Anda di halaman 1dari 42

DENTAL RADIOLOGY

Dr.F.X.HARTONO,Sp.RAD

BAGIAN RADIOLOGI
FK. UNDIP / RS DR KARIADI
DENTAL RADIOLOGI

Kemajuan teknologi Vs cost ( cost,


benefit, analize )
Sumber sinar
Partikel dan ( termasuk :
positron, proton dan neutron ).
Gamma elektromagnet
Manfaat dari energi / partikel
- Menghitamkan obyek
- Kemampuan menembus obyek
- Radiation hazard
- Dapat mengakibatkan kerusakan
berupa
somatik damage dan genetik damage
- Tergantung kepekaan seseorang /
sensivitas individu
Genetik damage
Hal - hal yang penting pada genetik damage:
1. Thres hold Eritema Dose (TED)
Dengan dosis ini menyebabkan kulit jadi
kemerahan
TED : 250 r
2. Maximum Eritema Dose (MED)
MED : 750 r
3. Average Eritema Dose (AED)
AED : 500 r
4. Exposure yang aman < 1/2 TED
Dosis yang dapat menimbulkan
exposure berupa kemerahan disebut
erytema dose, tetapi dapat pula terjadi:
1. Kerusakan kulit berupa erytema,
dermatitis,
ulkus dan atrofi.
2. Pada daerah yg sensitif, misal: root
canal, daerah mulut, gigi dan wajah,
daerah otak, rongga sinus dan urat saraf
kepala.
Ilmu terus berkembang, pengobatan gigi
tidak sesederhana di masa lampau yang
hanya mengenal cabut gigi & tambal gigi
saja.
Saat ini sudah memungkinkan adanya
implantation of the teeth,
banyak alat pencitraan canggih, misalnya:
- CT scan
- MRI
- dll.
Alat - alat tsb dapat berdampak spt pisau
barmata dua, kecuali jika dapat
menerapkan atau memilih penggunaan
secara tepat.
ANATOMI GIGI
1. Dentin
2. Corona, Enamel
3. Pulpa, Vaskuler, Nerv
4. Cementum: Dentin
5. Periodontal membran
6. Lamina dura.
7. Alveolar ( tooth supp. Bone )

source : Text book of radiology and medical imaging.


p. 1131. 5th ed.
INDIKASI PEMERIKSAAN DENTAL RADIOLOGY
1. DENTAL
Rasa sakit ( unknown cause )
peradangan gigi, maldevelopment,
unerupted, endodentia, ortodentia, kongenital
2. NON DENTAL
Trauma daerah maxilla / mandibula
Fraktur / luxatio daerah kepala ( wajah )
Benjolan / pembengkakan yang disertai rasa
sakit (radang) ataupun yang tidak ( tumor /
batu / kalkuli), luxatio TMJ yang berulang
(Marfans Syndrome)
MACAM ORO-DENTAL PHOTO
1.Intra oral
- Oclusal - Periapical
- Full-mouth periapical - Bitewings
2. Ekstra oral
- Panoramic
- Obliq lateral ramus mandibula
- CT scan, MRI, Nuclear Medicine
- Lateral TMJ
- Transcranial
- SPN ( Sinus paranasal )
- dll
source : Oral Radiology. p.212
ANATOMI TULANG KEPALA
Calvaria (8 tulang)
2 Temporal - Occipital
2 Parietal - Sphenoid
1 Frontal - Ethmoid
Facial bones 14 tulang
2 Os. Nasal - 2 Os. Palatum
2 Os. Maxilla - 2 Os. Concha Nasalis
2 Os. Lacrimale - Os. Vomer
2 Os. Zygomaticum - Os. Mandibula
KELAINAN-KELAINAN
GIGI, MULUT DAN JARINGAN PENUNJANG
I. TRAUMA
- Foto tunggal seringkali sulit dinilai,
lebih
baik foto kombinasi
- Sulit pada kecurigaan fraktur bila tanpa
disertai dislokasi
- Indirect sign: kesuraman pd antrum
maxilaris, soft tissue swelling
- Fracture of maxilla (Lefort fracture)
Le Fort Fracture system:
LF I : Dinding lateral & media sinus
maxillaris serta bagian bawah septum
nasi.
LF II : Dinding lateral sinus maxillaris,

dinding media & inferior orbita.


LF III: Dinding lateral & media orbit,

septum nasi serta arcus zygomaticus.


Fractur of maxilla
Source :Diagnostic Radiology. p. 2166
Fraktur Mandibula:
Harus diperiksa TMJ dextra & sinistra.

Fraktur bag. Condilar neck paling

banyak
Dapat disertai displacement &

luxatio pd condilar & midline fraktur


Fraktur corpus obliq & vertikal

Fraktur melalui kantung gigi tanggal

R: AP, Lat, Obliq, Towne, Panoramic

Fraktur Penunjang: Supply darah


terganggu pulpa mati infeksi
Dapat hanya loosening tanggal
Lain - lain fraktur: Bagian corona,
enamel, dentin, pulpa & akar.
(Dapat disertai fraktur dasar antrum
nidus batu)
Alveolar fracture dan corona (sering
akibat corona fracture)
Blow up fracture : Orbita rim utuh,
dasar orbita tipis herniasi ke
antrum otot - otot orbita melekat
dasar orbita pergerakan bola mata
terganggu.
Fraktur mandibula
Source :Diagnostic Radiology. p.
2166

Fraktur pada
corona
Fraktur akar gigi
source : Text book of radiology and
medical imaging.
p. 1318.
5 ed.
th

Dua tahun kemudian


terjadi kalsifikasi
pada akar gigi dan
juga pada corona.
source : Text book of radiology and
medical imaging.
p. 1318.
5th ed.
II. DEVELOPMENTAL ANOMALI
Defect calsification: berhubungan dengan

metabolisme kalsium.
Misal: Rickets, Morquio - Brails for syndrome,
fluorosis dll.
Kelainan bentuk: Peg shape, gemination (fusi)

dens invagination, hutchinson teeth, micro -


macrodontia, Ellis van creveld, turners
syndrome.
Supernumerary teeth / supplemental teeth:

- Supernumerary teeth: extra teeth, bentuk


tidak mirip gigi, letak di daerah premaxilary
mengganggu erupsi gigi lain
Suplemental : bentuk gigi dg letak dimana

saja
Dentinogenesis
imperfecta
Source :Diagnostic Radiology. p. 2193

Dens in dente
source : Text book of radiology
and medical imaging.

p. 1319. 5th ed.


Source :Diagnostic Radiology. p. 2195

Inverted supernumerary teeth


III. ERUPSI GIGI
Normal terjadi erupsi gigi susu pd usia 6

bulan s/d 2 tahun.


Gigi tetap erupsi pd usia 6 - 12 tahun.

Erupsi yang terlambat dapat krn

kekurangan ruang tumbuh miring


impaksi
Sebab lain : supernumerary, cyst,

odontemes & tumor.


Tyroxin & Growth hormon

mempengaruhi erupsi gigi


(hypopituitarism, hypothyroidism,
gigantism & progeria)
Impaksi molar tiga
kiri atas

Unerupted
impacted gigi
kaninus kanan atas,
miring horisontal
IV. DENTAL CARIES
Caries : Proses destruksi dari enamel

dan dentin. Penyebab : Gram negative


bacilli
Lesi jelas kalau sudah menembus

enamel, mencapai dentin di dalam


pulpa pulpitis infeksi periapical
Radiation caries: terutama karena

penurunan produksi saliva.


Caries interstitial
Source :Diagnostic Radiology. p. 2197

Caries lanjut
Source :Diagnostic Radiology. p. 2195
V. PULPITIS DAN INFEKSI PERIAPIKAL
Pulpitis dan infeksi periapikal akut secara

radiologi tidak memberikan gambaran yang


jelas (mirip dg osteomielitis akut), mungkin
berupa penebalan membran periodontal.
Setelah 7 - 10 hari defek pada lamina dura
rarefaction di daerah periapical alveolar
bone.
Suatu abses alveoli kronis dapat berasal dari

abses akut / low grade infection, gambaran


radiologi mirip abses akut (defek pada lamina
dura & periapical rarefaction) area luscent
yang tidak rata atau tak teratur di sekitar
apeks akar gigi.
Periapikal granuloma : dapat berasal
dari proses infeksi kronis yang lama.
R: area luscent berbatas rata disekitar
apeks gigi.
Apical dental cyst: kista paling banyak
dijumpai di daerah maxillofacial dapat
berasal dari granuloma yang mengalami
central nekrosis / liquifaction.
Bila diameter > 10 mm cyst (bukan
granuloma)
Pulp stone : paling banyak didaerah
molar. Penyebab tidak jelas, mungkin
merupakan sequele suatu inflamasi.
Biasanya asimtomatik.
PERIODONTAL DISEASE
Radiologi: defek pada lamina dura dan

puncak alveolar diantara gigi - gigi.


Intraoral paling jelas.
Periodontitis simpleks : bone loss

berlangsung bersamaan pd beberapa gigi


& disertai penurunan puncak alveolar.
Periodontitis kompleks: bone loss lebih

irreguler, socket (+), periodontal


membran melebar, nekrotik (+).
Periodontitis: atrophic periodontitis, tidak

disertai inflamasi / kalkuli.


DM dan kehamilan : banyak yang disertai

inflamasi.
Penyakit
periodontal dini

Periodontitis
kompleks aktif
Skleroderma : Periodontal mambran
menebal.
Osteopetrosis, Hypoparathyroidism:
penebalan lamina dura yang menyeluruh.
Hyperparathyroidism: resopsi lamina dura
cepat.

VI. DENTAL CYST


Kista jinak pada rahang, umumnya berasal

dari gigi (detal origin), sering diketahui


akibat pecahnya kista dan terinfeksi.
Kista jinak mendesak akar gigi namun

disertai resorpsi.
Apical dental cyst
Source : Oral Radiology. p. 386

Small dentigerous
cyst around the
crown
Ada sejumlah pasien yang tanpa
keluhan / dengan keluhan ringan tanpa
pengamatan yang teliti seringkali lolos
dari pemeriksaan. Kelainan penderita
seperti ini disebut edentulous patient
dan pada pemeriksaan yang cermat
mungkin akan ditemukan beberapa
keadaan, seperti sisa akar dengan /
tanpa infeksi residual, periodontal
membran yang tipis ( karena stress
yang menahun akibat malocclusion),
unerupted, supernumerary teeth.
VII. TEMPOROMANDIBULAR JOINT
Pain dysfunction syndrome: banyak dijumpai

pada wanita, 20 - 30 tahun. Sebab belum


diketahui, diduga oleh karena malocclusion,
muscle spasm dan internal derangement, dapat
sembuh sendiri.
Arthritis : dapat berupa;

Inflamatory arthritis : jaranng dapat

ditemukan erosi luas pada permukaan


condylus sedangkan cekung sendi normal.
Degeneratif / osteoarthritis: spt pada OA

lainnya, osteofit & penyempitan sela sendi.


Infeksi: penjalaran osteomieliitis setempat.

Pemeriksaan radiologi : Artthrogarphy


MRI
VIII. TUMOR : A. Jinak
B. Ganas.
A. Jinak : Multi lokuler
1. Tulang : M.L, recurrent GCT / Osteoma/
osteochondroma.
2. Jar. Ikat fibrous: fibromyxoma, ossifikasi
fibroma, hemangioma, neurilemoma.
3. Ameloblastoma
4. Odontomas: calsified dental tissue
(compl. Composite odontoma, enameloma,
cementoma, F.D variant)
Lain-lain: enostosis / Torus pal / Histiocytosis /
Brown tumor
Ameloblastoma :
- Lesi ML pada jaw yang besar.
- > 12 tahun
- Radioluscent - ML
- Slow growing, >>, mendesak gigi (lokal
invasif),
beberapa metastase.
- Sering kambuh
- Odontogenik tumor lain :
adenoameloblastoma,
ameloblastik fibroma, hampir sama dg
ameloblastoma, usia lebih muda.
Giant cell tumor

ameloblastoma
B. Ganas.
- Karsinoma / Osteogenik sarkoma /
Burkitt /
neuroblastoma.
- Metastase : bronkus, mammae, ren,
colon.
Single, multipel.
source : Text book of radiology and medical imaging.

p. 1328. 5th ed.

Osteogenic sarcoma
STEREO-ROENTGENOGRAPHY

Tujuan: menentukan letak gigi secara 3 dimensi


(scr tepat) disebut stereoroentenografi.
Dapat menentukan letak buccal atau lingual.
Th 1806 diajukan oleh Elihu Thomson
disempurnakan oleh Sir James Mackenzie,
bermanfaat untuk menentukan letak gigi secara
perspektif & kedalamannya, terutama untuk
gigi impaksi.
Immobilisasi pasien diantara 2 foto.
Masih banyak kesulitan, karena:
1. Membuat 2 foto dengan kedudukan tetap
2. Immobilisasi pasien diantara 2 foto.
3. Menentukan sudut dari sinar pd tempat yg
berbeda (2X)
4. Pemasangan film yang tepat
5. Akomodasi mata pemeriksa

ad.1. Banyak metode tetapi yg agak mudah


adalah occlusal film dengan metode:
1. Clarks technique
2. Millers technique
Millers technique
Terutama untuk M3, dipakai 2 film & 2 foto

juga.
Foto 1 : Kedudukan film pd bidang yg

sejajar dg bidang tengah gigi. Batas film


tidak boleh melewati batas MESIAL M1.
Sinar tegak lurus dan dapat mencakup
bidang belakang molar.
Foto 2 : Film dipasang di permukaan /

lengkungan occlusal molar mandibula,


batas depan tidak melewati tepi mesial
M1, sedang batas belakang film tidak
melewati daerah retro molar triangle.

Anda mungkin juga menyukai