengobatan steroid
dihentikan, dan hal ini terjadi 2 kali berturut-turut
Kongenital
SN tipe kelainan minmal
Terdeteksi dengan
mikroskop elektron
HIV,
sickle cell
SN tipe membranoproliferatif
Membran basalis
glomerulus
menebal
GBM :
Mengandung glycoprotein
(muatan -)
Hambat keluarnya molekul anion
(albumin, protein)
Podocyte dan slit bertindak
sebagai barier
Peningkatan permeabilitas
Tekanan onkotik
Proteinuria Hipoalbumin dalam pemb
darah menurun
Hipovolemik, Transudasi
hipoperfusi Udem cairan ke rongga
ginjal interstitial
Transportasi
Kekurangan
dan katabolisme
lipoprotein
lipid terhambat
MANIFESTASI KLINIS
Sesak
,
mual,
Asites, efusi pleura,
munt
edema pulmonal
ah,
nyeri
perut
Hiper
tensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis lengkap
Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau
rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari
Pemeriksaan darah
Darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis,
trombosit, hematokrit, LED)
Kadar albumin dan kolesterol plasma
Kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara
klasik atau dengan rumus Schwarzt
Kadar komplemen C3; bila dicurigai lupus eritematosus
sistemik pemeriksaan ditambah dengan komplemen C4, ANA
(anti nuclear antibody), dan anti ds-DNA
BIOPSI GINJAL
Indikasi untuk biopsy ginjal
Pada presentasi awal :
Awitan SN pada usia <1 tahun atau > 16 tahun
Terdapat hematuria nyata, hematuria mikroskopik persisten
atau kadar komplemen C3 serum yang rendah
Hipertensi menetap
Penurunan fungsi ginjal yang bukan disebabkan oleh
hypovolemia
Tersangka SN sekunder
Setelah pengobatan inisial
SN resisten steroid
Sebelum memulai terapi siklosporin
Edema
Proteinuria
massif
Hipoalbumin
Hiperlipidemia
Sindroma Nefrotik
DIAGNOSIS BANDING
GLOMERULONEFRITIS AKUT
Patofisiologi
proses inflamasi pada glomerulus yang ditandai dengan
proliferasi sel-sel glomerulus akibat proses imunologik
Etiologi
Paling banyak disebabkan infeksi Streptococcus B-
hemolitikus grup A
Gejala
Hematuria gross
Proteinuria , oliguria
Didahului dengan faringitis / ISPA /infeksi kulit
Bengkak periorbita
TERAPI
Anak dengan manifestasi klinis SN pertama kali,
sebaiknya dirawat di rumah sakit dengan tujuan:
Mempercepat pemeriksaan
Evaluasi pengaturan diit
Penanggulangan edema
Pengobatan steroid
Edukasi orang tua
TERAPI
malnutrisi
Diuretik
SN Relaps
Kortikosteroid
SN relaps sering
Dependen
steroid
Kontraindikasi
Kortikosteroid
REMISI
1,5 mg/kgbb/hari
Alternating (selang sehari), 1 x sehari setelah
makan pagi
Lanjutkan 4 minggu
SN Relaps
REMISI
1,5 mg/kgbb/hari
Alternating (selang sehari), 1 x sehari setelah makan pagi
Lanjutkan 4 minggu
RELAPS
RELAPS
prednison antara 0,1 0,5 mg/kgbb
alternating
prednison rumat > 0,5 mg/kgbb tetapi
prednison 1 mg/kgbb /hari
< 1,0 mg/kgbb alternating tanpa efek
samping yang berat
REMISI
Kontraindikasi steroid :
tekanan darah tinggi
peningkatan ureum dan atau kreatinin
infeksi berat
Siklofosfamid (CPA)
Siklofosfamid
Imunosupresif
MMF,
Vinkristin
Obat non-
supresif
mengurangi proteinuria
ACE-inhibitor ARB
Hiperkolesterol AKI
PROGNOSIS
BONAM
ANALISIS KASUS
Pada pasien ini, dinyatakan diagnosanya sindroma nefrotik berdasarkan
beberapa temuan klinis dan laboratorium yang didukung dengan teori-
teori sindroma nefrotik.
Orang tua pasien juga ada menyatakan sebelum timbulnya bengkak, anaknya
ada mengeluh nyeri dan sulit untuk BAK. Warna urinnya menjadi keruh serta
frekuensinya juga berkurang. Pasien juga mengalami demam selama 1
minggu. Sindroma nefrotik dikatakan memiliki gejala-gejala awal seperti oliguria
atau gejala infeksi yang menandakan telah terjadinya gangguan pada ginjal
pada saat ini. Disebabkan oleh terjadinya kebocoran protein lewat glomerulus,
tekanan onkotik dalam pembuluh darah juga turut menurun. Maka, cairan
ekstrasellular masuk ke dalam rongga interstitial dan mengakibatkan keadaan
hipovolemik sehingga produksi urin juga menurun.
Berdasarkan patofisiologi yang telah dinyatakan sebelumnya maka,
pada pemeriksaan laboratorium ditemukan dalam urinalisis
lengkap : protein 3+, kimia klinik : albumin 1,35 g/dl dan
kolesterol total : 398 mg/dl. Berdasarkan hasil ini cukup untuk
mendukung diagnosis SN yaitu ditemukan proteinuria >40
mg/m2lpb/jam atau >50mg/kgBB/24jam atau dipstick >2+,
hypoalbuminemia <2,5 g/dl dan hyperlipidemia >200mg/dl.
Ketiga-tiga kriteria ini harus ada bersamaan untuk menegakkan
diagnosa SN. Pada pasien SN, dapat terjadi hyperlipidemia karena
setelah kehilangan protein yang banyak dari tubuh, berlaku gangguan
pada transportasi dan katabolisme lemak oleh lipoprotein.