Delirium
Demensia
Onset akut
Onset tidak jelas
Perjalanan klinis akut
Perjalanan klinis perlahan
Biasanya reversible
Biasanya irreversible
Disorientasi terjadi pada Iase awal
penyakit
Disorientasi terjadi pada Iase lanjut
Fluktuasi dari jam ke jam
Fluktuasi ringan dari hari ke hari
Perubahan Iisiologis yang nyata
Perubahan Iisiologis tidak terlalu
nyata
Tingkat kesadaran yang berIluktuasi
Kesadaran berkabut tahap akhir
Rentang waktu atensi pendek Rentang waktu atensi normal
PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAN
Penderita hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia harus diberikan
pengobatan secara optimal dan dianjurkan untuk berhenti merokok serta
membatasi asupan alkohol. Mereka juga dianjurkan mengubah pola hidupnya
menjadi gaya hidup yang sehat. Faktor risiko non-aterogenik seperti atrium
Demensia Jaskular Ri:ki nurdiansyah( 406102016)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kudus
11
Iibrilasi dan stenosis arteri carotis dapat diperbaiki. Pada stenosis yang berat (~
70) dapat dilakukan carotid endarterectomy.
WarIarin sangat bermanIaat untuk menurunkan risiko pada penderita
stroke dengan atrium Iibrilasi dibandingkan pemberian aspirin. Mereka yang
mengalami TIA atau stroke non-hemoragik dapat diberikan anti platelet untuk
menurunkan risiko. Dosis aspirin yang dianjurkan berkisar antara 75 mg sampai
325 mg. Mereka yang tidak berhasil dengan pemberian aspirin dapat diberikan
obat anti platelet lainnya seperti ticlopidine.
10
PENGOBATAN
Terapi untuk DVa ditujukan kepada penyebabnya, mengendalikan Iaktor
risiko (pencegahan sekunder) serta terapi untuk gejala neuropsikiatrik dengan
memperhatikan interaksi obat. Selain itu diperlukan terapi multimodalitas sesuai
gangguan kognitiI dan gejala perilakunya.
1
Banyak obat sudah diteliti untuk
mengobati DVa, tetapi belum banyak yang berhasil dan tidak satupun obat dapat
direkomendasikan secara postiI. Vasodilator seperti hidergine mempunyai eIek
yang postiI dan pemberian secara oral active haemorheological agent seperti
pentoxiylline mampu memperbaik Iungsi kognitiI penderita. Pemberian
asetilkolinesterase inhibitor seperti donepezil, rivastigmine and galantiamin
mampu memperbaiki Iungsi kognitiI penderita.
1
Akhir-akhir ini sedang diteliti
memantine untuk pengobatan DVa. EIektiIitas dari memantine terhadap DVa
diteliti menggunakan rancangan randomised, double-blind, placebo controlled
yang mengikut sertakan 321 penderita di Perancis dan 579 penderita di Inggris.
asil penelitian menunjukkan perbaikan Iungsi kognitiI yang bermakna pada
kelompok yang diberikan memantine. Penelitian di Inggris yang meliputi 54 pusat
studi melakukan penelitian untuk menilai eIektiIitas dan keamanan dari
memantine terhadap penderita DVa ringan dan sedang. Rancangan penelitian
double-blind, parallel, randomized menggunakan control mengikut sertakan 579
penderita. Dosis memantine sebesar 20 mg diberikan setiap hari selama 28
minggu. asil penelitian menunjukkan penderita yang diberikan memantine
menunjukkan perbaikan Iungsi kognitiI. EIek samping yang ditemukan adalah
Demensia Jaskular Ri:ki nurdiansyah( 406102016)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kudus
12
pusing dan menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua
kelompok pelakuan. Ternyata memantine aman dan dapat diterima oleh
penderita.
10
Demensia Jaskular Ri:ki nurdiansyah( 406102016)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kudus
13
BAB III
KESIMPULAN
Demensia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi
pada lanjut usia. Di negara-negara Barat, demensia vaskular menduduki urutan
kedua terbanyak setelah penyakit Alzheimer tetapi di beberapa negara Asia,
demensia vaskular merupakan tipe demensia yang terbanyak. Semua demensia
yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah serebral dapat disebut sebagai
demensia vaskular. Saat ini istilah demensia vaskular digunakan untuk sindrom
demensia yang terjadi sebagai konsekuensi dari lesi hipoksia, iskemia, atau
pendarahan otak. Demensia vaskular dapat terjadi dengan mekanisme bermacam-
macam seperti inIark multipel lakunar, inIark tunggal di daerah strategis, sindrom
Binswanger, angiopati amiloid serebral, hipoperIusi, dan mekanisme lain
termasuk kelainan pembuluh darah inIlamasi maupun non inIlamasi. Gambaran
klinik demensia vaskular menunjukkan kombinasi dari gejala Iokal neurologik,
gangguang Iungsi luhur dan gejala neuropsikiatri. Demensia vaskular merupakan
bentuk demensia yang dapat dicegah.
Demensia Jaskular Ri:ki nurdiansyah( 406102016)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universtitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kudus
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Leys D, Parnetti L, Pasquier F. Vascular Dementia. Current review oI
cerebrovascular disease. 3th ed. Philadelphia; 1999.
2. Lumbantobing SM. Neurogeriatri. Balai Penerbit FKUI; Jakarta; 2001.
3. www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/demensia.pdI.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gangguan mental organic,
termasuk gangguan mental simtomatik. Pedoman penggolongan dan
diagnosis gangguan jiwa di Indonesia III. Depkes RI. 1993; 53-67.
5. Erkijunti T. Vascular dementia. New oxIord textbook oI psychiatry.
OxIord University Press. 2003; 59.
6. Roman GC, TatemichiTK, Erkinjuntti T. Vascular dementia:diagnostic
criteria Ior research studies. Neurology 1993; 43: 250-60.
7. Forrete F, Rigaud AS, Morin M, Gissebrecht M, Bert P. Assesing vascular
dementia. Neth J Med 1995; 47 : 185-94.
8. Sachdev PS, Brodaty , Looi JCL. Vascular dementia : diagnosis,
management and possible prevention. Med J Aust 1999; 170: 81-5.
9. Setiabudhi T. Psikogeriatri buku kumpulan makalah geriatri, Sasana
Tresna Werdha Ria Pembangunan. 1999; 307-317.
10.Wilcock G, Mobius J, StoIIler A. A double-blind placebo-controlled
multicentre study oI memantine in mild and moderate vascular dementia.
Int Clin Psychopharmacol 2002; 17: 297-305.