Mengingat pengukuran tekanan darah mudah dilakukan dan karakteristik penduduk Indonesia
berbeda dengan penduduk lainnya maka sudah seharusnya Indonesia memiliki klasifikasi
hipertensi sendiri.
ETIOLOGI
Penyebab Hipertensi
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya
gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh
kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang,
keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti
konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok, konsumsi
alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta.
Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang
dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan
penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan,
akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung
yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan
komplikasi hipertensi pula.
Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi
antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal
seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing
manis, dan gangguan jantung.
Pembagian Hipertensi
Hipertensi
Ringan 140-159 90-99
Komplikasi Hipertensi
1. Organ Jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa penebalan otot
jantung kiri. Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa, sehingga
jantung akan semakin membutuhkan energi yang besar. Kondisi ini disertai dengan
adanya gangguan pembuluh darah jantung sendiri (koroner) akan menimbulkan
kekurangan oksigen dari otot jantung dan menyebabkan nyeri. Apabila kondisi dibiarkan
terus menerus akan menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa dan menimbulkan
kematian.
2. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan sistem
saraf pusat (otak). Didalam retina terdapat pembuluh-pembuluh darah tipis yang akan
melebar saat terjadi hipertensi, dan memungkinkan terjadi pecah pembuluh darah yang
akan menyebabkan gangguan penglihatan.
3. Sistem Ginjal
Indikasi pengobatan
Terapi mulai dilakukan pada tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg
dengan tujuan optimal adalah 140/90 mmHg, karena dari hasil penelitian tidak ada
perbedaan angka kematian pada pasien dengan tensi 140/90 mmHg atau lebih rendah
lagi, patokan ini hanya dipergunakan tanpa adanya gangguan gula darah. Tujuan
pengobatan darah tinggi pada pasien gula darah untuk mencapai tensi 130/85 mmHg,
karena terdapat perbedaan harapan hidup antara tensi 154/87 mmHg dengan 144/82
mmHg pada pasien dengan gangguan gula darah (Diabetes Melitus).
Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup seperti mengurangi makanan
berlemak (daging merah, minyak, jeroan), dan mengandung garam, meningkatkan
aktivitas melalui olahraga yang teratur , menghidari rokok, alkohol dan mengurangi
stress. Tetapi kondisi hipertensi harus tetap dalam pengawasan dokter sehingga
pemilihan olahraga dan makanan akan lebih tepat.