Anda di halaman 1dari 155

SI 2010

REKAYASA BAHAN
KONSTRUKSI SIPIL

II. BETON
BAHAN PENYUSUN BETON

Semen
Air
Agregat (halus dan kasar)
Bahan tambahan/additive (bahan kimia
dan mineral)
Hydraulic Cement

Gypsum Cement
Lime Cement
Pengenalan Bahan Pembentuk
Beton
Agregat
Agregat mengisi 60-80% dari volume beton. Oleh karena itu karakteristik
kimia, fisisk dan mekanik agregat yang digunakan dalam pencampuran
sangat berpengaruh sifat-sifat beton yang dihasilkan (seperti kuat tekan,
kekuatan, durabilitas, berat, biaya produksi dan lain-lain)
Agragat alam dihasilkan dari proses pelapukan dan abrasi, pemecahab
massa batuan induk yang lebih besar.
Sifat agragat tergantung dari sifat batuan induk; komposisi kimia dan
mineral, klasifikasi petrografik, berat jenis, kekerasan (hardness),
kekuatan, stabilitas fisik dan kimia, struktur pori, warna dan lain-lain.
Sifat agregat yang tidak bergantung dari sifat batuan induk: Ukuran dan
bentuk partikel, tekstur dan absorpsi permukaan
Berat agragat yang digunakan sangat menentukan berat beton yang
dihasilkan:
Beton ringan 1360-1840 kg/m3
Beton normal 2160-2560 kg/m3
Beton berat 2800-6400 kg/m3
Secara umum agregat yang baik haruslah agregat yang mempunyai
bentuk yang menyerupai kubus atau bundar, bersih, keras, kuat,
bergradasi baik dan stabil secara kimiawi.
Klasifikasi Ukuran
Beton dapat terdiri dari partikel agregat yang ukurannya berkisar pada daerah
ukuran sampai suatu maximum, yang biasanya berada diantara ukuran 10 mm
sampai 50 mm. Ukuran 20 mm merupakan ukuran tipikal. Gradasi adalah
merupakan distribusi ukuran partikel.
Kasar: Batas bawah pada ukuran 4.75 mm atau
Ukuran saringan no. 4 (ASTM)
Agregat
(ASTM C-33)
Halus: Batas bawah ukuran pasir = 0.075 mm (no. 200)
Batas atas ukuran pasir = 4.75 mm (no. 4)

Klasifikasi Petrografi
Dari segi petrografi agregat dapat dibagi dalam beberapa kelompok batuan yang
mempunyai karakteristik masing-masing sebagai berikut :
(BS 812 : Part 1 : 1975)

- Kelompok Basalt - Kelompok Granit - Kelompok Limestone


- Kelompok Flint - Kelompok Gritstone - Kelompok Porphyry
- Kelompok Gabbro - Kelompok Hornfels - Kelompok Quartzite
- kelompok Schist
Mineral terpenting yang ada dalam agregat :
(ASTM Standart C294-69)
- Mineral Silica - Mineral Micaceous - Mineral Sulphate
- Mineral Feldspar - Mineral Carbonate - Mineral Ferromagnesian
- Mineral Sulphate - Mineral Lempung - Mineral Ion oksida besi
- Zeolites
Klasifikasi Bentuk dan Tekstur
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan
memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan beton yang sudah
mengeras.
Klasifikasi Bentuk Partikel Agregat Menurut BS 812 : Part 1 : 1975
- Rounded - Irregular - Flaky
- Angular - Elongated - Flaky & Elongated
Partikel dengan rasio luas permukaan terhadap volume yang tinggi menurunkan
workability campuran beton ( contoh partikel yang berbentuk flaky dan elongated).
Partikel dengan bentuk flaky juga merugikan bagi durabilitas beton karena partikel-
partikel ini cenderung untuk terorientasi pada satu bidang, sehingga air dan
gelembung udara dapat terbentuk dibagian bawahnya. Jumlah partikel yang
elongated atau flaky melebihi 10%-15% massa agregat kasar dianggap
merugikan.
Klasifikasi Tekstur Permukaan Agregat Menurut BS 812 : Part 1 : 1975
- Glassy - Smooth - Granular
-Rough - Crystalline - Honeycombed
Bentuk dan tekstur permukaan agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
beton segar seperti kelecekan/workability. Bentuk dan tekstur agregat, terutama
agregat halus, sangat mempengaruhi kebutuhan air campuran beton. Semakin
banyak kandungan void pada agregat yang tersusun secara tidak padat, semakin
tinggi kebutuhan air.

Sifat Mekanik
Gaya lekat (Bond)
Bentuk dan tekstur permukaan agregat mempengaruhi kekuatan beton, terutama
untuk beton berkekuatan tinggi; kekuatan lentur lebih dipengaruhi daripada
kekuatan tekan.
Semakin kasar tekstur, semakin besar daya lekat antara partikel dengan matriks
semen. Biasanya untuk daya lekat yang baik akan dijumpai partikel agregat yang
pecah pada beton yang diuji tekan sampai kapasitasnya. Tetapi terlalu banyak
partikel agregat yang pecah menandakan bahwa agregat terlalu lemah.
Mekanisme lekatan (bond)
antara Agregat dan Pasta semen :
Ikatan fisik,
Yaitu agregat yang mempunyai permukaan yang kasar dapat mengembangkan ikatan yang baik
dengan pasta semen.
Ikatan kimia,
Agregat yang mengandung silica (jenis slag) dapat mengikat dengan pasta semen secara
kimiawi (reaksi hidrasi pada permukaan agregat). Besarnya ikatan ini fungsi dari nilai a/s dan
derajat hidrasi beton.
Ikatan antara agregat dengan pasta semen sering menjadi bagian yang terlemah dari beton.

Kekuatan
Informasi mengenai kekuatan agregat harus diperoleh dari pengujian tak langsung antara lain
dari pengujian tekan sample batuan, nilai crushing tumpukan agregat atau performansi agregat
dalam beton.
Kekuatan agregat yang dibutuhkan pada beton umumnya lebih tinggi daripada kekuatan
betonnya sendiri. Hal ini dikarenakan tegangan sebenarnya yang bekerja pada titik kontak
masing-masing partikel agregat biasanya jauh lebih tinggi daripada tegangan tekan yang
bekerja pada beton.
Agregat dengan kekuatan moderat atau rendah dan yang mempunyai modulus elastis rendah
bersifat baik dalam mempertahankan integritas beton pada saat terjadinya perubahan volume
akibat perubahan suhu atau sebab lainnya. Tegangan yang timbul pada pasta semen biasanya
lebih rendah jika agregat lebih kompresibel.
Toughness
Toughness dapat didefinisikan sebagai daya tahan agregat terhadap kehancuran
akibat beban impak.

Hardness
Hardness atau daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan sifat yang penting
bagi beton yang digunakan untuk jalan atau permukaan lantai yang harus memikul
lalu lintas berat (Heavy structure).
Los Angeles Test
Test ini mengkombinasikan proses atrisi dan abrasi, dan memberikan hasil yang menunjukan
korelasi yang baik dengan keausan actual agregat pada beton dan juga kekuatan tekan dan
lentur beton yang dibuat dengan agregat yang bersangkutan.

Sifat Fisik
Specific Gravity :Perbandingan massa (atau berat diudara) dari suatu
unit (relative density) volume bahan terhadap massa air dengan
volume yang sama pada temperature
tertentu.

Apparent Specific Gravity :Perbandingan massa agregat kering (yang


(Apparent Particle Density) dioven pada 1100 selama 24 jam) terhadap
massa air dengan volume yang sama dengan
agregat tersebut.
Bulk Specific Gravity (SSD) :Perbandingan massa agregat SSD (Saturated (Apparent Bulk
density) dan Surface Dry) terhadap massa air dengan
volume yang sama dengan agregat tersebut

Bulk density :Massa actual yang akan mengisi suatu


penampang/wadah dengan volume satuan.
Parameter ini berguna untuk merubah ukuran
massa menjadi ukuran volume

Porositas dan Absorpsi :Porositas, permeabilitas dan absorpsi agregat


mempengaruhi daya lekat antara agregat dan
pasta semen, daya tahan beton terhadap
pembekuan dan pencairan, stabilitas kimia,
daya tahan terhadap abrasi dan specific
gravity
Sifat- sifat lainnya

Gradasi
Gradasi dan ukuran maksimum agregat sangat penting, karena besaran ini
mempengaruhi proposi agregat dalam campuran, kebutuhan air, jumlah semen,
biaya produksi, sifat susut dan durabilitas beton. Agregat yang memenuhi
persyaratan batas gradasi dapat memberikan hasil terbaik. Hal ini dapat dijelaskan
dengan teori rongga minimum (lihat gambar).
Kandungan air
Ada dua bentuk kandungan air pada
agregat, yaitu:

Kandungan Air serapan, yaitu kandungan air yang


diserap oleh rongga didalam partikel agregat dan
biasanya tidak terlihat
Kandungan air permukaan, yaitu kandungan air
yang menempel pada permukaan agregat.

Besarnya kandungan air pada agregat yang akan digunakan


perlu diketahui untuk mengontrol besarnya jumlah air
didalam suatu campuran beton.
Kondisi agregat berdasarkan
kandungan airnya dibagi atas :
Kering oven, yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap
air dalam campuran beton secara maksimal (dengan
kapasitas penuh)
Kering udara, yaitu kondisi agregat yang kering
permukaan namun mengandung sedikit air dirongga-
rongganya. Agregat jenis ini juga dapat menyerap air
didalam campuran walaupun tidak dengan kapasitas
penuh.
Jenuh dengan permukaan kering, yaitu kondisi agregat
yang permukaanya kering, namun semua rongga-
rongganya terisi air. Didalam campuran beton, agregat
dengan kondisi ini tidak akan menyerap ataupun
menyumbangkan air kedalam campuran.
Basah, yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang
berlebihan pada permukaannya. Agregat dengan kondisi
ini akan menyumbangkan air kedalam campuran, sehingga
jika tidak diperhitungkan akan merubah nilai rasio air-
semen didalam campuran.
Stabilitas kimia agregat
Agregat harus stabil secara kimiawi, sehingga tidak akan merusak hasil reaksi hidrasi beton.

Berat isi
Berat isi agregat adalah berat agregat yang ditempatkan didalam wadah dengan volume
tertentu. Berat isi agregat untuk beton normal berkisar antara 1200-1760 kg/m3.

Keuntungan digunakan agregat :


Murah
Menimbulkan sifat volume yang stabil
Mengurangi susut
Mengurangi rangkak
Memperkecil pengaruh suhu

Bulking pada pada pasir


Efek lain dari adanya kelembaban pada pasir adalah bulking, yaitu pertambahan volume pasir
akibat adanya lapisan air yang mendorong partikel pasir sehingga berada pada jarak yang lebih
jauh. Bulking mempengaruhi penakaran pasir bila berdasarkan volume (volume batching).

Unsoundness karena perubahan volume


Perubahan volume yang besar pada agregat dapat disebabkan karena proses pembekuan dan
pencairan, perubahan temperature dibawah titik beku dan pergantian terus menerus dari
pengeringan dan pembasahan. Bila agregat unsound, perubahan kondisi fisik tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan beton seperti scaling dan bahkan keretakan permukaan yang
ektensif.
Bahan-bahan yang tidak
diinginkan
pada agregat
Tiga katagori bahan-bahan yang tidak diinginkan yang mungkin terdapat
pada agregat:

Ketidak murnian: mempengaruhi proses hidrasi semen dan setting


pasta semen. Contoh: bahan organic seperti produk pembusukan
tumbuhan seperti, humus, dapat dihilangkan dengan mencuci.

Pelapisan (coating) pada permukaan agregat yang menghalangi


terjadinya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen.
Contoh: lempung pada agregat, debu atau lumpur.Kontaminasi
garam, dapat mengakibatkan perkaratan tulangan, dapat diatasi
dengan mencuci agregat.

Unsoundness karena adanya agregat yang unsound atau lemah.


Contoh; gumpalan lempung, potongan kayu dan batu bara. Bila
jumlahnya besar (antara 2-5% massa agregat), partikel ini bahaya
bagi kekuatan beton dan terutama harus dihindari untuk beton yang
harus mengalami gaya-gaya yang dapat mengakibatkan abrasi.
Analisa saringan
Analisa saringan adalah proses untuk membagi suatu contoh agregat
kedalam fraksi-fraksi dengan ukuran partikel yang sama dengan
maksud untuk menentukan gradasi dan distribusi ukuran agregat.
Ukuran saringan BS dan ASTM yang biasa digunakan untuk
menentukan gradasi agregat.

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


BS bukaan ASTM bukaan BS bukaan ASTM bukaan
(mm) (mm) (mm) (mm)

75 75 5.00 4.75
- 63 2.36 2.36
50 50 1.18 1.18
37.5 37.5 600 m 600 m
- 25 300 m 300 m
20 19 150 m 150 m
- 12.5
14 -
10 9.4
Contoh analisis saringan
%
Ukura % %
% Massa Kumulatif
Bukaan Tertahan Kumulatif
Tertahan Tertahan
BS (Gram) Yang Lolos

10 mm 0 0.0 100 0
5.0 mm 6 2.0 98 2
2.36 mm 31 10.1 88 12
1.18 mm 30 9.8 78 22
600 m 59 19.2 59 41
300 m 107 34.5 24 76
150 m 53 17.3 7 93
<150 m 21 6.8 - -

Total 307 246


Modulus Kehalusan = 2.46
Fineness Modulus
Fineness modulus didefinisikan sebagai jumlah persen
kumulatif yang tertahan pada saringan seri standar, dibagi
100. Seri standar terdiri dari saringan yang masing-masing
mempunyai ukuran sebesar 2x ukuran saringan sebelumnya :
150, 300, 600 m, 1.18, 2.36, 5.00 mm (ASTM no 100, 50, 30,
16, 8 dan 4).

Bila misalnya semua partikel pada suatu sample lebih kasar


daripada saringan 600 m, maka persen kumulatif yang
tertahan pada saringan 300 m harus diambil sebesar 100;
demikian juga halnya untuk saringan 150 m.

Biasanya fineness modulus dihitung untuk agregat halus. Nilai


tipikal berkisar antara 2.3 sampai 3, nilai yang lebih tinggi
menyatakan gradasi yang lebih kasar.

Fineness modulus berguna dalam mendeteksi variasi kecil pada


agregat yang berasal dari sumber yang sama, yang dapat
mempengaruhi workability beton segar.
Persyaratan Gradasi

Gradasi mempengaruhi workability campuran beton namun


tidak mempengaruhi kekuatan. Sekalipun demikian, untuk
mencapai kekuatan yang tinggi dibutuhkan
kompaksi/pemadatan maksimum dengan besar usaha yang
masih dapat diterima, yang mana hal ini hanya dapat dilakukan
apabila campuran cukup workable.
Tidak ada gradasi yang ideal, karena adanya pengaruh
lain yang berinteraksi, antara factor factor utama yang
mempengaruhi workability, yaitu:

Luas permukaan agregat yang menentukan jumlah air yang


dibutuhkan untuk membasahi seluruh partikel
Volume relative yang ditempati oleh agregat
Kecenderungan terhadap segragasi
Jumlah butir halus (fine) dalam campuran beton
Persyaratan Volume Absolut Butir
Halus
Ukuran Maksimum Agregat Volume Absolut Butir Halus (Fines)
(mm) Sebagai Fraksi Volume Beton
8. 0.165
16. 0.140
32. 0.125
63. 0.110

Ukuran Agregat Maksimum


Semakin besar partikel agregat, semakin kecil luas permukaan yang harus dibasahi per unit
massa ( yaitu specific surface). Oleh karena itu, memperlebar rentang gradasi agregat dengan
menggunakan ukuran maksimum yang lebih besar akan memperkecil kebutuhan air
campuran. Sehingga untuk tingkat workability tertentu rasio air-semen dapat dikurangi dan
konsekuensinya kekuatan meningkat. Tetapi walaupun begitu ada batas atas ukuran
maksimum agregat dimana peningkatan kekuatan akibat berkurangnya kebutuhan air masih
dapat mengimbangi efek negatif yang timbul dengan berkurangnya luas permukaan lekatan
dan dengan adanya diskontinuitas akibat penggunaan agregat berukuran besar yang
menyebabkan sifat heterogenitas beton menjadi menonjol. Sifat heterogenitas ini memberi
pengaruh negative terhadap kekuatan beton. Untuk beton struktural ukuran agregat
maksimum dibatasi pada ukuran 25mm sampai 40 mm, karena pertimbangan ukuran
penampang beton dan jarak antara tulangannya.
Gradasi Praktis
Jadi adalah penting untuk menggunakan agregat dengan gradasi sedemikian
rupa sehingga diperoleh workability yang cukup dan segregasi minimumsehingga
dicapai beton yang kuat dan ekonomis. BS 882 : 1983 dan ASTM C 33-84
memberikan limit gradasi untuk agregat halus dan agregat kasar.

Spesifikasi Gradasi Agregat halus


Ukuran Saringan % Yang Lolos
BS ASTM BS ASTM
10 mm 3/8 in 100 100
5 mm 3/16 89-100 95-100
2.36 mm 8 60-100 80-100
1.18 mm 16 30-100 50-85
600 m 30 15-100 25-60
300 m 50 5-70 10-30
150 m 100 0-15 2-10

Agregat yang Gap-Graded (Bergradasi celah)


Pada kurva gradasi, gap gradasi terlihat sebagai garis horizontal pada daerah ukuran yang
ditiadakan. Untuk menghindari segragasi, gap-grading direkomendasikan untuk digunakan
terutama untuk campuran beton dengan workability yang rendah yang akan dipadatkan
dengan vibrator, dalam pengerjaannya diperlukan control dan penanganan yang lebih baik
KUALITAS AIR
Kualitas air penting karena ketidak murnian air dapat mempengaruhi /
menghambat proses setting semen, dapat menimbulkan efek negatif
terhadap kekuatan beton atau menakibatkan noda-noda pada permukaan
beton, dan dapat pula menimbulkan korosi pada tulangan. Harus
dibedakan antara air campuran dan air yang agresif terhadap beton yang
sudah mengeras. Beberapa jenis air yang agresif terhadap beton yang
sudah mengeras ada yang bersifat tidak merugikan atau malah
menguntungkan jika digunakan sebagai air pencampur.

AIR CAMPURAN
Didalam banyak spesifikasi teknis, kualitas air pencampur bisanya
disyaratkan sebagai air yang dapat diminum. Air yang dapat diminum
biasanya mengandung solid kurang dari 1000 ppm. Syarat ini sebenarnya
tidak absolute; karena air minum tidak cocok digunakan sebagai air
campuran apabila mengandung kadar sodium dan potassium yang tinggi
(umum dijumpai pada air tanah) sehingga dapat menimbulkan bahaya
reaksi alkali agregat.
Setiap air dengan pH (derajat keasaman) antaa 6.0 dan 8.0 dan rasanya
tidak payau dapat digunakan untuk air campuran beton. Air yang
mengandung bahan organik (umum dijumpai pada air permukaan) dapat
menghambat proses pengerasan beton.
Air yang mengandung jamur jika digunakan sebagai pencampur dapat
meningkatkan jumlah udara dalam campuran, sehingga dapat
menimbulkan efek negatif terhadap kekuatan. Sebagai contoh,
peningkatan kandungan jamur dari 0.09% menjadi 0.23% ternyata
meningkatkan kandungan udara sebesar 10.6%. Hal ini dapat
menyebabkan reduksi kekuatan sebesar 50%. Air yang mengandung
minyak dalam jumlah besar dapat menghambat setting time dan
mengurangi kekuatan beton.
Air yang cocok digunakan sebagai air campuran dapat digunakan sebagai
air pembersih concrete mixer.
Beberapa batasan/spesifikasi yang ada (B.S) untuk air pencampur:
- Kandungan klorida 500 ppm
- Kandungan SO3 1000 ppm
KANDUNGAN UDARA DALAM BETON
Kandungan udara didalam beton harus benar-benar dikontrol, karena:
jika jumlahnya terlalu sedikit akan menurunkan kelecakan dan durabilitas
jika jumlahnya terlalu banyak akan menurunkan kekuatan

Kandungan udara dalam campuran beton dipengaruhi oleh :


jenis dan konsentrasi air entraining admixture yang digunakan
penggunaan admixture lainnya dalam campuran
merek dan jenis semen
kandungan semen; kandungan udara meningkat dengan menurunnya
kandungan semen dalam campuran.
Gradasi dari pasir. Peningkatan prosentais fraksi pasir halus dapat
memperkecil kandungan udara
Slump. Peningkatan slump campuran beton dapat mempertinggi
kandungan udara yang dihasilkan
Suhu. Lebih banyak udara yang masuk ke dalam campuran pada suhu
yang rendah disbandingkan pada suhu yang tinggi.
Jenis mixer dan lamanya pencampuran. Semakin lama proses
pencampuran, semakin kecil kandungan udara dalam campuran.
Penggunaan bahan pengganti sebagian dari semen seperti fly ash,
silica fume, dan lain-lain dalam campuran. Material ini jika sifat fisiknya
jauh lebih halus dari semen, dapat mengurangi kandungan udara
didalam campuran.
Adanya zat-zat aing seperti jamur dalam campuran.

AIR UNTUK PERAWATAN BETON


Biasanya air dapat diguankan untuk campuran beton, sesuai pula untuk perawatan
beton. Sekalipun demikian kandungan besi dan bahan organik pada air yang
digunakan untuk perawaan beton dapat menibulkan noda-noda pada beton dengan
penguapan air

Perlu diingatkan : Air untuk perawatan beton harus bebas dari


bahan-bahan yang dapat menyerang beton yang
telah mengeras (misalnya serangan oleh CO2)
Perawatan dengan menggunakan air laut dapat
memicu serangan korosi pada tulangan
ADMIXTURES (Bahan Tambahan)

Additive : Bahan yang ditambahkan pada semen pada tahap


pembuatannya.

Admixture:
Bahan yang ditambahkan pada campuran beton pada tahap
pencampurannya. Hal ini dilakukan untuk mengubah beberapa sifat
semen yang biasa digunakan.
Suatu material, selain air, agregat, semen dan fiber yang digunakan
sebagai bahan pencampuran beton. Bahan ini ditambahkan ke dalam
batch sebelum, selama, atau setelah proses pencampuran.

Admixture dibagi dua:


- Chemical Admixture Bahan-bahan admixture yang dapat larut dalam
air digolongkan sebagai chemical admixture
- Mineral Admixture Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut
dalam air digolongkan sebagai mineral admixture.

CHEMICAL ADMIXTURE
Chemical admixture biasanya digunakan dalam jumlah yang sedikit pada
campuran beton. Tujuan penggunaannya adalah untuk memperbaiki
sifat sifat tertentu clan campuran.
Berbagai jenis admixtures yang umum digunakan:
Accelerators:

Admixture yang mempercepat proses pengerasan atau


pertumbuhan kekuatan pada umur dini dari beton. Admixture ini
sebenarnya tidak mempunyai efek tertentu terhadap setting time,
sekali pun demikian,dalam praktek setting time juga berkurang.

Yang biasa digunakan sebagai accelerators : Calcium Chlorida (Ca


Cl2)
CaCl2 mungkin bertindak sebagai katallisator didalam proses
hidrasi C3S dan C2S atau berfungsi sebagai pereduksi sifat
alkalinitas dari larutan sehingga mempercepat hidrasi silikat.
Dengan menggunakan CaCl2 proses hidrasi C3A diperlambat,
tetapi proses hidrasi normal dari semen tidak berubah.

CaCl2 dapat ditambahkan untuk digunakan bersama semen tipe


III (rapid hardening) dan juga semen biasa/Ordinary Portland
Cement (tipe I). CaCl2 tidak boleh digunakan dengan semen yang
Asumsi: Penambahan 1% CaCl2 (terhadap massa semen)
mempengaruhi kecepatan pengerasan seperli kenaikan
temperatur sebesar 6C. Penambahan 1-2% CaCl2 umumnya
cukup.

CaCl2 harus terdistribusi secara seragam pada campuran


dilarutkan pada air pencampur. Pengaruh CaCl2 menurunkan
daya tahan terhadap serangan sulfat terutama untuk campuran
kurus (lean mix) dan meningkatkan resiko reaksi alkali - agregat
bagi agregat yang reaktif. Kemungkinan korosi tulangan pada
beton bertulang menjadi besar dengan adanya ion chio ida CI-
pada campuran. Accelerator yang tidak mempunyai resiko ini :
Calcium formate.
Set accelerating admixtures :
Admixture ini digunakan untuk mengurangi setting time. Contohnya adalah
Sodium Carbonate yang biasa digunakan untuk memperoleh flash set pada
shot creting. Penggunaan bahan ini dapat menimbulkan efek negatif
terhadap kekuatan beton.

SET RETARDER
Admixture ini memperiambat proses setting beton tanpa mempengaruhi
kekentalan campuran beton; berguna pada pengecoran dalam cuaca panas.
Biasanya dengan admixture ini proses pengerasan (hardening) juga
diperiambat Reaksi periambatari ini dapat diperoleh dengan penambahar.
gula, garam sang yang dapat larut, borate yang dapat larut Pada
pengontrolan yang baik: 0.05% gula terhadap massa semen akan
memperiambat setting times selama 4 jam. Hal ini berguna pada waktu
mixer tidak bekerja dengan baik.

- Sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya cold jcint diantara 2


batching yang
berurutan.
- Pertambatan proses pengerasan pada beton dipengaruhi oleh:
- jenis dan konsentrasi admixture yang digunakan
- suhu pada saat pengerjaan. Semakin tinggi suhu semakin cepat
reaksi hidrasi semen
karakteristik semen, seperti kehalusan dan kandungan CA, gypsum dan alkali.
Semakin tinggi kandungan C3A atau alkali, semakin banyak dibutuhkan
retarder untuk menghasilkan durasi penundaan setting yang sama.
Mekanisme aksi perlambatan setting tidak diketahui dengan past, Admixture ini
menimbulkan modifikasi pada pertumbuhan kristal atau morfologinya sehingga
terdapat penghalang yang lebih efisien terhadap hidrasi yang lebih lanjut.

Mekanisme aksi perlambatan setting tidak diketahui dengan past,


Admixture ini menimbulkan modifikasi pada pertumbuhan kristal atau
morfologinya sehingga terdapat penghalang yang lebih efisien terhadap
hidrasi yang lebih lanjut.

WATER REDUCERS(Plasticizers)
Maksud penggunaan admixture ini adalah:
Bahan tambahan yang dapat mengurangi kebutuhan air pencampur namun tetap menjaga
konsistensi beton yang dihasilkan. Untuk jumlah air yang tetap, penambahan bahan ini dapat
mempertinggi fluiditas beton tanpa mempengaruhi setting time .
Memperoleh kekuatan yang lebih tinggi dengan menurunkan w/c ratio pada workability yang
sama dengan campuran tanpa admixture.
Mencapai workability yang sama dengan menurunkan kandungan semen sehingga
menurunkan panas hidrasi dalam mass conciete
Menambah workability sehingga memudahkan pengecoran pada tempat tempat yang sulit
dijangkau.
Komponen aktif pada water reducing admixtures adalah agen agen
aktif pennukaan (surface active agents) yang terserap pada partikel
semen sehingga memberikan muatan negatif, yang mengakibatkan
timbulnya efek saling tolak menolak antar partikel sehingga
dispersinya menjadi stabil.
Muatan negatif ini yang juga mengakibatkan tumbuhnya selubung
molekul air yang terorientasi disekeliling setiap partikel sehingga
partikel partikel terseparasi. Mobilitas partikel lebih besar dan air
lebih tersedia untuk pelumasan campuran sehingga workability naik.
Reduksi air campuran dengan penggunan admixture ini berkisar
antara 5-15%.
Kemampuan dispersi water reducing admixture mengakibatkan pula
tersedianya luas permukaan untuk hidrasi, pertumbuhan kekuatan
lebih besar pada umur dini. Contoh: Hydroxylated Carboxylic acid,
Lignosulphonic acid.
Penggunaan water reducer jangan melebihi dosis yang telah ditentukan oleh
produsen admixtures tersebut, karena kelebihan dosis dapat menyebabkan
- Segregation
- Prolonged set retardation.
HIGH RANGE WATER REDUCING ADMIXTURES
Bahan ini dapat mengurangi kebutuhan air sampai maksimum 15%.
AIR ENTRAINING AGENTS
Berfungsi untuk memperbanyak gelembung udara dalam beton.
Penggunaan bahan ini juga dapat meningkatkan kelecakan campuran
beton yang dihasilkan. Penggunaan Chemical admixtures ini diatur
oleh ASTM C494 - 92
Additive lainnya :
- Concrete hardener
- Superplasticizer: sejenis high range water reducers
- Concrete Waterproofers
- Bonding agents : sejenis polymer emulsions (latexes) untuk
pengikat beton
lama & baru
- Zat pewarna beton
- Surface-sealing agents : untuk perawatan beton
dll

MINERAL ADMIXTURE (Silica fume, Slag dan Fly ash)


- Mineral admixture dapat bersifat sementius, pozzolanik atau dua-
duanya.
- Bahan-bahan ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti
sebagian dan
Silica fume hasil sampingan dan produksi logam
silikon dan ferrosolikon
Fly ash hasil pembakaran bath bars (PLTU)
Slag hasil sampingan dan produksi besi
- Silica fume dan abu terbang merupakan bahan pozzolanik
yang dapat
bereaksi dengan Ca(OH)2 atau lime dengan bantuan air
untuk
membentuk CSH (Calcium Silicate Hydrates) - sehingga
mengurangi
kandungan Ca(OH)2 pada beton .Reaksi ini cenderung
berlangsung
lambat
- bahan-bahan ini akan mengalami hidrasi dengan bantuan
semen
Portland
- Bahan-bahan ini bersifat amorphous sangat reaktif
- Dapat memperbaiki sifat-sifat mekanik beton
PERAWATAN BETON
Pengecoran harus diikuti dengan perawatan di
lingkungannya selama tahap pengerasan
awalPerolehan beton kualitas baik
Perawatan ( Curing) meningkatkan hidrasi
semen, meningkatkan pertumbuhan kekuatan
beton

Prosedur perawatan beton


Pengendalian temperature
Pengendalian kelembaban
mempengaruhi kekuatan & durabilitas beton
PERAWATAN NORMAL
Tujuan perawatan pada temperature normal
menjaga beton tetap jenuhruang ruang diisi air
di dalam pasta semen pada tingkat yang diinginkan
oleh produk hidrasi semen
Perawatan hidrasi semen berlangsung dalam
kapiler yang terisi air
Hilangnya air akibat penguapan harus dihindari
Hilangnya air secara internal oleh pengeringan sendiri (self
desiccation) harus diganti oleh air dari luar
Perawatan berlangsung sampai kapiler di dalam
pasta semen terhidrasi berada dalam keadaan
bersegmen sehingga beton kedap air & durabilitas
yang baik
Penguapan air pada tahap awal
bergantung
Temperature
Kelembaban relative
Kecepatan angin, perubahan udara
dipermukaan beton

Penguapan > 0,5 kg/m2/jam harus


dihindari
METODA PERAWATAN
Elemen beton dengan rasio permukaan / volume
yang kecil perawatan membasahi cetakan
sebelum pengecoran
Cetakan dibuka pada umur dini beton harus
disiram air dan ditutup dengan lembaran
plastik/bahan lainnya
Permukaan beton yang luas dan horizontal (Jalan
Raya) kehilangan air harus dihindari
Setelah beton menjadi kaku perawatan basah
dapat dilakukan (menjaga beton kontak dengan air)
dibasahi secara periodik
Gambar 2
Pengaruh kondisi perawatan terhadap kekuatan
tekan silinder uji
PENGARUH TEMPERATUR
Semakin tinggi temperatur beton
pada saat pengecoran semakin
tinggi kecepatan pertumbuhan
kekuatan awal tetapi kekuatan
jangka panjang rendah karena
proses hidrasi awal yang cepat
mengakibatkan distribusi hidrasi
tidak seragam dan struktur hidrat
lebih porous dibandingkan bila
temperatur normal
PERAWATAN DENGAN UAP
( STEAM CURING)

Tujuan utama perawatan


uapmemperoleh kekuatan dini yang
tinggielemen beton dapat dengan
cepat ditangani setelah
pencetakancetakan dapat dibuka
dengan cepat, atau prategang
dapat diberikan lebih dini
Gambar 2a
Pengaruh temperatur terhadap kekuatan beton
yang dicetak & dirawat pada temperatur tertentu
Gambar 3
kekuatan beton yang dirawat dengan uap pada berbagai temperatur

(w/c=0,50; perawatan dengan uap dilaksanakan segera setelah pencetakan)


Gambar 4
Siklus tipikal perawatan dengan uap
SIFAT BETON SEGAR
BETON SEGAR Harus
mempunyai sifat konsistensi dan
kelecakan, sedemikian rupa
dapat dipadatkan, diangkut,
ditempatkan dan finishing
dengan mudah tanpa segregasi
KELECAKAN
(Workability)
Definisi kelecakan adalah jumlah usaha
yang diperlukan untuk menghasilkan
kondisi kepadatan penuh. Usaha tersebut
dibutuhkan untuk mengatasi gesekan
internal antar partikel-partikel beton
selama pengerjaan.
konsistensi,menggambarkan
kemudahan beton mengalir
Gambar 1
Adanya rongga mengurangi kepadatan dan
menurunkan kekuatan
beton

Volume gelembung udara yang terperangkap,


bergantung :
Gradasi partikel halus
Sifat campuran
Menguapnya air
W/C ratio
Faktor yang mempengaruhi
WORKABILITY :
Kandungan air
Tipe agregat dan gradasi
W/C ratio
Kehalusan semen
Bahan Tambahan

Selain itu pengaruh :


Waktu
Temperatur
Perlu diperhatikan permasalahan

Segregasi
Pemisahan partikel kasar
Pemisahan grout (gabungan
semen + air atau disebut pasta)
Bleeding
Sebagian dari air dalam
campuran cenderung mengalir
keatas permukaan beton segar
yang baru ditempatkan
Kelecakan, slump dan
faktor pemadatan beton
ukuran agregat maksimum
19-38 mm
Derajat Slump Faktor
Aplikasi yang sesuai
kelecakan (mm) pemadatan
Sangat Jalan (pemadatan dgn vibrator
0-25 0.78 mesin)
rendah
Jalan (pemadatan gn Vibrator
tangan) Fondasi (tanpa virator)
Rendah 25-50 0.85
Elemen struktur tul. Min (dg
vibrasi)
Lantai beton (pemadatan manual)
Sedang 50-100 0.92 Elemen str. tul. normal (p. manual)
Elemen str. Tul rapat (p. Vibrator)

100- Elemen str. Tul. Sangat rapat


Tinggi 0.95 sehingga vibrasi sulit dilakukan
175
Gambar
AparatusPengujian Meja Air
BAB VIII

SIFAT MEKANIK BETON


Sifat mekanik beton yang biasanya diuji
adalah KEKUATANNYA

Kekuatan beton memberi informasi


langsung mengenai kapasitas beton dalam
memikul beban, baik beban tarik, tekan,
geser ataupun kombinasi dari
pembebanan tersebut

Pengujian kekuatan mudah dilakukan


Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekuatan
beton adalah :
Tingkat hidrasi
Densitas beton (W/C ratio)
Tipe kandungan semen
Penggunaan bahan tambahan kimiawi atau
mineral
Suhu dan kelembaban selama perawatan
Sifat sifat dan mekanik agregat
Kebersihan agregat
Proporsi campuran
Pemadatan
Kuat tekan:
Kuat tarik:
KEKUATAN TEKAN BETON

ASTM C31 atau C92


Kondisi ujung benda uji
Ukuran benda uji L/D=2
Ratio diameter benda uji terhadap ukuran
maksimum agregat, dimensi terkecil
benda uji haruslah minimum 3 kali
ukuran maksimum agregat yang
digunakan
Kondisi kelembaban dan suhu benda uji
Arah pembebanan vs arah pengecoran
Laju pembebanan ASTM 0.14-0.34
MPa/detik
Bentuk geometri benda uji, benda uji
silinder (150x300) antar 75-85% nilai
kuat tekan benda uji kubus
(150x150x150)
KEKUATAN TARIK BETON

Pengujian tarik langsung (ASTM D 2936)


Pengujian tarik tidak langsung, dapat berupa
Uji lentur ASTM C78 dan C293
Uji belah ASTM C496
Kapasitas tarik langsung dapat diperkirakan melalui
persamaan ( hasil kuat tekan) :
fcr =0.33 fc (Mpa)
MIX DESIGN

Anda mungkin juga menyukai