Anda di halaman 1dari 78

PEMICU 7

EVA FAUZIAH
405100132
NYERI KEPALA
Penyakit umum yang dialami
sebagian besar populasi dunia (90%
US), dapat ditimbulkan oleh inflamasi
atau traksi daripada struktur-struktur
yang sensitif terhadap rasa sakit
(LANGE)
Nyeri Kepala
Primer
patofisiologis belum
jelas
Nyeri Kepala
Nyeri Kepala
Sekunder
patofisiologis jelas
Tanpa Aura

Dengan Aura

Migraine Basilaris

Hemiplagia dan
oftalmoplegia

Nyeri Kepala Cluster


Headache
Primer

Tensiontype Headache
(ketegangan otot)
TIK
Etio/: tumor serebral
terdapat mual dan muntah

Hipertensi Intrakranial Idiopatik


E/: gangguan absorbsi cairan serebrospinal
gejala:
muda, obesitas
TIK
diplopia, mata kabur, tinitus
oedem papil bilateral
muntah
Nyeri Kepala Iritasi meningeal
Sekunder E/: inflamasi dan perdarahan
disertai muntah, fotofobia, dan kaku kuduk

Arteritis Sel Raksasa (arteritis kranial,


arteritis temporalis)
E/: idiopatik, diduga autoimun dan infeksi
usia > 50 tahun
Perubahan granulomatosa
nyeri tekan kepala, amaurosis fugax,
diplopia
Nyeri otot

Lainnya : stroke, gangguan metabolik


CLUSTER HEADACHE
Cluster headache
Termasuk dalam golongan
trigeminal autonomic cephalgias
Serangannya multipel dan berat
bersifat unilateral pada daerah
orbital.
Lebih sering pada pria. 4:1
Prevalensinya sekitar 15 kasus per
100.000 orang.
Faktor Risiko
Pria
Usia lebih dari 30 tahun
Vasodilator (misal:alkohol)
Trauma kepala atau operasi
sebelumnya
Karakteristik
1 4 serangan per hari , 20 menit 3 jam
Bersifat unilateral, serangan pada malam
hari,
seperti tertusuk benda tajam
Agak mirip dgn migrain bsifat
vaskuler disebabkan karena aktivitas
pembuluh darah yg tidak normal
Tjd dilatasi pembuluh darah yg blebihan
di sekitar salah satu mata
LANGE

Gejala Cluster Headache


Wajah kemerahan scr unilateral (sebelah
sisi)
Keluar air mata secara ipsilateral, dan
hidung berair (jernih dan profuse, tidak
infektif)
Mual dan muntah -> jarang
Tapa photophobia/ phonophobia
Tidak bersifat herediter
Biasanya serangan nokturnal
Kualitas nyeri -> boring, knifelike
Partial Horner Syndrome (without
LANGE

Essentials of Diagnosis
Multiple attacks of severe unilateral orbital,
supraorbital, or temporal pain lasting 15-180 minutes
if untreated
During headache at least one of these
1. Unilateral conjunctival injection, lacrimation, or
both
2. Ipsilateral nasal congestion, rhinorrhea, or both
3. Ipsilateral eyelid edema
4. Ipsilateral forehead and facial sweating
5. Ipsilateral miosis, ptosis or both
6. A sense of restlessness or agitation
. Attack frequency ranging from one every other day to
eight per day
Tatalaksana Cluster
Headache
Sasaran terapi : menghilangkan nyeri
(terapi abortif) dan mencegah
serangan (terapi profilaksis)
Strategi terapi : mengguanakan obat
NSAIDs, vasokonstriktor cerebral
Terapi abortif :
Oksigen
Ergotamin
Somatotriptan
Terapi profilaksis:
Verapamil
Ergotamin
Metisergid
Kortikosteroid
Topiramat
MIGRAIN
DEFINISI
Migren: nyeri kepala berulang yang
idiopatik, dengan serangan nyeri
yang berlangsung 4-72 jam,
biasanya sesisi, sifatnya berdenyut,
intensitas nyeri sedang-berat,
diperhebat oleh aktivitas fisik rutin,
dapat disertai nausea, fotofobia dan
fonofobia.
Migren dapat terjadi pada anak-anak
dengan lokasi nyeri lebih sering
PATOFISIOLOGI
Teori Vaskular
Teori penyebaran depresi kortikal
Teori neurotransmiter
Hipotesis sentral
Teori unifikasi
Teori disfungsi sistem
trigeminovaskular
TEORI VASKULAR
Serangan disebabkan oleh
vasokonstriksi pembuluh darah
intrakranial sehingga aliran darah ke
otak menurun, yang dimulai di
bagian oksipital & meluas ke anterior
perlahan-lahan (oligemia) melintasi
korteks serebri kec. Aliran 2-3 mm
per menit, berlangsung beberapa
jam (fase aura) & diikuti oleh
vasodilatasi pembuluh darah
TEORI PENYEBARAN DEPRESI KORTIKAL

Terjadi depresi gelombang listrik yang


menyebar lambat ke anterior setelah
peningkatan mendadak aktivitas listrik
pada bagian posterior otak.
TEORI SENTRAL
Serangan berkaitan dengan penurunan aliran
darah & aktivitas listrik kortikal yang dimulai
pada korteks visual lobus oksipital.

Gejala prodromal migren yg terjadi beberapa


jam atau 1 hari sebelum nyeri kepala berupa
perasaan berubah, pusing, haus, menguap
yang menunjukkan gangguan fungsi
hipotalamus.

Stimulasi lokus seruleus menimbulkan


penurunan aliran darah otak ipsilateral &
peningkatan aliran darah sistem karotis
FAKTOR PENCETUS
Mudah tidaknya seseorang terkena penyakit migren ditentukan oleh adanya
defek biologis herediter pada SSP.
Berbagai faktor dapat memicu serangan migren pada orang yang
berbakat tsb antara lain:
Hormonal
Wanita (60%) fluktuasi hormon; 14% pada haid
Dipicu turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid
Kehamilan migren berkurang estrogen relatif tinggi & konstan
Mgg I Postpartum 40% mengalami serangan hebat estradiol turun.
Pemakaian pil kontraseptif frekuensi migren
Menopause
Makanan
Pemicu tersering alkohol berdasarkan efek vasodilatsinya anggur
merah & bir (pemicu terkuat)
Makanan yg mengandung tiramin asal dari as. Amino tirosin, cth:
keju, hati, yogurt, makanan yag diawetkan (diragi)
Coklat mengandung feniletilamin
Coca cola yg berlebihan
Monosodium glutamat pemicu migren yg sering & penyebab dari
sindrom restoran chinese food yaitu nyeri kepala yg disertai kecemasan,
pusing, parestesia leher & tangan, serta nyeri perut & dada.
FAKTOR PENCETUS
Obat-obatan
Nitrogliserin
Nifedipin sublingual
Isosorbid-dinitrat
Tetrasiklin
Vitamin A dosis tinggi
Fluoksetin
Aspartam komponen utama pemanis buatan
Kafein berlebihan (> 350 mg/hari) atau penghentian mendadak minum
kafein.
Lingkungan
Perubahan lingkungan dlm tubuh, meliputi fluktuasi hormon pada siklus haid
Perubahan irama bangun-tidur
Perubahan lingkungan eksternal meliputi cuaca, musim, & terlambat makan.
Rangsang sensorik
Cahaya yg berkedap-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yg terang
Bau parfum
Zat kimia pembersih
Rokok
Suara bising
Suhu yg ekstrim
Stres fisik & mental
Faktor pemicu lain: trauma kepala, kurang atau kelebihan tidur.
Fase I : Prodromal
Sebanyak 50% pasien mengalami fase prodromal ini yang
berkembang pelan-pelan selama 24 jam sebelum serangan.
Gejala: kepala terasa ringan , tidak enak, iritabel, memburuk
bila makan makanan tertentu seperti makanan manis,
mengunyah terlalu kuat, sulit/malas berbicara.

Fase II : Aura
Gangguan penglihatan yang paling sering dikeluhkan pasien.
Khas pasien melihat seperti melihat kilatan lampu blits
(photopsia) atau melihat garis zig zag disekitar mata dan
hilangnya sebagian penglihatan pada satu atau kedua mata
(scintillating scotoma).
Gejala sensoris yang timbul berupa rasa kesemutan atau
tusukan jarum pada lengan, dysphasia.
Fase ini berlangsung antara 5 60 menit. Sebanyak 80%
serangan migraine tidak disertai aura.
Fase III : Headache
Nyeri kepala yang timbul terasa berdenyut dan
berat. Biasanya hanya pada salah satu sisi kepal
tetapi dapat juga pada kedua sisi. Sering disertai
mual muntah tidak tahan cahaya (photofobia) atau
suara (phonofobia). Nyeri kepala sering memburuk
saat bergerak dan pasien lebih senang istrahat
ditempat yang gelap dan ini sering berakhir antara 2
72 jam.

Fase IV : Postdromal
Saat ini nyeri kepala mulai mereda dan akan
berakhir dalam waktu 24 jam, pada fase ini pasien
akan merasakan lelah, nyeri pada ototnya kadang
kadang euphoria. Setelah nyeri kepala hilang.
Gejala Klinis
HeadacheUnilateral / hemicrania (30-40% are bilateral)
Moderate to severe pain
Nyeri kepala berdenyut
Terjadi selama 4-72jam
Nyeri memburuk paska aktivitas fisik

Systemic manifestations
Nausea (80-90%)
Vomiting (40-60%)
Photophobia (80%)
Phonophobia (75-80%)
Lightheadedness (70%)
Gejala Aura (20%)
Scotoma (blind spots)
Fortification (zig-zag patterns)
Scintilla (flashing lights)
Unilateral paresthesia/weakness
Hallucinations
Hemianopsia
Rasa tertusuk2 pada lengan dan kaki
Gejala Non Aura
Tidak terdapat aura
Gejala prodormal tidak jelas
Nyeri kepala terjadi saat bangun tidur
Gejala = gejala tipe klasik
Feelings of elation or intense energy
Cravings for sweets
Thirst
Drowsiness
Irritability or depression
Pemeriksaan Fisik
Melakukan skrining pemeriksaan neurologis
Tidak ada manifestasi fisik tertentu
Adanya photophobia / phonophobia
Adanya gejala sistemic : myalgia, fever, malaise,
weight loss, scalp tenderness, jaw claudication
Kelainan neurologis fokal : confusion, seizures,
gangguan kesadaran, unilateral paralysis or
weakness, Aphasia, syncope
Kelumpuhan N III ocular muscle paralysis,
respons pupil, ptosis
Ophthalmic migraines gangguan visual
Pemeriksaan Penunjang
Computerized tomography (CT)
Dugaan Diagnosa : tumors, infections dan penyebab medik
lain dari nyeri kepala
Magnetic resonance imaging (MRI)
Dugaan Diagnosa : tumors, strokes, aneurysms, neurological
diseases and other brain abnormalities.
Dapat juga digunakan untuk pemeriksaan pembuluh darah
yang menyuplai otak
Spinal tap (lumbar puncture)
Diagnosa : meningitis
In this procedure, a thin needle is inserted between two
vertebrae in your lower back to extract a sample of
cerebrospinal fluid (CSF) for laboratory analysis.
DD
Headache Cluster
Stroke hemoragik/ iskemik
Headache tension
Meningitis
Perdarahan subarachnoid
Tumor otak ( TIK)
Pseudotumor cerebri
Gangguan vaskular (aneurisma)
Komplikasi
Abdominal problems
abdominal pain
bleeding and ulcers
Rebound headaches
Serotonin syndrome
Pengobatan
Serangan migrain lebih dari
3x/bln profilaksis
Saat serangan dan pencegahan
NSAIDs, ergotamin, valproic
TERAPI GIZI untuk MIGRAIN
Amin biogenik (Tiramin & feniletilamin) merupakan
etiologi dari sakit kepala migrain, tapi penelitian ini
belum pasti
Hindari hipoglikemia, nitrat, monosodium glutamat
Beberapa pasien dengan dehidrasi dapat terkena
sakit kepala migrain, maka dianjurkan untuk
meminum air lebih banyak untuk rehidrasi
Riboflavin & CoQ10 adalah profilaksis migrane
(peranannya dalam metabolisme energi)
Magnesium untuk anak
Magnesium oksida yang diberikan perhari lebih dari
16 minggu dapat mengurangi severitas (keparahan),
tidak untuk frekuensi sakit kepala
TENSION HEADACHE
Tension Type of Headache
= muscle contraction headache -> nyeri
tegang otot akibat kontraksi terus
menerus otot-otot kepala dan tengkuk
(m.Splenius kapitis, m.Temporalis,
m.Maseter, m.Sternokleidomastoideus,
m.Trapezius, m.Servikalis posterior, dan
m.Levator skapule)
serangan nyeri kepala berulang yang
berlangsung dalam hitungan menit
sampai hari, dengan sifat nyeri yang
biasanya berupa rasa tertekan atau
diikat, dari ringan sampai berat, dirasakan di
seluruh kepala, tidak dipicu oleh
aktifitas fisik dan gejala penyerta nya tidak
Etiologi
Stres
Kecemasan
Depresi
Konflik emosional
Kelelahan
Namun kontraksi otot dapat dipicu :
Faktor psikogenik
Ansietas/ depresi
Penyakit lokal pd kepala dan leher
Spondilosis servikal
Maloklusi gigi
Klasifikasi
Tension type headache dibagi menjadi 2 macam,
yaitu:
Episodik , jika serangan yang terjadi kurang
dari 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun).
Kronik, jika serangan minimal 15 hari
perbulan selama paling sedikit 3 bulan (180
hari dalam 1 tahun).

Tension headache kronik dibagi 2 macam, yaitu:


Short-duration, jika Serangan terjadi kurang
dari 4 jam.
Long-duration, jika Serangan berlangsung
lebih dari 4 jam.
Gejala
Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat,
pegal, rasa kencang atau seperti diikat sekeliling
kepala.
Nyeri kepala terutama pada dahi, pelipis,
belakang kepala atau leher.
Nyeri tidak berdenyut, tidak ada mual, fotofobia
dan fonofobia.
Bila berlangsung lama pada perabaan dapat
ditemukan daerah-daerah yang membenjol keras
berbatas tegas dan nyeri tekan.
Nyeri dapat menjalar sampai bahu.
Nyeri (tekan) kepala bilateral / holocranial yg
berulang spt ada benda yg berat di kepala,
memburuk pada sore hari
Durasi sakit 30 menit bbrp hari
Tanpa disertai kelemahan ataupun gejala
Essential of Diagnosis for
LANGE

TTH
At least 10 episodes occuring on less than 1
day per month, on average
Headache lasting from 30 minutes to 7 days
At least 2 of these
1. Bilateral location
2. Pressing or tightening (nonpulsating)
quality
3. Mild to moderate intensity
4. Not aggravated by routine physical
activity
. Absence of nausea of vomiting
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan, ditemukan ketegangan dan
spasme otot paracervikal sangat khas pd
nyeri kepala tension
Tata laksana :
Umumnya tidak responsif thd analgesik maupun
OAINS sederahana mperburuk medication
misuse headache.
Hindari senyawa yg mengandung caffein dan
barbiturat
Terapi psikogenik trisiklik (amitriptilin, dotiepin)
3-6 bulan
Fisioterapi latihan relaksasi atau psikoterapi
Penatalaksanaan TTH
meningkatkan latihan, dan peregangan otot leher
dan punggung.
Analgesik ibuprofen, atau asetaminofen dapat
mengurangi rasa sakit jika teknik relaksasi tidak
bekerja
Tizanidine
Inhibitor serotonin-Reuptake Selektif (SSRI)
seperti paroxetine (Paxil) atau citalopram (Celexa)
diminum setiap hari untuk membantu mencegah
atau mengurangi jumlah sakit kepala
antidepresan trisiklik seperti amitriptyline ,
nortriptilin, atau doxepin untuk membantu
mencegah atau mengurangi jumlah sakit kepala
Botox (toksin botulinum) type A injections to the
Terapi nonfarmakologi
Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu
sedikitnya 20-30 menit
Perubahan posisi tidur
Pernapasan dgn diafragma / metode relaksasi otot
lain
Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah:
Pencahayaan yg tepat untuk membaca, bekerja,
mengguanakan komputer atau saat menonton TV
Hindari eksposur terus menerus pd suara keras
dan bising
Hindari suhu rendah pd saat tidur di malam hari
Prognosis
Sakit kepala ini biasanya merespon
dengan baik untuk pengobatan tanpa
efek sisa.
Meskipun mereka tidak secara medis
berbahaya, sakit kepala ketegangan
kronis dapat berdampak negatif pada
kualitas hidup dan produktivitas
kerja.
Komplikasi
Rebound headaches (sakit kepala
yang terus datang kembali - mungkin
terjadi dari terlalu sering
menggunakan obat penghilang rasa
sakit. )
NEURALGIA TRIGEMINAL
Definisi
Neuralgia Trigeminal (tic douloureux) merupakan
kelainan fungsi dari saraf trigeminal (saraf kranial
V), yang membawa sensasi dari wajah ke otak.

Kelainan fungsi saraf trigeminal menyebabkan


serangan nyeri tajam yang hebat selama beberapa
detik sampai beberapa menit.

Neuralgia trigeminal terjadi pada dewasa, tetapi


lebih sering ditemukan pada usia lanjut.
Tanda dan gejala
Classic trigeminal neuralgia :
A. Serangan paroksimal yg
berlangsung beberapa detik sampai 2
menit yg mempengaruhi satu atau
beberapa sarah trigeminus.
B. Rasa nyeri memiliki karakteristik :
Intens, tajam, dangkal, atau menusuk
Disebabkan oleh pemicu
C. Serangan berbeda pada setiap orang
D. Tidak ada defisit neurologis
E. Tidak ada hubungan dengan
Gejala
Nyeri bisa terjadi secara spontan, tetapi lebih sering
timbul karena tersentuhnya titik tertentu (titik
pemicu) atau karena aktivitas tertentu (misalnya
menggosok gigi atau mengunyah).
Serangan ulang dari nyeri yang luar biasa bisa
dirasakan di setiap bagian pada wajah bagian
bawah.
Nyeri paling sering dirasakan di pipi dekat hidung
atau di daerah rahang.
Nyeri bisa terjadi sampai 100 kali/hari dan yerinya
dapat melumpuhkan
Trigeminal Neuralgia
Bersifat idiopatik dan simtomatik.
Idiopatik (terdapat kompresi radiks
sensorik trigeminus)
Simtomatik (tumor, inflamasi)
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
nyerinya yang khas.
Juga dilakukan pemeriksaan untuk
menemukan penyebab lain dari nyeri
di wajah (misalnya kelainan pada
rahang, gigi atau sinus, atau
penekanan saraf trigeminal oleh
tumor atau suatu aneurisma).
Pemeriksaan
Adanya tanda neurologis abnormal meningkat
karena adanya penyebab seperti tumor dapat
dideteksi dengan MRI.
VERTIGO
PAROXIMAL HEMICRANIAL
LANGE

Chronic Paroxysmal Hemicrania


At least 20 attacks
Attacks of severe unilateral orbital, supraorbital,
or temporal pain lasting 2-30 minutes
During headache at least one of these
1. Ipsilateral conjunctival injection, lacrimation, or
both
2. Ipsilateral nasal congestion, rhinorrhea, or both
3. Ipsilateral eyelid edema
4. Ipsilateral forehead and facial sweating
5. Ipsilateral miosis, ptosis or both
. Attack frequency of about five per day for more
than half of the time, although periods with lower
frequency can occur
LANGE

Chronic Paroxysmal Hemicrania


Most -> female
Attacks -> short-lived, frequent, respon
dramatically to medicine
Indomethacin -> usually 75-150 mg daily
(in divided dose)
A first attack at any age
Positive family history are not seen
Attacks may undergo spontaneous
remission or may persist lifelong
SAKIT KEPALA SEKUNDER
Subarachnoid Hemorrhage
Nyeri kepala hebat yang tiba-tiba ( bisa disertai mual
dan muntah)
Nyeri leher atau kaku kuduk serta punggung
Tanda iritasi meningeal (Brudzinski dan Kernig) 6-
24jam setelah onset serangan
Fotofobia
Hipertensi
Pusing
Vertigo atau lemas
Gangguan ingatan
Sindrom Korsakoff
ANAMNESA
Subarachnoid Hemorrhage
Usia penderita
Jenis kelamin
Keadaan umum sebelum sakit dan
saat terakhir
Status KV dan sistem respirasi
Saat onzet perdarahan
Ukuran dan lokasi perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Subarachnoid Hemorrhage
Punksi lumbal
Eritrosit > 100/mm3 Bukti radiologis TIK meninggi :
Sisterna basalis terdesak atau
Indikasi menghilang
Dicurigai perdarahan Sulkus kortikal mendatar
subarakhnoid tapi Pergeseran garis tengah
pemeriksaan CT scan otak Hidrosefalus
tidak ada Hematom subdural/
Pemeriksaan CT scan otak intraserebral
negatif atau meragukan, tapi Pemeriksaan CT scan
klinis dan riwayat sebelumnya otak
mencurigakan Mengidentifikasi adanya
Kontraindikasi perdarahan
Mengetahui ekstensinya ke
Tekanan intrakranial meninggi
otak
SISTEM GRADASI KLINIS
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
(HUNT
Grade 1
AND HESS)
Asimtomatik Grade 4
Nyeri kepala minimal
Stupor
Kaku kuduk ringan
Hemiparesis moderat
Grade 2 sampai berat
Nyeri kepala moderet sampai
Permulaan deserebrasi
berat
Kaku kuduk
Gangguan vegetatif
Defisit neurologis tidak ada Grade 5
(selain parese saraf otak)
Koma berat
Grade 3
deserebrasi
Kesadaran menurun (drowiness)
Defisit neurologis fokal
KOMPLIKASI
Subarachnoid Hemorrhage
Hari 0-3
Edema dan pergeseran otak
Perdarahan ulangan
Hari > 15
Hidrosefalus akut Hidrosefalus kronis
Aritmia jantung
Pneumonia,emboli
Gangguan rspirasi
paru
Hari 4-14
Vasopasme serebri Perdarahan ulangan
Perdarahan ulangan Vasospasme serebri
Hipovolemia
Hiponatremia
Gangguan cairan
Hidrosefalus subakut dan elektrolit
pneumononia
PENGOBATAN
Subarachnoid Hemorrhage
Antikonvulsan
Sedatif Tranquilizer Fenitoin (dilantin)
Fenobarbitol Karbamazepin
Fenobarbital (luminal)
Diazepam
Pencahar
Antiemetik Diotil Na
Sulfosuksinat
Dimehidrat
Psilium hidrofilik musiloid

Analgetika Antasida
Magnesium aluminium hidroksida
Codein fosfat
Simetidin
Meperidin HCL Ranitidin
Morfin
Fentanil (sublimaze)
PENGOBATAN
Subarachnoid Hemorrhage
Diuretik / Antiedema
Furosemid (lasix)
Antidiuretik
Mannitol
Vasopresin (Pitresin)
Steroid
Deksametason Obat hipotensif
(Oradexon,Kalmethaso intrakranial
ne)
Tiopental (pentotal)
Antifibrinolitik
Epsilon amino
kaproat (Amicar)
Asam tranek-samik
Idiopathic Intracranial Hypertension

Biasanya sering terjadi pada wanita


yg obesitas
Tdpt gejala dan tanda peningkatan
tek intrakranial tanpa adanya lesi
masa yg diidentifikasi dng CT scan
atau MRI
Patfis belum dimengerti tp mungkin
krn g3 absorpsi cairan CSF
Etiologi dan patfis
Idiopathic Intracranial Hypertension
Masih di perdebatkan sampai
sekarang

Ada 2 sugesti: kelainan resorpsi CSF


krn ada kerusakan di arachnoid;
kelainan CSF drainage
Patofisiologi
Idiophatic intracranial
hipertension
Peningkatan tekanan antara sub
arachnoid yg dpt menyebabkan sakit
kepala yg memp karakteristik
semakin sakit apabila terlentang

Lebih sakit di pagi hari, sering diikuti


dgn tinitus dan penglihatan yg
kabur/blur
GEJALA
Idiopathic Intracranial Hypertension
nyeri kepala pd pagi hari, muntah dan kdg
ada g3 visual-khas nya diplopia dan
pandangan visual menjadi kabur
( hilangnya penglihatan bilateral yg tiba2
dan sementara pd perubahan postur)
gejala tinitus
Papil edema
Kelumpuhan saraf VI secara unilateral /
bilateral
Biasanya di dahului oleh pseudotumor
cerebri wanita yg overweight dan yg
Pemeriksaan fisik
Idiopathic Intracranial Hypertension
Papil edema bilateral
Palsi nervus ke 6 unilateral dan
bilateral dan memperlihatkan tanda
lokasi yg salah dari peningkatan
tekanan intrakranial
Iritasi meningeal

Meningismus : iritasi meningen akibat proses


inflamasi atau perdarahan sakit kepala hebat pada
oksipital maupun global disertai muntah, diekserbasi
cahaya terang (fotofobia) dan kaku kuduk.
Pd perdarahan subarachnoid nyeri sangat tiba-tiba
dan hebat pasien kehilangan kesadaran
Pd meningitis bakterial onset nyeri kepala akut,
biasanya tjd pburukan dalam hitungan menit
ataupun jam
Kaku kuduk diperiksa dgn melakukan fleksi leher
pasien scr pasif dan menilai tahanan pasien, dapat
dinilai juga dengan tanda Kernig.
Artritis sel raksasa
Menyerang pasien usia >50th
Tdapat perubahan granulomatosa akibat peradangan pd cabang-
cabang arteri karotis eksterna tu cabang temporalis superfisialis
dan yg menuju nervus optikus akibat penyempitan p.d yg
toklusi dgn trombus
Pasien umumnya mengeluh nyeri kepala tu daerah pelipis disertai
nyeri tekan (pd saat menyisir rambut, mengunyah) arteri
temporalis bengkak & tidak pulsatil
Hilangnya penglihatan sementara pd salah satu mata (amaurosis
fugax)
Gejala konstitusionil (demam, keringat malam hari, nyeri bahu,
gelang panggul, malaise, anoreksia, penurunan BB)
PP :
LED MENINGKAT > 100mm/ jam
Anemia mormositik normokrom
Biopsi arteri temporalis
Tes fungsi hati abnormal tu pningkatan fosfatase alkali
Tata laksana
Atasi artritis dgn hidrokortison IV tu stlh pemeriksaan LED, sblm biopsi
Komplikasi : Iskemik optic neuropathy
Low pressure Headache
Tekanan yg rendah + subarachnoid space / CSF
penyebab utama
Karakteristik:
Bertambah buruk saat posisi upright
Bisa berdenyut, dan biasanya bilateral
Biasanya iatrogenik, muncul sbg akibat dari pungsi
lumbal
Tekanan yg rendah akibat dari CSF yg rendah
Bisa juga timbul spontan akibat kantong CSF
ataukista di sekitar serabut saraf
Tata laksana :
recumbency
Pergantian cairan
Caffein
Epidural blood patch

Anda mungkin juga menyukai