Anda di halaman 1dari 29

: Oleh

USTAZAH MAZLINA
BINTI TUMIRAN
1. Pengertian Thaharah

secara bahasa adalah bersih atau suci dari


kotoran kotoran seperti najis kencing, dan
lain sebagainya, atau secara maknawi bersih
dari aib dan maksiat
menurut syariat thaharah adalah bersih dari
najis dan hadas.
para ulama bersepakat bahwa berthaharah
adalah sebuah kewajiban
Allah sangat menyukai orang yang mensucikan
diri sebagaimana firman berikut ini:

...


Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang bersuci(QS. al-Baqarah: 222)
Dalam sebuah hadis dijelaskan pula:


Kesucian itu sebagian dari iman. (HR.
Muslim)
2. Beristinja
secara bahasa adalah menghilangkan yang
mengganggu
Secara istilah adalah mensucikan sesuatu dari
benda najis dengan benda-benda suci yang
dapat digunakan untuk bersuci, seperti air,
batu dan benda lainya
Adab Beristinja
1. Ketika masuk dalam tempat buang hajat
membaca doa Allahumma inni audzubika
minal khubutsi wal khobaits dan apabila
keluar mengucapkan Ghufrnaka.
2. Menjauhkan diri dari pandangan orang atau
istitar (memakai tabir agar tidak terlihat
orang)
3. Hendaklah menjauhi tempat ramai atau tempat
orang-orang benaung.
4. Tidak membuat hajat di tempat air
menggenang yang digunakan untuk mandi dan
bersuci
6. Untuk wanita dimakruhkan buang hajat di
kamar mandi umum dimana laki-laki dan
perempuan tidak dipisah (Bercampur).
7. Disunnahkan duduk dan tidak menghadap
kiblat ataupun membelakanginya.
8. Disunahkan mencari tempat yang lunak (atau
lebih rendah) agar tidak menciprati pakaian.
9. Menghindari lubang-lubang tempat tinggal
binatang
10.Tidak sambil memperlihatkan aurat dan
berbicara dengan orang lai
11.Menggunakan tangan kiri ketika
membersihkannya
12.Tidak menyebut-nyebut nama atau
membawa tulisan Allah.
13.Istibra (menghabiskan sisa-sisa
kotoran)
14.Diusahakan mengusap pakaian dengan
air yang terciprati air kencing ketika
buang hajat.
DALAM BERSITINJA ADA
TIGA PEMBAHASAN

1. benda-benda yang akan disucikan (najis)


2. bahan-bahan untuk mensucikan najis; dan
3. cara mensucikan najis
Najis secara bahasa adalah kotoran, dan
kotoran adalah segala sesuatu yang dianggap
menjijikan, meskipun tidak semua yang
menjijikan dapat disebut najis. Maka
parameter kotoran dianggap najis atau tidak
adalah apa-apa yang disebutkan di dalam al-
Quran dan as-sunnah Ibid.
Macam-Macam Najis
1. Najis Mughaladlah
Najis mughaladah adalah najis berat yang cara
membersihkannya adalah dengan cara diusap
dengan tanah, kemudian dicuci dengan air sebanyak
tujuh kali
Contoh : Air Liur Anjing
2. Najis Mutawasithah
Najis mutawasithah adalah najis sedang yang cara
membersihkannya cukup dicuci dengan air tiga kali
atau lebih sampai hilang bau, warna, dan bentuk
najisnya.
Contoh : Darah Haid, Nifas, Tinja dll
3. Najis Mukhafafah
asaja.
Contoh :air kencing bayi laki-laki yang belum
diberi makan kecuali air susu ibunya
Alat untuk Bersuci
1. Air
a.Air Mutlak
Adalah air suci yang dapat mensucikan
Contoh : : air hujan, salju, air es yang sudah
hancur kembali
b. Air Mustamal (yang terpakai)
Adalah air curahan bekas bersuci (mandi dan
wudlu)
c. Air Campur
adalah air suci yang bercampur dengan
sabun, kapur barus dan benda-benda lain
yang biasanya terpisah dari air, namun tidak
merubah bentuk, bau dan rasanya.
Misalnya air kapur barus, air mawar, dan
sebagainya
d. Air Perahan
Adalah air suci yang berasal dari perahan tumbuhan atau
buah-buahan
Misalnya air jus, air lira, air kelapa dan sebagainya
e. Air Najis
adalah yang tercampur benda najis sehingga merubah rasa,
warna, dan baunya. Air najis hukumnya tidak dapat
mensucikan.
2. Tanah
Dalam hadis digambarkan bahwa sandal yang
terkena kotoran cara membersihkannya
adalah dengan menggosoknya di tanah.



















Jika salah seorang diantara kalian menginjak
kotoran dengan sendalnya, maka
sesungguhnya debu (tanah) menjadi penyuci
baginya. (HR. Ibnu Hibban)
3. Batu dan benda padat yang dapat
menyerap kotoran

Dikisahkan pada saat tidak ada air, Nabi saw


bersuci dengan menggunakan tiga batu,
sebagaimana hadis berikut ini:

Dari Khuzaimah bin Tsabit ia berkata; Rasulullah


saw. bersabda berkenaan dengan istinja`:
Hendaklah menggunakan tiga batu dan tanpa
dengan menggunakan kotoran.(HR. Ibnu Majah)
Hadas dan Cara
Mensucikannya
1. Pengertian hadas
Hadas adalah sebuah keadaan atau kondisi
syari dimana seseorang diharuskan bersuci,
tanpanya ibadah batal (tidak sah)
Hadas ada dua macam yakni hadas kecil dan
hadas besar
CARA MENSUCIKAN
HADAS
1. Wudhuk
Dalam buku Himpunan Putusan Tarjih,
dijelaskan bahwa cara berwudlu sebagai
berikut:
a. Baca Bismillahirrahmanirrahim
b. Niat yang ikhlas karena Allah
c. Membasuh telapak tangan tiga kali
d. Gosok gigi dengan kayu siwak atau sikat dan
semisalnya
e. Berkumur dan memasukkan lalu
mengeluarkan dari hidung tiga kali apabila
tidak dalam keadaan puasa
f. Membasuh muka tiga kali dengan mengusap
sudut mata
g. Melebihkan dan menggosok muka dengan
tangan sampai sela-sela jenggot
h. Membasuh kedua tangan beserta siku
dengan digosok tiga kali dan sela-sela jari
mulai dari tangan kanan
i. Mengusap seluruh kepala dan di atas
surban dengan menjalankan kedua telapak
tangan dari ujung muka kepala sehingga
tengkuk dikembalikan pada permulaan
j. Mengusap kedua telinga sebelah luar
dengan dua ibu jari dan sebelah dalamnya
dengan kedua telunjuk
k. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata
kaki dengan tiga kali dan celah-celah jari
kaki dengan melebihkan membasuh
keduanya mulai dari kanan
l. Mengucapkan Ashadu alla
ilaha illallah wahdahu la
syarikalah wa asyhadu anna
Muhammadan abduhu wa
Rasuluhu
m. Setelah berwudlu dengan
cara-cara di atas maka ia
berada dalam, keadaan suci
selama tidak ada yang keluar
dari dua jalan, tidak
bersetubuh, tidak menyentuh
kemaluan dan tidak tidur
nyenyak dengan miring.
2. Mandi
Berikut ini tata cara mandi janabah (hadas besar)
yaitu:
a.Membasuh (mencuci) kedua tangan dengan ikhlas
niat karena Allah
b.Mencuci Kemaluan dengan tangan kiri
c. Berwudlu seperti wudlu untuk shalat
d.Mengambil air, kemudian memasukkan jari pada
pokok rambut dengan sedikit wangi-wangian,
sesudah rambut dilepas. Dimulai dari sisi kanan
e.Menuangkan air di atas kepala tiga kali, lalu
diratakan di atas seluruh tubuh dengan digosok
3. Tayamum
menurut bahasa adalah sengaja
menurut syara adalah sengaja menggunakan
tanah (debu) untuk mengusap muka dan
kedua tangan maksudnya dapat melakukan
shalat dan lain-lainnya.
Tayamum disyariatkan berdasarkan pada al-
Quran dan sunnah sebagai berikut:
Al-Quran yaitu firman Allah:
Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir
atau kembali dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu
tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci). Sapulah mukamu
dan tanganmu.Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf
lagi Maha Pengampun (QS. An-Nisa: 43).
Al-Sunnah, berdasarkan hadits Abu Umamah;
yang artinya: Rasulullah Saw bersabda: Seluruh
bumi dijadikan bagiku dan bagi umatku sebagai
masjid dan alat bersuci (HR. Ahmad).
Sebab-Sebab
Bertayamum
a. Jika seseorang tidak mendapat
tetapi tidak cukup untuk bersuci
air atau ada

b. Jika seseorang mempunyai luka atau ditimpa


sakit dan ia khawatir dengan menggunakan air
penyakitnya bertambah atau lama sembuhnya,
baik hal ini sebagai pengalaman atau nasehat
dokter yang dapat dipercaya
c. Jika sangat dingin dan keras dugaannya akan
timbul bahaya disebabkan ia menggunakan air
dengan syarat tidak sanggup memanaskannya
d. Jika air berada dekat seseorang tetapi ia
khawatir atas keselamatan dirinya, kehormatan,
harta dan lain-lain atau air terhalang oleh musuh
yang ditakuti, baik manusia maupun yang lain atau
tidak mampu mengeluarkan air karena tidak memiliki
alat seperti tali dan ember. Keadaan air seperti ini
sama dengan tidak ada. Untuk itu boleh bertayamum
e. Bila seseorang memiliki air yang sedikit hanya cukup
untuk minum dan masak dan keperluan lainnya
f. Jika seseorang sanggup menggunakan air tetapi
ia khawatir akan habis waktu shalat, bila ia berwudlu
atau mandi
Cara Bertayamum
Dalam himpunan Putusan Tarjih
Muhammadiyah, diterangkan tata cara
tayamum sebagai berikut:
a.Meletakkan kedua telapak tangan ketanah,
lalu tiuplah keduanya dengan niat yang
ikhlas karena Allah dan membaca
Bismillahirrahmanirrahim.
b.Mengusap muka
c.Mengusapkan kedua tangan sampai
pergelangan
Mengenai cara tayamum tersebut di atas
dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Ammar bin Yasir ra yang artinya:
Pada suatu saat saya junub dan tidak
mendapat air, maka aku bergelimang
dengan tanah lalu shalat, kemudian
kuceritakan kepada nabi Saw maka Nabi
bersabda: Cukup bila anda lakukan seperti
ini. Dipukulkan kedua telapak tangannya
ke tanah lalu dihembuskan dan kemudian
disapukannya ke muka dan kedua telapak
tangannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Wassalamualaikum Wr.
Wb..

Anda mungkin juga menyukai