HIPERTENSI KRISIS
Wahyu Harihardjaja
Hipertensi krisis
1. Hipertensi emergensi
2. Hipertensi urgensi
Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak (> 180/120 mmHg)
disertai kerusakan organ target yang progresif
Hipertensi berat
- tekanan darah > 180/110 mmHg (JNC VI) tanpa
kerusakan organ target
- tekanan darah diturunkan secara bertahap dengan
obat-obat oral
Hipertensi maligna
- Istilah lama, tidak digunakan lagi
- Kenaikan tekanan darah dihubungkan dengan
retinopati Keith-Wagener-Barker stadium IV
Hpertensi akselerasi
- Kenaikan tekanan darah dihubungkan dengan
retinopati KWB stadium III
ANGKA KEJADIAN
Dari populasi hipertensi :
- HT ringan 70%
- HT sedang 20% Hipertensi krisis
- HT berat 10%
Di AS + 1% dr 60 juta penduduk dg HT
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Incrase level of
circulating
norephinephrine Increase
, angiotensin II systemic
and ADH VR
Increase systemic VR
Sheer
stress of
Vasoactive high
substance pressure
more VC and
ishemia of
the end organs , endothelial
more ischemia damage
PATOFISIOLOGI
2 TEORI (ensefalopati):
1. Teori Over Autoregulation
Breaktrough Nekrosis
autoregulation vaskuler
Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovasakuler
Beban kerja meningkat :
gagal jantung , bersamaan dengan
edema paru
Iskemik miokard, atau infark miokard.
Sistem Renal
ateroskelosis
nekrosis fibrinoid
TD gangguan proteksi ginjal
mekanisme otoregulasi
Drug Withdrawal
- Tertutama obat yanhg bekerja sentral (clonidine)
- Dapat juga terjadi pada banyak obat antihipertensi
Penyebab lain :
- preeklampsi
- hipertensi perioperatif
- luka bakar berat
- disseminated vasculitis
- progressive systemic sclerosis
- SLE
DIAGNOSIS
Tegakkan sedini mungkin, prognosis tergantung kecepatan terapi
1. Anamnesis
Anamnesis singkat., tanyakan hal yang penting :
Riwayat hipertensi : lama dan beratnya.
Obat anti hipertensi yang digunakan dan kepatuhannya.
Usia : sering pada usia 40 60 tahun.
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala, hoyong, perubahan mental,
ansietas ).
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri, jumlah urine berkurang ).
Gejala sistem kardiovascular ( adanya payah jantung, kongestif
dan edema paru, nyeri dada ).
Riwayat penyakit : glomerulonefrosis, pyelonefritis.
Riwayat kehamilan : tanda eklampsi.
Gejala
Hipertensi urgensi
- nyeri kepala (22%)
- epistaksis (17%)
- kelemahan psokomotor (10)
Hipertensi emergensi
- chest pain (27%)
- dyspnea ( 22%)
- defisit nerologik (21%)
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik :
Dilakukan pengukuran TD ( baring dan berdiri )
a. Autoregulasi
Penyesuaian fisiologis organ tubuh thd kebutuhan dan
pasokan darah dg perubhan resistensi thd aliran darah
dg kontriksi/vasodilatasi
Menurunkan TD segera dg melindungi organ vital
tanpa terjadi iskemik
b. Gangguan hemodinamik pd hipertensi krisis
TD = CO >< SVR
SV HR PVR RVR
Ket : TD-Tekanan Darah SV-stroke volume HR-heart rate
CO-cardiac output PVR-perifer vascular resistance
SVR-systemic vascular resitance RVR-renovascular resistance
Penurunan TDD tidak kurang dari 100 mmHg, TDS tidak kurang dari 160 mmHg
atau MAP tidak kurang dari 120 mmHg selama 48 jam pertama, kecuali pd HT
tertentu (aortic disecting aneurysm), penurunan TD tidak lebih dari 25% dari
MAP atau TD yg didapat
2. Nitrogliserine Vasodilator vena dosis Infus / iv 5-10 ug / menit Sakit kepala mual muntah
rendah dan arteri/vena OA 2-5 menit DA hipotensi
dosis tinggi 3-5 menit
3. Diazoxide Vasodilator arteri direk OA 1-2 menit DA Dosis awal 50 mg, Hipotensi dan syok, mual
kuat 4-12 jam diulang25-75 mg tiap muntah, distensi abdomen,
5 menit hiperuricemia, aritmia
8. Labetalol Alpha & beta blocking Iv bolus / infus 20-80 mg atau 2 mg / Hipotensi ortostatik,
agent menit somnolens sakit kepala,
bradikardi
9. Methyl dopa Alfa agonis sentral dan Iv infus 250-500 mg / 6 jam Coomb test (+), demam,
menekan simpatis OA 20-60 mt withdrawl syndrome
DA 12 jam
10. Clonidin Alfpha blocker sentral Iv bollus pelan
im
Obat obat intravena untuk hipertensi emergensi
di Indonesia
Vasodilators
Clonidine
Nitroglycerin
Sodium Nitroprusside
Ca-Antagonist ( Obat baru )
Diltiazem Hydrochloride
Nicardipine Hydrochloride
OBAT-OBAT YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA KEADAAN KHUSUS
5. Edema paru akut Sodium nitropruside dan loop diuretik Hidralazine, diazoxide, beta-blocker,
labetalol
3. Kaptopril Oral / Sublingual Angio neurotic edema, rash, GGA pd 25 mg, dpt diulang
penderita renal stenosis bilateral tiap 30 menit