Anda di halaman 1dari 36

OBESITAS

Dr drg Helwiah Umniyati


MPH
Epidemiologi (1)
Obesitas mulai menjadi masalah
kesehatan di seluruh dunia
WHO : obesitas sudah
merupakan suatu epidemi global
Prevalensi obesitas meningkat
dari tahun ke tahun, baik di
negara maju maupun negara
yang sedang berkembang
OBESITAS PADA ANAK
Obesitas didefinisikan sebagai
suatu kelainan atau penyakit
yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak
tubuh secara berlebihan
Epidemiologi

Di Indonesia menurut Riskesdas


tahun 2007, prevalensi nasional
gizi lebih balita 4,3% dan
prevalensi nasional balita gemuk
(BB/TB) 12,2%.
Sedangkan prevalensi nasional
anak usia sekolah BB lebih (6-14
thn) berdasarkan IMT: laki-laki
adalah 9,5% dan perempuan
adalah 6,4%.
Pengukuran antropometri dan
atau pemeriksaan laboratorik (1)

1. Pengukuran berat badan (BB) yang


dibandingkan dengan standar dan
disebut obesitas bila BB > 120% BB
standar
BB/U utk Gizi lebih Z-score >2,0

2. Pengukuran berat badan dibandingkan


tinggi badan (BB/TB). Dikatakan Gemuk
(obesitas) bila BB/TB > persentile ke 95
atau > 120% atau Z-score = + 2 SD
Pengukuran antropometri dan atau
pemeriksaan laboratorik (2)

3. Pengukuran lemak subkutan dengan


mengukur skinfold thickness (tebal
lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator
obesitas bila TLK Triceps > persentil ke
85
4. Pengukuran lemak secara laboratorik,
misalnya densitometri, hidrometri dsb.
yang tidak digunakan pada anak karena
sulit dan tidak praktis. DXA adalah
metode yang paling akurat, tetapi tidak
praktis untuk dilapangan
5. Indeks Massa Tubuh (IMT), > persentil
Perjalanan Perkembangan Obesitas
Faktor-faktor Penyebab
Obesitas
Penyebab obesitas belum
diketahui secara pasti.
Obesitas adalah suatu penyakit
multifaktorial yang diduga
sebagian besar disebabkan
oleh interaksi antara faktor
genetik dan faktor lingkungan
(aktifitas, gaya hidup, sosial
ekonomi dan nutrisional)
1. Faktor Genetik
Parental fatness merupakan faktor genetik
yang berperanan besar. Bila kedua orang tua
obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila
salah satu orang tua obesitas, kejadian
obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang
tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%
Hipotesis Barker: perubahan lingkungan nutrisi
intrauterin menyebabkan gangguan
perkembangan organ-organ tubuh terutama
kerentanan terhadap pemrograman janin yang
dikemudian hari bersama-sama dengan
pengaruh diet dan stress lingkungan
merupakan predisposisi timbulnya berbagai
penyakit di kemudian hari
Mekanisme kerentanan genetik
terhadap obesitas melalui efek
pada resting metabolic rate,
thermogenesis non exercise,
kecepatan oksidasi lipid dan
kontrol nafsu makan yang jelek.
Dengan demikian kerentanan
terhadap obesitas ditentukan
secara genetik sedang
lingkungan menentukan ekspresi
fenotipe.
2. Faktor lingkungan
a) Aktifitas fisik merupakan
komponen utama dari energy
expenditure, yaitu sekitar 20-
50% dari total energy
expenditure.
Penelitian terhadap anak
Amerika menunjukkan
menonton TV 5 jam perhari
mempunyai risiko obesitas
sebesar 5,3 kali lebih besar
dibanding nonton TV 2 jam
b) Faktor nutrisional
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam
kandungan dimana jumlah lemak tubuh
dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat
badan ibu.
Peningkatan konsumsi daging akan
meningkatkan risiko obesitas sebesar
1,46 kali. Keadaan ini disebabkan karena
makanan berlemak mempunyai energy
density lebih besar dan lebih tidak
mengenyangkan serta mempunyai efek
termogenesis yang lebih kecil
dibandingkan makanan yang banyak
mengandung protein dan karbohidrat.
Bila cadangan lemak tubuh rendah
dan asupan karbohidrat berlebihan,
maka kelebihan energi dari
karbohidrat sekitar 60-80%
disimpan dalam bentuk lemak
tubuh. Lemak mempunyai kapasitas
penyimpanan yang tidak terbatas.
Kelebihan asupan lemak tidak
diiringi peningkatan oksidasi lemak
sehingga sekitar 96% lemak akan
disimpan dalam jaringan lemak.
c. Faktor sosial ekonomi
Perubahan pengetahuan, sikap,
perilaku dan gaya hidup, pola makan,
serta peningkatan pendapatan
mempengaruhi pemilihan jenis dan
jumlah makanan yang dikonsumsi.
Adanya perubahan gaya hidup yang
menjurus pada penurunan aktifitas
fisik
Ketersediaan dan harga dari junk
food yang mudah terjangkau akan
berisiko menimbulkan obesitas.
Dampak Obesitas pada anak

1.Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler


meliputi peningkatan kadar insulin,
trigliserida, LDL-kolesterol dan tekanan
darah sistolik serta penurunan kadar
HDL- kolesterol. Risiko penyakit
Kardiovaskuler di usia dewasa pada
anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6.
2. Diabetes Mellitus tipe-2
Hampir semua anak obesitas dengan
diabetes mellitus tipe-2 mempunyai
IMT > + 3SD atau > persentile ke 99.
3. Obstruktive sleep apnea
Sering dijumpai pada anak obesitas
dengan kejadian 1/100 dengan gejala
mengorok.
Penyebabnya adalah penebalan
jaringan lemak didaerah dinding dada
dan perut yang mengganggu
pergerakan dinding dada dan
diafragma, sehingga terjadi penurunan
volume dan perubahan pola ventilasi
paru serta meningkatkan beban kerja
otot pernafasan
4. Gangguan ortopedik
Misalnya tergelincirnya epifisis kaput
femoris yang menimbulkan gejala nyeri
panggul atau lutut dan terbatasnya
gerakan panggul.
5. Pseudotumor serebri
Akibat peningkatan ringan tekanan
intrakranial. pada obesitas disebabkan
oleh gangguan jantung dan paru-2 yang
menyebabkan peningkatan kadar CO2
dan memberikan gejala sakit kepala,
papil edema, diplopia, kehilangan
lapangan pandang perifer dan iritabilitas.
OBESITAS PADA DEWASA
Saat ini 1,6 miliar orang dewasa
di seluruh dunia mengalami berat
badan berlebih (overweight) dan
sekurang-kurangnya 400juta
diantaranya mengalami obesitas.
Pada tahun 2015, diperkirakan2,3
miliar orang dewasa akan
mengalami overweight dan 700
juta diantaranya obesitas.
Secara ideal, pada tubuh seorang
perempuan terdiri dari 25 30% lemak
sementara pada laki laki 18 23%
Bila lemak tubuh melebihi 30% pada
perempuan dan 25% pada laki laki
maka orang tersebut sudah bisa
dikategorikan gemuk atau obese
lihat IMT
Gizi lebih dibagi 2 golongan yaitu:
- berat badan lebih (overweight), bila
BB 110-120% BB standar.
- obesitas, bila BB lebih dari 120% BB
standar.
Epidemiologi (1)

o Prevalensiobesitas umum scr


nasional pada penduduk > 15
tahun adalah 19,1% (8,8% BB
lebih dan 10,3% obese (IMT
27,0) ) pada laki-laki 13.9% dan
perempuan 23,8%
Prevalensi nasional obesitas
sentral (pengukuran lingkar
perut) pada pddk usia > 15 tahun
18,8%
Epidemiologi (2)

Batasan: untuk laki-laki LP


>90cm perempuan LP>80cm:
obesitas sentral
Prevalensi obesitas sentral pada
perempuan 29% dan laki-laki
7,7%
DISTRIBUSI LEMAK
Lingkar Pinggang dan
Perbandingan antara lingkar
pinggang dengan lingkar
pinggul
jumlah total lemak di dalam
tubuh
distribusi atau lokasi lemak
tersebut.
Lemak yang berada di sekitar
perut memberikan resiko
Tabel Lingkar Pinggang

PRIA WANITA
Resiko
Pengukuran Resiko Resiko
Resiko sangat
Meningk sangat
Meningkat meningka
at meningkat
t
Lingkar pinggang > 94cm > 102cm > 80cm > 88cm
Perbandingan
lingkar
0.9 1.0 0.8 0.9
pinggang/lingkar
pinggul
Bentuk Tubuh
1. Gynoid (Bentuk Peer)Lemak
disimpan di sekitar pinggul dan bokong
Tipe ini cenderung dimiliki wanita
Resiko terhadap penyakit pada tipe
gynoid umumnya kecil, kecuali resiko
terhadap penyakit arthritis dan varises
vena (varicose veins)
2. Apple Shape (Android) Biasanya
terdapat pada pria dimana lemak
tertumpuk di sekitar perut
Resiko kesehatan lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe
Gynoid, karena sel-sel lemak di
sekitar perut lebih siap
melepaskan lemaknya ke dalam
pembuluh darah dibandingkan
dengan sel-sel lemak di tempat
lain.
3. Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di
seluruh bagian badan". Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-
Gynoid (Bentuk Apple Shape
Peer) (Android)

Ovid (Bentuk Kotak


Buah)
Kegemukan Menurut Kondisi Sel

1. Tipe hiperlastik
Jumlah sel lemak lebih banyak
dibandingkan dengan kondisi normal, akan
tetapi, ukuran sel lemak tersebut masih
sesuai dengan ukuran sel yang normal
Biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan
sulit untuk diturunkan ke berat badan normal
Bila terjadi penurunan berat tubuh, sifatnya
hanya sementara dan kondisi tubuh akan
mudah kembali ke keadaan semula
2. Tipe hipertropik
Jumlah sel yang normal, tetapi
ukuran sel lebih besar dari
ukuran normal
Kegemukan ini biasa terjadi pada
dewasa dan relatif lebih mudah
menurunkan berat tubuh
dibanding tipe hiperlastik
Namun, kegemukan tipe ini
mempunyai risiko lebih mudah
terserang penyakit gula dan atau
tekanan darah tinggi
3. Tipe hiperlastik-hipertropik

Pada kegemukan tipe ini jumlah


maupun ukuran sel yang terdapat pada
tubuh seseorang melebihi ukuran
normal.
Proses kegemukan dimulai sejak masa
anak-anak dan berlangsung terus
hingga dewasa.
Paling sukar menurunkan berat tubuh.
Paling mudah terserang berbagai
penyakit degeneratif seperti penyakit
gula atau tekanan darah tinggi.
Kegemukan Menurut Tingkatan

1. Simple obesity (kegemukan


ringan)
kelebihan berat tubuh sebanyak
20% dari berat ideal dan tanpa
disertai penyakit DM, hipertensi,
dan hiperlipidemia
2. Mild obesity
kegemukan akibat kelebihan
berat tubuh antara 20-30% dari
berat ideal yang belum disertai
3. Moderat obesity,
Merupakan kegemukan akibat kelebihan berat
tubuh antara 30-60% dari berat ideal. Pada
tingkat ini penderita berisiko tinggi untuk
menderita penyakit yang berhubungan dengan
obesitas

4. Morbid obesity,
Merupakan kegemukan akibat kelebihan berat
tubuh dari berat ideal lebih dari 60% dengan
risiko sangat tinggi terhadap penyakit
pernapasan,gagal jantung,dan kematian
mendadak.

Indeks Massa Tubuh

BMI /IMTmerupakan suatu pengukuran


yang membandingkan BB dengan TB.
Seseorang dikatakan mengalami
obesitas jika nilai IMT/BMI 30 atau lebih
BMI sebesar dengan ketentuan berikut :
Nilai BMI < 18,5 = BB di bawah normal
Nilai BMI 18,5 - 22,9 = Normal
Nilai BMI 23,0 - 24,9 = Normal Tinggi
Nilai BMI 25,0 - 29,9 = di atas normal
Nilai BMI >= 30,0 = Obesitas
Risiko kesehatan
Resiko kesehatan yang berhubungan
dengan obesitas akan meningkat
sejalan dengan meningkatnya angka
BMI:
Resiko rendah: BMI < 27
Resiko menengah: BMI 27-30
Resiko tinggi: BMI 30-35
Resiko sangat tinggi: BMI 35-40
Resiko sangat sangat tinggi: BMI 40
atau lebih.
Pengobatan
Pembatasan asupan kalori dan
peningkatan aktivitas fisik
merupakan komponen yang
paling penting dalam pengaturan
berat badan
Langkah awal dalam mengobati
obesitas adalah menaksir lemak
tubuh penderita dan risiko
kesehatannya dengan cara
menghitung BMI

Anda mungkin juga menyukai