Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ALAT INDRA MANUSIA


MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
DI KELAS IV SDN 16 MARTAPURA
LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Untuk Memenuhi Syarat Kenaikan Pangkat dari III.D ke III.IV.A
Disusun Oleh :
ARLITA SUMIATI NAINGGOLAN, S.Pd.
NIP. 19710913 199403 2 004

SEKOLAH DASAR NEGERI 16 MARTAPURA


KECAMATAN MARTAPURA
KABUPATEN OKU TIMUR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, Pendidikan merupakan

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara (pasal 1 ayat 1, 2003:3). Dari undang-undang tersebut bahwasanya pendidikan merupakan upaya yang

disengaja atau direncanakan dalam upaya membangun kualitas manusia Indonesia yang bukan hanya tertuju pada

aspek keduniawian semata, tetapi juga mental spiritual. Dalam rangka itu pembangunan pendidikan dilaksanakan

melalui jalur formal, informal dan nonformal.

Salah satu isu yang banyak disoroti dalam dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya pencapaian hasil

pendidikan yang diperoleh peserta didik, terutama pada jalur formal di jenjang pendidikan dasar. Pendidikan

tingkat Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan selanjutnya (Agung, 2010:8). Kelemahan dalam

mempersiapkan dan memberikan bekal pengetahuan dan kemampuan kepada peserta didik di tingkat Sekolah

Dasar, akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil pendidikan di tingkat selanjutnya. Rendahnya pencapaian

mutu hasil pendidikan di tingakt Sekolah Dasar, cenderung akan mempengaruhi rendahnya pencapaian hasil

pendidikan di tingkat selanjutnya.


B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatan prestasi
belajar IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SD Negeri 16 Martapura
Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2016/2017?

Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat memenuhi target
pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV
SD Negeri 16 Martapura Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran
2016/2017?
C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk meningkatkan prsetasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia melalui penerapan Strategi
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada siswa Kelas IV SD Negeri 16 Martapura Kecamatan
Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.

Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPA
materi Alat Indra Manusia melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas
IV SD Negeri 16 Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bersifat teoritis maupun praktis.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan Ilmu
Pengetahuan Alam dan dalam dunia pendidikan.
Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada srategi berupa pergeseran dari
paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar yang mementingkan pada proses untuk
mencapai hasil.
Manfaat Praktis
Bagi siswa
Dapat digunakan sebagai masukan agar siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan
potensi yang dimiliki sehingga dapat belajar dengan baik agar prestasi belajarnya meningkat.
Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai saran dan masukan bahwa Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam KBM IPA.
Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran, sehingga
berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
Bagi Institusi
Dari hasil penelitian ini nantinya dapat dipergunakan sebagai referensi bagi mahasiswa lain
untuk penulisan yang relevan, serta dapat menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi
mahasiswa.
E. DEFINISI OPERASIONAL DAN INDIKATOR KEBERHASILAN
Definisi Operasional
Prestasi Belajar .
Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu
kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademis di sekolah pada jangka waktu tertentu yang
dicatat pada setiap akhir semester dalam bukti laporan yang disebut rapor (Basri, 2015: 154).
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pelajaran IPA adalah rumpun ilmu yang memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari
fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events)
dan hubungan sebab akibatnya (Widi, 2014: 22). Sedangkan Garnida (2002: 1) menjelaskan
bahwa IPA adalah cabang ilmu yang mempelajari gejala dan perubahan-perubahan alam.
Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Student Team Achievement Disions (STAD) adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif
yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang
berbeda-beda dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak
hanya secara akademi, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras,
dan etnis (Huda, 2014:201).
Sedangkan menurut Isjoni (dalam Taniredja, 2014: 64) Strategi pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Indikator Keberhasilan
Penerapan starategi pembelajaran koooperatf tipe STAD ini dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan dapat tercapai. Adapaun indikator keberhasilan penerapan strategi
pembelajaran ini adalah siswa kelas IV memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) individu
dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA yaitu 60 dan KKM klasikal sebesar 85%.
F. METODELOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam
kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Basrowi dan
Suwandi, 2008:28).
Menurut Winter (dalam Paizaluddin, 2012:44) di dalam PTK diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan
pihak-pihak lain. Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data atau data sumber. Karena pada
hakikaktnya kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang
ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi
dan kondisi. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang
menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih menggunakan jenis PTK kolaboratif. Jadi dalam
penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru kelas dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Langkah-langkah Penelitian
Untuk lebih jelasnya tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut
(Arikunto, 2007:16) :
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dari uraian di atas dapatlah peneliti gambarkan penelitian yang akan dilakukan dalam sistematika
berikut ini:
Bagian Awal
Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan,
pernyataan keaslian tulisan, moto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, daftar bagan, daftar diagram, dan daftar lampiran.
Bagian Inti
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat
penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI
Berisi tentang ruang lingkup prestasi belajar, ruang lingkup IPA, dan ruang lingkup strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi tentang deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II, dan siklus III.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil penelitian deskripsi per siklus dan
pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran-saran.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran- lampiran, dan daftar riwayat penulis.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PRESTASI BELAJAR
Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakakan berkenaan
dengan perkembangan dan kemajuan peserta didik.
Pengertian Belajar
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh kebiasaan, ilmu
pengetahuan, dan berbagai sikap yang terjadi akibat adanya interaksi individu dengan
lingkungannya yang menyangkut dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari kreativitas belajar dalam jangka waktu tertentu
sebagaimana dicantumkan dalam buku rapornya.
Bentuk-bentuk Prestasi Belajar
Bentuk-bentuk prestasi belajar dalam Taksonomi Bloom dibagi dalam tiga ranah yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Fungsi Utama Prestasi Belajar
Fungsi utama pertasi belajar adalah sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu
dan juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.
Kegunaan Prestasi Belajar
Kegunaan prestasi belajar adalah sebagai umpan bagi bagi guru dalam melakukan
pembelajaran serta untuk menetukan isi kurikulum dan kebijakan sekolah.
Indikator Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan ketrampilan yang dimiliki
anak didik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang
termasuk faktor ini ialah panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestimya,
seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna,
berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas:
faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor
kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,
minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
Faktor kematangan fisik maupun psikis (Uzer, 1993:9-10).
Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
Faktor lingkungan keluarga, yaitu sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, serta
perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga.
Faktor lingkungan sekolah, yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru dan siswa, serta
kurikulum dan metode mengajar.
Faktor lingkungan masyarakat, yaitu sosial budaya, partisipasi terhadap pendidikan
(Basri, 2015:155-156).
Dengan demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B. ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)
Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di alam
yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan
dan pengujian gagasan-gagasan.
Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek- aspek sebagai berikut:
Aspek Kerja Ilmiah, meliputi:
Kegiatan penyelidikan.
Berkomunikasi ilmiah.
Pengembangan kreativitas.
Pemecahan masalah.
Sikap.
Nilai ilmiah (Samultian,2013: 2).
Aspek Pemahaman Konsep, meliputi:
Makhuk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya.
Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah, dan batuan.
Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi,
tata surya, bumi dan benda-benda langit lainya.
Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannyan (Garnida, 2002: 254).
Dalam pembelajaran IPA di SD/MI kedua aspek tersebut saling terkait satu sama lain. Aspek kerja
ilmiah digunakan untuk membantu siswa dalam memahami konsep dan pengetahuan IPA.
Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI
Konsep IPA di Sekolah Dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara
tersendiri. Adapun tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP
dalam Susanto, 2013: 171), dimaksudkan untuk:
Memperolah keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan,
dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan
membuat keputusan.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan
alam.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
tuhan.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP
Fungsi Mata Pelajaran IPA di SD/MI
Fungsi mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:
Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan
dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan ketrampilan proses.
Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas
kehidupan sehari-hari.
Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara
kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehudupan sehari-hari.
Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta
ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida, 2002: 253-254).
SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas IV Semester I dapat dilihat pada
tabel 1.1, di bawah ini:
Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Rangka dan Panca Indra Manusia
1. Memahami hubungan struktur organ tubuh manusia dengan Mendiskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan
fungsinya, serta pemeliharaannya. fungsinya.
Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh.
Mendiskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya.
Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra.
Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya.
fungsinya. Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya.
Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.
Menjelaskan hubngan antara bunga dengan fungsinya.
Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya.
3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya. Mengidentifikasi makanan hewan
Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Mengidentifikasi jenis makanan hewan
Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Daur Hidup Hewan
4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. mendiskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya
kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.
Menunjukan kepedulian terhadap hewan peliharan, misalnya kucing,
ayam, ikan.
Makhluk Hidup dan Lingkungannya
5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antar makhluk Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan
hidup dengan lingkungannya. makan dan dimakan antar makhluk hidup (rantai makanan).
Mendiskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Sifat dan Perubahan Wujud Benda
6. Memahami beragam sifat dan perubahanwujud benda mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki
serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifat tertentu.
sifatnya. Mendiskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat
cair; cair gas cair; padat gas.

Materi Alat Indra Manusia


Alat indra Manusia adalah alat dalam tubuh manusia yang dapat menghubungkan antara tubuh
manusia dengan lingkungan. Menurut Ahmad Abtokhi (2008:29) indra adalah kumpulan reseptor
yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan. Secara umum alat indra
adalah organ yang berfungsi menerima rangsangan yang berasal dari luar tubuh manusia (Tim
Catha Edukatif, 2013:11). Setiap indra mempunyai ujung-ujung saraf sehingga dapat menerima
rangsangan. Ujung saraf disebut reseptor. Rangsangan adalah segala sesuatu yang
mengakibatkan terjadi perubahan dalam tubuh ataupun pada bagian tubuh. Ada dua macam
rangsangan yaitu rangsangan dalam dan luar. Rangsangan dari dalam dapat berupa rasa lapar,
nyeri, dan kelelahan. Rangsangan dari luar dapat berupa araoma atau bau, cahaya, sentuhan,
rasa manis, rasa asin, rasa pahit, dan suhu ataupun kelembaban. Manusia normal memiliki lima
indra, antara lain:
Indra Penglihat (Mata)
Indra pendengar (Telinga)
Indra Pengecap (Lidah)
Indra Pencium (Hidung)
Indra Peraba (Kulit)
C. STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Pengertian STAD
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana. Peserta didik ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam kelompok mereka untuk memastikan bahwa semua
anggota kelompok telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang
materi yang telah dipelajari, tetapi siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu. Di akhir
pelajaran, skor yang diperoleh siswa dari kuis diakumulasikan dengan skor anggota kelompoknya
untuk mencapai skor tertinggi. Skor tertinggi yang mencapai kriteria akan mendapatkan suatu
penghargaan.
Komponen Utama STAD
STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu:
Presentasai Kelas
Tim
Kuis
Skor Kemajuan Individual
Rekognisi Tim
Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Pelajaran IPA Materi
Alat Indra Manusia
Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Pembagian Kelompok
Presentasi dari Guru
Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Kuis (Evaluasi)
Penghargaan Prestasi Tim
Langkah-langkah STAD
Menurut Sharan (dalam Taniredja, 2014; 64-65) langkah-langkah STAD dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan jenis
kelamin dan sukunya.
Guru memberikan pelajaran.
Siswa-siswi di dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa
menguasai pelajaran tersebut.
Semua siswa diberikan kuis perseorangan tentang materi tersebut.
Mereka tidak dapat membantu satu sama lain.
Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang
sebelumnya.
Nilai-nilai itu di beri hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka
capai atau seberapa tinggi nilai itu memlampaui nilai mereka yang sebelumnya.
Nilai-nilai dijumlahkan untuk mendapatkan nilai kelompok.
Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-
hadiah tertentu.
Kelebihan Menggunakan STAD
Ibrahim dkk (dalam Majid, 2014: 188) juga menguraikan bahwa penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan, diantaranya:
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain.
Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.
Dalam pross belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.
Kelemahan Menggunakan STAD
Adapun kelemahan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, antara lain:
Membutuhkan waktu yang lama.
Siswa pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai,
dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang
pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan. Pada tahap ini setiap siswa harus
memerhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan
kelompok dengan cara menjawab soal kuis atau tes sesuai dengan kemampuannya. Pada
saat mengerjakan kuis atau tes ini, setiap siswa bekerja sendiri.
Penentuan skor. Hasil kuis atau tes diperiksa oleh guru, setiap skor yang diperoleh siswa
dimasukan ke dalam daftar skor individual, untuk melihat peningkatan kemampuan
individual. Rata-rata skor peningkatan individual merupakan sumbangan bagi kinerja
pencapaian hasil kelompok.
Penghargaan terhadap kelompok. Berdasarkan skor peningkatan individu, maka akan
diperoleh skor kelompok. Dengan demikian, skor kelompok sangat tergantung dari
sumbangan skor individu (Majid, 2014: 188).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. WAKTU PENELITIAN, TEMPAT PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SISWA KELAS IV SDN 16

MARTAPURA
Waktu Penelitian
No Waktu Kegiatan
1. 22 September 2016 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 1
2. 26 September 2016 Pelaksanan Siklus I Pertemuan 2
3. 29 September 2016 Pelaksanaan Siklus II
4. 03 Oktober 2016 Pelaksanaan Siklus III

Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN 16 Martapura Kec. Martapura Kab. OKU Timur. Pemilihan
tempat penelitian didasarkan pada :
SDN 16 Martapura adalah salah satu lembaga pendidikan yang berkualitas di Martapura.
Pembelajaran IPA di SDN 16 Martapura masih monoton.
Materi panca indra manusia yang di kelas IV sangat sesuai bila diajarkan dengan strategi
kooperatif tipe STAD.
Karakteristik Siswa Kelas IV SDN 16 Martapura
Siswa kelas VI SDN 16 Martapura berjumlah 22 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

No Nama L/P
1. Firmansyah L
2. Aditya Sadewo L
3. Ade Riski L
4. Aldenra Rehan L
5. Arya Putra L
6. Ahmad Asher L
7. Anawai Coliza P
8. Dopi L
9. Fatana Afan L
10. Gilang Yudha L
11. Keysa Ester P
12. Nadia Anjelina P
13. Rivaldo Jaya L
14. Yolanda Wahyu P
15. Tisti P
16. Neva Nola P
17. Putri Alifa P
18. Suci Aulia P
19. Regita Wina P
20. Satria Frasetyo L
21. Angga Ebnu L
22. Ahmad Dzikri L
B. DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN
Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan data diperoleh dari pembelajaran pra siklus menunjukkan bahwa hasil ulangan pada Mata
Pelajaran IPA siswa kelas IV masih banyak yang berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu
70.
Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 22 September 2016 jam (07.30-08.40) dan Senin, 26 September
2016 jam (08.00-09.10) selama 4 jam pembelajaran (140 menit). ). Tahapan-tahapan yang dilakukan
adalah:
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Deskripsi Siklus II
Siklus II dilakukan pada hari Kamis, 29 September 2016 jam (07.30- 08.40) selama 2 jam pembelajaran
(70 menit). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah:
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Deskripsi Siklus III
Siklus III dilakukan pada hari Senin, 03 Oktober 2016 jam (08.00- 09.10) selama 2 jam pembelajaran (70
menit). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah:
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DATA PERSIKLUS
Analisis Data Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari


1. Firmansyah 50 Tidak Tuntas pelaksanaan siklus I ini yaitu:
2. Aditya Sadewo 60 Tidak Tuntas
Nilai seluruh peserta didik (x) = 1070
3. Ade Riski 40 Tidak Tuntas

4. Aldenra Rehan 60 Tidak Tuntas
Nilai seluruh peserta didik (f) = 6
5. Arya Putra 55 Tidak Tuntas
6. Ahmad Asher 50 Tidak Tuntas

7. Anawai Coliza 70 Tuntas Nilai seluruh peserta didik (n) = 22
8. Dopi 55 Tidak Tuntas
9. Fatana Afan 50 Tidak Tuntas Presentase ketuntasan belajar
10. Gilang Yudha 60 Tidak Tuntas (P)= f x 100 %
11. Keysa Ester 70 Tuntas n
12. Nadia Anjelina 70 Tuntas = 6 x 100 %
13. Rivaldo Jaya 60 Tidak Tuntas 22
14. Yolanda Wahyu 70 Tuntas = 16,67 %
15. Tisti 70 Tuntas
16. Neva Nola 70 Tuntas Nilai rata-rata
17. Putri Alifa 55 Tidak Tuntas (MX) =X N
18. Suci Aulia 40 Tidak Tuntas = 1070
19. Regita Wina 40 Tidak Tuntas 22
20. Satria Frasetyo 50 Tidak Tuntas = 57,50
21. Angga Ebnu 40 Tidak Tuntas
22. Ahmad Dzikri 50 Tidak Tuntas
Jumlah 123
5

Anda mungkin juga menyukai