Pembimbing:
dr. Andre Steven Tjahja, Sp.KFR
Oleh:
Cindy Yunita
Widya Firdhani Permata Sarry Putry
Linggar Budi Utami
KEPANITERAAN KLINIK MADYA
LABORATORIUM ILMU REHABMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR
TAHUN 2017
Identitas Pasien
Nama : Nn. C
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gaprang RT. 01 RW. 06,
Kanigoro
Status : Belum menikah
Tanggal Periksa : 30 Maret 2017
No. RM : 646895
--Keluhan Utama--
Wajah merot kekiri.
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien belum memperoleh
pengobatan. Pasien merasakan keluhan
makin memberat maka pasien datang Poli
Saraf RSD Mardi Waluyo Blitar. Pasien oleh
dokter spesialis saraf pasien dikonsulkan ke
dokter spesialis rehabilitasi medik untuk
fisioterapi.
Vital Sign
Tekanan darah :120/90 mmHg
Nadi : 84 x/ menit, isi dan
tegangan cukup, irama teratur
Respirasi : 22 x/menit, irama
teratur, tipe thoracoabdominal
Suhu : 36,5 0C per aksiler
-
Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider
naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-).
Kepala
Bentuk normocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam,
tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, kerutan dahi (+/-).
Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan
tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/3mm), oedem palpebra (-/-),
sekret (-/-), menutup mata ( rapat / tidak menutup rapat ).
Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),lidah simetris, lidah tremor (-),
stomatitis (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-), lipatan nasolabial
(+/-), meringis ( terangkat / tertinggal), menjulurkan lidah ( lidah
tertarik ke kanan).
Leher
Simetris, trakea di tengah, limfonodi tidak membesar, nyeri tekan (-),
benjolan (-), kaku (-).
Thorax :
Paru :dbn
Jantung :dbn
Abdomen : dbn
Ekstermitas : dbn
Sensoris N.VII
100% 70%
100% 70%
Meatus akustikus + + + + +
internus-ganglion Hiperakusis
genikulatum
Ganglion + + + + -
genikulatum-N. Hiperakusis
Stapedius
N.stapedius- + + + + -
chorda tympani
Chorda tympani + + - + -
Infra chorda + - - - -
tympani-sekitar
foramen
stilomastoideus
KOMPLIKASI
Kontraktur
Sinkenesis (assosiated movement)
Spasme spontan pada otot wajah
Gejala sisa yang ditimbulkan paska
serangan Bells Palsy yaitu sindroma air
mata buaya (crocodile tears syndrome).
TERAPI
Tujuan pengobatan adalah untuk
mempercepat penyembuhan,
mencegah kelumpuhan komplit dan
menurunkan insidens gejala sisa.
1. Istirahat terutama pada keadaan
akut
2. Perawatan mata
3. Medikamentosa
4. Fisioterapi
problematik fisioterapi
Impairment
Keterbatasan fisik (impairment) yang dijumpai
pada pasien dengan kondisi Bells Palsy ini adalah:
(1) Adanya penurunan kekuatan otot-otot wajah sisi
sakit
(2) Potensial terjadinya atrofi pada otot wajah sisi
sakit
(3) Potensial terjadinya spasme otot pada sisi wajah
sehat
(4) Potensial terjadinya kontraktur otot wajah sisi
sehat.
Contd
Fungsional limitation
Adanya keterbatasan fungsi
seperti mata tidak bisa
menutup rapat, berkumur dan
minum mengalami kebocoran,
makanan cenderung
mengumpul disisi (sakit) saat
mengunyah.
Modalitas yang dipilih untuk mengurangi problematika
fisioterapi pada kasus Bells Palsy adalah sebagai
berikut :
Infra Faradik
Red sasi
Mirror
Massag
exercis
e
e
Infrared
Penyinaran sinar infra merah diusahakan tegak
lurus dengan daerah yang diobati dengan jarak
lampu antara 45 60 cm. Lama waktu penyinaran
antara 10 30 menit / disesuaikan dengan kondisi
penyakitnya.
Efek terapeutik
(1) mengurangi atau menghilangkan nyeri,
(2) rileksasi otot,
(3) meningkatkan suplai darah dan,
(4) menghilangkan sisa-sisa hasil metabolisme.
Electrical Stimulation dengan
Arus Faradik
Efek terapeutik
(1) Fasilitasi kontraksi otot
(2) Menstimulasi kembali kerja otot
(3) Melatih otot-otot yang paralysis
(4) Penguatan dan hypertrofi otot-otot
(5) Memperbaiki aliran darah dan lymfe
(6) Mencegah dan melepaskan perlengketan
jaringan
MASSAGE
barely Motion :
noticeable) Forehead : moderate to good function
Eye : complete closure with minimum
effort
Mouth : slight asymmetry
House-Brackmann III
Gross : obvious but not disfiguring
III difference between two sides; noticeable
Moderate but not severe synkinesis, contracture,
dysfunction/ and/or hemifacial spasm
At rest : normal symmetry and tone
obvious
difference Motion :
Forehead : slight to moderate movement
Eye : complete closure with effort
Mouth : slightly weak with maximum effort
House-Brackmann IV
Gross : obvious weakness and/or
disfiguring asymmetry
IV At rest : normal symmetry and tone
Moderately Motion :
severe
Forehead : none
dysfunction
Eye : incomplete closure
Mouth : asymmetric with maximum effort
House-Brackmann V
Gross : only barely perceptible motion
At rest : asymmetry
V
Motion :
Severe Forehead : none
dysfunction
Eye : incomplete closure
Mouth : slight movement
House-Brackmann VI
VI
Total No movement
paralysis
Bagaimana cara mengevaluasi kemajuan
motorik dari fisioterapi Bells Palsy?
Contd
Skala Ugo Fisch untuk mengevaluasi
kemajuan motorik penderita Bells palsy:
Posisi Nilai Persentase (%) Skor
0, 30, 70, 100
Istirahat 20
Mengerutkan dahi 10
Menutup mata 30
Tersenyum 30
Bersiul 10
Total
Penilaian persentase :
0 %: asimetris komplit, tidak ada gerakan volunter
30 % : simetris, poor/jelek, kesembuhan yang ada lebih
dekat ke asimetris komplit dari pada simetris normal.
70 % : simetris, fair/cukup, kesembuhan parsial yang
cenderung ke arah normal
100% : simetris, normal/komplit