Septriani,S.E., M.Ec.Dev. PERMODALAN KOPERASI Modal merupakan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha-usaha koperasi. Modal terdiri dari modal jangka panjang & modal jangka pendek
Sumber-sumber Modal Koperasi
Sumber Modal Koperasi (UU No.25/1992) 1. Modal Sendiri (equity capital) 2. Modal pinjaman ( debt capital) PRINSIP YANG HARUS DIPATUHI OLEH KOPERASI DALAM KAITANNYA DENGAN PERMODALAN 1. Pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada di tangan anggota dan tidak perlu dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat ditanamkan oleh seseorang anggota dalam koperasi dan berlaku ketentuan satu anggota satu suara. 2. Modal harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggota. 3. Kepada modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas. 4. Koperasi pada dasarnya memerlukan modal yang cukup untuk membiayai usahanya secara efisien. 5. Usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru. Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut: Simpanan Pokok merupakn sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota. Simpanan Wajib merupakn jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Dana Cadangan merupkan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Hibah merupakan sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat. Modal pinjaman (debt capital) : - anggota - koperasi lainnya - bank atau lembaga keuangan lainnya - penerbitan obligasi atau surat hutang lainnya
Modal koperasi yang utama adalah dari anggota
karena : - alasan kepemilikan - alasan ekonomi - alasan resiko Yang dapat melakukan pengawasan terhadap pemodalan koperasi adalah anggota, pengurus dan pemerintah.
Cadangan Koperasi (UU No.25/1992) adalah sejumlah
uang yang diperoleh dari penyisihan SHU yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Besarnya dana ini tergantung dari kebijaksanaan masing-masing koperasi.
Manfaat distribusi cadangan :
- memenuhi kewajiban tertentu - meningkatkan jumlah operating capital - sebagai jaminan untuk kemungkinan rugi di kemudian hari - perluasan usaha DANA CADANGAN Dilihat dari fungsinya, ada dua jenis cadangan, yaitu valuation reserve dan capital reserve. Termasuk dalam volution reserve adalah cadangan untuk penyusutan (dprciation), keusangan (obsolescence) dan pinjaman macet (bad debts). Penyusutan dan keusangan merupakan suatu pengeluaran yang tersembunyi. Dilihat dari cara pembentukannya, maka ada dua jenis cadangan, yaitu cadangan kolektif (coletive reserve) dan cadangan individual (individual reserve). Cadangan kolektif adalah cadangan yang tidak ditulis atas nama anggota, jadi murni dipotong dari SHU untuk cadangan. PENGHIMPUNAN MODAL KOPERASI MELALUI PENERBITAN OBLIGASI Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi di antaranya adalah: 1. Bagi Emiten, harus mempunyai modal telah disetor penuh sekurang-kurangnya Rp 200 juta. 2. Dalam 2 tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba 3. Laporan keuangan telah diperiksa oleh Akuntan Publik/Negara untuk 2 tahun terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat wajar tanpa syarat untuk tahun terakhir. 4. Memiliki rekomendasi dari Bank Indonesia mengenai jumlah obligasi yang dapat diterbitkan, jika perusahaan tersebut berupa bank. Selain persyaratan tersebut, dalam proses penerbitan obligasi perlu dilibatkan beberapa unsur: 1) Pemodal, yaitu perorangan dan/atau lembaga yang akan menanamkan modalnya. 2) Perlu diterbitkan suatu prospektus yang memuat keterangan lengkap dan jujur mengenai keadaan perusahaan dan bagaimana prospeknya. 3) Underwriter, atau Penjamin Emisi Efek, lembaga perantara emisi yang menjamin penjualan efek (obligasi). 4) Wali Amanat (trustee), lembaga yang ditunjuk Emiten yang diberikan kepercayaan untuk mewakili kepentingan para pe- megang obligasi. 5) Penanggung (Garantor), lembaga yang menanggung perlunasan kembali pinjaman pokok obligasi dan pembayaran bunganya bila Emiten cedera janji. Dalam sejarah perkoperasian di Indonesia, baru satu buah koperasi yang pernah mengeluarkan obligasi yaitu koperasi Bank BUKOPIN yang dilakukan tahun 1989 yang bernilai Rp. 30 Milyar. KETENTUAN DARI BANK INDONESIA YANG MEMBERI PEMBATASAN TERHADAP JUMLAH KREDIT Legal Lending Limit (3L) besarnya oleh BI pada saat ini ditetapkan 20%. misalnya sebuah bank yang berbadan hukum koperasi mempunyai modal sendiri berjumlah Rp 10 miliar yang terdiri dari simpanan pokok sebesar Rp 4 miliar dan simpanan wajib sebesar 6 miliar. Maksimum kedit kepada debitur atau kelompok debitur sebesar 20% X Rp 4 miliar = Rp 800 juta. Jika simpanan wajib juga sebagai modal ekuiti (UU No.25/1992), maka jumlah dana yang bisa di kreditkan menjadi 20% x Rp. 10 miliar = Rp 2 miliar. PENGGUNAAN DANA PENYISIHAN DARI LABA HARUS DIARAHKAN UNTUK EMPAT HAL, YAITU Pelatihan dan pendidikan koperasi primer, bila mungkin dalam jangka panjang dalam bentuk pinjaman lunak. Investasi hal-hal yang bermanfaat bagi penguatan dalam modal koperasi primer. Sebagai dana jaminan (guaranteefund). Pembelian saham perusahaan swasta PERBEDAAN SAHAM KOPERASI DENGAN SAHAM PT
Kepustakaan koperasi Indonesia tidak mengenal
istilah saham atau share. Pada PT atau badan lain yang bermotif mencari keuntungan, saham merupakan suatu investasi. STRATEGI PENURUNAN BIAYA DAN KEUNIKAN PRODUK Di dalam suatu bisnis dalam garis besarnya dibagi dalam dua biaya yaitu: 1. biaya transformasi (biaya untuk mengubah input menjadi output) 2. biaya transaksi (transaction cost) (biaya sampai barang itu dibeli oleh konsumen). Dari berbagai rekayasa faktor objektif dan kebijakan akan mengarah kepada penurunan dua biaya tersebut. Kebijakan-kebijakan lain akan memperkuat strategi menciptakan keunikan produk koperasi. Strategi dan kebijakan Pertama : Biaya untuk menemukan konsensus (costs off finding a consensus) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mencapai konsensus. Biaya kompromi (compromise costs) yaitu biaya untuk mencapai kompromi karena perbedaan antara kepentingan pribadi dan kelompok, dan Biaya organisasi dan informasi. Dengan perkataan dalam koperasi single purpose kemungkinan adanya konflik-konflik kepentingan dapat diperkecil sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam pengambilan keputusan. Strategi dan kebijakan kedua: Skala ekonomis akan membawa dampak kepada tercapainya ukuran minimum efisiensi. Dimana skala ekonomis dapat tercapai karena adanya penurunan biaya akibat dari pertambahan produksi.
Strategi dan kebijakan ketiga:
Kriteria keanggotaan koperasi antara lain anggota mempunyai usaha pertanian, peternakan, pengrajin, dan lain-lain) dan penghasilan. Aspek- aspek usaha dari anggota itulah yang akan ditingkatkan melalui koperasi. Usaha anggota itu akan menentukan kemampuan pemilikan/ pendanaan dan pelangganan jasa koperasi.
Kebijakan dan Strategi yang keempat:
Asas proporsionalitas dalam hal permodalan akan mendorong para calon anggota koperasi yang kaya untuk bergabung dalam koperasi. Berdasarkan asas proprosionalitas besarnya modalnya disesuaikan dengan besarnya usaha atau rencana pelangganan. Kebijakan dan Strategi kelima: Pendidikan/pelatihan merupakan usaha yang telah dapat dipahami oleh semua badan usaha untuk meningkatkan keterampilan SDM.
Kebijakan dan Strategi keenam:
Kemitraan/aliansi strategik/networking akan menghasilkan external scale of economies dan mengurangi ketidakpastian karena kedua hal tersebut akan memperluas pemasokan barang- barang yang dibutuhkan koperasi dan pemasokan barang-barang yang dihasilkan koperasi, sekaligus menjamin aliran barang- barang secara teratur.
Kebijakan dan Strategi ketujuh:
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang ditujukan kepada koperasi pada dasarnya adalah "eksternal economies" bagi koperasi yang harus dimanfaatkan oleh koperasi yang akan membawa dampak kepada penurunan biaya transformasi. Kebijakan dan Strategi kedelapan: Merupakan prinsip-prinsip penghematan berdasarkan kaidah-kaidah koperasi pada dasarnya menerapkan prinsip efisiensi koperasi. Salah satu fungsi koperasi adalah promosi anggota. Promosi kepada anggota antara lain dapat dilaksanakan melalui pelayanan "at cost". Hal ini dapat dimungkinkan karena koperasi tujuannya tidak untuk memaksimalkan laba bagi dirinya, akan tetapi memaksimalkan laba untuk para anggota. THE END