Tujuan :
Untuk mendeteksi lebih dini kasus
DM , shg dapat dicegah terjadinya
komplikasi kronik
Usia > 45 tahun
BB > 120% BB idaman atau IMT > 25 kg/m 2
Hipertensi 140/90 mmHg
Riwayat DM dalam garis keturunan
Riwayat abortus berulang
melahirkan bayi cacat
Melahirkan dengan BBL > 4000 gram
Riwayat DM pada kehamilan
Kolesterol HDL 35 mg/dl dan atau TG
250 mg/dl
Pernah TGT atau GDPT
Tes-tes diagnostik pada DM adalah :
GDP
GDS
Glukosa jam ke-2 TTGO
Tujuan :
Untuk memastikan diagnosis DM
pada individu dengan keluhan
klinis khas DM atau mereka yang
terjaring pada tes saring
Ada keluhan klinis khas DM : poliuria,
polidipsi, polifagia, lemah, penurunan
BB
yang tidak jelas penyebabnya
Tes saring dengan hasil :
a. GDS plasma vena = 110 199 mg/dl
darah kapiler = 90 199 mg/dl; atau
b. GDP plasma vena = 110 125 mg/dl
darah kapiler = 90 109 mg/dl;
atau
a. Keluhan klinis tidak ada dan pada tes
diagnostik pertama :
GDS plasma vena = 110 199 mg/dl
GDP plasma vena = 110 125 mg/dl
b. Tes diagnostik pertama :
GDS plasma vena 200 mg/dl
GDP plasma vena 126 mg/dl
Setelah diulang :
GDS plasma vena <200 mg/dl
GDP plasma vena <126 mg/dl
c. DM Gestasi
Konsentrasi glukosa darah (GDP,
G2JPP )
HbA1c
Kolesterol
Trigliserida
Status gizi (IMT kg/m2)
Tekanan darah
1. Penyulit Akut :
Koma hipoglikemia
Koma hiperglikemia :
- Diabetes Ketoasidosis (DKA)
- Non Ketotik Hiperosmolar (NKH)
- Asidosis Laktat (AL)
2. Penyulit Kronik
Mikroangiopati
Makroangiopati
Tujuan :
1. Untuk memantau keberhasilan
pengobatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi kronik DM
2. Memastikan diagnosis
Glukosa darah Koma
hipoglikemia /koma hiperglikemia
Keton darah (asam hidroksi
butirat) ketosis atau
ketoasidosis
Keton urin (asam asetoasetat)
ketosis atau ketoasidosis
Analisis gas darah asisdosis
metabolik
Elektrolit (Na, K, Cl) kadar
elektrolit, anion gap, osmolalitas
Osmolalitas darah
hiperglikemia hiperosmolar
Asam laktat asidosis laktat
Penyulit kronik
1. Mikroangiopati :
a. Mikroalbuminuria
b. Rasio albumin/kreatinin dalam
urin
2. Makroangiopati
a. Profil lipid
b. Fibrinogen
c. Tes Agregasi Trombosit
d. Viskositas darah
TES SAMPEL (mg/dl
)
Darah vena
< 110
GDS Darah
< 90
kapiler
Darah vena
< 110
GDP Darah
< 90
kapiler
BELUM
BUKAN
TES SAMPEL PASTI DM
DM
DM
Plasma
vena < 110 110 199 200
GDS
Darah < 90 90 199 200
kapiler
Plasma
vena < 110 110 125 126
GDP
Darah < 90 90 109 110
kapiler
Darah vena
< 140 140 200 >200
Kriteri
GDP 2 Jam TTGO
a
110 serta <
GDPT < 140
126
140 serta <
TGT < 126
200
DM 126 200
PRAANALITIK
Persiapan pasien sama dengan
persiapan pasien pada tes
glukosa darah puasa dan tes
glukosa darah post prandial
Hb A1c (Hb Adult 1c) atau tes A1c
merupakan pedoman untuk memonitor
terapi DM karena dapat diperoleh
informasi rata-rata kadar glukosa darah
selama 40 60 hari terakhir
Frekuensi yang
Terapi berdasarkan tipe DM direkomendasika
n
DM tipe 1 dg terapi
3 4 kali/tahun
min./sedang
Setiap 1 2
DM tipe 1 dg terapi intensif
bulan
2 kali/tahun utk
DM tipe 2
pasien stabil
DM pregestasi Setiap 1 -2 bulan
Setiap 1 -2 bulan
DM gestasi
Persiapan pasien :
Pasien tidak perlu dipuasakan
Persiapan sampel :
Darah kapiler /plasma vena dgn EDTA
Darah simpan stabil sampai 4 minggu
pada suhu 2 8 C atau 2 minggu pada
suhu 20 -25 oC
Utk jangka panjang disimpan di freezer
Kriteria Kriteria A1c
Pengendalian (%)
Sedang 6,5 - 8
Buruk >8
Kriteria Pemantauan Pengendalian
DM
Bukan
Ukur FT3 TSH secreting-
Hipertiroidisme
pituitary adenoma
Thyroid hormone-
Hipertiroidisme resistance syndrome
TSH FT4
Hipertiroidisme
Ukur FT3 TSH FT4
T3 Toksikosis Hipertiroidisme
Hipertiroidisme Subklinik
Evolving Graves disease Penyakit Graves
Struma Nodosa Toksik Struma Nodosa Toksik (Multi/adenoma)
Terapi Tiroksin Berlebihan Tiroiditis
Nonthyroidal illness Hipertiroidisme Iatrogenik/Faktisius
Hipertiroidisme Gestasional
Karsinoma Tiroid
Struma Ovarii
Chorionic gonadotropin secreting Tumor
Familial nonautoimmune hyperthyroidism
and Albrights syndrome
HIPOTIROID