Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN EFFETIVE RATE PROTECTION

(KEBIJAKAN TARIF PROTEKSI EFEKTIF)


KELOMPOK 3
AJI MAHADITIA (2015051324)
EWIT YUAN PUTRI (2015050673)
ULFA LUTFIANI (2015050282)
RANI OKTAVIANINGSIH (2015051379)
PENGERTIAN DASAR
Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang
sedang tumbuh(infant industry), dan melindungi
perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan
besar yang dari persaingan yang tidak adil,juga
melindungi dari -persaingan barang-barang
impor.
Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara.
Jika suatu saat industri domestik dirasakan
sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan
industri asing, maka proteksi akan dicabut.
Dalam perdagangan luar negeri konsep
proteksi berarti usaha-usaha pemerintah
yang membatasi atau mengurangi
jumlah barang yang diimpor dari Negara-
negara lain dengan tujuan untuk
mencapai beberapa tujuan tertentu
dalam pembangunan dan kemakmuran
perekonomian Negara tersebut.
TUJUAN KEBIJAKAN PROTEKSI
Memaksimalkan produksi dalam negri.
Memperluas lapangan kerja.
Memelihara tradisional.
Menghindari resiko yang mungkin timbul jika hanya
menggantungkan diri pada satu komoditi andalan.
Menjaga stabilitas nasional, dan tidak
menggantungkan diri pada negara lain.
KONSEP DAN PRAKTIK PROTEKSI

Proteksi meliputi tarif dan nontarif melalui tarif bea masuk,


digolongkan atas dua jenis, yakni tarif nominal dan tarif efektif.
Tarif nominal dinyatakan beberapa% dari nilai impor (fob),
sedangkan tarif efektif dihitung dengan mengetahui lebih dulu
nilai tambah suatu komoditi, yang dapat diciptakan di dalam
negeri dan nilai tambah komoditi itu di pasar internasional.
Kemudian, dihitung persentase perbedaannya. Proteksi nontarif
dapat berupa pelarangan impor, membatasi impor, rintangan-
rintangan administrasi, dan lisensi impor.
Kebijakan tarif dan nontarif ini berkaitan dengan variabel-
variabel ekonomi lainnya, seperti pendapatan pemerintah, harga
barang-barang di dalam negeri, termasuk dalam hal bahan baku,
kurs mata uang di dalam negeri dan luar negeri, teknologi
produksi, kesempatan kerja, dan berkaitan pula dengan produksi
sektor pertanian dan efisiensi industri.
Kebijakan Tarif

Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang


yang melintasi daerah pabean (suatu daerah
geografis dimana barang bebas bergerak tanpa
dikenakan cukai/bea pabean).

Tarif merupakan suatu rintangan yang membatasi


kebebasan perdagangan internasional.

Pajak barang impor dengan tujuan menaikkan


hargan produk tertentu sehingga dapat
mengurangi persaingan bagi produsen lokal atau
tarif menimbulkan dampak berupa kenaikan
harga atau biaya pengiriman barang (produk
impor) ke suatu negara.

maksud pengenaan tarif: memperoleh


pendapatan pengisi kas pemerintah(fungsi
budgeter), dan suatu metode untuk
melindungi sektor-sektor barang tertentu
didalam negeri dari tekanan persaingan
produk impor (fungsi regulend).
contoh di indonesia : penerapan tarif impor
100%
Dalam pelaksanaan
pada mobil kegiatan
mewah. ekspor impor pembebanan
tarif dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis:
1. Bea ekspor
2. Bea transit
3. Bea impor
SISTEM
TARIF
Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku
bagi setiap barang atau komoditi yang
diperdagangkan secara internasional, para
pelaku perdagangan internasional (eksportir-
importir) menggunakan pedoman berdasarkan
sistem tarif yang berlaku. Sistem tarif yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
Tarif Tunggal (Single Column Tarif)
Tarif Umum/Konvensional (General
Conventional/Tarif)
Tarif Preferensi (Preferensi Tarif)
Cara Pengenaan Tarif

Dalam pelaksanaannya, sistem atau cara


pemungutan tarif bea masuk dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis antara lain :
1. Dasar Nilai ( Ad Valeroom )
2. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific)
3. Compound Duties
a. Dasar Nilai ( Ad Valeroom) bersifat
proprsional.
b. Dasar Jumlah Barang ( Ad Specific) bersifat
regresif.
Dampak Tarif
Impor
Pembebanan tarif terhadap suatu komoditi atau barang dapat
mempunyai dampak (effect) terhadap perekonomian suatu negara,
khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam
dampak (effect) tarif tersebut adalah :
1. Dampak terhadap harga (Price Effect), menyebabkan harga barang
di dalam negri naik.
2. Dampak terhadap konsumsi (Consumption Effect), menyebabkan
jumlah barang yang diminta di dalm negri (demand) menjadi
berkurang.
3. Dampak terhadap produksi (Import Subtitution Effect ), pengenan
tarif dapat meningkatkan jumlah produksi yang ada di dalam negri.
4. Dampak terhadap redistribusi pendapatan (Redistribution Effect),
pendapatan yang diterima pemerintah akan meningkat, juga
adanya ekstra pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen di
dalam negri kepada produsen di dalam negra.
Non tariff
barriers
1) Hambatan masuk dan atau keluarnya barang dan
jasa dari dan ke dalam suatu negara tanpa
penggunaan tariff atau pajak tertentu, biasanya
lebih bertujuan untuk melindungi(protectionism),
karena tidak memberikan pemasukkan bagi
negara dapat berupa: kuota impor dan kuota
ekspor.
2) Aturan penggunaan komponen dalam negeri
3) Kebijakan spesifik lain sesuai kondisi negara
Kuota impor (pembatasan impor)
Pemerintah menetapkan batas maksimum jumlah barang tertentu yang dapat
diimpor. Dengan terbatasnya jumlah barang impor yang masuk ke dalam negara,
diharapkan industri domestik meningkat. Dengan adanya kuota impor, pola impor
selalu dapat ditinjau dan diubah sesuai dengan keperluan pembangunan di dalam
negeri.
Pelarangan impor
Ada kalanya demi alasan tertentu. Baik ekonomis maupun politis, kran impor ditutup.
Hal ini dapat berimbas pada menurunnya jumlah barang di pasaran, harga barang
naik dan produksi dalam negeri meningkat.
Subsidi
subsidi adalah bantuan tetap dari pemerintah yang wujudnya berupa uang, tenaga
atau alat. Di satu sisi subsidi memang mengurangi pendapatan pemerintah, namun
di sisi lain dapat merangsang produsen dalam negeri untuk meningkatkan produksi.
Dumping
Dumping adalah menjual barang di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri.
Dumping yang diprakarsai oleh Jepang ini bertujuan untuk memperluas ekpor. Cara
dumping sering dipandang sebagai cara yang tidak disukai dunia internasional sebab
mengindikasikan kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada di luar
negeri dan terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri
tidak membeli barang dari luar negeri.
DAMPAK KEBIJAKAN
PERDAGANGAN
KESIMPULAN :

Anda mungkin juga menyukai