Anda di halaman 1dari 25

E M U L S I

Pengertian
Tujuan Pembuatan Emulsi
Komponen Emulsi
Tipe Emulsi
Konsistensi Emulsi
Teori Terjadinya Emulsi
Metode pembuatan emulsi
HLB
Kestabilan Emulsi
PENGERTIAN
Emulsi : sistem dua fase, salah satu cairan terdispersi
dalam cairan yang lain,dalam bentuk tetesan kecil.

Emulsi : preparat farmasi, terdiri 2 atau lebih zat cair


yang tidak dapat bercampur (immicible) biasanya air
dengan minyak lemak. Salah satu dari zat cair
tersebar berbentuk butiran-butiran kecil kedalam zat
cair yang lain distabilkan dengan zat pengemulsi
(emulgator/emulsifiying/surfactan).

Emulsi : sediaan yang mengandung bahan obat cair


atau larutan obat terdispersi dalam cairan pembawa
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfactan
yang cocok (Farmakope Indonesia III).
Tujuan Pembentukan Emulsi
Meningkatkan kelarutan
Meningkatkan stabilitas
Memperbaiki penampilan
Menutupi rasa tidak enak
Efek obat diperlambat
Secara farmasetik, proses emulsifikasi memungkinkan para ahli
farmasi dapat membuat suatu preparat yang stabil dan rata dari
campuran dua cairan yang tidak dapat saling bercampur.
Emulsi secara oral, tipe emulsi minyak-dalam-air memungkinkan
obat memiliki rasa enak dengan menambahkan pemanis dan
pemberi rasa pada pembawa airnya.
Ukuran partikel yang diperkecil dari bola-bola minyak
mempertahankan minyak agar mudah diabsorbsi, lebih efektif
kerjanya, seperti meningkatkan efikasi minyak mineral sebagai
katartik bila diberikan dalam bentuk emulsi.
Emulsi dipakai pada kulit (obat luar) biasa dibuat bentuk M/A atau
A/M, tergantung pada faktor-faktor, seperti sifat zat terapeutik yang
akan dimasukkan dalam emulsi, keinginan untuk mendapatkan efek
emolien atau pelembut jaringan dari preparat tersebut, dan keadaan
permukaan kulit.
Pada kulit yang tidak luka, emulsi A/M biasanya dapat dipakai lebih
merata karena kulit dilapisi oleh lapisan tipis dari sabun dan
permukaan ini lebih mudah dibasahi oleh minyak daripada oleh air.
Emulsi A/M lebih lembut di kulit, karena mencegah mengeringnya
kulit dan tidak mudah hilang bila kena air. Sebaliknya bila diinginkan
preparat yang mudah hilang bila terkena air, dapat digunakan
emulsi M/A.
KOMPONEN EMULSI
Komponen utama emulsi berupa :
1. Fase dispers (fase internal).
2. Fase kontinyu (fase external).
3. Emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi)
paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil.
4. Komponen tambahan
Adapun macam-macam emulgator yang digunakan
adalah:
.Emulgator alam (tumbuhan, hewan, tanah mineral) :
diperoleh dari alam tanpa melalui proses.
Contoh : Gom arab, tragacanth, agar-agar, chondrus,
pectin, kuning telur, adep lanae, magnesium, aluminium
silikat, veegum, bentonit.
metil selulosa & CMC (semi sintetik)
Emulgator buatan dibuat secara sintetik.
Contoh : Sabun; Tween 20, 40, 60, 80;
Span 20, 40, 80

4.Komponen tambahan :
. Corrigen : saporis, odoris, colouris
. Pengawet : nipagin, nipasol, asam
benzoat, fenol, asam sorbat, dll.
. Antioksidan : asam askorbat, asam galat,
tokoferol, dll.
TIPE EMULSI

Berdasarkan jenis fase internal ataupun


external, emulsi di golongkan menjadi 2 tipe :
emulsi tipe w/o atau a/m terdiri dari butiran air
yang tersebar ke dalam minyak.
air fase internal & minyak fase eksternal.
emulsi tipe o/w atau m/a terdiri dari butiran
minyak yang tersebar ke dalam air.
minyak fase internal & air fase eksternal
Cara menentukan tipe emulsi
Pengenceran
Tipe O/W diencerkan dengan air,
Tipe W/O diencerkan dengan minyak
Pengecatan
Tipe O/W diwarnai dengan amaranth/metilen blue,
Tipe W/O diwarmai dengan sudan III
Test fluoresensi
Umumnya minyak lemak mempunyai sifat berfluoresensi
dengan adanya sinar UV. Bila emulsi w/o berpendar
merata, o/w berpendar tidak merata
Konduktivitas
Elektroda dicelup didalam cairan emulsi, bila ion
menyala tipe emulsi O/W demikian sebaliknya.
KONSISTENSI EMULSI
Konsistensi beragam, cairan yang mudah dituang
hingga krim setengah padat.
Umumnya krim minyak dalam air dibuat pada suhu
tinggi, berbentuk cair pada suhu ini, kemudian
didinginkan pada suhu kamar, dan menjadi padat akibat
terjadinya solidifikasi fase internal. Dalam hal ini, tidak
diperlukan perbandingan volume fase internal terhadap
volume fase eksternal yang tinggi untuk menghasilkan
sifat setengah padat, misalnya krim stearat atau krim
pembersih adalah setengah padat dengan fase internal
hanya hanya 15%. Sifat setengah padat emulsi air
dalam minyak, biasanya diakibatkan oleh fase eksternal
setengah padat
TEORI TERJADINYA EMULSI
4 teori terjadinya emulsi dari sudut pandang
yang berbeda :
1. Teori tegangan permukaan (Teori Surface
Tension)
Tegangan pada permukaan tegangan
permukaan,
Dua zat cair tidak saling campur perbedaan
tegangan bidang batas dua cairan tegangan
bidang batas.
Tegangan pada air dengan penambahan
garam-garam anorganik atau senyawa-senyawa
elektrolit, tetapi dengan penambahan senyawa
organik tetentu antara lain sabun.
Teori ini penambahan emulgator tegangan
permukaan pada bidang batas kedua zat cair
mudah bercampur (Fisika Farmasi)
TEORI TERJADINYA EMULSI
2. Teori Oriented Wedge (orientasi bentuk
baji),
Emulgator terbagi 2:
Hidrofilik : bagian emulgator yg suka
pada air
Lipofilik: bagian emulgator yg suka pd
minyak
Emulgator pengikat antara air dan
minyak membentuk keseimbangan
(HLB) antara kelompok hidrofil & lipofil.
Makin besar HLB makin hidrofil
TEORI TERJADINYA EMULSI
3. Teori Interfacial film
Emulgator diserap pada batas antara
air dan minyak lapisan film yang
akan membungkus partikel fase
dispersi partikel sejenis terhalang
bergabung.
TEORI TERJADINYA EMULSI
4. Teori Electric Double Layer (lapisan listrik
rangkap).
Adanya susunan listrik yang menyelubungi
partikel tolak-menolak antara partikel
sejenis.
Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh
salah satu dari ketiga cara berikut:
a.Terjadinya ionisasi dari molekul pada
permukaan partikel
b.Terjadinya absorpsi ion oleh partikel dari
cairan sekitarnya
c.Terjadinya gesekan partikel dengan
cairan sekitarnya.
Metode pembuatan emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi yaitu :

1. Metode gom kering (metode continental)


Cara : gom didispersikan kedalam minyak +
air sekaligus diaduk /digerus dengan cepat dan
searah korpus emulsi.
Sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit habis
sambil diaduk.
2. Metode gom basah metode Inggris
Emulsi dengan musilago atau melarutkan gum
sebagai emulgator
Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan
harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu
kedalam air misalnya metilselulosa.
gom di air lalu diaduk, dan minyak di + kan
sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan
cepat
Metode pembuatan emulsi
3. Metode botol metode Forbes.
Untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan
minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.
Metode variasi dari metode gom kering atau
metode gom basah.
Emulsi dibuat dengan pengocokan kuat
diencerkan dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator + kan minyak
kocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama
banyak dengan minyak di + kan sedikit demi
sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi
utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air
sampai volume yang tepat.
Metode Penyabunan In Situ
a. Sabun Kalsium
Emulsi a/m : terdiri dari campuran minyak sayur
dan air jeruk,yang dibuat dengan sederhana
Cara : campur minyak dan air aa kocok kuat-
kuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium oleat,
dibentuk secara in situ disiapkan dari minyak
sayur alami yang mengandung asam lemak
bebas.
b. Sabun Lunak
Cara : basis di larutkan dalam fase air dan asam
lemak dalam fase minyak bila perlu, bahan
dilelehkan. komponen tersebut dapat dipisahkan
dalam dua gelas beker panaskan meleleh,
jika kedua fase telah mencapai temperature yang
sama fase eksternal di + kan kedalam fase
internal dengan pengadukan.
Beberapa alat yang biasa digunakan
dalam pembuatan emulsi, antara lain:

1. Mortir dan stamper


2. Botol
3. Mixer, blender
4. Homogenizer
5. Colloid mill
Emulsi Cara HLB
Zat aktif permukaan/surfaktan/amfifil me()
kan tegangan antarmuka antara air - minyak
film monokuler.
Surfaktan mempunyai bagian yang suka dengan
air (disebut bagian hidrofil) dan bagian lain yang
suka dengan minyak/lemak (lipofil).
Perbandingan antara bagian yang hidrofil
dengan bagian yang lipofil disebut dengan
hidrofil-lipofil balance (HLB).
Nilai HLB Tipe Sistem
36 Emulgator A/M
79 Zat pembasah (wetting agent)
8 18 Emulgator M/A
13 15 Zat pembersih (detergen)
15 18 Zat peningkat kelarutan (Solubilizer)

Cara menghitung nilai HLB dari campuran surfaktan :


Contoh : R/ Tween 80 70% HLB = 15
Span 80 30% HLB = 4,5

Perhitungan : Tween 80 = 70% x 15 = 10,5


Span 80 = 30% x 4,5 = 1,35 +
HLB Campuran = 11,85
Berikut adalah tabel nilai HLB oleh zat yang biasa dipakai
dalam emulsi.

Nama Zat Emulsi A/M Emulsi M/A Solubilizing

Asam stearat 6 15 -
Setil alcohol - 15 -
Lanolin anhidrat 8 10 -
Minyak esensial - - 15 18
Paraffin likuidum 5 12 -
Vaselin 5 12 -
Cera flava 4 12 -
R/ Paraffin liq. 35 Fase minyak : 35% + 1% + 1% =
37%
Lanolin 1
Nilai HLB yang diperlukan untuk
Setil alcohol 1 mengemulsikan tipe M/A
Emulgator 7 Paraffin liq 35/37 x 12 = 11,4
Aqua 56 Lanolin 1/37 x 10 = 0,3
Setil alcohol 1/37 x 15 = 0,4
Nilai HLB yang diperlukan :
11,4 + 0,3 + 0,4 = 12,1

Jadi diperlukan kombinasi emulgator


yang mempunyai HLB 11 13 untuk membuat emulsi yang baik.
Penggunaan emulgator biasanya adalah 5 20% dari berat fase minyak.
Emulgator
Emulgator berdasarkan asalnya dibedakan atas
emulgator alam dan buatan.
Emulgator alam, didapatkan dari alam tanpa
proses yang rumit. Dibagi atas tiga golongan :
1. Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan, bahan-
bahan karbohidrat, bahan-bahan alami seperti
akasia (gom), tragakan, agar, kondrus dan
pectin.
Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila
ditambahkan kedalam air dan umumnya
menghasilkan emulsi O/W.
Misalnya : gom arab, sangat baik untuk
emulgator tipe O/W dan untuk obat minum,
tragakan, agar-agar, chondrus, emulgator lain
seperti pectin, metil selulosa dan CMC 1-2%.
2. Emulgator alam dari hewan, zat-zat protein seperti : gelatin,
kuning telur, kasein, dan adeps lanae.
Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe O/W.
Kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah
sediaan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3. Emulgator alam dari tanah mineral, zat padat yang terbagi
halus, seperti : tanah liat koloid termasuk bentonit,
magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida.
Umumnya membentuk emulsi tipe W/O bila bahan padat
ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar
dari minyak.
Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam minyak dan
volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti
bentonit sanggup membentuk suatu emulsi O/W.
Selain itu juga terdapat veegum (magnesium aluminium
silikat).
. Emulgator buatan yaitu emulgator yang dibuat dengan cara
sintetik ataupun semi sintetik. Misalnya tween dan span.
Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal
seperti dibawah ini :
Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan,
dimana yang satu mengandung fase dispers lebih
banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat
reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan
terdispersi kembali.

Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi


karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak
akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak
bisa diperbaiki).

Inversi, peristiwa berubahnya tipe emulsi M/A ke tipe


A/M atau sebaliknya secara tiba-tiba.

Anda mungkin juga menyukai