Anda di halaman 1dari 120

INDERA

(ORGAN SENSORIS)

OLEH
dr. Didik D Sanyoto, M.Kes, M.Med.Ed
Bagian Anatomi
FK UNLAM Banjarmasin
Gambar orang membau aroma
tembakau dan kopi
Gambar anjing mengendus sabu

Jenis :
Sistem Sensoris Penghidu
Cavitas nasi
Regio olfactori
Tempat n. olfactoris
(N.I dari nervi
craniales)
Terletak pada lamina
cribosa os
sphenoidalis

5
MEKANISME SENSASI BAU
Reseptor sel-sel olfaktorius yg
melapisi membrane mukosa hidung
Sel-sel olfaktorius mengandung silia
depolarisasi
Depolarisasi karena terikat oleh zat-zat
kimia yg sesuai bau tertentu dari udara
Depolarisasi sel-sel ini
pembentukan potensial aksi dilobus
olfaktorius otak
Organ sensoris Penghidu/Olfactori
Rangsangan Mukosa atap Organ sensoris
(Bau-bauan) Rongga hidung penghidu
IMPULS OLFACTUS
Bulbus Olfactorius
(sel-sel olfactus sel mitral)

Tractus Olfactorius

Stria Medialis Stria Lateralis

Nucleus Amygdale Uncus


11
Peran Uncus
Pusat persepsi bau
Disekitar uncus terdapat memori untuk
pembau
Peran nucleus amygdale
Untuk meningkatkan nafsu makan
Meningkatkan libido
Test Pembauan
Sistem Sensoris Visus
Anatomi Mata
Bola mata (bulbus oculi / orbita)
Organ penunjang
Bola mata (bulbus oculi/orbita)
Tunica fibrosa: Sclera dan cornea
Tunica vascularis: choroid
Tunica neuralis: retina
Organ penunjang
Palpebra (kelopak mata)
supercilia (alis)
Cilia (bulu mata)
Apparatus lacrimalis (kelenjar air mata)
Musculus orbitalis (otot bola mata)
Bulbus Oculi (orbita)

Palpebra superior

cilia

Iris

Pupil

Sclera

Palpebra inferior
Sklera
merupakan jaringan ikat dengan serat
yang kuat; berwarna putih buram (tidak
tembus cahaya)
Media Refraksi pada Bola Mata
Cornea
Humor aqeus
Lens crystalina
Corpus vitreous
Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata
dan berfungsi memfokuskan benda.
Tidak mengandung pembuluh darah
sehingga tembus pandang
Dapat menjadi buram jika mengalami
kerusakan atau terinfeksi
konjungtiva
Koroid
Berwarna coklat kehitaman sampai hitam
Merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan
oksigen terutama untuk retina.
Di bagian depan, koroid membentuk
corpus ciliaris yang salah satu fungsinya
menghasilkan humor aqeus.
Aliran Humor Aqeus
Pupil dan Iris
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke
pupil. pupil dibentuk oleh iris. Pupil
menentukan kuantitas cahaya yang masuk
ke bagian mata yang lebih dalam.
Pupil mata akan melebar (midriasis) jika
kondisi ruangan yang gelap, dan akan
menyempit (miosis) jika kondisi ruangan
terang.
Iris membentuk warna pada mata
Medriasis dan Miosis
Lensa Mata (Lens Crystalina)
Lensa mata menerima cahaya dari pupil
dan meneruskannya pada retina.
Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus
cahaya (akomodasi)
Humor Aqeus & Humor Vitreus
Humor aqueous, carian yang terdapat di
depan lensa dan humor vitreous, cairan
yang terdapat di bagian belakang lensa.
Kedua cairan tersebut berfungsi
membentuk bola mata dan menjaga lensa
agar selalu dalam bentuk yang benar.
Retina
Retina adalah bagian mata yang paling
peka terhadap cahaya, khususnya bagian
retina yang disebut macula lutea (bintik
kuning).
Setelah retina, cahaya diteruskan ke
nervus opticus untuk kemudian di bawa
menuju pusat penglihatan di area striata
gyrus occipitalis.
Retina
Ada dua macam sel reseptor pada retina
yaitu
sel kerucut (sel konus)
pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada
suasana terang yaitu untuk membedakan warna
sel batang (sel basilus).
Pigmen sel basilus berfungsi untuk situasi kurang
terang
Nervus Opticus
Saraf optic: Saraf yang merupakan
kelanjutan dari retina, untuk membawa
impuls menuju ke otak
Organ Sensoris Visual
Rangsangan Media refraksi Organ sensoris
visual Pada bola mata Visual (retina)

Pusat penglihatan
Area Striata
Di Fissura calcarina
Gyrus occipitalis
IMPULS OPTIK
sel ganglionare retina

Nervus Opticus

Chiasma Opticum

Tractus Opticus

Corpus Geniculatum Lateralis

Radiatio Optica Area Striata


42
Jenis Penglihatan
Penglihatan Sentral
Penglihatan periferal
Penglihatan Sentral
Bila mata memandang suatu obyek, ini
dilakukan dalam "sumbu penglihatan" (visual
axis).
Bagian yang bertanggung jawab untuk
penglihatan yang tertajam adalah sel cones (sel
kerucut)
merupakan sel-sel yang foto-reseptif, yang
dapat berfungsi lebih baik dalam keadaan
cahaya terang, dan memungkinkan mata
membedakan rincian suatu objek dan warna
Buta Warna (Colour Blindness)
Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka
terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan
ketiga macam sel konus tersebut mata dapat
menangkap spektrum warna.
Kerusakan salah satu sel konus akan
menyebabkan buta warna.
penglihatan normal memiliki tiga sub sistem,
yaitu pembeda terang-gelap, kuning-biru, serta
merah-hijau. Buta warna terjadi karena
kekurangan pada satu atau dua sub sistem
tersebut
Buta warna dapat bersifat kongenital
(diturunkan) atau bersifat acquired (yang
didapat).
Sebagian besar terjadi secara kongenital.
Buta warna kongenital paling banyak
terjadi karena kelainan gen yang terangkai
dengan kromosom x. Itulah mengapa buta
warna banyak terjadi pada anak laki-laki.
Buta warna dibedakan berdasarkan tipe
kerucut yang dimiliki:

Trichromasi (perubahan sensitifitas warna


pelemahan warna)
Dichromasi (buta warna sebagian) memiliki 2 dari
3 kerucut warna.
Protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah
sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya
berkurang.
Deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka
terhadap hijau.
Tritanopia yaitu tidak adanya sel kerucut yang peka
untuk warna biru.
Jenis Buta Warna
Monochromasi (buta warna total) hanya memiliki
1 kerucut warna. Penderita hanya bisa melihat
hitam, putih, dan abu-abu
Orang buta warna berbahaya di jalan raya?
Test buta warna menggunakan
Kartu Isihara
Penglihatan Perifer
Bagian tepi dari macula terdiri dari sel-sel
yang disebut rods (sel bacilus atau sel
batang).
Kepekaan rods meningkat dalam keadaan
cahaya yang lebih redup, dan ini penting
untuk memberikan informasi visual
tentang apa yang terdapat di sekeliling.
(rabun senja - night blindness)
Kehilangan penglihatan pada bagian
perifer, baik sebagian maupun
sepenuhnya (penglihatan cerobong -
tunnel vision).
Penyebab kekurangan vitamin A.
Tunnel Vision
Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan tajam penglihatan
Pemeriksaan lapangan pandang
Pemeriksaan otot mata
Pengukuran tonometri
Pemeriksaan funduscopi
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Menggunakan optotik snellen atau
mikroskop tertentu
Gangguan refraksi
Hipermetropia (rabun dekat) lensa plus
Miopia (rabun jauh) lensa minus
Astigmatisme (distorsi penglihatan) lensa
silendris
Optotik Snellen
Menggunakan Alat Mikroskop
Pemeriksaan Lapangan Pandang
Untuk melihat penglihatan perifer
Anopsia
sinistra
Hemianopsia Bitemporalis
Hemianopsia Binasalis
Hemianopsia Sinistra
Pemeriksaan Otot pada mata
Otot yang bersifat volunter (ekstraorbitalis)
Untuk melihat gerakan bola mata
Otot yang bersifat involunter (intraorbitalis)
Untuk melihat gerakan refleks pupil (Miosis
atau medriasis) m. sphincter pupile yang
diinervasi oleh n. III
Otot-otot Ekstraokuler
Persarafan Otot Ekstraokuler
N. III
m. rectus superior
m. rectus inferior
m. rectus medialis
m. obliquus inferior
N. IV m. obliquus superior
N. VI m. rectus lateralis
Gambaran Nervus III, IV dan VI
Fungsi otot mata
M. Rectus medialis
menggerakkan mata ke arah dalam atau
mendekati hidung (adduction)
M. Rectus lateral
menggerakan mata ke arah luar atau
menjauhi hidung (abduction)
M. Rectus superior
menggerakkan mata ke atas (elevation)
membantu otot superior oblique memutarkan bagian
atas mata kearah mendekati hidung (intorsion)
membantu m. rectus medial melakukan gerakan
adduction
M. Rectus inferior
menggerakkan mata ke bawah (depression)
membantu otot inferior oblique memutarkan bagian
tas mata ke arah menjauhi hidung (extorsion)
membantu m. rectus lateral melakukan gerakan
abduction
M. Oblique superior
memutarkan bagian atas mata mendekati
hidung (intorsion)
membantu gerakan depression dan abduction
M. Oblique inferior
memutarkan bagian atas mata menjauhi
hidung (extorsion)
membantu gerakan elevation dan abduction
Strabismus gangguan pada salah
satu nervus III, IV atau VI

74
Pemeriksaan Tonometri
Untuk memeriksan
tekanan bola mata
Jika terjadi gangguan
aliran Humor aqeus
menyebabkan
tekanan bola mata
tinggi sehingga bisa
berakibat menjadi
glaukoma
Pemeriksaan funduscopi
Menggunakan
alat oftalmoskop
Memeriksa
keadaan retina
melalui pupil
Gambaran retina pada funduscopi
Aparatus Orbitalis
Palpebra
Kulit di bagian depan merupakan kulit tipis
dengan rambut kecil (cilia), kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea
Terdapat
m. orbicularis oculi (otot mimik) berfungsi
menutup mata. otot ini diinervasi oleh nervus
facialis (n. VII)
m. Levator palpebra berfungsi membuka mata.
otot ini diinervasi oleh nervus occulomotorius.
Jika otot ini rusak menyebabkan ptosis.
M. Orbicularis oculi
Penderita dengan Ptosis
Conjunctiva
Selaput transparan yang melapisi sclera dan
bagian dalam kelopak mata (palpebra).
Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan
serabut saraf.
Selaput ini peka terhadap iritasi. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk
mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi
dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata
(glandula lacrimalis)
Apparatus Lacrimalis
Air mata mengandung lendir, garam, dan
antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsi sebagai alat pelumas dan
pencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam mata
Kelebihan air mata dibuang melalui
lubang-lubang kecil pada kelopak mata
(punctum lacrimale) dan mengalir ke
dalam hidung melalui ductus
nasolacrimalis
Organ Sensoris Pengecap

Nervus facialis
Rangsangan
Gustatorik pada OTAK
Lingua
Nervus
glossofaringeus
Gyrus longus anterior superior

91
Anatomi Telinga
Auris Eksterna
Auricula
Meatus Acusticus Eksternus
Membrana Tympani
Auris Media
Cavum Tympani
Tuba Eustachius
Auris Interna
Cochlea
Canalis Semisircularis
Auricula
Terdiri dari tulang rawan dan kulit
Fungsi utama aurikel adalah untuk
menangkap gelombang suara dan
mengarahkannya ke dalam Meatus
Acusticus Externus
Meatus Acusticus Externus (MAE)
berbentuk huruf S
1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan,
banyak terdapat kelenjar minyak dan
serumen.
2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang dan
sedikit kelenjar serumen
Membran Tympani
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis
Bentuk bundar dan cekung dari luar
Berfungsi menerima getaran suara dan
meneruskannya pada tulang pendengaran
Gambar Membran Tympani
Pemeriksaan Otoskopi
Hasil Otoskopi
Cavum Tympani
Tulang pendengaran (ossicula auditiva)
Malleus
Incus
stapes
Otot :
M. tensor tympani diinervasi n. V
m. stapeideus diinervasi n. VII
Berfungsi dalam meredam suara yang keras
Berfungsi untuk mempertinggi ketajaman
pendengaran.
Gambar Cavum Tympani
Tuba Eustachius
Menghubungkan cavum tympani dengan
nasofaring (meatus nasi)
Tuba ini terbuka saat menelan
Berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tekanan udara di luar tubuh dengan di
dalam telinga tengah
Cochlea
saluran berongga yang berbentuk seperti
rumah siput
terdapat organ corti (sel rambut) yang
berfungsi sebagai reseptor bunyi
Sel rambut yang bergetar akan merubah
getaran suara menjadi gelombang saraf
(impuls).
Mekanisme Pendengaran

Rangsangan Membran Ossicula Organon


suara tympani auditiva corti

Saraf
vestibulocochlearis

Gyrus transversus
Pusat Auditif
Di otak
Mekanisme Pendengaran
Getaran suara ditangkap oleh aurikel yang
diteruskan MAE sehingga menggetarkan
membran tympani
Getaran diteruskan ke tulang tulang
pendengaran, stapes akhirnya menggerakkan
foramen oval yang juga menggerakkan
perilymph dalam skala vestibuli. Dilanjutkan
melalui membran vestibuler yang mengerakkan
endolymph dan membran basal.
Gerakan pada membran basal sel rambut
Mekanisme Pendengaran (cont.)

Dengan bergeraknya sel rambut maka


rangsangan fisik pada organ corti.
Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya
perbedaan ion kalium dan natrium menjadi
aliran listrik yang diteruskan ke nervus VIII
(n. vestibulocochlearis) utk dibawa menuju
lobus temporal (gyrus transversus)
Test Garpu Tala
Test Audiometri
Reseptor-reseptor untuk 2 jenis sensorik
pendengaran dan keseimbangan terletak
dalam telinga.
Telinga luar, telinga tengah dan kohlea
berhubungan dengan pendengaran.
Kanalis semisirkularis, utrikulus, dan
mungkin sakulus berhubungan dengan
keseimbangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai