Anda di halaman 1dari 15

KONSEP ANTHROFOLOGI

SOSIAL

RIDA ARYANI
1C
PENGERTIAN
ANTHROFOLOGI
Definisi Antropologi Sosial.
Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu
sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat
suatu etnis tertentu. sebuah ilmu yang mempelajari
manusia dari segi keanekaragaman fisik
serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi,
nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia
yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam
kehidupan manusia. Yang menghadirkan orang lain
baik secara nyata maupun imajiner dalam etnis
kebudayaan tertentu.
Kata antropologi sendiri merupakan kombinasi dari dua
kata yang diambil dari bahasa Yunani yaitu anthropos yang
berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Dari definisi
secara harfiah inilah kita bisa menyimpulkan bahwa
antropologi adalah studi ilmu yang membahas tentang
manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta
kebudayaannya baik itu tradisi, cara berperilaku, dan nilai
moral. Antropologi sendiri sangat erat kaitannya dengan
sosiologi, karna sosiologi sendiri juga membahas tentang
manusia sebagai mahluk sosial serta interaksinya dengan
yang lain.
TEORI TEORI ANTHROFOLOGI
Teori Evolusi Deterministrik
Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh
pertama dalam antropologi, ialah Edward Burnet Tylor
(1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889).
Teori Difusi
Perkembangan sejarah unsur-unsur kebudayaan
manusia di awali oleh seorang sarjana bernama F.
Ratzel (1844-1904). Dia adalah seorang sarjana Ilmu
hayat merangkap ilmu bumi, yang memberiakn suatu
anggapan bahwa Kebudayaan manusia itu pangkalnya
satu, dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada
waktu makhluk manusia baru saja muncul di dunia ini.
Teori Fungsionalisme
Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-
1942) yang selama Perang Dunia II mengisolir diri bersama
penduduk asli pulau Trobrian untuk mempelajari cara hidup
mereka dengan jalan melakukan observasi berperanserta
(participant observation).
Ada dua hal yang paling menonjol yang diutarakan oleh
Grabb mengenai fungsionalis:
1. Pengamat berkeyakinan bahwa jika struktural
fungsionalis menguraikan tugas-tugas masyarakat
sebagai fungsi, maka mereka sebenarnya
mempromosikan pandangan bahwa struktur-struktur
dan institusi-institusi dari masyarakat yang ada adalah
baik dan ideal yang berfungsi dengan baik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Gagasan fungsi berkenaan dengan bagaimana kita
memutuskan, andai kata sesuatu berfungsi atau tidak
berfungsi struktur atau institusi atas dasar apakah struktur
atau institusi tersebut memenuhi kebutuhan masyarakat
secara keseluruhan.
Teori Strukturalisme
Teori Strukturalisme adalah strategi penelitian untuk
mengungkapkan struktur pikiran manusia, yakni struktur dari
poses pikiran manusia yang oleh kaum strukturalis dipandang
sama secara lintas budaya.strukturalisme adalah fenomena
sosial yang secara internal dihubungkan dan diatur sesuai
dengan beberapa pola yang tidak disadari. Strukturalisme
adalah metodologi yang menekankan struktur daripada
substansi dan hubungan daripada hal.
Teori AntropologiKognitif
Bidang antropologi kognitif berfokus pada studi tentang
hubungan antara budaya manusia dan pikiran manusia.
Antropolog kognitif mempelajari bagaimana orang
memahami dan mengatur material objek, peristiwa, dan
pengalaman yang membentuk dunia mereka sebagai orang
yang mereka belajar memahaminya.
Perkembangan Anthrofologi di Indonesia

Perkembangan antropologi Indonesia dimulai dengan


penelitian adat-istiadat, sistem kepercayaan, struktur sosial dan
kesenian dari suku-suku yang tersebar di seluruh wilayah
nusantara sejak zaman penjajahan Belanda. Tulisan-tulisan
tersebut digunakan sebagai landasan kebijaksanaan
pemerintah Kolonial. Pada awal tahun 1800an negara-negara
Eropa Barat melakukkan kolonialisasi atas negaranegara
Afrika, Asia dan Amerika hal ini dikarenakan tujuan untuk 3 G
(Gospel, Glory, Gold) dan yang paling penting adalah mencari
sumber-sumber daya alam baru khususnya rempah-rempah
yang sangat dibutuhkan masyarakat eropa pada saat itu.
Penelitian dan pengamatan antropologi di Indonesia telah
ada sejak masa penjajahan atau era kolonialisme.
Pada abad ke 19, T.J. Willer, pegawai pemerintahan dari
Belanda menulis tentang masyarakat di Sumatera Utara, Riau,
Kalimantan Barat dan Maluku. Pada waktu Bengkulu dijajah
Inggris, kepala pemerintahannya, W. Marsden (1783), menulis
tentang suku yang ada di Indonesia, yaitu Minang Kabau,
Rejang dan Lampung. Selain itu C. Snouck Hurgronje,
seorang ilmuan berkebangsaan Belanda yang memberikan
gambaran tentang Aceh. Dia meneliti tentang kehidupan
masyarakat Aceh.
Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan rahasia
semangat juang masyarakat Aceh. Snouck sejak 1889 meneliti
pranata islam di masyarakat pribumi aceh. Ia mempelajari
politik kolonial untuk memenangi pertempuran belanda di
aceh. Perkembangan antropologi, baik di barat maupun di
Indonesia saling berkaitan erat terhadap sejarah kolonialisme,
dapat dilihat dari tulisan-tulisan yang mereka buat.
Keterkaitan antropologi di Indonesia dengan ideologi
nasionalisme dan perjalanan kapitalisme global berpengaruh
besar terhadap teori sosial yang berkembang di antara para
ilmuan lokal. Konservatisme teori juga diwarisi oleh rezim
penjajahan. Sampai sekarang antropologi di Indonesia masih
dipengaruhi oleh pemikiran kuno Belanda yang berusaha
mencari struktur sosial dasar di mana semua masyarakat
Indonesia dibayangkan mempunyai persamaan dalil
regularitas padahal begitu banyak permasalahan-permasalahan
yang ada di Indonesia dan harus mencari solusi akan
permasalahan tersebut. Melalui tangan Koentjaraningrat, salah
seorang pendekar ilmu kebudayaan Indonesia, antropologi
Indonesia menjadi alat penting untuk nasionalisme.
Dengan demikian antropologi di Indonesia memiliki peran
sebagai konseptual dan teoretikal mampu untuk melakukan
penelitian dan analisis atas gejala-gejala yang menjadi ciri-ciri
dari masyarakat majemuk yang telah selama ini. Selain itu
kajian-kajian etnografi sangat dibutuhkan dalam
perkembangan antropologi dewasa ini dan harus disesuaikan
dengan upaya pembangunan masyarakat Indonesia menuju
masyarakat yang multikultural.
Dengan begitu antropologi Indonesia mempunyai ciri khas
yang berbeda dengan lainnya. Kajian-kajian yang bersifat
kedalam. Maksudnya adalah terfokus pada mengenali diri
sendiri yakni masyarakat Indonesia yang sangat majemuk.
Banyaknya permasalahan-permasalahan yang ada di dalam
masyarakat Indonesia yang majamuk seperti multikuturalisme,
kemiskinan struktural, korupsi tanpa henti, konflik-konflik
kepentingan golongan, kesenjangan sosial ekonomi,
ketidakpastian pelaksanaan hukum, dan jurang generasi.
Belum lagi fenomena global seperti liberalisasi ekonomi,
seperti pada krisis ekonomi global yang melanda dunia dan
berdampak kepada Indonesia sendiri memudarnya ideologi
serta meningkatnya komunikasi lintas-batas negara serta
budaya inilah justru menjadi kajian penting antropologi
Indonesia. hal ini dimaksudkan sebagai usaha mencari solusi
dari permasalahan tersebut dan sebagai dedikasi ilmu
antropologi Indonesia dalam mendukung pembangunan yang
bersifat nasional.
Berbeda dengan antropologi luar Indonesia yang lebih
keluar. Negara dunia ketiga menjadi subjek penelitian seiring
perkembangan ilmu antropologi itu sendiri yang awal mulanya
sebagi ilmu yang digunakan untuk melihat masyarakat-
masyarakat di luar barat yang dianggap masyarakat
primitive.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai