KARSINOMA REKTUM
Pembimbing:
dr. M. Iqbal Rivai, Sp. B, KBD 1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
KANKER REKTUM
3
Pembedah Kemoterap
Anamnesis
an i adjuvant
Pemeriksa
Pemeriksa
an non
an fisik
invasif
Colok Pemriksaa
dubur n invasif
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
ANATOMI
6
KARSINOMA REKTUM
Merupakan tumor ganas pada
rektum.
Jenis terbanyak adalah
Adenokarsinoma.
Umumnya dimulai dari polip
adenoma (FAP) yang kemudian
berubah menjadi kanker.
Dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau pembuluh limfe.
7
ETIOLOGI dan FAKTOR
RESIKO
Diet
Diet rendah serat
Diet tinggi lemak
Predisposisi Genetik
- Lynch Syndrome II / Cancer Family Syndrom
(CFS)
- Lynch Syndrome I / Hereditary site-specific
colon cancer (HSSCC)
Mutasi Genetik
- Delesi tumor supresor gen (p53) 8
ETIOLOGI dan FAKTOR
RESIKO
Lesi Premaligna
- Adenoma polip
- Familial adenomatous poliposis (FAP)
dengan sindroma ekstrakolon lain seperti
Sindroma Gardners (kista sebasea, kista
dermoid, osteom amandibula dan kranium) dan
Sindroma Turcots (medulloblastoma atau
glioma).
- Chronic ulcerative colitis (CUC)
Kejadian menjadi kanker kolorektal sebesar 10%
dalam 20 tahun. Bentuk lesi prakanker berupa
displasia.
- Crohns disease 9
PATOGENESIS
10
Penyebaran lokal
Lebih sering muncul sifkumferensial daripada
longitudinal. Invasi jaringan otot, mesorektum
sekitar. Bagian anterior ke prostat, vesikula
seminalis dan buli-buli. Bagian posterior ke
sakrum dan pleksus sakralis.
Penyebaran limfatik
Pada KGB regional : KGB presakral, KGB iliaka
interna, KGB iliaka eksterna, KBG inguinalis.
Penyebaran hematogen
Organ tersering : hepar dan paru.
11
GEJALA KLINIS
Aspek klinis Proktitis
Nyeri Tenesmus
Dispepsi Jarang
Memburuknya Lambat
keadaan umum
Anemia Lambat
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Darah lengkap
Faal hepar
Tumor marker
Radiologi
CT scan abdomen
MRI
Rontgen thorax
Endoskopi
Sigmoidoskopi + biopsi
Patologi Anatomi
USG Endorektal
13
Stadium Klinis
Klasifikasi
* TNM
* Menurut kriteria Dukes :
16
Diagnosa Banding
Polip rekti
Proktitis
Haemorrhoid
Karsinoma anus
17
PENATALAKSANAAN
Pembedahan:
Tujuan memperlancar saluran
cerna, baik bersifat kuratif maupun
nonkuratif
Bedah kuratif dilakukan bila tidak
ditemukan gejala penyebaran lokal
maupun jauh.
18
Procedure
Miles Procedure
19
Hartmann Procedure
20
Kemoterapi
mengurangi kemungkinan
metastasis, mengecilkan ukuran
tumor, atau memperlambat
pertumbuhan tumor
Biasanya diberikan setelah
pembedahan (adjuvant) untuk
kanker rektum.
21
Pemilihan terapi tergantung dari stadium
Stadium Terapi
22
PROGNOSIS
Dipengaruhi oleh:
Lokasi tumor
Jenis histopatologi tumor
Adanya metastasis
23
BAB 3
LAPORAN KASUS
24
Tn. RS, Perempuan, 28 tahun
25
Sejak satu Penurunan
minggu berat badan
yang lalu Mual (-), sekitar 10 kg
pasien muntah (-). dalam 3
tidak ada bulan
BAB, flatus terakhir.
(+).
Pasien mengaku mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi
sayur-sayuran sebelumnya.
26
STATUS PRESENS
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kadaan : Composmentis
Keadaan gizi : sedang
Vital sign
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 100 x/ menit
Frekuensi nafas : 23 x/ menit
Suhu : 36,7 C
27
STATUS GENERALISATA
Kepala : Tidak ditemukan kelainan
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Kulit : Normal
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Mulut : Tidak ditemukan kelainan
Leher : Tidak ditemukan kelainan
Thorax
Jantung : Tidak ditemukan kelainan
Paru : Tidak ditemukan kelainan
Abdomen : status lokalis
Ekstremitas : Tidak ditemukan kelainan
28
STATUS LOKALIS
Regio Abdomen
Inspeksi : Distensi (+), darm contour (-),
darm steifung (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal,
metalic sound (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas
(-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
29
STATUS LOKALIS
Regio Anal (pemeriksaan colok dubur)
Inspeksi luar : anus normal, tidak tampak
masa
Sfingter anus : menjepit
Mukosa : teraba masa sirkuler 1 cm dari
anocutaneus line, konsistensi keras, terfiksir,
nyeri tekan (+)
Ampula recti : tidak kolaps
Handschoen : feses (+), darah (+), lendir
(+)
30
DIAGNOSA KERJA
31
HASIL LABORATORIUM
Jenis pemeriksaan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB) 8,3 g% 12-14
Leukosit (WBC) 6.200 /mm3 4,5-11x103
Hematokrit 26 % 43-49%
Trombosit (PLT) 432.000 150-450.103
32
FOTO THORAKS
Kesimpulan:
Dalam batas
normal
33
FOTO POLOS ABDOMEN
Kesimpulan:
Tampak distensi
usus
34
DIAGNOSIS
35
ANJURAN PEMERIKSAAN
CT scan abdomen
Sigmoidoskopi + biopsi
USG endorektal
CEA
Faal hepar
36
TATALAKSANA
37
BAB 4
PEMBAHASAN
38
TEORI KASUS
Definisi
Kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang kolon sampai Pada pasien terjadi kanker pada rektum, dengan pemeriksaan
dubur. Sebagian besar kanker kolorektal berasal dari fisik teraba masa berjarak 1 cm dari linea anokutaneous.
adenokarsinoma.
39
TEORI KASUS
40
Teori Kasus
Gambaran Klinis
Pasien umumnya datang dengan keluhan obstruksi Pasien mengeluhkan tidak BAB selama 1 minggu,
pada saluran cerna. Keluhan nyeri juga dapat tetapi masih ada flatus. Pasien juga mengeluhkan
ditemukan akibat obstruksi yang terjadi pada saluran perutterasa nyeri. Demam, mual, dan muntah tidak
cerna. Gangguan konstipasi lebih sering dikeluhkan dijumpai. Riwayat perubahan kebiasaan BAB berupa
pada kanker kolon descendent. Keluhan BAB berdarah BAB keluar sedikit, frekuensi lebih dari 5 kali sehari,
juga sering terjadi sehingga keluhan anemia juga rasa tidak lampias, konsistensi encer, bercampur darah,
menjadi pemberat pasien. dan berlendir.
41
TEORI KASUS
Diagnosis
Sebagian pasien datang dengan keluhan perubahan defekasi Pada pemeriksaan vital sign dalam batas noramal.
(habit bowel) yaitu diare atau obstipasi, sakit perut yang tidak Pemeriksaan status generalis didapatkan dalam batas
menentu, sering hendak defekasi namun feses sedikit, normal. Pada pemeriksaan status lokalis regio
perdarahan campur lendir, bahkan kadang-kadang mirip denga abdomen tidak ada nyeri tekan abdomen, dan tidak
sindroma disentri. Anoreksia dan penurunan berat badan. teraba masa pada palpasi abdomen. Pada pemeriksan
Pada pemeriksaan fisik dapat diperhatikan status gizi pasien, colok dubur didapatkan sfingter anus menjepit, pada
anemia. Nyeri tekan pada abdomen jika terjadi perforasi. Selai mukosa anus teraba massa sirkuler bernodul terletak
itu juga didapatkan pembesaran kelenjar limfe, dan intralumen, 1 cm dari anocutaneus line, konsistensi
pembesaran hati. keras, terfiksir, nyeri tekan (+), pada handscoen
Pada RT dapat ditemukan perabaan masa mukosa rektum yang didapatkan feses, darah dan lendir. Masa sirkuler 1 cm
atau perdarahan. dari anocutal line dicurigai sebagai karsinoma rekti.
Pada pemeriksaan imaging, dapat dilakukan pemeriksaan foto Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia
abdomen, barium enema, dan colonoskopi. berat dengan Hb 8,3. Maka diagnosis kerja adalah
Foto thorax dan USG abdomen perlu dilakukan untuk menilai ileus obstruksi ec susp karsinoma rekti dengan
ada tidaknya proses metastase. anemia.
Pemeriksaan histopatologi diperlukan untuk menilai jenis dari
sel kanker yang terjadi.
42
TEORI KASUS
43
TEORI KASUS
Penatalaksanaan
Kanker dengan stadium Dukes A dan B1 dapat Tatalaksana awal yang dapat dilakukan pada pasien ini
dilakukan pembedahan radikal dan kemudian dilakukan berupa pemasangan NGT untuk fungsi dekompresi
observasi.
Pada kanker stadium Dukes B2 dan C dapat dilakukan
pembedahan radikal kemudian dilakukan observasi
dapat dilakukan dengan terapi ajuvan.
Pada kanker stadium Dukes D pembedahan merupakan
tindakan paliatif. Kemoterapi lebih dianjurkan.
44
BAB 5
KESIMPULAN
45
Pasien perempuan usia 28 tahun
didiagnosis dengan ileus obstruksi
ec. Susp kanker rektum.
46
TERIMAKASIH
47